Share

Lima : Kuat Seperti Pohon Jati

Keluarga kayu jati selalu identik dengan kemewahan dan hal itu menjadi yang tak bisa dipisahkan dari hidup mereka. Seperti Netanya berusaha agar tak terlalu menonjolkan kemewahan atau tampil dengan wah agar diakui ia kalangan old money. Justru Netanya menghindari hal itu. 

Pagi ini Netanya mematut dirinya di cermin, sambil melihat penampilannya di cermin. 

Gaya vintage, walau mungkin orang lain pakai dikira kuno apa yang telah terpasang di tubuh Netanya selalu cook. Atasan kemeja panjang berwarna kuning emas dengan rok biru dongker dengan motif bunga warna kuning. Ibunya pasti mengamuk melihat penampilannya kini. Ibunya ingin melihat Netanya selalu tampil girly tapi Netanya tak selalu memenuhi ekspektasi ibunya. 

Netanya turun ke bawah dan seperti biasa sudah banyak makanan yang tersaji di atas meja dan semuanya harus serba sehat. Susu murni tanpa gula, roti tawar tanpa selai atau selai yang dibuat khusus tidak mengandung gula sama sekali. Walau sudah menjadi gaya hidup mereka, tapi sesekali Netanya ingin 'makan enak'. Bagi Netanya memakan soto bersama Darris itu sebuah kemewahan baginya atau bisa meminum teh es tanpa bisa terjamin bagaimana es itu dibuat walau berakhir ia keluar masuk WC. 

"Wah, Mama baru tahu kayak gitu juga cantik." Netanya berdiri sambil menunduk. Tumben sekali Ibunya memuji padahal, ibunya suka mencibir bahkan menyuruh ganti pakaian jika tak cocok dengan seleranya tapi pagi ini ia mendapat pujian. Atau mungkin Ibunya mimpi bertemu malaikat maut semalam hingga beliau harus berbuat banyak pada setiap orang sebelum ia pergi meninggalkan dunia fana ini.

"Mungkin Mama bisa belikan lagi koleksi yang seperti itu." Netanya menggeleng, koleksi pakaiannya ada satu ruangan khusus yang dibuat untuk menyimpan baju, tas, sepatu, bahkan ia punya satu lemari khusus hanya untuk piyama. Terbayang bagaimana lautan koleksi baju Netanya. Ibunya yang rajin membelikan ketika pergi ke luar negri atau ada model terbaru pasti ia selalu punya. 

Netanya duduk di meja makan yang panjang dan luas itu, dengan segala kemewahan yang ia punya. Gadis itu langsung mencolek alpukat yang akan ia jadikan selai untuk sarapan kali ini. Rendah gula, rendah kalori tapi kaya serat. Netanya makan dengan meminum susu tanpa gula, mungkin diam-diam ia bisa memesan es teh di kampus nanti. 

Netanya teringat janjinya bersama Joe Taco. 

"Ma. Joe mengajak aku makan malam." 

Aura menatap anaknya, wanita itu sedang mengantur berbagai macam pancake yang akan ia bawa untuk teman-teman saat berkumpul. Tapi khusus anaknya tak boleh makan yang manis-manis. 

"Joe siapa?" 

"Joe Taco?" Netanya tak yakin jika ibunya, ingat Joe Taco atau malah tak percaya karena pengakuan si singa dan ibunya. 

"Joe Taco yang main film action? Minggu kemarin baru aja Mama jumpa sama dia di Hong Kong dia lagi promosi film terbarunya." Netanya mengangguk. 

"Iya Ma. Dia ngajak aku dinner, sebenarnya udah lama tapi aku baru tahu. Tapi Ma, kan Liona bilang dia pacaran Joe pas aku tanya kata Joe dia nggak sedang menjalin hubungan." 

Aura langsung secepatnya berpindah dan duduk di sebelah Netanya. Berita yang menarik dan bisa ia banggakan pada teman-temannya jika Joe Taco mengundang anaknya secara dalam makan malam yang private. Bukankah itu sesuatu yang langkah? 

"Kamu masih simpan kan? Screen shoot kirim ke Mama." Netanya mengernyit tak mengerti kemana ibunya membawa percakapan ini. Netanya memperhatikan berlian yang melingkar di jari ibunya. Sama seperti Oma, wanita itu meminum teh merah dan makan roti tawar. 

"Mau ngapain?" 

"Ada aja." 

Netanya menggeleng. Dan menghabiskan sarapannya dan diantar sopir mereka. Netanya bisa mengendarai mobil, ia punya surat lisensi mengemudi tapi ibunya tak mengizinkan dirinya membawa mobil, alasannya demi keamanan dan keselamatan. Padahal Netanya memiliki mobil pribadi sekitar tiga biji. Karena hampir setiap tahun ia mendapatkan kado mobil entah itu dari orang tuanya atau dari kolega keluarga mereka. 

