Share

2 - Ayah, Bunda dan Sisi

》gadis 16 milyar《

Lili membuka kaca mobilnya dan mendapati Sisi berjalan gontai kearahnya. Gadis kecil itu tampak mengerucutkan bibirnya dengan pandangan mata menunduk ke bawah.

"Halo, Sayang. Anaknya Bunda udah pulang!" sapa Lili saat mendapati anak gadisnya duduk di jok sebelahnya. "Hari ini belajar apa, Sayang?"

Sisi menjawabnya hanya dengan menggelengkan kepalanya. Matanya tampak merah dan berkaca-kaca lalu sedetik kemudian tangisnya pecah.

"Loh, anak Bunda kenapa nangis? Ada apa, Sayang?" Lili merengkuh tubuh mungil Sisi, menariknya dan meletakan Sisi diatas pangkuannya. "Princessnya Bunda kenapa? Hm?"

"Bunda. Ayah Nick kenapa dibawa sama Pak Polisi?" tanyanya polos.

Lili terdiam seketika. Matanya menatap bolamata coklat milik Sisi. Kenapa dengan gadis kecilnya?

"Kenapa Ayah Nick nggak tinggal sama Bunda dan Sisi? Kenapa Ayah Nick tidur dirumahnya Pak Polisi?" tanya Sisi lagi.

Lili mencoba mengembangkan senyumnya. Kedua jemarinya bergerak menyeka kedua pipi Sisi yang basah. Kenapa tiba-tiba Sisi nanyain soal Nick? Gumamnya. "Sisi kenapa? Sisi kangen sama Ayah Nick?"

Sisi mengangguk sekali. "Mereka bilang Ayah Nick jahat makanya dibawa sama Pak Polisi. Ayah Nick nggak jahat kan, Bunda?"

Lili menelan salivanya dengan susah payah. Andai ia bisa mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal bodoh itu, mungkin akhirnya tidak seperti ini. Nick harus melepaskan impiannya dan mendekam di dalam penjara demi dirinya.

"Maafin Bunda, Sayang!" Lili memeluk Sisi dengan sangat erat. "Semua salah Bunda. Bunda yang salah!"

Sisi mengurai pelukannya dan melihat wajah Lili yang sudah dipenuhi dengan airmata. "Bunda kenapa ikut nangis? Bunda jangan menangis nanti Sisi sedih!"

Lili tersenyum lebar menanggapi celotehan Sisi. Tapi airmatanya semakin deras mengalir. "Sisi mau ketemu sama Ayah Nick?" tawar Lili.

Wajah Sisi seketika berbinar. Sebelum menjawab Sisi menyeka kedua pipinya dan mengangguk penuh semangat. "MAU BUNDA!!" teriaknya.

》gadis 16 milyar《

Lili tersenyum haru saat melihat keakraban antara Nick dan Sisi. Dua manusia itu saat ini sedang berpelukan. Sisi menangkup kedua pipi Nick lalu menciumnya bergantian.

"Ayah, Sisi kangeeeen sama Ayah. Ayah kapan pulang?" tanya Sisi dengan polosnya.

Pandangan mata Nick lalu beralih ke wajah Lili yang tampak tegang. Lalu sedetik kemudian Nick menatap wajah polos Sisi. Senyumnya mengembang. "Nanti ya kalo Ayah udah dibolehin pulang sama Pak Polisi!"

Wajah Sisi yang awalnya berbinar seketika berubah cemberut. "Kenapa sekarang Ayah nggak boleh pulang? Sisi kangen sama Ayah!" rengek Sisi.

Nick kembali tersenyum lalu mengusap lembut rambut hitam Sisi. "Ayah juga kangen sama Sisi. Tapi Ayah harus disini dulu, Sayang!"

"Apa karena Ayah jahat?"

Kening Nick seketika mengernyit. Untuk kedua kalinya ia menatap wajah Lili dengan perasaan bingung. "Siapa yang bilang Ayah jahat?" tanya Nick sambil menoel pucuk hidung mancung Sisi.

"Temen sekolah Sisi yang bilang. Katanya Ayah Nick jahat makanya dibawa sama Pak Polisi!" terang Sisi.

