Share

SEQUOIA
SEQUOIA
Penulis: Kaifaita

1. Awal

"Uang lo!"

Dirampasnya tiga lembar uang biru dari tangan seorang yang terulur ragu. Lalu dibuat senyum puas sambil mengibas uang-uang itu, bangga. 

Atensinya kembali pada seorang kutu buku yang akhir-akhir ini sering ia poroti. Tangannya mengelus kasar rambut cewek itu. "Lain kali, bawa yang banyak!"

Pasrah, cewek kutu buku tadi mengangguk takut. Tak berani melawan adik kelas yang mempunyai mata setajam silet, seperti Joi. Yang mana jika kemauannya tidak dituruti, maka siapapun harus siap mendapat perlakuan buruk yang nantinya malah merusak masa-masa indah SMA.

Kembali pada penguasa, ia melanjut kata, "Lo boleh pergi selama lo muji gue sampai tujuan."

Benar saja, cewek lugu itu terus memuji cantik Joi sembari berjalan menuju kelasnya. Membuat Joi mendapat sedikit hiburan di rabu pagi ini. 

Saat asyik memperhatikan cewek kutu buku tadi terus mengucapkan pujian, bahu Joi ditepuk keras oleh seseorang dari arah belakang. 

Ingin marah, namun batal karena pemukul adalah sahabat tercinta. Joi memamerkan senyum bangga sembari kembali mengibas beberapa lembar uang yang ia pegang.

"Dapet berapa lo, Nyuk?"

Joi mengalihkan atensi pada sahabat-sahabatnya yang baru datang. "Lima ratus ribu, ada lawan?" katanya sambil mengangkat dagu. 

Salah satu di antara mereka malah tersenyum meremehkan. Ia berjalan ke depan guna menonjolkan diri. Beberapa lembar uang merah ia keluarkan dengan misterius, tentu dengan senyum lebar maksimal. "Enam ratus ribu! Gimana, keren nggak gue?"

Mata Joi membesar, tak percaya akan pernyataan Tiara. Selama ia menekuni pekerjaan malak-memalak ini, tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkan pendapatannya.

Sebuah rekor untuk seorang Tiara, karena mampu mematahkan gelar Joi sebagai orang berpengaruh yang penghasilannya di atas rata-rata. 

Di saat yang lain sibuk menertawakannya, Joi memilih menatap sengit Tiara. Tentu saja ia tak suka, harga dirinya seolah dijatuhkan begitu saja. "Awas aja, gue bakal—"

Atensi Joi teralih. Ia menatap kaget uangnya yang dibawa lari. "Eh? Uang gue!" 

Joi berlari mengejar cowok itu. Enak saja, hasil jerih payahnya selama mengais nafkah itu diambil percuma. Ya, walau modal tatapan sengit dan sedikit bentakan saja. "Berhenti!"

Tidak lama ternyata aksi kejar-mengejar itu. Joi memberhentikan langkah di bawah tangga menuju lantai dua. Menatap tajam pelaku seolah ingin menelan hidup-hidup. "Apa-apaan lo?"

Mata Joi menajam kala lelaki itu bergeming, menghiraukan Joi yang sedikit sesak napas.

Memang berasal dari tabiat tak sabaran, Joi memilih merampas uangnya. Namun, kalah cepat oleh tepisan lelaki tadi. Joi jengah, ia mendengus pelan. "Mau lo apa?"

"Lo tau mau gue apa."

Dasar, cowok keras kepala! Joi jadi kembali bernostalgia di dua minggu sebelumnya. 

FLASHBACK

"Jadi pacar gue."

Joita tersenyum gamblang. "Sekaya apa lo sampe berani ngajak pacaran gue?" Ia melipat tangan di dada.

Sedang cowok itu malah membalas senyumnya ringan. "Rumah gue besar."

Joita tertawa ringan. "Orang yang rumahnya segede kamar gue juga tetep bilangnya besar." Joita semakin menyombongkan diri.

Cowok itu mendengus pelan, agak kesal dengan sikap jual mahal cewek di depannya. "Yang pasti rumah gue lebih besar dari kamar lo," ucapnya tak ingin kalah. Ia menyambung, "Lagipula, cuma hubungan skenario. Lo cuma harus gue antar-jemput setiap hari, enak, kan? Poin plusnya gue juga ganteng. Dan lo juga nggak dirugiin."

Joita membuang bola matanya. "Yang jadi pertanyaan, kenapa harus gue? Juga, kenapa gue harus mau sama jasa antar-jemput lo itu? Gue gak sekere yang lo kira. DAN, gue gak tertarik tentang gantengnya lo kalo duit sama sekali gak ada. Ya ... kecuali lo seganteng Prince Felix, gak punya rumah mah juga gak apa-apa."

"Dengan lapang dada, gue nolak lo," ucap Joi dengan senyum tak tulus. Ia berjalan pelan, meninggalkan Baskara.

"Lo bakal nyesel nolak gue tanpa tau kekayaan gue!"

Joi berhenti lalu berbalik. "Orang kaya gak cuma lo aja kali, masih banyak sugar daddy!" Setelah itu, ia benar-benar berlalu dengan percaya diri. Bahkan rambutnya ia kibas ke samping dengan sengaja.

FLASHBACK OFF

"Nggak!" tegasnya, malas berlarut-larut dalam masalah tidak jelas.

"Oke, lo bisa nggak, gue juga bisa."

Joi menatap cowok di depannya gemas. Ingin rasanya ia cakar wajah idaman para wanita itu.

Memang, seorang Baskara yang selalu dipuja dan diidamkam para siswi SMA Saturnus. Jika ditanya kenapa Joita malah menolak Baskara, tidak seperti perempuan pada umumnya. Yaitu, karena Joi suka dengan cowok yang sempurna. Poin pentingnya terletak di harta, kasta, dan rupa tentunya. Dan Baskara hanya mempunyai satu poin dari tiga poin penting. Tereliminasi.

"Gue buat jaminan."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status