Metamorfosa Kupu-Kupu Malam

Metamorfosa Kupu-Kupu Malam

By:  Alinaa  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
84 ratings
66Chapters
5.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Lena seorang gadis cantik yang sejak kecil ditinggalkan oleh ibunya, hidup bersama sang ayah yang punya banyak hutang dan hoby berbuat maksiat membuatnya dipaksa harus bekerja menjadi wanita malam. Hal itu yang membuat Lena kehilangan kehormatan serta dijauhi banyak orang. Sudah lama Lena ingin berubah menjadi wanita yang lebih baik dan berhenti dari pekerjaan itu, sayangnya, keadaan tak pernah berpihak padanya. Hingga suatu hari dia bertemu dengan seorang pemuda yang bersedia menerima diri Lena apa adanya. Dari sinilah hijrah Lena untuk berubah menjadi wanita shalihah dimulai. Mampukah Lena tetap istiqomah saat godaan demi godaan seakan meruntuhkan perjuangannya? Bagaimana cara Lena meluluhkan hati mertua yang tidak menyukainya serta orang ketiga yang selalu mengusik rumah tangganya?

View More
Metamorfosa Kupu-Kupu Malam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Alinaa
Mohon maaf, ya buat reader yang nungguin lanjutan cerita ini. Bukannya otor tak mau tambah bab, tapi masalahnya web GN otor lagi error gk bsa tambah bab ... doakan cpet normal, ya. supaya bisa up lagi terima kasih buat yang udah mampir dan setia nungguin. love you ...
2022-02-21 07:05:57
1
user avatar
Pena Ryndu
Menyesak ke dada karena Lena melakukan semua dengan alasan bayar hutang... Semangat Kak Alinaa...
2022-01-17 21:59:09
1
user avatar
chade
bila ni lanjutanya
2021-12-22 17:54:21
1
user avatar
Rossystories
Wow keren kk. udah rapi enak dibaca lagi. Merasuk ke hati. ......
2021-10-24 12:37:51
0
user avatar
Kim Ly
Halo Kak, saya penulis Kakakku Agen Rahasia. Cerita kakak Bagus, semangat kak
2021-10-24 10:31:19
0
user avatar
Syeli Ariessela
keren ceritanya.. lanjutkan thorr
2021-10-20 09:11:14
0
user avatar
Henny Kristina
Wah sudah banyak viewnya, bagus buka gembok dong permirsa......
2021-10-17 07:08:53
0
user avatar
Jannah Zein
keren ......
2021-10-15 10:45:23
0
user avatar
Pratiwi
Ceritanya menarik. Semangat up ya
2021-10-11 10:40:34
0
user avatar
Sayhanki Official
bagus ceritanya.. ...
2021-10-11 01:12:18
0
user avatar
Henny Kristina
Semangat adeku semoga jadi penulis genre Religi yang terkenal.
2021-10-09 09:59:25
0
user avatar
Bill
semangat kak nulisnya ...
2021-10-08 15:11:23
0
user avatar
Tanty Longa
Seru ceritanya
2021-10-08 08:23:15
0
user avatar
Butiran_Debu
Tulisannya rapi, hanya bisa komen begitu. Maaf, ga pinter kritik karya temen...
2021-09-29 15:03:20
0
default avatar
irnawati.nurfadilah
Bagus kak ceritanya, sangat ya lanjut babnya...
2021-09-27 07:19:29
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
66 Chapters
Part 1
"Lena, tunggu! Saya sudah bayar mahal untukmu. Jangan lari begitu saja!” Seorang lelaki sedang mengejar Lena. Jangan kamu pikir dia adalah pemuda tampan yang mirip pangeran dari cerita dongeng. Tidak. Lelaki itu lebih cocok dipanggil om-om, karena seumuran ayah Lena. Ayah yang telah membuatnya terjebak dalam dunia gelap seperti ini, hingga berlumur dosa.Lena telah menjadi seorang wanita hina. Orang-orang menatapnya seperti sampah bila berpapasan dengannya di jalan. Jangankan anggapan orang-orang itu, bahkan dia pun malu pada diri sendiri atas perbuatan yang telah dilakukannya. Sudah lama tubuh Lena menolak melakukan hal-hal tidak pantas itu, tapi mau bagaimana lagi? Kelab malam dulu menjadi tempat yang asyik untuk menuangkan seluruh kekesalan dan kelelahannya akan hidup yang berat ini. Andai ibu tak meninggalkannya dan memilih pergi bersama pria lain, pasti hidupnya akan lebih baik.Lena terus berlari sekuat tenaga. High heels di kaki dia lepaskan aga
Read more
Part 2
