Hari semakin gelap, Hana melihat waktu di layar ponselnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Tidak , ia tidak akan mundur, ia sudah kadung menerima perjanjian dengan pria tua itu tadi siang. Ia harus menyelamatkan perabotan rumah milik keluarganya dan lagi pria tua itu juga menjanjikan akan melunasi spp sekolahnya yang menunggak jika misi yang diberikannya berhasil dilaksanakan
Tapi bagaimana caranya? Aku sendiri bahkan belum pernah punya pacar , gumam Hana. Ia melihat pantulan dirinya yang masih memakai seragam sekolah pada kaca di luar bar
Hana memperhatikan setiap orang yang akan memasuki bar itu . Ketika akhirnya Leon keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam bar, Hana langsung mengikutinya namun seorang security menahan Hana
"Hey nak, anak sekolah dilarang masuk kesini"
"Kenapa?" Tanya Hana polos
"Perpustakaan lebih tepat untuk gadis seusiamu, okey . Kembalilah jika kau sudah punya ktp?" security itu mendorong pelan bahu Hana ke belakang
"Apa karena seragam ini, aku punya ktp ko, lihat ini " Hana mengeluarkan ktp miliknya yang baru didapatnya satu bulan yang lalu saat usianya tepat tujuh belas tahun
"Kau nakal sekali ya, apa ibumu tahu ?"
"Mmmmmhhh.... Bukan urusanmu kan"
Security itu mengkerutkan alisnya, ia sudah seringkali berhadapan dengan pelajar seusia Hana yang memaksa masuk ke dalam bar
"Aku benar-benar ingin masuk ke dalam, please......" Pinta Hana memohon
"Maaf nona, kau harus mengganti pakaianmu jika tetap ingin masuk ke dalam . Tapi kusarankan sebaiknya kau pergi tidur karena besok kau harus pergi sekolah"
Hana pergi dengan raut wajah kecewa tapi ia tidak putus asa . Ia bisa saja pulang ke rumahnya dan mengganti pakaiannya tapi itu akan membuat ibunya curiga dan pasti akan melarangnya pergi keluar rumah
Ah, benar aku minta bantuan saja pada cindy, gumam Hana
Hana mengambil ponselnya, jari-jarinya melesat menekan tombol angka yang merupakan nomer milik cindy
"Halo, cindy. Aku boleh minta tolong"
"Ya, mau minta apa malam-malam begini?"
"Ahhhh, gini aku boleh pinjam baju kamu ga sekarang?"
"Baju? Buat apa? Memang kamu ada dimana sekarang? Kamu kehujanan" Tanya Cindy heran
"Enggak kehujanan ko. Mmmmhhh"
"Ya kenapa? "
"Gini, aku sekarang lagi ada di depan bar Xxx itu loh , aku ga boleh masuk sama securitynya"
" Ha... Ha... Ha... , Serius kamu sekarang ada disana? Ngapain kamu ada disana ? Kamu kan anak polos , kamu mulai nakal ya"
"Bukan gitu, nanti aku ceritain deh masalahnya. Tapi kamu bisa anterin baju buat aku kan sekarang?" Pinta Hana
" tentu dong, kamu tenang aja tunghu disana. Lima belas menit lagi aku sampai disana" Cindy menutup ponselnya . Ia menggelengkan kepalanya serasa tak percaya dengan ucapan sahabatnya barusan
🥀🥀🥀🥀
Dua puluh menit sudah berlalu, hana sudah menunggu dengan gelisah kedatangan Cindy yang tak muncul juga.
"Hana..... " Teriak cindy dari kejauhan
"Kamu kemana aja, aku nungguin dari tadi " protes Hana
"Iya iya, sori tadi jalanan macet , nih baju yang kamu minta" Cindy mengeluarkan pakaian dari dalam kantung plastik yang ia tenteng
"Astaga..... Baju apaan ini ndy?" Tatap Hana tak percaya. Menurut Hana pakaian yang dibawakan Cindy sangat kekuarangan bahan. Bagian punggung yang begitu terbuka lebar dan rok span pendek sepaha . Ia melemparkan kembali pakaian itu ke Cindy
" Bisa masuk angin aku pakai baju beginian, gila ya kamu"
"Hana.... Ini baju yang orang-orang pake kalau pergi ke bar "
"Tapi enggak gini juga ndy, ini terlalu terbuka"
"Trus kamu mau pakai gamis ke dalam bar gitu?"
Hana terdiam. Ia memegangi kepalanya dengan kedua tangannya untuk berpikir sejenak apa yang harus dilakukannya sekarang
Dret....dret....dret..... Ponsel Hana bergetar dari dalam tasnya
" Halo.... Ah, iya saya sudah ada diluar. Mmmmhh okey saya seceparnya ke dalam" jawab Hana lalu menutup ponselnya
"Siapa Han? Kenalin dong ke aku "
Tanpa menjawab pertanyaan Cindy, Hana mengambil kembali pakaian itu
"Dimana aku harus ganti baju sekarang?" Tanya Hana
"Ikut aku" jawab Cindy penuh senyuman " aku tahu tempat yang cepat untuk berganti pakaian"
Tempat yang dimaksud Cindy adalah toilet di dalam minimarket yang tak jauh dari bar tersebut. Hana begitu kaget ketika di dalam toilet ada banyak remaja yang seusia dengannya sedang berganti pakaian dan memoleskan make up di wajah mereka .
