"Tunggu!" suara Kia berseru menyuruh Aisyah berhenti.
Aisyah menoleh melihat Kia yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Tak perlu lakukan itu Aisyah, jangan menambah banyak drama lagi. ku mohon!" ucap Kia to the point.
"Drama apa?" tanya Nella yang sedari tadi diam memperhatikan mereka.
"Ratu drama ma." jawab Kia berani.
"Apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri Kia?" tanya Aisyah yang sama sekali tak merasa jika dialah sih ratu drama.
"Aisyah!" bentak Nella membuat ia, Ayesha dan Kia tersentak.
"Apa kalian tidak bisa berhenti bertengkar?" tanya Nella tajam.
"Kami tidak bertengkar bun, Kia lah yang memulai semua kesalah pahaman ini. itu karena apa? karena dari awal dia tidak suka dengan kehadiranku bun. dia--"
"Cukup!!" teriak Nella nyaring nyaris ftustasi.
"Mama!" teriak Kia kalang kabut melihat ibu mertuanya terhuy
Flashback on."Kenapa aku merasa sepertinya sepeda motor di belakang itu mengikutiku?" tebak batin Aisyah curiga melihat dari kaca spion tukang ojek yang sedang di tumpanginya."Bang, berhenti di warung itu!" titah Aisyah pada sih abang tukang ojek di warung depan.Ojek berhenti sesuai intruksi Aisyah, dengan santai Aisyah membeli satu bungkus nasi seperti biasa setiap kali ia ingin menbawanya untuk pria bodoh yang disekapnya.Kecurigaan Aisyah semakin menjadi dan semakin penasaran, siapa orang yang telah berani bermain-main dan membuntutinya seperti ini.Setelah selesai ojek Aisyah kembali berjalan, dan tak berapa lama ojek yang Aisyah tumpangi sampai di rumah kemarin yang ia datangi.Aisyah membayar ongkos ojek kemudian berjalan menuju rumah, membuka pintu yang terkunci dan masuk ke dalam. tak lupa Aisyah kembali mengunci pintu dari dalam.Saat itulah Kia ke
"Bro!" Dava menepuk bahu Nando.Nando tersentak, ia hanya menyunggingkan senyum kikuk plus bingun melihat Dava."Astogeh! lo melamun?" tanya Dava yang tak di tanggapi Nando sama sekali."Ada apa sih? ada masalah ape sehingga membuat abang Nando kita terlihat frustasi banyak pikiran begini." goda Dava mencairkan suasana agar Nando tak terlihat begitu tertekan."Gue bingung Dav." kata Nando membuka suaranya."Eh, bingung nape?""Istri gue sama sepupu angkat gue, tiap hari tuh ribut mulu yang ujung-ujungnya karena kesalah pahaman."Sepupu angkat? maksud lo sih itu kan, yang namanya Aisyah gitu ya." tanya Dava mencoba mengingat Aisyah.Nando mengangguk. "iya yang itu, cuma kalian gak terlalu kenal.""Ya iyalah gak terlalu kenal, entah kenapa gue lihat sepupu lo itu il___" Dava menggantungkan kalimatnya, menutupi mulutnya dengan ke
"Ayo mas, di makan bekal makan siangnya." titah Kia menyuruh Nando yang malah asyik menatapnya intens.Nando seakan tuli dengan ucapan Kia, pria itu malah semakin lekat menatap wajah istrinya. Kia risih di tatap seperti itu sama suaminya sendiri, meskipun tak bisa di pungkiri jika Nando sudah sering melihat dirinya polos tanpa sehelai benang pun. tapi tetap saja rasanya risih bagi Kia di tatap begitu."Mas--" cicit Kis tersendat."Aku mencintaimu." ucap Nando tiba-tiba."Maafkan aku, yang sudah menyakitimu selama ini." lanjutnya lagi dengan raut wajah yang jelas sarat akan penyesalan.Kia menghela nafas berat. "sebaiknya, simpan saja dulu ungkapan cinta dan permintaan maafmu itu mas. sampai aku benar-benar mendapatkan bukti kuat tentang Aisyah yang sebenarnya.""Baiklah," ucap Nando menyetujui.Nando mulai membuka kotak bekal makan siang yang Kia ma
Aisyah menggeram kesal karena Kia sejak tadi tak kunjung pulang. wanita itu berpamitan ingin ke kantor Nando untuk mengantarkan bekal makan siang.Padahal Aisyah sudah terlebih dahulu menawarkan diri agar ia yang mengantarkannya. tapi Kia, wanita itu tetap kekeh pada keinginannya."Sial! kenapa Kia lama sekali?" ucapnya marah."Sudah dari tadi dia pergi, tapi sampai sekarang belum juga kembali. arrrgghh!" Aisyah membanting semua benda yang ada di kamarnya."Aku tidak mau jika mereka kembali bahagia bersama." gumamnya menggelengkan kepala.Bayangan akan Nando dan Kia yang kembali bersama bahagia, saling melepas canda dan tawa membuat seluruh tubuh Aisyah terasa terbakar."Tidak! aku tidak mau hal itu terjadi! Nando milikku! bukan milik Kia, atau wanita manapun." ucap Aisyah yang bertingkah layaknya seperti orang gila."Nando...." lirihnya menangis perih.
