Share

Part 5

Acara pertunangan Shaka dan Dasta baru saja selesai, suasana haru dan bahagia begitu terasa malam ini. Meski cuma baru bertunangan, tapi kedua belah pihak keluarga tampak sangat semangat dan sudah tak sabar menanti sebulan lagi agar putra-putri mereka sah menjadi suami istri.

Dasta tampak memandangi cincin pertunangan yang melingkar di jari manis tangan kirinya. Cincin mewah bertatahkan berlian tampak berkilau dan indah di jari tangan Dasta.

Tak henti-hentinya Dasta tersenyum membayangkan adegan tadi, dimana Shaka menyematkan cincin pertunangan mereka di jari manis tangan kirinya. Begitu lembut dan romantis, Dasta suka dengan sikap Shaka yang belakangan ini semakin manis padanya.

"Disini kau rupanya!"

Dasta tersentak saat sebuah suara terdengar dari arah belakang tubuhnya, suara langkah kaki terdengar mendekati Dasta yang saat ini tengah berada di taman belakang rumah milik Shaka.

Shaka tersenyum melihat calon istrinya ternyata ada disini, dari tadi ia mencari keberadaan Dasta.

"Aku mencarimu kemana-mana," bisik Shaka di telinga Dasta setelah ia sudah dekat dengannya.

Shaka bahkan memeluk tubuh Dasta dari belakang, melingkari perut ramping Dasta dengan kedua tangan kokohnya.

"M-maaf," cicit Dasta merasa tak enak karena tak memberitahu dulu pada Shaka jika ia di taman belakang.

Shaka tak menjawab, pria itu hanya diam dan merapatkan pelukannya di tubuh Dasta. Sesekali ia beri kecupan di leher dan bahu Dasta yang terbuka akibat gaun yang di kenakan Dasta berbentuk seperti pinjungan yang mempertontonkan bagian dari leher sampai batas dadanya.

Dasta meremang akibat perbuatan Shaka yang kini meremas pelan bokongnya.

"Kak Shaka...."

"Sssssst, aku tidak akan melukaimu Dasta. Kau tunanganku, dan aku pria normal yang tentu saja sangat bernafsu padamu." bisik Shaka sensual, sesekali di gigitnya cuping telinga Dasta.

Dasta pasrah membiarkan saja Shaka memperlakukan dirinya sesuka pria itu, karena sejujurnya Dasta sangat menyukai segala sikap Shaka padanya.

*******

Sikap Shaka kian hari semakin manis, lembut, dan perhatian pada Dasta. Membuat wanita serasa melayang, namun kerap kali merasa pusing jika Shaka dalam mode possessive pada semua yang Dasta lakukan.

Bahkan tak segan-segan Shaka menunjukkan rasa cemburunya ketika Dasta sedang bersama teman kerja prianya. Wajah Shaka terlihat murka dan itu cukup membuat Dasta ketakutan.

Rasty tertawa saat Dasta menceritakan padanya tentang sang Abang yang cemburu, tak menyangka jika Shaka yang selamat ini terkesan dingin dan cuek ternyata punya rasa cemburu juga. Rasty tentu tak meragukan itu, seorang Dasta mampu membuat Abangnya menjadi bucin.

Hari-hari terus berlanjut dan kecemburuan Shaka semakin menjadi saat hari pernikahan sudah dekat tinggal menghitung hari saja. Acara persiapan pernikahan pun sudah selesai hampir seratus persen.

Untuk itu Shaka menyuruh Dasta untuk cepat berhenti berkerja di toko tempatnya bekerja. Walaupun awalnya Dasta sempat menolak keinginan Shaka, tapi pada akhirnya Dasta pun mengalah.

Dan inilah saatnya. Hari dimana Shaka dan Dasta akan bersatu dan terikat menjadi satu dalam ikatan pernikahan.

Hari paling membahagiakan dan bersejarah bagi semua orang, menikah satu kali seumur hidup. dan Dasta pun tentu sangat berharap seperti itu.

Tak pernah ada dalam hayalannya akan bersanding dengan pria yang sebentar lagi akan berstatus menjadi suaminya.

"Buka matamu nona," perintah seorang pria kemayu di telinga Dasta.

Dasta membuka matanya dan terpukau menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sangat cantik dan tampak berbeda bak bidadari.

"Ini aku?" tanya Dasta tak percaya.

Pria kemayu yang merias Dasta pun menganggukkan kepalanya. "Iya nona, anda terlihat sangat cantik sekali."

Wajah Dasta merona mendengarnya, tersenyum bahagia menyambut detik-detik dirinya dan Shaka resmi menjadi suami istri.

Tak sabar menjadi istri dari Shaka Permana, pria yang sangat Dasta cintai. Ya, Dasta jatuh cinta pada Shaka. Sikap Shaka yang membuat Dasta jatuh hati.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan di pintu membuyarkan segala pikiran Dasta. Pria kemayu yang merias Dasta pun melangkah mendekati pintu dan membukanya.

Dasta gugup, karena orang tersebut mengatakan jika ini saatnya sang mempelai wanita untuk keluar menuju altar pernikahan.

Dengan debaran jantung yang kuat Dasta bangkit berdiri di bantu sang perias. Saat membuka pintu sang ayah tercinta sudah berdiri menunggunya. Ayah Dasta mengulurkan lengan kirinya agar Dasta menggamitnya.

Tak lupa pula buket bunga berwarna putih yang Dasta pegang di tangan kirinya, iring-iringan musik terdengar saat Dasta mulai melangkahkan kakinya ke altar.

Suara sorak-sorai heboh para tamu hadirin pun menambah suasana semakin ramai.

Dari kejauhan Dasta dapat melihat tatapan mata Shaka yang terus memperhatikannya. Pria itu tersenyum, senyuman yang penuh arti.

"Sebentar lagi." batin Shaka sudah tak sabar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status