Warning! Kisah ini mungkin sedikit berbeda dari yang lainnya. Karena tokoh utamanya bukanlah wanita baik-baik dan ada beberapa kata kasar yang sengaja disensor author, tapi setiap cerita pasti memiliki pelajaran tersendiri untuk diambil hikmahnya. Jadi bijaklah dalam membaca! Sepertinya perbincangan mereka menyebabkan anggota lain di rumah Aida terbangun. Ya, karena ini tengah malam, jadi meski pun suara mereka pelan, akan tetap terdengar keras."Jangan coba-coba pakai baju keponakan saya di tubuh kotormu itu ya!" ujar Tante Nisa sembari mengambil paksa gamis Aida dari tangan Lena."Maaf, saya tidak bermaksud ....""Perempuan penuh noda sepertimu tidak pantas dimaafkan, sudah terlalu banyak dosa yang kamu perbuat," potong Tante Nisa dengan muka meremehkan. Astaghfirullah, batin Lena. "Tante Nisa, jangan bicara seperti itu. Kita tidak berhak menghakimi seseorang, dia adalah temannya Pak Khair," sahut Aida seraya mengusap len
Read more
Part 3
"Tunggu, Pak." Lena menghentikan langkahnya, membuat Khair ikut berhenti. "Kenapa?" tanya Khair tanpa menoleh sedikit pun. Perempuan itu menarik napasnya dalam. Dia tampak menimbang-nimbang ucapannya, seolah yang akan dia katakan adalah hal yang berat. "Sebaiknya kita tidak pergi berdua, saya tidak mau bapak terjebak dosa lagi seperti malam itu."Khair tersenyum, ternyata itu yang ingin Lena katakan. "Di dalam mobil ada Bi Inah, asisten rumah tangga Mama.""Eh, kirain mau berdua lagi," sahut Lena. Kata itu meluncur begitu saja dari bibir tipisnya. "Ayo, kasihan Bi Inah sudah nunggu lama," ajak Khair. Meskipun dia tahu asisten rumah tangga mamanya itu hanya menunggu beberapa menit saja. "Kita mau ke mana?" tanya Lena dengan muka polosnya. “Belanja keperluanmu. Saya tidak mau melihat kamu memakai baju kurang bahan seperti kemarin,” ujar Khair sembari membuka pintu mobilnya. Lena mel
Read more
Part 4
Inah! Dari mana saja kamu? Pagi-pagi sudah ngilang!" teriak Mama Reta ketika melihat Bi Inah masuk ke dalam rumah bersama dengan putranya. "A-anu, Nya. Itu ...," jawab Bi Inah gagap."Anu-itu, apa? Dan kamu Khair, kenapa masih di sini? Nggak kerja?" potong Mama Reta seraya menghampiri mereka."Habis zuhur Khair ke kantor, Ma. Tadi ada urusan sebentar sama Bi Inah," sahut Khair, dia melirik ke arah asisten rumah tangga mamanya yang terlihat menunduk."Kamu itu jangan terlalu baik sama pembantu, ntar lama-lama dia ngelunjak. Pakai acara beliin barang-barang segala," ucap Mama Reta seraya melirik paperbag di tangan Bi Inah.Astaga! Khair lupa meletakkan gamis Lena di bagasi mobil, untung mamanya berpikir itu belanjaan Bi Inah. Kalau sampai perempuan itu tahu yang sebenarnya, bisa runyam urusannya. Tapi kasihan juga Bi Inah, sekarang dia malah terkena imbas dari masalah Khair."Masuk aja, Bi. Terima kasih sudah bersedia menemani saya," uja
Read more
Part 5
Khair berhenti, sedikit memutar tubuhnya agar menghadap Lena. "Saya akan menikahimu," ucapnya setelah mereka berdua sampai di halaman tempat tersebut. Ucapan Khair seketika membuat Lena terperanjat. Mungkinkah saat ini pendengarannya sedang bermasalah? Atau pria di hadapannya justru sedang bercanda."Duduklah Lena, malam ini saya ingin mengatakan hal penting padamu," ujar Khair.Mereka duduk bersisihan di bangku depan kelab malam. Suasana di luar sepi, meski kadang masih ada beberapa orang lewat. "Pakai ini, udara malam tidak bagus untuk kesehatanmu." Khair melepas jasnya dan memberikannya pada Lena.Perhatian seperti ini yang selalu saya rindukan, Mas, batin Lena. "Lena, saya berniat serius melamarmu. Saya ingin kamu menjadi istri saya." Khair mengulang ucapannya yang tadi sempat terjeda untuk beberapa saat.Lena menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Dia benar-benar tidak menyangka Khair akan mengatakan
Read more
Part 6
"Ma ... Khair belum selesai bicara," ucap Khair dengan suara agak keras. Dia berharap Mama Reta mendengar suaranya dan kembali menemui Lena. Sayangnya, perempuan itu benar-benar tak peduli. Mama Reta malah berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya.Khair memandang Lena yang sedari tadi hanya diam. Khair tahu perempuan itu pasti kecewa sebab sikap Mama Reta tidak seperti apa yang Lena bayangakan. Bahkan mungkin Lena tersinggung dengan perkataan Mama Reta yang tajam, meski sebenarnya semua itu benar adanya. "Lena, kamu duduk dulu ya! Anggap aja rumah sendiri. Saya tinggal ke atas sebentar," ucap Khair lembut lalu bergegas menyusul Mama Reta. Sepertinya memang dia harus bicara dengan mamanya itu.Lena mengangguk. Perempuan itu memandang Khair dengan tatapan tak berdaya. Ternyata pemikirannya salah, Mama Reta tak menyukainya. Padahal dia sangat berharap nantinya akan mendapatkan kasih sayang dari calon mertuanya. Karena semenjak ibunya pergi bersama lelaki l
