Share

Enam : Joe Taco Dibalik Layar

Netanya menyukai kesederhanaan—tidak dengan ibunya. Netanya menyukai sesuatu yang sepi—ibunya menyukai keramaian. Tapi, Netanya berusaha untuk mengikuti segala aturan yang telah ibunya buat—demi kebaikannya.

Sepertinya sekarang Netanya duduk di depan meja rias dengan seorang make up artis yang ibunya panggilan untuk dirinya demi berkencan dengan Joe Taco. Netanya hanya melihat wajahnya di kaca dengan wajah cemberut—ia tak suka ide ini. Tapi perintah Nyonya Aura itu wajib. Sama seperti namanya yang selalu membawa aura baik, aura jahat, aura kelam.

"Ini rambutnya digelung. Pakai bulu mata, alisnya juga dibentuk."

"Ma." tegur Netanya. Ia tak suka berdandan, tapi ibunya mengingikan anak yang seperti Liona. Pandai berdandan, menyukai keramaian, pandai membawa diri, pandai bergaul, dan bisa punya pacar artis-artis terkenal.

Pertemuan Netanya dengan Joe Taco merupakan sebuah gerbang menuju hubungan yang lebih serius. Pokoknya Aura ingin anak semata wayangnya mendapatkan kesempurnaan dalam hidupnya. Suami kaya, tampan, mapan, matang, dewasa, harus dari kalangan old money. Joe Taco tentu sudah memiliki harta yang berlimpah, wajahnya sering wara-wiri di layar kaca apalagi ia artis internasional dan terdaftar sebagai aktor dengan bayaran paling tinggi.

Joe Taco tampil di depan layar hanya buang angin saja di dibayar ribuan dollar. Apalagi saat ia bermain film laga.

Netanya memang bisa melihat wajahnya berubah terlihat lebih dewasa. Cocok sebagai seorang dosen, jika seperti biasa ia dikira mahasiswa biasa. Walau penampilannya tetap berkelas.

"Ma, no heels please." Netanya melihat ibunya yang keluar dari walk in closet membawa heels berwarna emas kemilau dengan taburan hiasan di sepanjang sepatu tersebut.

"Netanya belajar. Flat shoes itu sepatu orang susah, yang mereka beli diskonan beli satu gratis sendal jepit." Netanya bersikeras. Tidak!

"Ma. Ini pertemuan penting. Bagaimana kalau Neta jatuh pas jalan sama Joe?"

"Netanya anak Mama lulusan Oxford, kamu itu dinner date di restoran bukan ke pasar malam yang butuh mutar-mutar. Kamu hanya perlu berjalan 10 meter. Joe itu lelaki gentleman yang tidak akan membiarkan tanganmu kedinginan." Sebenarnya Netanya mengartikan dinner ini bukan sebagai kencan tapi hanya undangan persahabatan. Joe begitu baik, dan juga ingin membungkam mulut si singa dan ibunya. Netanya yakin, Ibu Liona pasti akan ke rumahnya setelah melihat berita infotainment yang menampilkan Joe Taco punya kekasih baru dan rupanya bukan dari kalangan artis.

Para pemburu berita memang suka membuat berita yang mengada-ada. Walau Netanya yakin ia akan dibully oleh penggemar Joe Taco. Tapi Netanya orang yang tak peduli, lagian ia juga tidak menjalin hubungan serius dengan Joe Taco. Semuanya berjalan seiring waktu dan akan memudar dengan sendirinya.

"Nah kan cantik bangat. Joe pasti nggak bisa berpaling, anak Mama memang paling cantik." puji Aura saat melihat Netanya sudah selesai. Mata berhiaskan lensa berwarna abu-abu tersebut membuat Netanya makin anggun. Jika Darris yang melihatnya pasti ia nyaris telanjang karena ngiler.

"Baiklah kalau nggak bisa heels kamu pakai wedges. Jangan bikin malu mama." Netanya merenggut kesal tapi akhirnya memakai wedges bermotif loreng seperti macan yang ibunya beli di Milan Fashion Week. Netanya tak suka dengan warna yang aneh-aneh begini. Jika memakai flatshoes ia hanya memakai flatshoes berwarna maroon atau warna dongker.

Ibunya juga telah menyiapkan clutch berwarna abu-abu dengan banyak taburan berlian asli.

Netanya berdiri, tak lupa ibunya mengambil beberapa gambar guna dipamer ke teman-temannya jika anaknya bisa bergaul dan berkencan sekarang.

