Share

KU PILIH MELANJUTKAN PERJALANAN

Hari ke tiga puluh tujuh setelah pertemuannya dengan Leo untuk pertama kalinya, Leo masih belum memberikan signal hendak berbicara serius dengan Rania dan Rania sendiri pun seolah enggan membuka waktu untuk Leo berbincang. Dua kutub yang sama-sama tidak bisa di pertemukan.

Rania duduk di gazebo kegemarannya. Acara tatap muka di kampus memang belum dilangsungkan namun kesediaan Rania untuk menjadi driver online gadungan untuk Septia membuat dirinya sering berada di kampus ini sambil membawa laptop dan tumpukan kertas. Menikmati semilir angin kemudian menulis. Betapa suasana sunyi mampu mengalirkan energi baginya, energi hebat yang mampu memberikan lembar demi lembar kisah indah.

Septia menemui Arif kekasihnya dan rania mengumpulkan episode untuk novelnya, sebuah simbiosis yang saling menguntungkan memang.

Rania terus menulis hingga ia tidak menyadari beberapa orang datang dan sudah duduk di depannya. Septia dan kawan-kawan Arif.

"Hy, ada apa ?"

"Kak, kita jalan-jalan yuk."

"Kemana ?"

"Kemana saja."

"Iya kemana kalian ngonong."

"Ke pantai Pagatan."

"jauh,"

"Terus kemana ?"

"Ke Pulau Kembang."

"Males."

"Terus kemana dong?"

Rania menimbang,

"Ada berapa mobil sih ?"

"Ada dua mobil, mobil bu Rania dan pak Budiman."

"Pak Budiman iku sopo ?" Tanya Rania pada Septia. 

"Pak Budiman itu dosen juga teman dekat kakaknya kak Arif." Septia menjelaskan setengah berbisik.

"Orangnya yang mana ?"

"Yang itu,"

Septia menunjuk seseorang yang berdiri di ujung gazebo. Seseorang dengan tinggi sekitar 177 bertubuh atletis dan berambut ikal. Gayanya santai dan nampak sederhana. Rania mencoba mengingat-ingat wajah itu,. tapi siapa ya ?

"Kalau kita ke pulau kembang terus ke Pantai Batakan bagaimana ?" Pak Budiman bersuara.

Sejenak hening.

"Boleh,"

Rania menyahut, "kalau begitu yang perempuan pulang dan ijin dulu kita jumpa lagi di sini pukul tiga belas tepat ya.' Rania memberi keterangan.

Mereka serempak mengangguk hingga pak Leo dan pak Kris datang mendekat.

"Ada apa ini, dilarang berkerumun, dilarang berkerumun." Sura pak Kris menggoda. Betapa terkejutnya Rania ada pak Leo bersama pak Kris disana.

"Ada acara apa ini ?" tanya pak Kris lagi.

"Kami mau jalan-jalan pak." Suara pak Budiman.

"Kemana ?"

"Pokoknya berselancar pak, keliling mumpung masih muda." Pak Budiman kembali bicara.

"Kami ikut ya." Suara pak Leo.

"ikut ? tumben " Pak Budiman tidak bisa menahan kagetnya saat pak Leo bilang ingin ikut. Ini pasti karena ada Rania fikir pak Budiman.

"Boleh saja pak, "suara Septia.

"Tapi syaratnya bapak naik mobil kami biar bisa barengan." Yang lain mengangguk-angguk. rania nampak tidak bersemangat. acara berselancarnya pasti akan kehilangan nuansa bila Leo ikut karena pasti ia akan mencuri kesempatan untuk berbicara dengan Rania.

"Oke deh, kalau gitu kita bubar nanti jam satu siang kita jumpa lagi di sini.'

Pak Budiman mengarahkan ekor matanya ke arah Rania yang nampak malas secara mendadak. Pak Budiman ingin bicara namun enggan. Gosip pernikahan yang digantung antara bu Rania dengan pak Leo sudah viral di seantero jagat kampus. Hingga ia berusaha menjaga agar tidak terlalu hanyut.

Tiba-tiba tidak jauh dari gazebo, pak Leo jatuh, Terpental jauh. rupanya kaki beliau terperosok di lobang diantara lapangan.

"Kok bisa." Pak Budiman heran.

Mereka berlari ke arah Leo.