Read more
Part 7
"Len, tumben jam segini sudah masak? Pulang jam berapa tadi?" tanya Pak Santoso seraya menuangkan air putih ke dalam gelas lalu menenggaknya. "Jam sembilan," ucap Lena cuek.Pak Santoso tampak tersedak mendengar jawaban Lena dan buru-buru meletakkan gelas yang masih berisi setengah air itu ke atas meja."Kamu nggak melayani pelanggan?" tanyanya lagi."Nggak, Lena pergi sama Khair," sahut Lena dengan wajah datar.Brakk!Pak Santoso menggebrak meja di hadapannya, seketika terdengar suara dentingan sendok dan garpu secara bersamaan. Lena sudah menduga, ayahnya pasti marah mendengar perkataannya. Namun, dia sudah tidak peduli lagi, sekalipun sang ayah menghajarnya habis-habisan karena telah melarikan diri dari kelab malam. Semua itu tetap tidak akan mengembalikan kehormatannya yang telah terenggut. Siksaan dari ayahnya sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Lena."Kamu ini sudah nggak waras? Mami Dora bisa pecat kamu k
Read more
Part 8
Setelah semua pekejaan kantor dan meeting selesai. Aida dan Khair menuju supermarket. Kini mereka sedang memilih barang untuk diberikan pada Lena. "Sepertinya yang ini bagus, Pak," ucap Aida sembari menenteng satu boneka dengan warna biru muda berbentuk beruang dilengkapi love di bagian perutnya."Kira-kira Lena suka nggak, Ai?" tanya Khair seraya mengambil alih benda itu dari tangan Aida dan mengamatinya."Mudah-mudahan suka, Pak," sahut Aida. "Sepertinya ini sudah cukup. Ada cokelat, jam tangan, parfum sama boneka ini," lanjutnya. "Oke kita ke sana mumpung belum terlalu siang. Hari ini kamu ada acara nggak?" tanya Khair. "Kebetulan saya lagi free, Pak." Aida membawa semua barang belanjaan mereka dan menuju kasir. Khair mengikuti langkah Aida, lalu membayar semua belanjaan mereka setelah kasir menyebutkan nominalnya, dan segera bergegas menuju rumah Lena. ***Lena mengambil sapu dan mulai membersihkan rumahnya. Mungkin aca
Read more
Part 9
Khair ingin menceritakan sedikit tentang kehidupan Lena, mumpung mood mamanya sedang baik. Sayangnya, Melody lebih dulu datang dan menyapa mereka. "Assalamualaikum," sapa Melody dengan membawa sebuah rantang di tangannya."Waalaikumsalam. Duduk, Mel! Tante kangen sama kamu." Mama Reta memeluk perempuan itu layaknya menantunya sendiri. "Ini ada titipan dari Bunda untuk Mas Khair dan Tante," ucap Melody seraya menyodorkan rantang yang sepertinya berisi makanan pada Mama Reta. Ya, Bunda Soraya memang sering memberikan makanan pada Khair dan mamanya. Karena mereka memang sudah seperti kerabat. "Khair kamu nggak mau cicipin?" Mama Reta meletakkan rantang yang dibawa Melody di meja dan membuka satu persatu isinya. Seketika aroma dari berbagai makanan menguar di udara. Sayang, Khair sudah kenyang. "Nggak, Ma. Khair mandi dulu, gerah soalnya." Khair berlalu menuju rumah. Dia tidak ingin Melody semakin berharap padanya. Khair bisa me
Read more
Part 10
Awas baper! "Khair, kamu benar-benar mau memberikan mahar ke Lena dan Pak Santoso sebanyak itu?" tanya Mama Reta setelah mereka sampai di rumah. Wajahnya tampak menginterogasi layaknya hakim yang sedang berhadapan dengan terdakwa. Sekejap kemudian, perempuan itu melempar tas-nya yang cukup bermerk dengan sembarangan."Iya, Ma. Memangnya kenapa?" tanya Khair polos. Dia sama sekali tidak merasa tindakannya adalah sebuah kesalahan. "Awalnya memang Mama setuju, tapi kayanya kamu harus pikir-pikir dulu. Mahar 15 juta rupiah bukan uang sedikit, terlalu mahal jika diberikan pada wanita bekas orang lain," ujar Mama Reta. Nada suaranya terdengar mengejek, seolah Lena memang serendah itu di matanya. "Ma, Lena jauh lebih berharga dari itu," tandas Khair. "Terserah lah! Ini kalau orang sudah dibutakan sama cinta, pikirannya jadi nggak berfungsi dengan baik!" tukas Mama Reta sinis. Perempuan itu membenarkan letak kacamatanya deng
Read more
DMCA.com Protection Status