"Joe udah nunggu di bawah." Netanya hanya menunduk. Ia hanya satu kali berpapasan langsung dengan Joe Taco itupun dikenalkan oleh ayahnya saat Joe diundang dalam acara keluarga dalam rangka pamer. 

"Anak Mama pasti bisa banggain Mama." Netanya turun ke bawah. Benar saja Joe Taco dan ayahnya sedang berbincang. Lihat, Joe Taco adalah calon menantu yang akan direstui langsung tanpa laki-laki itu meminta izin.

Netanya hanya tersenyum, saat Joe Taco berpakaian kelewat santai bukan seperti dirinya yang sudah bersiap sejak jam 5. Salahkan ibunya yang sudah sibuk menelpon salon langganan datang ke rumah sore ini, demi anaknya dinner bersama aktor yang tengah naik daun.

"Pinjam anaknya dulu Om. Dan akan dikembalikan dalam keadaan utuh."

"Tante izinkan boleh cium pipi." Netanya berbalik pada ibunya yang begitu norak. Padahal ibunya sudah terbiasa melihat artis-artis kelas dunia. Ibunya pernah berlibur bersama Paris Hilton atau satu hotel bersama Galgadot di Yunani saat mereka sarapan bersama tentu saja ibunya tak melewatkan foto bersama.

Harusnya Ibunya tak perlu norak melihat Joe Taco. Karena juga ingin berteman.

Benar kata ibunya, Joe Taco tidak membiarkan tangannya dingin saat melewati pintu laki-laki itu langsung mengandeng tangannya. Netanya hanya menunduk malu, ingat hanya Joe Taco, belum lagi Sean O'Pri apalagi Jamie Dornan.

Netanya berbalik saat Joe membuka pintu untuknya dan melihat ibunya melambai-lambai norak dari balik pintu. Netanya tahu, ibunya memang mengingikan dirinya untuk mengenal pasangan sekarang, karena usianya sudah cukup matang dan tak ada hal lain yang ia tunggu. Joe Taco adalah calon menantu ideal walau Netanya belum punya ekspektasi tentang pasangannya karena ia ingin berbuat kemanusiaan yang banyak. Ingin membantu pendidikannya yang terbelakang, melaksanakan kemanusiaan dengan pergi ke Africa. Inilah keinginan terpendam Netanya, semoga ia bisa mewujudkan sebelum menikah dan sibuk mengurus suami dan anak.

"Gimana kabar kamu?" Netanya hanya perlu mengangguk malu. Belum terbiasa untuk berinteraksi. Keduanya duduk berdampingan di belakang, Joe Taco membawa sopirnya.

"Joe next project mau ngapain lagi?"

"Mau coba rambah baru. Jadi, memang rencananya mau syuting film horor. Biar image Joe nggak harus aktor laga."

"Itu jadinya kelahi sama hantu?" tanya Netanya dan meringis menyadari pertanyaan bodoh seperti pertanyaan anak kecil.

"Di tempatnya memang mistis. Rencananya mau syuting di hutan Kalimantan yang masih perawan, jadi dulu suku-suku pedalaman di situ sering bunuh-bunuh orang." Netanya memegang tangannya. Ia lebih suka menonton drama yang sederhana daripada nonton film horror.

Ada beberapa hal yang membuat Netanya tak suka film horror terlalu mengada-ada. Pertama, saat pindah rumah mereka tak pernah mengecek rumahnya terlebih dahulu dan main tinggal saja, sudah tahu tempatnya sepi malah beli rumah di sana. Dan yang paling mainstream gudang di bawah tanah, sudah tahu malam tidak dinyalakan lampu malah mengintip dengan mengendap-endap. Dari masalah ini semuanya bertentangan dengan akal sehat Netanya. Ia orang yang begitu realitas, film horror terlalu mengada-ada.

"Mungkin kamu mau ikut liat proses syuting." Netanya menggeleng. Mungkin sekarang Joe Taco menganggap dirinya sebagai gadis yang tak enak diajak berteman ia terlalu kaku. Mungkin Netanya dan Joe Taco harus menyesuaikan kesukaan mereka hingga mereka nyambung untuk mengobrol.

"Jadi apa kegiatan?"

"Mengajar sekarang."

"Waoh keren. Sebenarnya aku kenal beberapa agensi yang membutuhkan model atau nyari cast untuk bermain akting. Mungkin bisa debut dulu."

"Terima kasih. Tapi sepertinya aku orang yang lebih cocok berada di belakang layar." Joe Taco tertawa. Netanya menoleh, suaranya begitu renyah dan garing seperti tahu crispy.

