Share

7 - Selangkah lagi

》gadis 16 milyar《

Lili sudah berusaha menuruti kemauan Sisi tapi nyatanya ia sama sekali tidak mempunyai informasi apapun tentang laki-laki bernama Rey itu. Bukan hanya sekedar menuruti keinginan Sisi tapi sebenarnya ia juga ingin bertemu dengan laki-laki yang sudah menyelamatkan nyawa Sisi.

"Kami akan berusaha kembali!"

Itulah janji dari orang-orang kepercayaannya. Harusnya mereka dengan mudah bisa menemukan laki-laki itu. Bahkan pihak Rumah Sakitpun seolah ikut membantu menyembunyikan sosok Rey. Nama penanggung jawab saat Sisi di rawat beberapa hari yang lalu benar-benar tidak Lili dapatkan. Pihak Rumah Sakit berdalih jika tidak bisa memberitahukan data apapun karena permintaan Rey sendiri.

Sebaliknya, Adam menemukan satu titik terang atas keberadaan Lili. Adam berhasil menemukan lokasi Nick di tahan.

"Jadi benar apa yang aku lihat beberapa minggu yang lalu?" lirih Ali.

"Maksudmu?" sahut Adam penasaran.

"Aku sudah pernah bilang padamu, aku melihat Lili. Jadi Nick menggantikan posisi Lili dan rela dipenjara?"

"Begitulah!"

Sahutan singkat dari mulut Adam membuat Ali tersenyum miring. "Aku akan menemuinya!" putus Ali dan langsung bergegas pergi.

"Aku akan kembali ke Surabaya!" seruan dari Adam membuat langkah Ali terhenti.

Tanpa menoleh Ali menjawab. "Terserah apa yang akan kau lakukan!"

》gadis 16 milyar《

Dua pasang mata itu saling berpandangan, menyiratkan sebuah kebencian yang teramat sangat.

"Apa tujuan lo ke sini?" tanya Nick penuh emosi.

Ali terkekeh pelan lalu memutus kontak mata. Ia mengedarkan pandangannya, menatap sekelilingnya yang tampak biasa saja. "Katakan di mana dia!"

Nick tersenyum miring dan ikut tertawa pelan. "Lo kira gue bakalan kasih tau?"

Senyum di wajah Ali seketika sirna tapi tidak dengan Nick. Senyumnya semakin melebar kala melihat wajah tegang Ali. "Baiklah kalau itu maumu. Asal kau tau, aku sudah menyebar beberapa orang untuk mencari Lili dan juga anaknya. Dan jika aku menemukannya, aku tidak bisa menjamin apakah mereka akan baik-baik saja!"

Wajah Nick seketika menegang mendengar ancaman Ali. Nick tau betul siapa Ali dan dia tidak akan main-main dengan ucapannya. "Sedikit aja lo nyentuh mereka, habis lo!"

Suara tawa Ali seketika menggelegar memenuhi ruangan persegi ini. "Apa yang akan kau lakukan? Lihatlah dirimu. Kau terkurung di sini tanpa bisa melakukan apapun. Dan kau tau? Aku bisa saja membunuhmu saat ini juga kalau aku mau, tapi aku tidak akan melakukannya!"

Ali berdiri dari tempat duduknya dan melangkah mendekati pintu. "Karena aku ingin menghabisi kalian bertiga secara bersamaan!" Ali melempar senyum liciknya lalu membuka pintu dengan kasar dan membantingnya.

Nick memejamkan matanya sesaat. Bingung, apa yang harus ia lakukan? Kalau ia terus-terusan berada di sini, bagaimana ia bisa melindungi Lili dan Sisi?

》gadis 16 milyar《

Ali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia terlihat sesekali memukul setir kemudinya dan menggerutu pelan. Ucapannya beberapa menit yang lalu terngiang dalam benaknya.

'Haruskah aku melenyapkan darah dagingku sendiri?'

Ali menggeleng pelan. Dulu, ia sempat bahagia akan kehadiran seorang bayi dalam rahim Lili tapi kebahagiaannya dipatahkan oleh tindakan Lili yang mencoba membunuhnya.

Ali tertawa, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri. Bodoh sekali. Padahal dari awal ia hanya berniat menguras habis kekayaan Rezvan tapi ia malah jatuh cinta pada domba buruannya.