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Untuk pertama kalinya Netanya masuk mengajar hari ini. Dan Netanya sudah memutuskan untuk menjadi selebgram dan fokus untuk mendidik anak orang walau ia tak dibayar—ia sendiri yang memintanya. Jika ada waktu, Netanya ingin pergi ke pelosok dan membantu sekolah yang memang masih memprihatinkan. 

Netanya mengajar begitu luwes. Walau ia tahu, mata mahasiswa yang laki-laki semuanya jelalatan melihat tubuhnya. Padahal ia sudah memakai pakaian yang sopan, walau rok yang ia pakai bisa dibilang pendek sedikit di atas lutut. 

Netanya mengajar dengan metode yang ia dapatkan di kampusnya di luar negri, membuat belajar jadi tak monoton dan mahasiswanya pada aktif. Hari pertama berjalan dengan sangat baik karena diskusi dan semua ingin mengungkapkan pendapat masing-masing. Mahasiswa itu pada sadar, selama ini mereka terlalu pasif saat mereka berpatokan pada kerja kelompok dan presentasi walau biasanya kerja kelompok hanya satu orang yang mengerjakan. 

Siang hari membuat kondisi lapar. Netanya tak tahu jika keluar dari kelas sudah siang hari jam makan siang, belum lagi untuk bimbingan mahasiwa. Netanya memang membatasi dirinya satu hari hanya masuk satu kelas dan hanya memegang satu mata kuliah. Ia tak mau terceceran karena ini pengalaman pertama mengejar sebelum ia menguasai kelas dan tahu teknik mengajar yang benar. 

Netanya menelpon sopirnya. Karena sopirnya selalu menunggu walau ia mengajar dan pulang, sopirnya bisa dibilang juga seorang bodyguard. Dan memastikan semua makanan yang yang Netanya makan harus terjamin higenis. 

Netanya melihat sopirnya sudah menunggu di ruangannya. "Terima kasih pak. Bapak bisa menelpon restoran pesan es teh." Netanya menerima kotak makanan yang sudah ibunya kirimkan. Pasti makanan yang tak ada rasa sama sekali. 

"Mau es teh?" Laki-laki tua itu ragu, karena ia selalu melaporkan makanan Netanya pada ibunya. 

"Mama mengerti." Netanya mencoba meyakinkan dan laki-laki tua itu pergi. Netanya jadi ingat, saat ia membohongi sopirnya demi makan soto bersama Darris. Ah ingat anak tengil itu membuat Netanya selalu ngidam. 

Netanya masuk ke dalam dan benar saja, rebusan brokoli, walau ada makanan sedikit berat nasi walau hanya beberapa sendok. Mungkin Netanya bisa melampiaskan dengan makan nasi padang sampai dua piring. Netanya tersenyum dan menunggu si bocah tengil itu bimbingan dan mereka bisa wisata kuliner lagi. Memikirkan itu, Netanya jadi lapar. Ia juga harus menyiapkan gaun terbaik untuk bertemu Joe Taco nanti. Usia Joe Taco bukan lagi muda, bahkan Netanya bisa menebak jika mereka berbeda usia sampai 10 tahun. Tapi Joe terlihat masih sangat segar dan terlihat tidak seperti umurnya. 

Netanya mulai memakan semua makanan yang serba direbus tersebut. Bahkan udang juga direbus, hanya diberi mayonaise untuk dicocol. Benar, Netanya butuh makan nasi padang. 

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Biasanya Netanya malas melihat wajah Darris tapi kali ini ia tersenyum saat melihat si bocah tengil itu mengintip dan tersenyum menye-menye seperti orang idiot. 

"Selamat siang masa depan yang cerah. Masa depan membuatku semakin tak berpaling dari hari ke hari. Mungkin aku bisa meminta kembaranku untuk membuatkan puisi cinta untukmu. Kembaranku seorang penulis, walau dia tak bilang tapi aku tahu." Darris masih berdiri tangan kiri memegang proposal dan tangan kanan seperti orang hormat bendera. Mau tak mau Netanya tertawa, walau terkadang ia malas tapi Darris berhasil menghiburnya. 

"Kamu tahu masa depan. Semuanya sudah aku buat dengan sepenuh hati, berharap untaian cinta yang ini bisa membuat hatimu bergetar. Baiklah masa depan, aku berubah pikiran, sepertinya aku yang akan membuat puisi sendiri." Dengan gerakan tegap dan pasti, Darris meletakan proposal di atas meja dan menyodorkan. Netanya mengambil pena mahal yang ibunya bilang beli di Italy pena khusus bagi tim cakar ayam, saat memakai pena itu tulisan kamu akan jadi rapi dan bagus. 