"Well. Sebenarnya bisa dicoba. Tapi aku sebenarnya udah mulai akting dari usia 7 tahun, berasal dari audisi iklan, trus akhirnya sering dipanggil. Umur 14 tahun main film. Usia 17 tahun main film yang viral waktu itu judulnya Jilan. Cerita anak SMA yang waktu itu booming bangat."

"Waoh. Kamu keren, berarti memang seorang entertainer sejati ya. Sudah menghibur orang lain sejak kecil." Joe Taco terkekeh dan mengangguk. Netanya awalnya berpikir acara dinner mereka akan kaku, tapi Joe Taco pandai mencairkan suasana.

"Bagaimana dengan kamu?"

"Tidak ada yang spesial. Sejak kecil, ibuku sudah sibuk dengan berbagai macam les. Aku pernah les vocal les piano cuman jiwanya tidak kesana. Aku memang ditakdirkan berada di belakang layar."

Joe Taco tertawa lagi. "Kamu lahir dengan sendok emas di mulut jadi kamu merasa tak perlu berjuang untuk mendapatkan semua ini. Maaf bukan untuk menyingung kalau anak orang kaya itu manja tidak sama sekali, semakin kamu kaya perjuangan kamu semakin besar. Maksudnya di sini kenapa aku saat usia 7 tahun udah sibuk audisi sana-sini karena memang kami susah, kami makan menunggu ibuku beli beras satu liter atau metik sayur di got-got bekas orang. Atau ke pasar ambil sayur yang tidak layak dijual ibuku bawa pulang dan bohong ke penjual sayur mau dikasih makan bebek padahal buat kami makan." Netanya merasa tangannya terasa dingin. Mendengar kisah orang-orang susah seperti itu ia selalu merasa sesak napas. Netanya tak pernah melihat kerak nasi atau bagaimana nasi gosong, atau seperti kasus ada orang yang makan nasi basi. Netanya tak pernah tahu bagaimana bentuk nasi basi apa ia berjamur atau berubah warna hitam?

"Jadi semua pencapaian aku selama puluhan tahun ini memang tidak instan. Semua kesuksesan ini tidak didapat begitu saja. Banyak air mata dan pengorbanan dibalik setiap penghargaan yang aku terima saat tersenyum di atas panggung yang aku ingat adalah perjuangan ibuku. Bagaimana saat malam hari kaki kami digelitik tikus, karena di belakang rumah ada got besar disitu gudangnya tikus-tikus besar. Bagaimana sabun batangan kami tiap hari dicuri tikus, saat mie satu bungkus bagi 5 orang tapi paginya tak bisa makan lagi karena sudah dimakan tikus. Saat usia 14 tahun, aku, ibuku dan adik-adikku pindah ke rumah kontrakan.

Saat nama aku melejit di film Jilan saat itulah, aku bisa membelikan Ibu rumah, bagaimana selama ini kami tinggal di gubuk. Dan perjuangan selama 10 tahun membuahkan hasil dan hingga punya aset-aset sampai saat ini. Jadi ya memang tak mudah. Hidup ini adalah tentang arti berjuang."

Netanya diam. Dalam hidupnya ia tak terlalu memaknai maksud berjuang. Dengan semua previlege yang ia miliki dari kecil.

"Kita sudah sampai." Netanya diam. Entah apa maksud Joe Taco menceritakan semua ini. Apa mungkin laki-laki ini mengejeknya karena ia hanya anak manja?

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Joe Taco memang ingin mengenalkan bagaimana arti berjuang dan tentang kesederhanaan atau tentang siapa dirinya dibalik semua kesuksesan yang telah ia raih.

Waktu dua jam yang ia habiskan untuk berdandan terasa sia-sia. Joe Taco mengajak Netanya makan sate padang, alih-alih pergi ke restoran mewah private seperti ia dan ibunya bayangkan.

"Banyak orang di luar sana yang melihat aku sebagai Joe yang sukses dengan berbagai film yang selalu laku di pasaran. Tapi malam ini, aku ingin menunjukan Joe anak ibu yang terus berjuang dan sangat suka kesederhanaan seperti ini." Netanya menarik tisu dan diam. Beruntung, Joe Taco tidak mengajaknya makan di pinggir jalan. Ia akan malu karena pakaian yang ia pakai, walau sudah dalam ruangan ia masih merasa tak nyaman. Bagaimana pengunjung yang lain hanya memakai baby doll. Netanya salah kostum.

