Happy Reading dan jangan lupa jejak kalian Shin tunggu yah.
Kolom komentar dan juga review ditunggu.
*****
Hai, happy reading. Selalu diingetin buat kasih review dan juga komentar buat cerita ini :* maaciuw*****
Happy Reading gengs ******* Flashback on "Lagu tadi itu buat lo, Nic," ucap Clarista memberanikan diri. Nico hanya menatapnya lama dan tersenyum simpul. Maju dua langkah mendekati posisi Clarista berdiri. "Terus?" tanya Nico. Clarista terlihat gugup, bahkan peluh sudah membasahi dahinya. Tampak Clarista tengah menggigit bibirnya kuat. Dengan sisa keberanian yang ada, akhirnya ia memberanikan diri bertanya, "hmm--elo, mau nggak jadi pacar gue?" tanya Clarista cepat. Nico diam tanpa ekspresi, menatap lekat wajah Clarista. Di sana juga tampak kedua teman Nico, Alexander dan Jammie yang tersenyum menggoda di belakangnya. Semua yang sedang berada di Aula, menantikan jawaban Nico mengenai ajakan berpacaran dari salah satu murid
"Gue rasanya baru aja kena serangan jantung mendadak!" ucap Grenda ke semua orang di ruangan itu."Huft ... Gue nggak habis pikir. Ternyata---" Gisella menghela napas berat dengan mengacak-acak rambutnya frustasi."Gue juga nggak nyangka kalo selama ini Augfar suka sama Cla. Dari dulu bahkan!" kata Danisha sambil memijit pangkal hidungnya pelan.Dima dan Gio sibuk dengan pikirannya masing-masing. Dima sebenarnya sudah mulai menduga-duga sejak lama. Pria itu memang bukan salah satu member geng most wanted. Akan tetapi, Dima cukup baik mengenal sosok Augfar, karena mereka sering berkumpul bersama ketika ada acara kantor orang tua mereka masing-masing."Dua sahabat gue itu sama-sama nggak bisa ditebak. Nicolas dengan sifat ramah, ternyata doi juga kejam bahkan si pangeran es pun begitu. Gue ngerasa gagal jadi sahabat mereka berdua," keluh Alex.Gio menepuk pundak Alex, "jadi, Nico gimana?""Gue nggak tau. Tadi sih dia masih di lu
Happy Reading gengs ******Pagi ini wajah Augfar tampak berseri-seri memasuki gedung bertingkat dua puluh lima yang menjadi kantor cabangnya di Indonesia. Setiap pegawai yang bertemu dengannya menunduk hormat melihat pimpinan muda dan juga tampan yang jarang sekali terlihat itu.Beberapa hari yang lalu, aura dingin dan wajah tanpa ekspresi Augfar menjadi pemandangan setiap kali pria itu melangkahkan kaki ke dalam gedung perusahaannya, tapi berbeda dengan hari ini. Pria itu tampak terlihat lebih ceria tak lupa senyum tipis menghiasi wajah tampannya.Sebelum berangkat ke kantor, di dalam mobil, Augfar menyempatkan diri untuk mengucapkan selamat pagi untuk wanita yang sudah ia klaim sebagai calon istri.+6281176123xxGood morning sunshine. Have a good day. Your love ❤️-Your Future Husband-Setelah mengirimkan chat tersebut Augfar memacu mobilnya membelah jalanan ibu kota yang lumayan padat. Playlist Maroon5 menjadi teman dikala mengalami kemacetan. Augfar tidak memakai sopir pribadi, ka