Netanya membaca dengan seksama. Tidak adalah kesalahan tanda baca yang benar, semuanya sudah sesuai standar, judul yang sesuai, metode penelitian dan dukungan dari para ahli yang ahli di bidangnya dengan tulisan di bawah 10 tahun terakhir. Benar, mungkin ia bisa tanda tangan untuk mengikuti seminar segera. 

Tapi entah kenapa Netanya seperti tak rela jika si tengil ini tak lagi bimbingan mungkin bisa bulan depan, dan bimbingan itu tak terlalu intens karena sudah ke hasilnya karena sekarang lebih ke teori. 

"Berapa bulan lagi batas seminar fakultas kita?" Netanya menurunkan kaca matanya. Matanya tidak minus tapi ia lebih nyaman memakai kaca mata agar dianggap nerd, Netanya tak ingin menjadi pusat perhatian. 

"Kalau jurusan kita batasnya tanggal 30 bulan depan." 

"Oh masih lama. Sebenarnya, semuanya sudah sesuai standar. Saya pembimbing satu? Siapa pembimbing dua?" 

"Pak Sultan." jawab Darris. 

"Pak Sultan wakil Dekan?" Darris mengangguk. Ia beruntung dosen laki-laki di kampus ini semuanya sudah berkeluarga hingga ia tak perlu diceng-ceng oleh dosen lain karena masih muda dan ada dosen bujang lainnya. Netanya benci perjodohan dan mungkin orang tuanya akan memilih Joe Taco daripada seorang dosen yang mengabdi pada masyarakat. .

"Mau di-ACC sekarang?" Darris hanya tersenyum. Mau dijawab iya, tapi rasanya sayang. Ia tak bisa lagi alasan berjumpa dengan sang mantan paling hanya tanda tangan dan itu hanya beberapa menit. Darris suka berada di dekat Netanya, Darris suka memandangi wajah Netanya. 

"Tapi kalau ACC saya bisa kesini lihat masa depan?" 

"Mau ngapain?" 

"Membicarakan masa depan kita, dan memilihkan nama anak yang bagus." jawab Darris enteng. Harusnya Netanya marah, harusnya Netanya tersinggung alih-alih melakukan itu, Netanya malah tertawa. Darris seperti terapi alami yang sehat bagi jiwanya. Tapi apa benar, kita bisa bahagia walau tanpa uang? 

"Baiklah. Saya ACC, silahkan diskusikan dengan pembimbing dua. Sebagai gantinya, kamu traktir saya makan nasi padang hari ini." Netanya tersenyum begitu manis. Darris merasa dejavu saat jaman-jaman sekolah. Saat senyum Netanya berikan padanya, saat ia membawakan martabak mie gosong tersebut. 

"Well, karena ada nasi padang yang mahal jadi bagaimana kalau kita pergi ke nasi padang serba sepuluh ribu, biasanya dapat air minum gratis." Dalam sehari, Netanya bisa menghabiskan ratusan hingga jutaan khusus untuk jatah makan yang higenis tapi sekarang ia ingin menimbun lemak dengan makanan yang harga 1000 kali lipat lebih murah dari yang biasa ia makan sehari-hari. 

Hanya saja Netanya perlu melindungi perutnya dengan meminum minuman anti cacing yang buat orang yang sayang usus mereka. 

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Seperti reaksi yang lainnya, Netanya pandangi bangunan ruko di depannya. Ruko berjejeran dengan banyak toko. Toko buku, dealer motor, foto copy, dan di sebelah lagi ada warung soto, dan mereka berdiri di depan warung nasi Padang murah dengan nama Salero Manise. Netanya tertawa, hampir semua makanan di seluruh dunia telah ia coba dan Darris mengajarkan tentang pengalaman yang berbeda dan Netanya suka. 

"Lauknya apa?" Netanya menyipitkan matanya. Ya Tuhan ekspresi itu begitu imut membuat Darris ingin mencubitnya. Darris melihat Netanya seperti kartun mengemaskan Anna waktu kecil dengan pipi bulat kemerahan. 

"Yang enak apa?" tanya Netanya ragu. Saat melihat banyak sekali timbunan lemak dan kalori yang akan masuk dalam tubuhnya. Mungkin setelah makan ini, ia harus olahraga selama seminggu penuh. Netanya selalu malas berolahraga tapi kali ini ia harus melakukannya. Semua pola makanan yang dijaga bukan semata-mata menjaga agar tubuhnya bagus, Netanya justru tak peduli dengan bentuk tubuhnya tapi ibunya selalu mengingatkan semuanya demi kebaikannya sendiri dan investasi masa depannya sehat. Benar, mereka para old money tak perlu investasi uang karena mereka tidur berselimut uang. Tapi investasi mereka pada masa tua adalah kesehatan. Percuma kamu kaya jika kamu sakit-sakitan. Jika sakit, maka akan berpengaruh pada pekerjaan, jika kerjaan terganggu maka uang juga hilang. Pemikiran orang old money dan poor money memang beda. Jika poor money mereka rela sakit-sakitan demi uang.