Memang, mulut dan hati kadang tak bisa sinkron. Ingin melenyapkan Lili tapi di sisi lain ada rasa aneh yang menyelinap dalam relung hatinya. Hingga membuatnya sadar bahwa apa yang ia kejar hanyalah kenikmatan duniawi yang suatu saat akan habis.

Merencanakan menikahi Lili adalah keputusan sulit yang harus ia ambil. Setelah berdebat dengan Adam, akhirnya laki-laki itu menyetujui keputusannya. Tapi apa yang ia rencanakan hancur berantakan karena ulah Lili.

Di hari pernikahannya, calon istrinya sendiri berniat membunuhnya.

Ali tertawa dan kali ini lebih kencang. Tangan kirinya meraba perutnya, bekas luka itu masih terasa dan jahitan dikulitnya tidak akan pernah bisa hilang. Kejadian itu membuat Ali harus rela kehilangan satu ginjalnya. Tapi, keberuntungan masih berpihak padanya hingga akhirnya ia menemukan donor ginjal yang cocok untuk dirinya.

Kini, misi Ali adalah mencari Lili dan anaknya. Tak akan ia biarkan Lili hidup bergelimang harta dan bahagia.

》gadis 16 milyar《

Lili menciumi kedua Sisi lalu beralih mencium kening Sisi. Dirapikannya rambut tebal Sisi yang sedikit berantakan.

"Anak Bunda jangan nakal, ya!" nasehat Lili. Sisi hanya mengangguk patuh. "Nurut sama Mbak Lana ya, Sayang. Bunda mau kerja dulu!" pamitnya.

"Bunda pulangnya jangan lama-lama, nanti Sisi kangen!" rengek Sisi manja.

Lili tertawa pelan menanggapinya. "Kalo kangen kan bisa Video Call, Sayang!" bujuk Sisi. Hari ini ia ada jadwal ke Surabaya hingga 2 hari ke depan. Sebenarnya ia tak tega tapi pekerjaan di sana menuntut dirinya untuk selalu siap kapanpun di butuhkan.

"Nanti bawain Sisi oleh-oleh, ya!" wajah Sisi mendadak berubah cerah seketika.

"Sisi mau oleh-oleh apa?"

"Mm ... es krim!"

Jawaban yang keluar dari bibir mungil Sisi membuat Lili tergelak. "Kan di sini juga ada es krim?"

"Nggak mau! Sisi maunya es krim dari Bunda!"

"Iya, deh. Nanti Bunda bawain es krim spesial buat Sisi!"

"Yeay! Janji ya, Bunda!"

"Janji!" Lili mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Sisi. Sementara ibu jari mereka menyentil ujung hidung masing-masing. "Udah sana masuk. Bunda berangkat dulu ya, Sayang!"

"Bunda ati-ati, ya. Sisi sayang sama Bunda!" Sisi membuka pintu mobil dan bergerak turun.

"Bunda juga sayang sama Sisi. Daaah!" Lili melambaikan tangannya pada Sisi dan gadis kecil itupun membalasnya.

Begitu sosok Sisi sudah tak terlihat, Lili kembali memakai kacamata hitamnya dan melaju meninggalkan area sekolah Sisi.

Ali yang melihat kejadian itu hanya bisa menatap dari kejauhan. Melihat senyum Sisi mengembang membuat hati Ali tenang. Sayang sekali ia tak bisa melihat orang yang ada di dalam mobil putih itu.

Perhatian Ali teralihkan ketika ponselnya berdering dan nama Adam muncul di layar benda berbentuk persegi itu.

"Ya. Ada apa Adam!"

"Apakah kau mau mendengar informasi menarik yang ingin aku sampaikan?" tawar Adam.

"Kenapa kau suka sekali bertele-tele? Cepat katakan!"

Di seberang sana, Adam malah tertawa keras. "Kau pasti akan terkejut mendengarnya!"

"Akan aku tutup telponnya sekarang juga---"

"Baiklah. Baiklah. Dengar!" sela Adam cepat. "Salah satu Perusahaan Rezvan di Surabaya mengalami masalah dan Lili akan datang untuk menanganinya. Apa kau tidak ingin pulang dan menemui calon istrimu?"

Rahang Ali seketika mengatup rapat. Mendengar nama Lili saja dadanya terasa sakit. "Dalam 1 jam ke depan kupastikan, aku sudah tiba di Surabaya!"

》gadis 16 milyar《

Surabaya, 13 Desember 2018

AyaStoria


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lila Khalila
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status