Keesokan harinya, pukul 16.30 WIB Clarista pamit pulang terlebih dahulu, meninggalkan butik dan juga para karyawannya. Ia mengambil waktu pulang lebih awal, karena ingin mempersiapkan diri sebelum dijemput oleh sang pangeran es.Cla memilih untuk memoles wajah sendiri ketimbang pergi ke salon. Ia lebih suka berdandan flawless sesuai keinginannya sendiri, lagi pula Cla cukup piawai memainkan alat make up. Detik demi detik bergulir dan suara bel menggema di dalam apartemennya. Sebelum membuka pintu, Clarista kembali bercermin, memastikan dandanan serta penampilannya sudah rapi dan tidak ada masalah.Gaun berwarna peach panjang itu menjuntai ke lantai, dengan ukuran gaun yang sangat pas di tubuh Clarista serta style punggung terbuka lebar terlihat seksi, tapi tampak begitu glamor dan juga elegan. Ketika pintu terbuka lebar, Augfar seolah kehilangan kata-kata saat melihat sosok Clarista di hadapannya. Ia memandangi wanita itu dari ujung kaki hingga ujung
Gisella dan Gio sedang sibuk meladeni setiap wartawan yang ingin mewawancarai. Mereka berdua juga termasuk incaran para wartawan lokal maupun internasional. Senyum dan keramahan selalu ditampilkan oleh Gisella dan Gio meskipun mereka berdua sudah lelah atas pertanyaan berulang kali ditanyakan oleh wartawan tersebut.Mereka berdua mengakhiri sesi tanya jawab dan segera masuk ke dalam ballroom hotel, tempat berlangsungnya acara pertunangan Vistania Joseph dan Jammie Vincent."Sumpah! Mereka tuh nggak bisa berhenti kepoin hidup kita?" gerutu Gisella saat berjalan bersisian dengan Gio dalam ballroom hotel tersebut."Itu sudah risiko kita, Sayang. Stop menggerutu, oke? It’s time to happy," ucap Gio bijak.Semburat kekesalan perlahan sirna di wajah Gisella saat mendengar ucapan kekasih hatinya tersebut. Double G ini bergegas berjalan menuju Tania dan Jammie untuk mengucapkan selamat. Namun, sepanjang perjalanan
Akhirnya Gisella dan Gio, Danisha dan Dima, Grenda dan Alex, serta Clarista dan Augfar berkumpul menjadi satu. Mereka berdelapan duduk di satu meja khusus yang disediakan oleh Vistania dan Jammie.Pesta pertunangan Tania dan Jammie merupakan salah satu pesta yang bertabur orang-orang penting dan artis. Meskipun yang hadir hanya kalangan terbatas, tapi mereka tidak segan memberikan kabar bahagia ini pada awak media. Untuk alasan tersebut lah media beramai-ramai mendatangi lokasi pertunangan mereka berdua.Acara inti akan segera dimulai. Vistania beserta orang tuanya dan begitu pula Jammie, sudah berada di atas panggung. Semua tamu undangan terfokus pada mereka berdua. Vistania yang malam ini terlihat amat cantik mengenakan gaun pastel rancangan Clarista dengan make up simple, membuatnya tampak seperti Princess malam ini dan begitupun dengan Jammie yang terlihat tampan bersama setelan tuxedo berwarna hitam pekat. Cincin telah disematkan pada ja
Happy Reading gengs *****"Pagi, Nan!" sapa Danisha pada Kinan yang tengah sibuk pada satu buku."Eh, Mbak Dani. Pagi juga, Mbak. Wah, tumben banget pagi-pagi udah mampir.""Iya, nih. Ada perlu sama Cla. Bos lo ada kan? " tanya Dani basa basi."Ada kok di ruangannya, Mbak. Tapi gitu deh, mukanya nyeremin dari tadi pas dateng sampe sekarang." Curhat Kinanti pada Danisha."Ya, udah deh. Gue masuk dulu ya, Nan?" pamit Danisha.Danisha berjalan menuju ruangan Clarista yang pintunya tertutup rapat. Tiga kali ketukan tidak ada jawaban dari Clarista. Maka Danisha membuka dengan santai pintu ruangan tersebut.Terlihat di sana Clarista tengah sibuk dengan sketsa-sketsa baju miliknya. Tidak ada niat sama sekali untuk melihat siapa tamu yang masuk ke ruangannya."Kenapa handphone lo nggak aktif?" tanya Danisha tanpa basa basi.Clarista tetap diam, tidak mengacuhkan