Akhirnya Netanya memilih ayam goreng karena ini yang sedikit ditoleransi daripada ayam gulai dengan santan kental itu.

"Makan nasi padang enaknya pakai tangan." ujar Darris semangat dengan mencuci tangannya pada tempat kecil berwarna biru yang sudah disediakan. 

"Oh ya?" Darris mengangguk, mulai memecahkan nasi yang ditumpuk dengan kuah dan ada rebusan daun ubi di atasnya. 

Netanya ragu tapi akhirnya mencuci tangan. Padahal di rumahnya ia terbiasa mencuci dengan tujuh langkah tapi malah berakhir mencuci dengan air yang tidak terjamin sumbernya. 

Seumur hidup, Netanya tidak pernah makan pakai sendok tapi melihat Darris yang makan begitu lahap, akhirnya Netanya memasukan daun ubi terlebih dahulu dalam mulutnya. Pahit dan hambar, beruntung ia sudah terbiasa makan makanan tanpa rasa. 

Walau hanya mengambil dengan ragu dan sedikit-sedikit Netanya akhirnya bisa mengikuti langkah Darris yang begitu lahap. 

"Kemarin kamu kuliah di mana?"

"Inggris." Darris mengangguk. Semenjak Netanya mereka memang lost contact hingga kini dan takdir mempertemukan mereka kembali. Darris lebih dari bersyukur dan akan menjadikan wanita ini sebagai ratu di hatinya dan juga ratu di rumah mereka kelak walau mungkin jalannya tak mudah. 

"Mungkin kita bisa nostalgia saat menikah dan bulan madu di Inggris." Netanya tersenyum. Ia tahu Darris bercanda, tapi dalam bayangan Netanya ia ingin honeymoon yang sederhana seperti pergi suatu pelosok desa berbaur dengan warga setempat sambil mempelajari alam. Walau tak pernah susah, Netanya tahu di daerah tertentu masih banyak masyarakat yang kekurangan air bersih hal itu yang membuat mereka hidup secara tak layak. Mungkin bisa Netanya pikirkan dan bekerja sama dengan pemerintah di sana dan membangun air PDAM atau membuat sumur besar dan mengalirkan ke seluruh rumah. 

"Aduh makan sambil melamun." Netanya menunduk melihat makanannya dan milik Darris yang sudah sangat bersih. Netanya akhirnya menghabiskan karena ia yang mengajak di bocah tengil ini. 

 Banyak sekali hal kemanusiaan yang ingin Netanya lakukan. Jika orang tuanya berfokus pada panti asuhan maka Netanya bisa langsung turun tangan untuk membantu. Netanya juga tak buru-buru untuk menikah, masih banyak hal yang perlu ia persiapkan. Dan ia ingin bersenang-senang dengan menyenangkan orang lain juga. 

"Ngomong-ngomong aku selalu serius jika aku akan melamar kamu nanti. Tapi memang aku perlu menabung dulu." Netanya diam saat rebusan daun ibu itu ia masukan dalam mulutnya. Ia bisa tekad yang kuat di mata Darris. Netanya memang tak pernah memilih pasangan entah dari kalangan old money atau orang biasa. Tapi tidak dengan keluarga kayu jati. Banyak saringan yang harus dilakukan sampai resmi menjadi keluarga kayu jati bahkan Netanya bisa menjamin bisa berdarah-darah dan mereka bisa menyerah di tengah jalan karena tak sanggup. Netanya hanya perlu melihat bagaimana si bocah tengil ini membuktikan semuanya. 

Dia mampu melewati rintangan itu atau malah menyerah di tengah jalan? Karena menjadi keluarga kayu jati kamu juga harus sekuat pohon itu dan memberi manfaat seperti pohon itu juga atau minimal menghasilkan seperti pohon jati. 

Atau Darris seperti bunga matahari yang hanya pakai musiman dan hanya bersinar sekali dalam hidupnya? 

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Bagian akhir cringe maafkan. Aku berharap cerita ini berisi dalam arti bukan sekedar halu bualan tapi banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah si orang kaya dan si orang miskin. 

Karena orang yang benar-benar kaya itu tak butuh diakui kecuali dia orang kaya baru. Ooops. 

See you🥰🥰🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️. 

Komen dan kasih rate ya❤️❤️💋

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
makkkkkk banyak nasihat tersirat di novel ini, abis baca ulang nih,,
goodnovel comment avatar
Hima Ula
good,.jelmaan org kaya baru gitu mahj..selangit SO..😆😆
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status