Lantunan musik Ballerina bergema di setiap sudut kamar Aleta. Bermodal dress hitam kesukaannya, sepatu balet serta rambut tergerai. Gadis itu berjinjit, melompat dan memutar mengikuti nada irama.
Gerakannya begitu luwes dan rapi, seakan-akan ia penari balet sungguhan.
"Pieter …" panggil Aleta di sela tarian.
Jarum jam masih berputar satu arah, pergerakannya pelan tapi pasti merubah detik menjadi menit dan menit menjadi jam.Semua berlalu begitu cepat hingga lima hari sudah Pieter bekerja dibawah keluarga Louison.Mulanya Pieter tak begitu menggubris segala keanehan tuannya, lantaran ia sudah sering mendengar tentang Aleta yang seringkali bolak-balik masuk Hotel Torpedo. Tapi berbeda dengan hari
Give me your rate and comments. Xie xie ni.__________Semburat jingga pemilik senja tak terlihat dipelupuk mata, langit biru nan cerah berubah gelap keabu-abuan. Tampak rembulan masih malu-malu menyapa dibalik awan. "Aleta …" sebut Jhon. Suaranya lirih seperti embusan nafas. "Aku me … rindukan … mu."
Mimpi buruk telah berakhir, menyisakan peta-peta kecil yang tergambar tipis pada sarung bantal merah maroon milik Aleta.Gadis itu mengerjapkan mata kala ketukan pintu memenuhi gendang telinganya.
Tidak sampai 10 menit, jemputan yang dimaksud Jhon tiba juga. Namun, tidak sesuai ekspektasi nyonya Kim.Sehingga, sedari wanita bergaya nyentrik itu menaiki mobil, wajahnya terus dilipat.
Hingga kelas berakhir. Aleta tetap terlelap. Tidak ada satupun teman kelasnya yang memiliki keberanian membangunkan gadis itu.Kadang-kadang, mereka sampai harus saling mendorong untuk sekedar menggoyangkan pundak gadis itu. Pun atas perintah dosen.
Rombongan preman musuh bebuyutan Aleta, masih mengejar gadis itu.Semuanya pantang menyerah, begitu juga Aleta. Kendati kalinya seakan mati rasa, Aleta tidak ingin berhenti.
Wush …Setelah mendengarkan kisah heroik Pieter menyelamatkan Aleta dari begundal legend. Jhon langsung meluncurkan mobilnya ke tempat yang gadis Psikopat maksud.
Selagi Aleta masih terkurung. Louison bersama Sky merundingkan langkah selanjutnya yang harus mereka pilih."Aku khawatir dengan masa depannya," tutur Louison, "jika dia masih demikian, bisakah dunia tidak mempersulitnya, Sky?"