"Ko ngelamun sih Han, ayo kita juga harus berganti pakaian , aku juga udah bawa make up "
🥀🥀🥀🥀
Hana dan Cindy sudah berganti pakaian, Hana berusaha menarik rok yang dikenakannya agar menutupi pahanya.
"Ya ampun, lihat ke cermin kita berdua cantik banget kan, polesan make up yang kubuat bagus kan?"
Hana mengangguk pelan " ya"
Ia melihat tampilan dirinya sekarang di cermin. Rok pendek ketat sepaha, baju yang terbelah dibagian dada dan punggung. Ditambah polesan make up yang berlebihan di wajahnya sekarang,membuatnya seperti remaja nakal. Bukan lebih tepatnya seperti remaja yang menjual diri
"Ini, untuk pelengkap biar lebih terlihat waw " Cindy menaruh dua sumpalan ke dalam dada Hana
"Kau benar-benar berpengalaman sekali ya Cindy" ungkap Hana pada sahabatnya
"Tentu dong, ayo kita bersenang-senang malam ini " jawab Cindy tertawa puas
Begitu memasuki bar , Hana tampak melongo tak percaya. Dunia baru yang sedang dijejaki kakinya sekarang membuatnya sakit kepala . Ada banyak laki-laki dan perempuan berbaur di lantai dansa, menggoyang-goyangkan tubuh mereka sesuka hati mengiringi dentuman musik yang diputar seorang dj diatas panggung.Seorang waiter pria memakai kemeja hitam dan dasi kupu-kupu berwarna hitam di bagian kerahnya menghampiri Hana dan Cindy, satu tangannya memegang nampan berisi beberapa gelas yang diisi wine"Minuman selamat datang untuk dua gadis yang cantik" sambut pria itu.Hana menolak lembut " enggak makasih, kami mau lihat-lihat dulu"Cindy terlihat ingin protes namun lengannya sudah keburu ditarik Hana pergi menjauh dari sana"Lepasin aku Han, aku datang kesini mau senang-senang""Tapi enggak minum juga ndy""Trus ngapain? Ngaji disini?" Seloroh Cindy kesal"Udah deh kita masing-masing aja, aku
"nak,kamu dimana sekarang? Kamu baik-baik saja kan? Kamu enggak diapa-apain kan, ibu jemput kamu ya sekarang?" Suara cemas ibunya memberondong Hana seperti senapan"Hana baik-baik aja ko bu. Tadi bos kawanan preman itu berjanji akan mengembalikan barang-barang kita"Hana melirik ke arah Leon di tempat tidurnya. Tangan kanan leon bergerak menjambak rambutnya sendiri"Bu, Hana tutup dulu ya telponnya. Ibu enggak usah khawatir. Malam ini Hana ijin menginap di rumah Cindy ya bu" ucapnya sambil menggigit kuku telunjuknya"Kamu berkata jujur kan Hana?" Tanya ibunya"Hana enggak bohong ko. Tanya Cindy saja kalau tidak percaya"Panggilan dimatikan Hana secara sepihak .Maaf ya bu, Hana terpaksa melakukan ini. Gumam HanaSelanjutnya Hana mengirim sebuah pesan suara kepada Cindy"Ndy, kalau ibuku tanya, tolong bilang aku lagi nginep di rumah kamu ya malam ini! Please....please....