Nick tampaknya harus bersabar dengan beberapa gosip diluaran sana dan ia harus bisa menjelaskan kondisinya sekarang pada gadis kecil kesayangannya. "Sisi, dengerin Ayah!" ucap Nick sambil meraih tubuh mungil Sisi dan meletakkan di pangkuannya. "Sisi kan anak Ayah yang kuat dan pinter. Ayah cuman minta satu hal sama Sisi. Boleh?"

Sisi mengangguk patuh sambil menjawab. "Boleh, Yah!"

"Ayah cuman minta Sisi buat berdoa sama Allah. Biar Ayah, Bunda dan Sisi bisa tinggal sama-sama di rumah. Biar Sisi bisa mainan tiap hari sama Ayah. Bisa Sayang?"

Sisi mengangguk lagi. "Bisa, Yah. Sisi mau berdoa sama Allah biar Ayah dibolehin pulang sama Pak Polisi!"

"Anak pinter!" puji Nick sambil mengusap lembut pucuk kepala Sisi. Gadis kecil itu lalu turun dari pangkuan Nick dan berjalan cepat menghampiri Lili.

"Bunda! Bunda! Ayo pulang. Sisi mau berdoa buat Ayah!" seru Sisi riang.

Lili seketika tertawa kecil begitu juga dengan Nick. "Iya, Sayang. Sekarang udah nggak kangen lagi sama Ayah?"

Sisi menggeleng sambil memamerkan senyum manisnya. "Tapi besok liat Ayah lagi boleh kan, Bunda?"

"Boleh, dong. Pokoknya Sisi nurut sama Bunda nanti Bunda ajakin ketemu sama Ayah!"

"ASYIIIK. MAKASIH BUNDA!" gadis lucu itu langsung mencium kedua pipi Lili.

Lili beranjak dari tempat duduknya setelah menyambar tas selempangnya. "Aku pamit pulang ya, Nick. Jaga kesehatan!" pesan Lili.

"Terutama lo dan Sisi!" sahut Nick.

Lili membalasanya dengan senyuman lembut. Sampai saat ini ia terus berjuang untuk kebebasan Nick. Biar bagaimanapun juga Nick tidak bersalah dan tak seharusnya Nick berada disana. Semua karena dirinya. Ya karena ulahnya 7 tahun yang lalu.

》gadis 16 milyar《

Menekuni dunia fotografer menjadi hobi baru bagi Ali. Setelah kegagalannya 7 tahun yang lalu, kini Ali mengalihkan rasa sakitnya pada dunia seni.

Pagi ini Ali sudah sampai di lokasi untuk pemotretan pre weeding. Hal pertama yang ia lakukan adalah meninjau lokasi. Kali ini klientnya sendiri yang menentukan lokasi pemotretan. Hal itu membuat Ali harus menganalisa terlebih dahulu tentang lokasi yang akan di pakai nantinya.

Ubud, Bali.

Hamparan sawah yang luas dan hijau membuat sejuk saat mata memandang. Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu mengedip pelan, menatap beberapa aktifitas petani yang tengah sibuk di tengah sawah.

Sungguh jauh sekali dengan lingkungan di Surabaya yang dipenuhi dengan lalu lalang kendaraan dan macet dimana-mana.

Ali mengangkat kameranya dan membidik beberapa objek yang dirasa menarik baginya. Senyumnya mengembang kala hasil yang di dapat sesuai dengan harapannya.

Tak puas dengan satu foto saja, Ali mulai kembali membidik objek baru dan kembali menatap viewfinder kameranya. Hasil yang bagus membuat senyumnya merekah.

Kali ini Ali memutar tubuhnya. Matanya menangkap sebuah rumah sederhana yang ada di atas bukit. Ali mengarahkan kameranya dan lensanya menangkap sebuah sosok manusia.

Ali mencoba memutar lensanya dan sedikit memperbesar objek yang ada di ujung sana. Begitu lensanya sudah fokus, Ali langsung menekan tombo shutter.

Sebuah foto anak kecil tampak sedang memegang balon berhasil Ali dapatkan. Yang membuatnya menarik adalah ekspresi wajah gadis kecil itu yang terlihat sangat sedih.

"Apa yang terjadi denganmu, gadis kecil?" gumam Ali sambil mengamati foto hasil jepretannya.

》gadis 16 milyar《

Surabaya, 11 November 2018

23.56

AyaStoria


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status