- sehari sebelumnya.. Senja November 1996 -
"Sha, gimana? Sudah memikirkan jawaban atas apa yang kutanyakan kemarin?"ucap Lelaki itu.
"Maaf tolong beri aku waktu beberapa hari lagi, aku butuh waktu untuk berpikir," jawabku dengan bimbang.
Lelaki itupun menatapku dengan raut wajah yang sendu.
"Besok aku akan kembali untuk bertugas di daerah konflik di negara N, kuharap kau memberikan jawabanmu setelah aku kembali kesini," ucapnya.
Kulihat ada segurat sedih dan harapan dari wajahnya. Aku pun tak tega saat menatap wajahnya.
"Jika kau ingin mendengar jawabanku kau harus berjanji satu hal kepadaku,"
Lelaki itu tampak bingung saat mendengar perkataanku.
"Kau harus berjanji untuk kembali dengan selamat dan bertemu denganku lagi ditempat ini," ucapku sambil menatap lekat wajah lelaki itu.
Lelaki itu menatapku dengan tersenyum, ada segurat kebahagiaan yang tersirat di wajahnya.
"Pasti aku akan berusaha kembali dengan selamat untuk menemuimu, doa darimu adalah pelindung terbesarku,"
Ia pun menggenggam tanganku dan mengecup sekilas keningku.
Lelaki itu adalah Bara Airlangga teman sekolahku di sekolah menengah umum, kami dipertemukan kembali pada saat kami bersama-sama ditugaskan di negara N setahun yang lalu, dimana negara itu merupakan negara yang saat ini akan ia datangi kembali untuk bertugas di negara itu.
Pertemuan pertama kami adalah pada saat ia mengalami luka yang cukup parah karena dampak dari konflik tersebut, dimana kebetulan aku ditempatkan untuk bertugas disalah satu camp kesehatan yang berada di sana, dan dari saat itu kamipun mulai dekat sampai saat ini.
"Dokter lara? dok?" panggil salah satu perawat di RS ini yang tiba-tiba membuatku tersadar.
"Lara?" aku merasa bingung dengan sapaan perawat tersebut, tanpa sadar aku menjatuhkan sesuatu dari genggamanku.
Perawat itupun mengambil benda yang tadi terjatuh dari genggamanku.
"Dokter belum pulang?" sekarang sudah jam 9 pagi, dokter terlihat kelelahan dan pucat sepertinya selepas dinas malam tadi, oiya maaf dok, ini handphonenya," ucap perawat itu sambil menyerahkan sesuatu yang belum pernah kulihat dan sangat asing bagiku. Tak lama dia berjalan berlalu menuju ke ruangan lain Rumah Sakit ini.
Kulihat sekilas benda di tanganku saat ini, "Benda apa ini?" gumamku.
- Sementara di tempat yang lain -
Aku melihat ke sekelilingku, tampak lingkungan disini sangat asing sekali bagiku, rumah sakit ini sekilas mirip dengan rumah sakit dimana tempatku bekerja, namun saat ini tampak lebih tua dan tidak sebesar rumah sakitku yang sebelumnya.
Orang-orang di sekitarku juga berpakaian sangat "oldies" seperti orang-orang di tahun 90an.
"Ada dimana sebenarnya aku sekarang??"
- Rumah Sakit 2020 -
"Pagi dokter Disha," sapa seorang perawat di Rumah Sakit ini yang membuatku bertambah bingung atas apa yang terjadi kepadaku.
"Disha?" akupun bingung dengan sapaan perawat tersebut.
"Siapa Disha?" pikirku.
Akupun berjalan disepanjang lorong Rumah Sakit ini, aku sangat asing dengan keadaan disini. Sesaat aku menoleh kesamping, dan aku tampak terkejut saat melihat bayangan diriku dikaca itu.
"I, itu? diriku??" aku memperhatikannya sekali lagi, wajahnya memang sama denganku, tapi gaya rambutnya berbeda sekali dengan diriku, diriku yang sebelumnya berambut cokelat panjang terurai, sedangkan diriku yang sekarang berambut bob hitam lurus dengan panjang rambut yang tidak jauh dari daun telingaku saat ini.
