Share

Enam

Begitu memasuki bar , Hana tampak melongo tak percaya. Dunia baru yang sedang dijejaki kakinya sekarang membuatnya sakit kepala . Ada banyak laki-laki dan perempuan berbaur di lantai dansa, menggoyang-goyangkan tubuh mereka sesuka hati mengiringi dentuman musik yang diputar seorang dj diatas panggung.  

Seorang waiter pria memakai kemeja hitam dan dasi kupu-kupu berwarna hitam di bagian kerahnya menghampiri Hana dan Cindy, satu tangannya memegang nampan berisi beberapa gelas yang diisi wine 

"Minuman selamat datang untuk dua gadis yang cantik" sambut pria itu. 

Hana menolak lembut " enggak makasih, kami mau lihat-lihat dulu" 

Cindy terlihat ingin protes namun lengannya sudah keburu ditarik Hana pergi menjauh dari sana 

"Lepasin aku Han, aku datang kesini mau senang-senang" 

"Tapi enggak minum juga ndy" 

"Trus ngapain? Ngaji disini?" Seloroh Cindy kesal 

"Udah deh kita masing-masing aja, aku mau kesana bye.... hana " Cindy pergi ke arah lantai dansa lalu menghilang diantara kerumunan orang-orang disana 

Hana mengamati pandangan sekelilingnya mencari sosok pria yang bernama Leon, tapi cukup sulit karena lampu yang setengah remang 

Seseorang menepuk pundak Hana dari belakang, Hana menoleh 

"Kamu darimana saja, kalau misi ini gagal habislah kau dan aku nanti" ucap Maia 

"Maaf mba maia , trus sekarang saya harus apa?" 

Maia menarik Hana duduk di salah satu meja di ujung ruangan dekat meja bartender dimana Leon sedang minum disana 

" Aku sudah menuangkan obat tidur diminumannya, kita tunggu saja sebentar lagi sampai dia tidak sadar, setelah itu lakukan tugasmu dengan baik" 

Hana mengangguk pelan , ia mengingat kembali misi yang diberikan pak tua tadi. Ia dan Maia akan membuat pria bernama Leon itu tak sadarkan diri lalu menjebaknya agar pacar Leon yang bernama Sarah memutuskannya 

"Boleh aku tanya satu hal , kenapa pak tua itu ingin leon putus dengan kekasihnya? Apa pak tua itu naksir Sarah?" Tanya Hana 

Ha ha ha ha ha Maia tertawa 

"Leon itu anak bosku, bos ku tidak pernah mencintai wanita manapun selain mantan istrinya,jangan sembarangan bicara jika salah satu anah buah pak Riko mendengar ucapanmu, bisa-bisa kau kehilangan lehermu" 

Hana memegangi lehernya bergidik ngeri 

Setangah jam berlalu Leon merasakan pusing yang hebat di kepalanya. Ini bukan rasa pusing yang kau dapatkan setelah minum alkohol, Leon memegangi kepalanya sebelum akhirnya jatuh tertidur 

Maia dan Hana membawa leon kedalam apartemen leon. Apartemen itu terlihat cukup mewah. Ketika Maia menjatuhkan tubuh Leon ke atas ranjang. Hana justru tak berhenti menatap setiap furniture dan interior apartemen milik Leon 

"Hei cepat kemari, ngapain saja kau disana" teriak Maia 

"Ah maaf" Hana menghampiri Maia ,membantunya melepaskan sebelah sepatu Leon. 

"Ayo buka semua pakaiannya" perintah Maia 

"Semua?" 

"Ya, iyalah.... " 

"Ngghhh... Iya ,ya " 

Jemari Hana bergetar saat mencoba membuka kancing pada jas yang dikenakan Leon. Seumur hidupnya ia belum pernah melepaskan pakaian pria manapun. 

"Kemarikan bibirmu ,Hani" Maia menarik bibir Hani, lalu dari saku depan kemejanya ia mengambil sebuah lipstik yang mungil 

Maia mengoleskan lipstik itu di permukaan bibir Hana 

Hana menurut saja apa yang diperbuat Maia, 

"Ayo monyongkan bibirmu" perintah Maia 

Hana memonyongkan bibirnya "begini,kan" sautnya 

"Bagus, sekarang cium di wajah,leher dan dada leon " 

"Ehnggh tunggu,,,, kenapa aku harus menciumnya?" 

"Kenapa juga hal seperti ini harus ditanyakan lagi?" Kesal Maia 

Hana masih diam tak memahami maksud ucapan maia. Ia menatap Maia dengan tatapan polosnya 

"Astaga,,, kamu belum punya pacar ya?" Tebak Maia 

Hana mengangguk  

"Pantas saja, haduh sakit kepala aku" Maia memegangi kepalanya yang sebenarnya tak sakit 

"Lakukan saja perintahku sekarang Hana, aku akan pergi ke tempat Sarah dan membawanya kemari " 

Hana mengangguk , sebelum Hana mencium Leon, ia diam sebentar memandangi raut wajah pria itu . 

Ahh.... Tampan sekali . Maafkan aku ya tampan, aku benar-benar terpaksa melakukan ini. gumam Hana 

Hana meninggalkan bekas bibirnya di pipi,dahi dan area leher Leon. 

"Kau juga lepaskan pakaianmu lalu berbaring disampingnya, aku akan segera membawa Sarah kemari . Dengar kau harus berakting senatural mungkin agar kejadian ini tidak terlihat rekayasa" 

"Ok, aku akan berusaha semampuku" jawab Hana 

Maia berjalan keluar dari apartemen Leon . Di ruang parkir, sebuah mobil berwarna hitam sudah menunggunya 

"Bagaimana Maia, apa menurutmu rencanaku kali ini akan berhasil?"  sambut Tuan Riko kepada Maia 

Maia menoleh ke jok belakang dimana bosnya sedang duduk 

"Saya enggak yakin , gadis itu terlihat masih polos.Sepertinya akan gagal seperti yang sudah-sudah " 

"Mau bertaruh denganku? " 

"Kenapa anda sangat yakin bos?"  Tanya Maia kedua alisnya terangkat mendengar ucapan bosnya kali ini . 

"Feelingku sebagai ayah yang mengatakannya" jawab pria itu dengan  sebuah senyum di sudut bibir tuan Riko. 

Sementara itu di dalam apartemen. Hana masih kikuk berdiri disamping Leon yang tertidur pingsan . 

Hapenya bergetar, ia melihat nama ibunya  di layar ponselnya,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status