Dava dan Airaa sama-sama merasa canggung setelah kejadian beberapa saat yang lalu. Kini keduanya duduk saling berhadapan menatap dengan meja sebagai penyekat jarak di antara mereka.
Sesekali Airaa tampak meniup cokelat panas yang masih mengeluarkan uap dan gempulan asap. Sedangkan Dava, pria itu terlihat terus menyesap kopi hitam yang di buatkan Airaa.
Jangan tanyakan bagaimana malunya mereka berdua setelah menyadari sejauh apa yang mereka lakukan tadi, Airaa rasanya sangat malu luar biasa dan ingin sekali tenggelam ke dalam lautan. Betapa ia juga sangat terbuai dengan ciuman dan sentuhan Dava, tidak, pria itu bahkan sudah menyentuh bagian sensitifnya.
Bagaimana mungkin Airaa bisa sampai terlena begitu, membiarkan Dava melakukan seenaknya. Seandainya tadi Airaa tak tersadar lebih dulu, apakah mungkin malam ini ia akan menyerahkan diri seutuhnya pada Dava, dengan garis besar melepaskan apa yang selama ini ia jaga.
Airaa terlonjak kaget ketika sepasang tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang. Airaa sudah bisa menebak siapa pelakunya, ini rumah Dava dan hanya mereka berdua yang ada disini."Kau lagi apa?" tanya Dava menumpukkan dagunya di bahu Airaa, terdengar sesekali pria itu menguap."Aku lagi main voli Dav." Dava terkekeh mendengar ucapan ketus dan tidak masuk akal yang Airaa lontarkan."Lepasin Dav, aku lagi masak!" elak Airaa yang lama-lama merasa risih juga."Heumm, kau masak apa?" "Nasi goreng. Kau tunggulah di meja setelah kau membersihkan diri terlebih dulu." titah Airaa begitu nyinyir."Mandiin ya?" tawar Dava.Airaa langsung mencubit tangan kekar Dava yang masih setia melingkari perutnya."Hahaha, aku hanya bercanda Airaa sayang. baiklah, aku mau mandi dulu." Dava mengecup punggung Airaa dan bahunya dari balik luar bajunya, bahkan Dava menghirup kuat aroma tubuh Airaa yang begitu wangi dan terasa memabukkannya.Airaa meremang d
Jam istirahat kerja Nando menelpon Dava agar datang ke rumahnya, saat ditanya lewat telepon, Nando sama sekali tak mengatakan apapun dan terkesan memaksa Dava.Malah pakai bilang keadaannya sangat gawat lagi, tentu saja Dava sangat khawatir. Apakah ada sesuatu hal yang buruk terjadi pada kakak ipar Kia? Apakah wanita itu akan melahirkan? Eh, usia kandungannya juga paling baru sekitar 4 bulanan.Daripada banyak berpikir, Dava langsung tancap gas ke rumah Nando. 30 menit kemudian Dava sampai di kediaman rumah Nando, pria itu semenjak mengetahui istrinya hamil jarang masuk ke kantor. Alasannya, karena kehamilan Kia masih sangat muda, dan butuh perhatian ekstra.Kedatangan Dava di sambut hangat oleh security yang membuka pintu pagar mempersilakan mobil Dava masuk. Dava membuka pintu mobilnya, di sambut hangat oleh Nando yang ternyata sudah menunggunya."Ada masalah apa?" tanya Dava kentara sekali paniknya."Ini sangat gawat bro!" sahut Nando tak kalah
Masih tema badut ya Nando dan Kia tampak tersenyum puas dengan rencana mereka, memang berawal dari keinginan Kia yang sangat ingin melihat Dava menjadi om badut. Ide konyol tercenung di dalam pikiran Nando ketika ia berbisik di telinga Kia untuk mengubungi Airaa agar ke rumahnya, sekaligus merengek pada Airaa agar ia juga menggunakan pakaian badut seperti Dava.Kia terkikik geli mendengar ide konyol suaminya itu, tapi tak ayal iya juga menyetujuinya. Dengan cepat Kia menyuruh sepupunya itu untuk datang ke rumahnya dengan memakai kostum boneka. Awalnya Airaa menolak keras, tentu saja! Masa ia ke rumah Kia harus menggunakan kostum boneka besar, tapi Kia tak mau menyerah dan terus merengek hingga membuat Airaa tak mampu berkata-kata. apalagi menyangkut soal keinginan janin yang di kandung Kia, tentu saja Airaa tak tega dan akhirnya menyetujui keinginan Kia.Kesempatan emas di gunakan sepasang suami-istri itu ketika Dava masih di dalam kama
"Kenapa bisa kau terjebak di sini, dengan penampilan seperti ini pula? Apa sekarang kau sudah beralih profesi menjadi seorang badut?" tanya Airaa dengan nada sinisnya.Dava memutar bola matanya kesal, wanita ini bukannya membantu dirinya untuk menghapus riasan menor di wajahnya malah mengomelinya. "Kau sendiri, bagaimana ceritanya juga terjebak disini dengan memakai kostum badut?" tanya balik Dava tak kalah sinis."Ralat! Ini bukan kostum badut, tapi kostum berbentuk boneka besar." Dava terkekeh. "Sama saja, intinya saat ini kau sama lucu dan konyolnya sepertiku." Ucapan Dava ini benar-benar membuat stok kesabaran Airaa habis, ingin rasanya Airaa mencakar wajah Playboy mesum itu.Dava merasa kesal sekali, riasan menor di wajahnya ini tak kunjung menghilang juga. Ia memutar tubuhnya dan langsung menarik tangan Airaa keluar menuju mobilnya."E-eh, apa-apaan ini? Kenapa kau suka sekali menarikku?!" teriak Airaa spontan ketika Dava tak menghirauk
