Share

03. Cinta; Mencintai Dia

Aku membasuh muka di wastafel kamar mandi. Hari ini lelah sekali, memakai dres seberat itu dan mahkota di kepala, rasanya hari ini pusing.

Aku menatap pantulan wajahku di cermin, semua make up sudah terhapus dan hilang hingga menyisahkan wajah asli tanpa memakai make up. Sebenarnya aku tidak menyukai make up, karena sejak dulu aku selalu berpenampilan apa adanya. Setiap pergi ke kampus, hanya memakai bedak dan lip balm bibir agar tidak pucat serta tidak mengelupas.

Wajahku memancarkan aura kebahagiaan tergantikan dengan wajah gelisah sejak aku memperkenalkan Anna dengan Drey. Aku bertanya-tanya. Ada apa dengan mereka? 

Apakah Drey dan Anna saling mengenal? Aku rasa tidak, karena Anna kuliah di Inggris dan baru kembali ke rumah. Okay, sebaiknya aku jangan berpikir negatif!

Lagi, aku menatap pantulan wajah di cermin. Kenapa tiba-tiba pipiku merona dan panas. Harum bau sedap malam pertama menempel di hidungku, aroma ini...  layaknya parfum mempunyai harum sangat ciri khas. Pikiranku langsung kacau.

Astaga ... Kenapa tiba-tiba aku mengharapkan bercinta dengan Drey?

Aku segera menepis harapan itu dengan membasuh wajahku. Detik selanjutnya, tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk dari luar.

“Ryn ...” panggil Drey memanggil namaku.

Aku terjingkat, kaget. Aku tidak mengerti saat Drey memanggil namaku, suaranya dingin. Aku menjadi gelisah, setelah aku memperkenalkan Drey kepada Anna, sikap dan suara Drey berubah 100℅.

Ada apa sebenarnya? Kenapa aku menjadi sangat gelisah.

“Apa kamu masih lama di kamar mandi?”

Aku terdiam. Pikiranku berkecamuk. Kenapa Drey tidak lagi memanggilku dengan sebutan sayang?

“Ryn ....”

“Iya, Drey. Aku masih lama di dalam kamar mandi,” kataku dengan cepat..

Aku berdiri tidak bergerak, menunggu jawaban Drey. Namun nihil, tidak ada suara Drey lagi, mungkin Drey sudah pergi dan tidak ada dibalik pintu.

Tidak butuh waktu lama, Aku segera menyelesaikan kegiatan membersihkan badan. Setelah selesai mandi, aku membuka pintu kamar mandi tetapi aku menutup pintu ketika mendengar suara Drey. Itu benar suara Drey sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon.

Aku mendengar baik-baik suara Drey, dibalik pintu kamar mandi.

“Aku telah menemukan seseorang yang salama ini aku rindukan dan seseorang yang telah menghilang meninggalkanku.” 

Nada suara Drey terdengar sangat frustasi.

Aku mengeryit, tidak mengerti! Sungguh!

“Aku mencintai Ryn, tapi bukan dia yang selama ini aku harapkan. Bukan dia ...." Suara Drey memelan diakhir kalimat.

Tubuhku berdiri kaku. Seakan saraf-saraf membeku turun ke ujung jempol kaki, Aku terpaku. Apa maksudnya dari perkataan Drey? Aku tahu, Drey mencintaiku setulus hati. Lantas kalau bukan aku yang Drey harapan lalu siapa?

“Aku salah ... Aku menyesal telah menikah dengan Auryn. Bagaimana ini? Apa aku harus mengakhiri pernikahan ini?” Drey sedang bertanya kepada sahabatnya melalui telepon.

Sakit ... sakit sungguh. Aku tidak mengerti, kenapa rasa sakit ini lebih sakit daripada putus cinta. Lebih sakit lagi mendengar kalimat mengakhiri pernikahan, keluar dari mulut lelaki yang selama ini aku percayai dan lelaki yang aku cintai?

“Kenapa, Drey? Kenapa kamu ingin mengakhiri pernikahan kita? Apa yang sebenarnya telah terjadi?” Suaraku bergetar dan batin berkecamuk.

“Aku tidak tahu. Kenapa aku bodoh! Aku tidak ingin menyakiti Auryn, tetapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku kembali mencintai Anna ...."

Anna? Aku terkejut, jantungku mulai berdebar tidak karuan. Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin, Drey mencintai kakakku. Tidak! Mungkin aku mendengar. Iya, aku salah mendengar.

"Anna, dia cinta pertamaku. Aku jatuh cinta kepadanya, ketika masih sekolah. Aku telah salah memilih seseorang. Seharusnya aku menikah dengan Anna bukan Auryn. Mereka kakak beradik, bodohnya aku tidak bisa membedakan.”