"Bu Rania bisa tolong pinjam mobilnya untuk mengantar pak Leo ke klinik.' pak Budiman bersuara sambil setengah menggoda, pak Kris menatap bu Rania dan pak Budiman heran. Mengapa tidak mobilnya saja atau mobil pak Budiman kenapa harus mobil bu Rania fikir pak kris. namun pak Kris akhirnya sadar saat tahu pak Budiman memberi isyarat padanya.

Rania yang bingung hanya bisa berkata " Bisa, pak."

Mereka menuju klinik. Di dalam mobil itu ada Rania, pak Budiman, pak Kris juga pak Leo. Yang lain ikut di mobil pak Budiman di belakang mobil mereka.

Sesampainya di klinik mereka harus menunggu beberapa saat.

Dan saat mereka melihat pak Budiman telah terbaring di ranjang kamarnya. kaki kirinya dibalut dengan perban juga perut sisi kanannya. Rupanya saat jatuh tadi ada kayu lancip yang mengenai sedikit lapisan kulit pak Leo.

Mereka berjajar di kamar mewah ruang perawatan pak Leo.

"kalian tidak jadi berangkat kan ?" tanya pak Leo. 

Namun Rania menjawab. "Jadi dong."

"Kok ?" suara pak Leo menggumam penuh tanda tanya, yang lain pun menatap bu Rania dan pak Leo bergantian sambil bingung juga heran tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"kita tetap jadi berselancar, sebaiknya segera di panggilkan keluarga pak Leo agar datang kemari." Jawab Rania memberi keterangan. Pak Leo menatap Rania heran. Rania mengangguk tanpa berani menatap lagi, ia mundur perlahan meninggalkan ruangan pak Leo dirawat.

"Bunda, tunggu." suara pak Leo. Rania berhenti. Yang lain heran mendengar panggilan bunda muncul dari bibir pak Leo memanggil bu Rania.

Bunda ? sebenarnya kak Rania siapanya pak Leo. Tanya hati Septia heran.

Rania berbalik.

"Kemarilah," Rania mendekat pelan. Yang lainnya pun mundur agar percakapan mereka tidak terdengar.

"Tetaplah di sini ayah mohon, .'

"Tidak."

"Bunda,'

"Tidak ayah, maaf ." rania bersuara sangat lirih seolah ada perasan yang ia tekan. Ia ingat tujuh hari setelah malam pertamanya dulu. Rania juga terbaring di rumah sakit ini karena sakit yang sangat parah. Namun Leo tetap pergi ke Bali bersama istrinya hanya demi menjaga hati istrinya. Leo hanya berkata "Bunda nggak papa ayah pergi ?"

Dan sebagai wanita baru dalam pernikahannya ia hanya bisa bilang iya nggak pa pa. Leo pergi berselancar dengan istri sahnya, melewati banyak cerita dan mengirimkan foto mesra lewat profil whatsapp istrinya. saat itu Rania merasa sangat sakit.

Ia yang dipinang dengan terhormat harus melewati episode setragis itu.

Saat sakitnya terasa menyiksa Rania melalui semua sendiri sedang leo masih berselanjar di pulau dewata nan indah bersama istrinya demi membasuh luka dan permohonan maaf karena menikah lagi. Saat itu Rania ditinggal i kartu atm berjumlah dua puluh juta untuk membayar rumah sakit. Tapi uang mereka berselancar menggunakan uang Rania. sebagai hadiah agar mereka bahagia.

Yang lebih menyakitkan lagi uang dua puluh juta dan atm nya di pertanyakan lagi oleh Leo beberapa bulan kemudian hingga kecewa yang bertumpuk-tumpuk membelenggu hati Rania. Hati Rania luka. Lukanya masih ada sampai saat ini.

Saat itu Rania tidak bisa melawan karena ia hanya sampah namun saat ini ? Maaf Tuhan telah berkata lain. Saat ini Rania telah muncul sebagai sosok yang berbeda.

"Bunda jangan pergi."

"Maaf ayah, bunda tetap pergi. Bunda butuh berselancar dan mencari hiburan"

"Nanti kalau ayah sembuh ayah antar jalan-jalan." Pak Leo berusaha merayu namun sayang Rania sibuk memapah hatinya yang sedang berdarah.

Rania melangkah pergi ketika Leo berkata.

"Ayah disini dengan siapa ?"

"Dengan istrinya ayah." Jawab Rania tegas.

"Bunda kan istrinya ayah." rania pergi meninggalkan ruangan Jahannam itu menuju lantai bawah. Ia tetap berselancar tanpa memperdulikan keadaan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maya Septina
??????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status