Keesokan paginyaLeon terbangun dari tidurnya, ia merasakan sesuatu yang aneh tubuhnya lebih fit dari biasanya . Ia menggeliat sebentar sebelum akhirnya ia menyadari tubuhnya yang hanya memakai sehelai celana dalam berbalut selimut. Leon bergegas bangun dari tempat tidur dan alangkah terkejutnya ia saat melihat seorang gadis tertidur di sofanyaIa mendekat ke arah gadis itu , tangannya ingin menepuk membangunkannya namun terdengar suara bell dari luar pintu apartemennyaSiapa gadis ini,kenapa dia tertidur di sofaku? Dia terlihat masih dibawah umur dan sangat tidak pantas dengan pakaian yang dikenakannya sekarang . Siapa dia? Apa aku yang membawanya kemari? Bathin Leon penuh tanya ia tak mengingat apapun kejadian semalam"Sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana?" Leon mencoba mengingat .Bel pintu apartemen sudah berhenti, Leon mendengar langkah sepatu high hell ya
Tanpa membuang waktu lagi Sarah pergi meninggalkan apartemen kekasihnya. Ia merasakan amarah dan bingung bercampur aduk. Ia ingin sepenuhnya mempercayai pembelaan Leon namun gadis muda itu tidak mungkin berbohong kanApakah leon sudah bosan denganku? Ataukah ini karma karena dulu aku pernah mengkhianatinya ? Desah Sarah🥀🥀🥀🥀Hana mengintip dari balik pintu ketika Leon memohon pada Sarah, namun Sarah yang sudah dikuasai emosi menampar Leon berkali-kali. Ia meluapkan seluruh kekecewaannya pada kekasihnya itu.Ah, andai ibuku juga punya kekuatan seperti nona Sarah untuk melawan ayahku, desah Hana dari balik pintu kamar LeonPertunjukan berakhir, pertengkaran mereka usai tanpa terselesaikan . Leon memegangi wajahnya yang kini memerah karena tamparan bertubi-tubi dari Sarah . Lalu berjalan ke arah kamar dimana Hana mengintipnya sejak tadi. Leon memi
Hana memutuskan langsung pergi ke sekolah tanpa pulang ke rumahnya dulu.Di kelasTeng teng teng teng bel istrirahat berbunyiSejak tadi suhu tubuh Hana menjadi panas , ia merasa seluruh tulang-tulangnya retak , bagian dada dan ujung pangkal pahanya terasa menegang sejak tadi"Kamu kenapa Hana? Wajahmu pucat banget " Tanya Bella teman sebangkunya khawatirHana menggeleng "aku enggak apa-apa ko" ia menyandarkan kepalanya ke dinding"Kamu sakit Han, aku antar ke uks ya, mumpung lagi jam istirahat"Hana menggeleng tidak mau, ia bersikeras dirinya baik-baik saja"Yaudah aku mintain obat aja ya, kamu tunggu disini "Hana mengangguk tersenyum "makasih Bel" ucapnyaSetelah Bella mendapatkan paracetamol di
Di tempat lain di waktu yang samaLeon sedang berdiskusi di dalam ruangan kantornya. Disana ada Malik seorang sutradara, Rina penulis naskah tetap di rumah produksi drama miliknya dan seorang pria muda berkacamata yang tampak bersemangat bernama Rio .Leon membaca lembaran-lembaran naskah yang diberikan Rio, ia hanya melihat dengan tatapan dingin malasnya lalu menolaknya mentah-mentah"Tapi pak anda belum membaca keseluruhan naskahnya,silahkan dibaca lagi pak Leon" tutur Rio tak terima naskah yang sudah dibuat susah payah dilemparkan begitu saja"Kau memerintahku?" Tanya LeonRina menatap Rio,meminta adik lelakinya itu untuk meminta maaf kepada bosnya namun Rio mengacuhkan tatapan kakaknya itu justru ia bertanya kembali kepada pria berwajah dingin yang ada diseberang mejanya itu"Naskah saya bagus , penuh nilai edukasi dan
Tiga hari berlalu . Tuan Riko menepati janjinya ia mengembalikan semua barang-barang yang pernah diangkut anak buahnya tempo hari. Ia juga melunasi semua tunggakan spp di sekolah Hana"Mau mampir ke rumah saya pak? Mungkin ibu saya masih mengenali anda sebagai teman sekolahnya" tanya Hana dari balik jendela mobil tuan Riko"Tidak perlu, sampaikan salamku saja pada ibumu nanti" ucap Tuan Riko lalu menutup seluruh jendela mobilnya dan pergi meninggalkan kediaman rumah Hana. Ia sendiri yang memastikan melihat semua barang-barang itu masuk kembali ke dalam rumah HanaDari kaca spion mobilnya, lelaki itu melihat bayangan sosok Hana yang semakin mengecil seiring melajunya mobil yang dikendarainyaSeusai berpamitan dengan ibundanya Hana pergi ke sekolahnyaDisana tatapan teman-temannya masih tidak berubah seperti kemarin, semuanya menatap hina kepada HanaGadis itu menyadari ada salah satu temannya menempelkan selembar kertas di pundaknya
Bu Rose menghela nafas setelah mendengar penuturan panjang dari Hana. Gosip tentang Hana yang menjual tubuhnya kepada lelaki hidung belang benar adanya "Hana terpaksa bu guru, Hana baru semalam itu melakukannya.... Hana tidak ingin lihat ibu dan adik-adik sedih" Di dalam hatinya Bu Rose ingin bertanya apakah Hana masih mempertahankan mahkota keperawanannya tetapi di situasi yang runyam ini wanita berusia 28 tahun itu mengurungkan niatnya Meskipun streotip di masyarakat yang mengatakan bahwa mahkota keperawanan amatlah penting untuk dijaga tetapi itu bukanlah yang terpenting. Meskipun kau sudah tidak memiliki gelar itu lagi , diri dan hatimu jauh lebih berharga dibanding selapis laput di dalam daramu "Apa ibumu tahu hal itu?" Hana menggeleng "Cepat atau lambat ia pasti akan tahu berita ini Hana, sebaiknya kau berbicara duluan dengan ibumu daripada ibumu mendengarnya dari orang lain" Hana