Share

5. Leon dan Elsa

Tiga hari berikutnya, pernikahan Leon dan Elsa berlalu begitu saja. Mereka masih tidur di satu ranjang walaupun Elsa masih diliputi rasa gugup yang sama, namun dia tidak bisa menyangkal bahwa tidurnya setiap malam lebih nyenyak ketimbang malam-malam sebelumnya yang dia habiskan di dalam kamarnya yang sempit, yang hanya beralaskan kasur lipat tipis.

Namun pada siang harinya, Elsa meminimalisir waktunya sebanyak mungkin di dalam kamar dan dia lebih sering bersama mami mertuanya. Menghabiskan banyak waktu di dapur, mencoba menu-menu baru yang tidak pernah Elsa ketahui sebelumnya. Sedangkan sang ayah mertua masih dalam perjalanan bisnis di Paris menggantikan Leon. Dan Leon sendiri, sekalipun dalam masa libur, masih disibukkan dengan pekerjaannya yang ia kerjakan secara online.

Mami mengajarkan pada Elsa untuk menjadi istri yang berbakti kepada suami. Walau terkadang Elsa merasa statusnya yang baru terdengar dan terasa begitu asing baginya. Namun semua ajaran yang Mami ajarkan pada Elsa adalah berupa perlakuan-perlakuan kecil, seperti halnya menawarkan Leon makan, menyediakan air minum di nakas sebelum tidur, mengajaknya mengobrol (hal yang paling sulit dilakukan), dan menyiapkan pakaian apa yang akan digunakan untuk suaminya setiap hari.

Awalnya, Elsa pikir Leon akan marah-marah kepadanya seperti di hari pertama pernikahan mereka, namun kini Leon tampak lebih dingin dan lebih sering menghindari Elsa. Setiap pagi ketika memilihkannya pakaian, Elsa selalu diliputi antisipasi apakah Leon akan menyukainya, dan pria itu rupanya mengenakan apapun pakaian yang Elsa siapkan dan tidak pernah mengomentarinya. Berkat Mami mertua, Elsa tahu apa saja yang disukai oleh Leon. Intinya, warna gelap.

Dan hari ini... hari ini adalah hari pertama Leon dan Elsa kembali ke aktifitas mereka masing-masing.

Ketika kenyataan itu menyadarkannya, Elsa tidak bisa menghentikan gejolak penuh antisipasi di perutnya. Dia akan kembali ke sekolah. Satu lagi tempat yang paling dibencinya selain rumah.

***

Leon berangkat ke kantor pada pagi hari, ketika memasuki ruangan, dirinya langsung disambut oleh kehadiran seorang perempuan cantik yang duduk di sofa ruangannya. Leon melirik sang sekretaris yang setia berdiri di dalam ruangan itu, lalu mengibaskan tangan yang berarti menyuruhnya keluar.

Leon menuju meja kerjanya, meletakkan tas kerjanya, lalu bergabung di sofa bersama perempuan itu, duduk di hadapannya.

"Apa yang mendorong seorang Kanaya Elvarette datang ke sini sepagi ini?"

Leon tidak tersenyum, namun perempuan di hadapannya terkekeh merdu. Garis cantik di wajahnya itu sungguh menawan, memesona setiap lelaki yang melihatnya, tidak terkecuali Leon. Dulu, Leon sempat dibuat terpesona oleh paras dewi itu, sampai dia menyadari bahwa kecantikan dan keahlian perempuan di ranjang bukanlah hal yang ia perlukan dalam sebuah hubungan. Mereka berkencang sekitar satu bulan, sebelum akhirnya Leon bosan dan memutuskan hubungannya dengan Kanaya. Hal yang juga sering ia lakukan pada perempuan lain yang tidak kalah cantik.

"Kamu bener-bener tahu aku," ucap Kanaya, masih tersenyum. "Aku memang paling anti bangun pagi, tapi setelah mendengar perkataan kakek semalam, kupikir aku harus sedikit berkorban hari ini."

