Share

Episode 1-Rahasia Sugantara

Namanya Suga, lengkapnya Sugantara Lesmana Dewa. Pria berusia tiga puluh dua tahun yang memiliki tubuh tinggi sekaligus kekar, dibarengi dengan otaknya yang cemerlang. Namun ... terlepas dari beberapa segi sempurnanya itu, Suga bukanlah tipikal pria idaman. Dengan kacamata tebal ia dikenal sebagai CEO culun oleh banyak orang. Pria yang merupakan pewaris utama perusahaan milik ayah angkatnya—Daichi Lesmana—itu, sering menjadi bahan gunjingan para karyawannya.

Itulah sosok Suga yang dikenal secara umum. Di balik itu semua, ada sebuah rahasia besar. Tak akan ada yang menyangka jika dirinya merupakan ... ketua mafia! Ia memimpin sebuah perkumpulan gelap yang sering memperjualbelikan barang-barang atau data secara ilegal. Tidak banyak orang yang tahu! Karena itu memang rahasia, kecuali beberapa orang kepercayaannya saja

Hidup Suga selalu diselimuti kekerasan, ia tidak pernah gentar ketika melihat darah. Bahkan, di kalangan anggota gengnya, ia terkenal sangat kejam. Tidak ada ampun bagi musuh sekaligus pengkhianat. Suga selalu menghajar habis para pengkhianat itu, tetapi ia tidak membunuh, melainkan menyiksa mereka dalam keadaan hidup-hidup! Bagi sebagian korbannya, tentu lebih baik mati daripada merasa sakit berkepanjangan, tetapi Suga tidak pernah mau menghabisi nyawa mereka. Tak hanya itu, para pengkhianat dijadikan dikurung lalu akan dijadikan sebagai tameng jika beberapa sindikat kejahatan geng mafia milik Suga ketahuan oleh pihak aparat, Suga juga mempertaruhkan keamanan keluarga mereka sebagai ancaman. Dengan begitu, Suga tidak perlu susah payah mengurus keterlibatan dirinya sekaligus identitasnya selalu aman.

Terlepas dari siapa Suga sebenarnya, hari ini ia menjalani hari sebagai CEO di perusahaan Daichi Lesmana. Tampilannya tetap culun, meski keindahan tubuhnya tidak bisa terlalu ditutupi. Nyatanya banyak orang yang justru melihat tampilan wajah ketimbang kekarnya tubuh. Hal itu membuat Suga tak cukup digemari.

“Ck, andai saja bos kita tuh ala oppa-oppa Korea, kerja pun bakal semangat,"celetuk seorang manager cantik dari divisi paling tinggi di perusahaan tersebut, sesaat setelah Suga melewati ruang kerjanya yang berdinding transparan.

Namanya Ratih Kembang Gayatri. Parasnya cantik, hidungnya mbangir dengan bibir tipis murni berwarna merah muda. Wanita itu benar-benar tidak menyukai Suga, karena terlepas ketidaktampanan pria itu, baginya Suga tidak memiliki keramahtamahan sama sekali.

Nurma bawahan sekaligus teman dekat Ratih pun hanya tersenyum. Namun, sepertinya senyum saja tidak cukup untuk menimpali ucapan Ratih, sampai akhirnya ia menjawab, “Jangan terlalu merasa benci padanya, Ratih. Nanti kamu suka sama dia, loh!"

“Amit-amit, enggak mau aku, Nur! Sudah geh culun, judes lagi. Kalau bukan CEO mana ada aku hormat sama dia, menyebalkan tahu!“ tandas Ratih dengan sengit.

“Tapi kalau lebih diamati lagi, sebenarnya Pak Suga itu gagah lho, Tih. Kedua lengannya saja besar banget, ditambah dia tinggi, sekaligus pinggangnya kecil. Mungkin dia pakai kacamata tebal karena memang ada minus di mata kali, Tih. Siapa tahu kalau dibuka, jadi tampan sekali.“

Ratih menghela napas panjang. Ia melirik wajah Nurma secara sekilas, sebenarnya ia membenarkan ucapan sahabatnya itu. Namun, sifat judes milik Suga benar-benar tidak bisa diganggu gugat. Tidak peduli jabatan yang lumayan tinggi telah diberikan oleh Suga untuknya, Ratih tetap tidak menyukai atasannya tersebut.

“Sudahlah! Kerja lagi saja kamu, Nur, enggak mau, 'kan, kalau aku mutasi ke jabatan lain?" ancam Ratih pada Nurma yang masih menatapnya sembari meledek.