Kia tak bisa menghentikan tawanya saat melihat foto-foto dan video Dava dan Airaa yang kompak menjadi pasangan badut dadakan. Ia tidak menyangka jika kedua orang yang saling adu sengit ketika bersama namun bisa juga menjadi sangat manis seperti yang di dalam foto dan video ini."Mas, lain kali aku mau kamu yang jadi badut ya." ucap Kia berbicara pada Nando yang duduk di sampingnya.Seketika tubuh Nando menjadi tegang dan kaku, ucapan permintaan Kia bagaikan suara terompet yang siap menyambutnya menjadi seseorang yang konyol seperti Dava kemarin."Eeh, kok gitu?" tanya Nando spontan."Habisnya aku suka mas, kalau bisa aku pengen setiap hari lihat badut di rumah." jawab Kia terkikik geli."Kalau begitu aku akan menyewa badut untuk tinggal di rumah sampai kamu melahirkan." usulan Nando yang mendapatkan gelengan kuat Kia."Aku gak mau orang lain mas," "Terus?" kening Nando berkerut dan perasaannya mengatakan hal buruk."Aku mau Nando dan mas ya
Dava meradang ketika orang tuanya mengatakan jika orang tua Airaa membatalkan perjodohan di antara mereka. Awalnya orang tua Dava mengira itu karena kemarahan sesaat saat waktu pertama kali pertemuan antara kedua belah pihak tempo hari, dimana saat itu Dava tak kunjung datang padahal papanya sudah memaksa Dava untuk pulang ke rumah.Pak Wira menatap sengit putranya yang kini dengan se-enaknya pulang ke rumah dan merengek padanya serta sang istri. Dava semakin merengek ketika pak Wira mengatakan pembatalan perjodohan antara putranya dan putri sahabat sekaligus rekan bisnisnya."Pa, Dava tidak mau di batalkan, pokoknya Dava gak terima. Titik!" ucapnya menolak tegas yang entah sudah ke berapa kalinya.Pak Wira tak ambil pusing, dengan santai ia mengendikkan bahunya acuh. Sesekali hanya di liriknya Dava yang kini tengah merengek pada Hanum istrinya."Kenapa kamu gak mau, dan gak terima perjodohannya di batalkan?" tanya pak Wira mengangkat sebelah alisnya."
Hari ini Airaa ingat ada janji pertemuan dengan pelanggan setianya, pria yang bernama Shaka Permana adalah tamu penting yang akan datang ke butiknya. Shaka sendiri adalah sahabatnya dari SMA, bisa di bilang jika saat itu hubungan di antara Airaa dan Shaka sebagai Abang kelas dan adik kelas, namun Airaa tak pernah sekalipun mau memanggilnya kakak maupun Abang.Airaa sangat penasaran dengan wanita yang akan menikah dengan Shaka, setahu Airaa, Shaka adalah pria dingin yang nyaris tak pernah menjalin hubungan yang serius dengan wanita.Tapi bukan berarti Shaka gay, dia pria normal dan juga termasuk salah satu Playboy. Hanya saja Shaka masih di lever dasar jika di cap sebagai playboy.Dering ponsel Airaa kembali berdering, ia melirik sekilas ponselnya yang ada di meja. Nama Dava yang tertera di layar ponselnya, Airaa mendengkus sebal.Sampai kapan pria itu akan terus menghubunginya? Apakah Dava tidak lelah? Daripada membuang waktu, lebih baik Dava datang saja ke
Dava menunggu tamu penganggu momen kebersamaannya bersama Airaa pulang, Shaka dan Dasta terlihat keluar dari ruangan Airaa setelah Dava menunggu cukup lama selama dua jam. Entah hal apa yang mereka bahas bertiga, yang pastinya menurut Dava hanya seputar soal urusan pakaian.Dengan santai Dava kembali berjalan ke arah ruangan Airaa, wanita itu tampak fokus pada layar laptopnya. "Apa yang sedang kau kerjakan?" tanya Dava menghempaskan bokongnya ke sofa."Bukan urusanmu!" jawab Airaa ketus tanpa mau repot-repot melihat ke arah Dava.Dava kesal dengan reaksi yang Airaa tunjukkan, ia pikir dengan ciuman maut yang ia berikan tadi mampu menjinakkan sikap keras dan jutek Airaa."Kau sendiri, kenapa masih disini? Apa kau tidak bekerja?" tanya Airaa kini mengalihkan perhatiannya pada Dava.Dava tersenyum, setidaknya kali ini Airaa bicara sambil melihat ke arahnya."Kerja," "Terus kenapa masih disini?""Ya karena aku ingin." jawaban santai Dava m