Rahang Leon mengeras. Kemarin, ayahnya memberitahu dari Paris mengenai kesepakatan yang David Hardian inginkan dalam kerjasama bisnis mereka. Dan Leon benar-benar membenci kesepakatan itu, namun dia tidak bisa melihat jalan keluarnya.

Suara decakan Kanaya membuat Leon menoleh padanya, perempuan itu tengah memberengut kesal. Lalu tiba-tiba saja dia bangkit dan duduk di dekat Leon, sangat dekat dengannya.

"Kamu nggak perlu sekaku ini mengingat apa yang telah kita lakukan sebelumnya."

Kanaya tersenyum menggoda. Mengusap rahang Leon dengan jemarinya yang halus. Namun Leon tidak merasakan apa-apa. Dia bertanya-tanya, ada apa dengan dirinya. Kanaya jelas-jelas tengah menggodanya, namun dia sedikitpun tidak merasa tergoda oleh tubuh molek yang dibalut pakaian mahal dan terbuka itu.

Lalu sebuah bayangan memasuki benak Leon. Bagaimana jika Elsa yang melakukan ini padaya? Bagaimana jika Elsa yang berada di sampingnya saat ini? Apakah Leon masih sanggup mempertahankan kewarasaannya? Dan jawabannya langsung Leon temukan. Karena hanya dengan memikirkan gadis itu membuat Leon merasa bergairah. Lalu dia pun menyadari, mungkin perasaan aneh pada gadis belia itu juga akan berakhir sama seperti sebelum-sebelumnya. Suatu saat nanti, Leon juga akan bosan.

Kanaya melebarkan senyum, mengecup pipi Leon, mengira tatapan berkabut pria itu ditujukan padanya.

"Aku nggak sabar," bisik Kanaya, "untuk jadi istri kamu."

Istri.

Leon tersadar dan mengalihkan pandang darinya. Dengan sangat terpaksa, dia mengangkat sebelah tangan lalu merangkul Kanaya, membuat senyuman lebar terbit di wajah perempuan itu.

Kenyataan bahwa Leon telah memiliki istri di rumah, membuatnya dilema. Apakah dia harus melepaskan kesempatan bekerjasama dengan David Hardian yang sangat besar keuntunganya, demi seorang gadis bertubuh mungil di rumahnya yang ia sebut istri? Leon tidak yakin. Jika saja pengumuman kesepakatan ini datang lebih awal sebelum pernikahannya, dia pasti masih akan tertarik dengan Kanaya Elvarette Hardian. Dan semuanya pasti akan jauh lebih mudah.

Leon sangat sadar bahwa Maminya sangat menyukai Elsa, sedari dulu wanita kesayangan Leon itu selalu menginginkan anak perempuan, namun sayangnya sang Mami sudah tidak bisa lagi mengandung. Kehadiran Elsa benar-benar membuat Maminya bahagia.

Lalu Leon membayangkan bagaimana jadinya jika yang menjadi menantu sang mami adalah wanita di sampingnya ini? Apakah Mami juga akan menyukai Kanaya sebagaimana beliau menyukai Elsa? Karena Kanaya adalah sosok perempuan yang tidak akan mau repot-repot memasak masakannya sendiri, apalagi bergumul dengan pakaian kotor di ruang laundry, dan menyapu mengepel mungkin sesuatu yang tidak akan sudi dilakukannya sepanjang hidup. Kanaya terbiasa dengan pelayanan orang-orang di sekitarnya. Dia hidup dalam keluarga kaya raya yang memperlakukannya bak seorang putri.

Satu-satunya hal yang menjadi nilai plus pada Kanaya bagi Leon adalah kecantikannya dan kemampuan wanita itu di atas ranjang.

Leon seharusnya tidak membeda-bedakan mereka, namun pemikiran itu tidak bisa meninggalkan isi kepalanya begitu saja.

[to be continued] 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status