Nurma membentuk sikap hormat pada Ratih, kemudian mengangguk mantap. “Siap, Bu Bos!“

“Duh mana nanti harus minta tangan si Culun lagi, kenapa sih harus pakai tanda tangan CEO segala?“

“Karena jabatan kamu juga tinggi, Tih. Sudahlah katanya mau balik kerja!“

“Ck, hah ....“

Kedua wanita tersebut segera memperbaiki posisi duduk, lantaran tak ingin membuang waktu hanya untuk bergosip. Lagipula ruang kerja Ratih menjadi satu dengan lima orang bawahan terpilih, agar ia bisa mengawasi mereka dengan baik. Sekaligus, membuatnya tidak bisa bersikap seenaknya terlalu lama.

***

Sesampainya di ruang kerja mewahnya, Suga duduk di kursi kerja mahalnya. Ia menghela napas panjang untuk membuang kegusaran. Hari ini ia benar-benar dibuat lelah oleh banyaknya pekerjaan kantor, belum lagi masalah-masalah serius di dalam geng mafianya.

“Arrrgggh!“ pekik Suga geram. Detik berikutnya, ia melepas kacamata tebalnya dan ... tampak sepasang mata tajam menyiratkan aura seram.

Namun, dalam tampilan wajah tanpa kacamata itu, Suga terlihat sangat tampan. Ia sempurna! Sayangnya hanya dirinya yang tahu kesempurnaan wajahnya itu.

Suga kembali menghela napas. “Memangnya siapa juga yang mau menjadi pewaris perusahaan sekaligus organisasi sindikat itu, hah?! Kalau bisa aku juga akan menumpas nyawa ayahku!“ ucapnya geram.

Suga tidak menampik ketidakrelaannya dalam menerima dua gelar sekaligus. Semua serba dipaksakan Keterlibatannya dalam sindikat bukan dari keinginannya, sekaligus jabatan CEO itu. Sejak kecil ia sudah dilatih secara khusus oleh Daichi Lesmana—ayah angkatnya. Daichi Lesmana pernah menjadi anggota gangster yang kejam, membunuh para korban tanpa ampun.

Pria keturunan Jepang tersebut lantas pindah ke Indonesia karena kejahatannya hampir diketahui oleh pihak keamanan di sana, beruntungnya, sampai saat ini identitas Daichi Lesmana selalu aman. Ibunya keturunan Jawa, cukup mudah baginya untuk mencari tempat tinggal.

Dan dari pelariannya itu, Daichi Lesmana membentuk sebuah perkumpulan gelap yang bergerak memperjual-belikan barang-barang serta data ilegal. Semua ia lakukan untuk mencari nafkah atas dirinya sendiri. Sebagai seseorang yang sudah piawai dalam hal kejahatan, cukup mudah bagi Daichi Lesmana membangun usahanya. Keuntungan yang ia dapat dari semua itu, ia gunakan untuk membangun sebuah perusahaan legal dan akhirnya terkenal.

Namun lambat laun Daichi Lesmana merasa kesepian, tetapi enggan untuk menikah. Hingga akhirnya, Daichi Lesmana mengadopsi tiga orang anak dari panti asuhan. Ia memilih Suga—bocah jenius itu—dan mulai melatih Suga menggunakan banyak kekerasan. Dan ketika Daichi Lesmana sudah berumur pensiun, Suga menjadi penerus kedua usaha antara legal dan ilegal tersebut.

“Kapan matinya si Tua itu? Sampai kapan aku menjadi kaki tangannya? Herannya, sudah tua sekalipun kekuatannya masih melebihi singa! Memang! Pembunuh sama amatir jelas berbeda!“ gerutu Suga atas semua keluh kesahnya.

Suga menginginkan kematian Daichi Lesmana, tetapi langsung membunuh pria itu tentu menjadi hal yang mustahil. Sekalipun kejam, Suga tidak pernah menghabisi nyawa seseorang, ia hanya melakukan penyiksaan selebihnya ancaman. Dan sekalipun ia berani, membunuh Lesmana merupakan hal yang gegabah. Karena selain berbahaya bagi identitasnya, ia akan hidup kesulitan jika masuk penjara.

Suara ketukan pintu tak didengar sama sekali oleh Suga karena sibuk dalam pikirannya sendiri. Alhasil, si pelaku tersebut masuk tanpa permisi. Ketika pintu terbuka muncul seorang wanita cantik, yakni Ratih Kembang Gayatri. Meski tidak mendapat jawaban, asal sudah mengetuk bukan sesuatu yang tidak sopan menurutnya.

Baru berbalik setelah menutup daun pintu kembali, Ratih dibuat tercengang oleh tatapan tajam seorang Sugantara. Mata mereka saling bertaut satu sama lain dalam kebisuan yang menegangkan.

Ratih menelan saliva, meski tubuhnya terpaku tanpa bisa digerakkan. Ia merasa bingung atas adanya sosok tampan tersebut. Pria itu siapa dan mengapa ada di ruangan CEO culun yang sangat tidak ia sukai? Lantas, mata Ratih bergerak menyelidik tubuh Suga yang kini sudah berdiri.

“P-Pak Su-suga ...?“ ucapnya terbata-bata dengan suara kecil nyaris tak bisa didengar.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status