Jantungku semakin berdetak kencang, aku mendengar pengakuan sangat menyakitkan. Aku membekap mulutku. Gejolak emosi berusaha aku tahan, menahan rasa sakit hati yang kini meliputi hatiku. Jadi, selama ini Drey pernah jatuh cinta kepada Anna? Cinta pertama Drey adalah Anna?

“Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mengakhiri pernikahanku?”

Ya Tuhan! Kenapa ini begitu sakit. Suami yang baru beberapa jam lalu menikah denganku. Ternyata dia mencintai wanita lain? Anna, kakak kandungku!

Aku tidak ingin keluar dari kamar mandi sebelum Drey menyelesaikan obrolan dengan sahabatnya. Aku tidak ingin malam pertamaku menjadi kacau. Yang aku lakukan harus tenang dan jangan bertindak gegabah. Oke, Ryn. Tenang. Tarik napas lalu hembuskan.

Aku sadar dengan keterpakuanku saat ketukan pintu. Sebelum aku membuka pintu, aku menatap cermin dan membasuh wajahku. Aku menarik napas dalam-dalam, kedua pipiku tepuk-tepuk.

“Ryn, kamu sudah selesai mandi?”

Aku memutar kenop pintu. Aku melangkah menunduk lalu bertanya. “Sayang, mau mandi, bukan? Biarkan aku siapin baju.” Aku berkata tidak menatap lawan bicara dan melangkahkan kaki.

“Ryn ....”

Aku langsung menghentikan langkah kakiku ketika Drey mamanggilku. “Um, ada apa?” tanyaku, aku benar-benar tidak ingin melihat wajah Drey. Aku... Aku... Sakit hati. Aku kecewa. Sangat kecewa kepada Drey.

“Maaf,” kata Drey dengan suara pelan dan lirih.

Aku memberanikan diri untuk menatap wajah Drey dan aku tersenyum palsu. “Maaf untuk apa, Sayang?” tanyaku pura-pura tidak tahu. 

“Semuanya. Maafkan aku ... Aku sungguh minta maaf.” Raut wajah Drey frustasi dan terlihat berbeda. Drey masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah pintu kamar mandi tertutup dan bunyi shower berisik. Tubuhku merosot hingga bersandar lemas pada lemari besar.  Aku duduk di lantai dengan tidak berdaya. Aku tahu, kenapa Drey meminta maaf kepadaku. Karena Drey merasa bersalah telah menyakitiku. Dia sudah berjanji tidak akan membuatku menangis. Tetapi ...? 

Drey tidak menepati janji.

Aku menjambak rambutku, aku ingin menangis, tapi aku menahan agar tidak menangis dan tidak ada suara tangisan. Air mata sudah penuh dipelupuk mata mengalir mengalir deras membasahi pipiku. Sesakit inikah perasaan seorang wanita ketika mengetahui suami mencintai wanita lain dan ingin mengakhiri pernikahan? 

Pernikahanku baru saja terjadi. Kenapa harus berakhir? 

Malam pertama adalah malam paling istimewa namum sangat menyakitkan hatiku. Aku tidak menyangka, aku akan mendengar pengakuan dari Drey. Aku harap pernikahan ini didasari oleh cinta dan berjalan semestinya.

Tapi kenapa menjadi serumit ini? Rasa sakit di malam pertama, mendengar suamiku mencintai kakak kandungku.

Apa yang harus aku lakukan? 

****

Hari sudah menjadi semakin larut malam. Sejak tadi aku dan Drey saling diam, aku hanya tidak ingin berbicara dengan siapapun. Aku berjalan menuju ke ranjang tempat tidur dan menyelimuti diriku sendiri.

“Kamu mau tidur, Ryn?” tanya Drey.

Aku tidak menjawab. Aku sudah menutupkan kedua mata, mengabaikan Drey. Lelaki itu mendesah frustasi, merasa bersalah.

Baru saja beberapa menit aku terlelap. Mataku terbuka saat merasakan sentuhan lembut di pipi. Apakah aku sedang bermimpi? Batinku. Aku memandang wajah Drey dua jengkal dari wajahku. Suamiku tersenyum manis kepadaku.

“Maaf ....” kata Drey begitu lembut di telingaku. Berulang kali Drey membelai rambut panjangku. “Dan maaf juga telah membangunkanmu dari tidur. Kamu pasti lelah.”

Aku tersenyum lalu menggeleng kepala.

Drey mengecup puncuk kepalaku. “Aku minta maaf jika aku menyakitimu. Sekarang Aku sudah menjadi milikmu, Ryn. Aku suamimu. Aku tidak akan pergi darimu."

“Ku mohon jangan pergi. Aku membutuhkanmu, Drey."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mamah Tyo
Drey salh sasaran..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status