"Warung ini selalu mengingatkan aku tentang ibu dan adik-adikku. Saat kami sedang susah, dan bisa makan enak—makan sate sebulan sekali atau dua bulan sekali dan itu satu bungkus bagi lima. Mungkin bagi orang lain kedengarannya sangat menyedihkan tapi itulah esensi bahagia kami anak kecil orang pinggiran. Sekarang aku bisa beli warung sate ini tapi tidak dengan kenangan dan kebahagiaan yang aku rasakan.

Saat ayahmu mengenalkan aku denganmu, aku tahu keturunan kayu jati adalah anak-anak manusia pilihan yang tidak pernah makan kangkung dipanasin dua kali. Atau makan ikan yang dihabiskan sampai ke tulang-tulang berebut sama kucing. Entah dari sana, aku ingin mengenalkan kamu dengan semua kesederhanaan yang aku punya saat aku kecil. Aku tidak bermaksud untuk mengajak kamu yang hidupnya sudah diberkati dari kecil."

"Tidak perlu seperti itu Joe aku mengerti. Aku memang tak tahu arti berjuang keras seperti kalian berjuang. Kami anak old money berjuang dalam hal berbeda. Bukan tentang berjuang untuk makan tapi berjuang demi image."

"Dulu. Lontong seperti ini bisa kami jadikan lauk atau nasi goreng dijadikan lauk. Prinsip yang penting kenyang."

Netanya pasti bisa sakit perut karena memakan kuah khas sate padang yang tak cocok di perutnya.

"Sekarang bagaimana ibu dan adik-adikmu?"

"Mereka semua dalam masa pendidikan. Dan mereka juga sepertimu lebih suka bekerja dibalik layar." Netanya mengangguk. Benar, Joe Taco bisa membeli rumah makan ini, tapi ia malah terlihat bukan seperti aktor internasional tapi hanya seorang rakyat biasa yang menabung selama beberapa bulan akhirnya bisa membeli makanan kesukaan.

"Bagaimana rencana kamu 5 tahun ke depan?"

"Sebenarnya aku punya keinginan yang mungkin ditentang orang tuaku. Aku ingin sekali membantu kemanusiaan di Afrika atau pergi ke pelosok-pelosok daerah yang belum mendapatkan pasokan air bersih. Aku ingin bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk bisa membuat air PDAM."

"Ide yang bagus. Mungkin bisa nanti aku kampanyekan dan kita juga mencari donasi agar membantu sesama kita yang kekurangan." Joe semakin kagum pada gadis muda di hadapannya. Kelihatan tidak modis sama sekali, bahkan lebih suka berpakaian seperti orang jaman dahulu tapi pemikirannya lebih maju dari perempuan yang hafal semua merek parfum dan koleksi semua parfum mahal.

Pertemuan Netanya dan Joe Taco memang berkesan untuk mereka masing-masing. Bagaimana Joe Taco yang dielu-elukan banyak orang adalah sosok yang sangat sederhana dengan segala kemewahan yang telah ia raih hingga detik ini.

Bagaimana sosok Netanya semakin membuat Joe Taco kagum, gadis yang tak terlalu memusingkan mau pakai apa ke pesta dan lebih memilih pada sesama yang kekurangan. Netanya memiliki ambisi yang sangat mulia. Jarang sekali ia mengenal orang kaya yang mau peduli pada orang yang bernasib tidak seperti mereka kecuali ia peduli pada hartanya.

"Well sepertinya bukan hanya ini pertemuan kita. Tapi aku anggap ini adalah pertemuan pertama dan akan ada pertemuan selanjutnya. Jika kamu tak keberatan."

"Oh tentu." jawab Netanya dengan semangat. Tak ada alasan untuk menolak Joe Taco, karena laki-laki ini tidak membanggakan bidang yang ia geluti membuat mereka tidak nyambung untuk mengobrol karena bukan passion Netanya. Tapi Joe menunjukan sisi dirinya yang lain yang bisa Netanya nilai sendiri bagaimana laki-laki ini. Bukan hanya dari penampilannya tapi kepribadian Joe Taco.

Netanya menanti, sosok sederhana dari Joe Taco yang lain. .

💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸

Aku merasa cerita ini vibes beda dari ceritaku yg lain. Cerita ini matang sekali, dari segi pemikiran semua tokoh.

Bagaimana selama ini aku hanya membuat cerita receh. Tapi aku merasa ceritaku kali ini lebih berisi. Hehehehe 😅😅😅😅.

Makasih udah baca, kasih rate dan komen❤️❤️❤️❤️❤️.

See you❤️❤️❤️❤️.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
nih emaknya bakal bangga atau malu anak perawannya ga diajak ke resto mevvah
goodnovel comment avatar
Hima Ula
baguss..bikin ngakak,main flim jilan😆😆authurr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status