"Assalamualaikum," ucap salam Kia membuka pintu rumah."Bagus sekali! menantu rumah ini, jam segini baru pulang." sambut Aisyah menyindir Kia.Kia tak menanggapi ucapan wanita licik itu, rasanya jengah sekali melihatnya."Tunggu!" cegah Aisyah menghentikan langkah Kia."Kenapa kau baru pulang jam segini?" tanya Aisyah menelisik curiga yang kini sudah di depan Kia."Memang apa urusannya denganmu Aisyah? aku pergi ke kantor suamiku sendiri, ada yang salah?" gantian Kia bertanya."Tidak ada, hanya saja heran melihatmu yang pergi terlalu lama. atau jangan-jangan kau pergi ke tempat lain?" selidik Aisyah tersenyum mengejek."Aisyah, apakah kamu seorang peramal?""Ma--maksudmu?" tanya Aisyah gelagapan."Aku bangga padamu yang bisa begitu mudahnya menebak. dengar!" Kia sedikit mendekatkan dirinya pada Aisyah.
Nando menatap istrinya yang sedari tadi tampak gelisah dalam tidurnya, dengan lembut ia menyentuh pundak Kia."Kia, sayang kamu kenapa?" tanya Nando berbisik di telinga Kia.Kia membuka matanya yang tadi sempat terpejam, membalikkan badannya menghadap sang suami. hingga kini mereka berdua saling berhadapan."Mas?""Iya? jawab Nando menatap lekat wajah istrinya."Sebenarnya ada hal yang ingin aku katakan padamu mas.""Soal apa? Aisyah lagi?" tebak Nando.Kia menggigit bibirnya, melihat respon Nando yang seperti itu membuatnya ragu, antara ingin mengatakannya atau tidak."Bicaralah," titah Nando tak tega juga melihat wajah Kia yang tampak kecewa."Ehm, jika aku mengatakannya, apakah kamu mau mempercayainya mas?" tanya Kia memastikan dan berharap kalau Nando mempercayai ucapannya kali ini."Kenapa gitu? jadi
"Kalian sudah ingin berangkat?" tanya Nella yang kondisinya sudah lumayan membaik."Iya ma, kami bertiga pamit pergi dulu ya." pamit Nando mencium punggung tangan kanan sang ibu.Di susul Kia dan juga Ayesha yang bergantian mencium punggung tangan kanan Nella."Hati-hati ya kalian di jalan. Oh ya, Aisyah tidak ikut?" tanya Nella yang melihat Aisyah berdiri di ambang pintu kamarnya.Aisyah menggelengkan kepala sedih, sengaja ia lakukan agar menarik perhatian Nella."Oh itu, Ayesha yang gak mau ibunya ikut. iyakan sayang?" ulang Kia lagi bertanya pada Ayesha agar mama mertuanya juga dapat mendengar jelas."Iya oma, Ayesha cuma mau sama bunda Kia dan Ayah Nando saja." ungkap bocah kecil itu begitu polosnya.Nella mengangguk tersenyum, mengelus pelan kepala mungil Ayesha dan mencium wangi rambutnya."Baiklah, ibumu biar di rumah saja untuk menguru
Aisyah masih setia melihat ponselnya yang menampilkan letak lokasi keberadaan Nando melalui GPS. tersenyum karena dia bukanlah orang lemah yang bodoh hanya diam di rumah tanpa melakukan sesuatu. salah besar!Ciiiiiittttt.Bunyi suara ban berdecit beradu dengan suara rem secara mendadak, tubuh Aisyah bahkan sampai terhempas ke belakang."Ada apa pak?" tanya Aisyah heran."Gak tahu mbak, kayaknya kita nabrak seseorang deh.""Apa?" kaget Aisyah yang langsung keluar begitu juga pak supir taksi.Keduanya keluar untuk mengecek kondisi orang yang mereka tabrak. Aisyah mendekati tubuh seorang pria yang tampak terbaring di depan taksi."Anda tidak apa-apa tuan?" tanya Aisyah menyentuh bahu pria itu dan sedikit mengguncangnya."Aaaaaaaa!!" teriak Aisyah nyaring, kaget karena tiba-tiba pria itu bangkit dan mengambil ponsel Aisyah lalu berlari kenca