Hal yang sama dari aku dan Disha adalah kami sama-sama memiliki kulit yang putih, warna yang terlihat sangat kontras dengan warna rambutku saat ini. Terlihat sebuah name tag di jas putih yang kukenakan saat ini, nama di name tag itu tertulis "Nadisha".
"Nadisha? siapa Nadisha? kenapa aku bisa berubah menjadi Nadisha??"aku masih tampak bingung dan berpikir atas apa yang terjadi pada diriku saat ini.
Bersambung..
"Sha, Disha?"panggil seseorang di sampingku."Ohh iya, kenapa?"ujarku."Kamu kenapa sha, kamu sakit?" ujar perempuan disampingku yang tampaknya seumuran dengan diriku saat ini.Kulihat nama di name tag nya tertulis "dr.Alika.""Owh aku gak apa-apa kok, cuma sedikit mengantuk saja tadi,"ucapku sambil tersenyum pada gadis itu."Owh kukira kamu sakit sha, kamu kelihatan pucat soalnya,"ucap gadis itu."Ah masa si? aku gak apa-apa kok,"ucapku sambil tersenyum pada gadis itu."Ini sudah lewat dari jam dinas malam sha, sebaiknya kamu istirahat, dokter yang lain juga sudah pada pulang,""Ohh iya kalau gitu aku mau ganti pakaian dinasku dulu, kamu bisa anterin aku ke ruang ganti gak? kepalaku sepertinya sedikit pusing saat ini,"ucapku."Kamu gak apa-apa? ayo aku bantu kesana,"ujar gadis itu.Sesaat aku meras
- Lara POV -Aku berjalan keluar dari Rumah Sakit ini masih dalam keadaan bingung. Ada di tahun berapa sebenarnya aku saat ini. kenapa semuanya tampak seperti berbeda. Tak lama akupun sampai di halte bus.Aku melihat seorang gadis pelajar disebelahku yang terlihat asyik menunggu bis sambil mendengarkan musik. Kulihat benda yang dipegang oleh gadis itu."Walkman??" Bukankah itu benda yang banyak digunakan oleh orang-orang di tahun 1990an. Mungkin masih ada yang menggunakannya di tahunku yang sebelumnya, namun mungkin sudah sedikit orang yang menggunakannya.Tak lama datang seorang pelajar lain yang membawa sebuah majalah di tangannya. Kulihat tulisan tahun yang terlihat sangat jelas di majalah itu."1996? Apakah saat ini aku berada di tahun 1996?" Seketika akupun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepada pelajar itu."Dek hari ini tanggal berapa ya?" tanyaku.
"Bumi, syilla aku merindukan kalian,"gumamku dalam hati.Tiba-tiba aku teringat dengan lelaki dan gadis kecil yang sangat aku rindukan itu.Tak lama pintu kamar itu terbuka, terlihat wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Disha menyuruhku untuk keluar dan makan siang bersama sama."Disha ayo makan dulu, dari pulang tadi kamu belum makan apapun, ibu takut nanti kamu malah sakit, malam ini kan kamu masih harus dinas lagi," ucap wanita itu.Sesaat aku sedikit terkejut saat mendengar perkataan wanita itu."Astaga aku belum tahu sama sekali tentang jadwal dinasku ditempat Disha bekerja saat ini, kenapa aku tidak terpikir sama sekali?" gumamku dalam hati."Iya Bu," ucapku.Sesampainya di Rumah Sakit aku bertemu dengan Alika yang kebetulan malam ini kami satu shift di ruang yang sama."Ka aku lupa untuk jadwalku besok, kamu menyimpan ja
"Siapa dirimu sebenarnya??"Mendengar pertanyaan lelaki itu membuat wanita itu sangat terkejut saat mendengarnya. Ia tidak menyangka jika lelaki itu dapat mendengar perkataannya yang tanpa sengaja ia ucapkan tadi.Tampak wanita itu terdiam sesaat dan berpikir, dan tak lama ia mengucapkan sesuatu."Se sebenarnya aku bukan Lara," ucap wanita itu dengan sedikit takut.Lelaki itu sangat terkejut mendengar perkataan wanita itu. Hal yang dipikirkannya selama ini ternyata benar. Wanita yang saat ini ada di hadapannya ternyata memang bukan Lara istrinya."Jadi siapa kau sebenarnya??" tanya Bumi dengan rasa penasarannya yang belum terjawab."Aku adalah Disha, wanita yang memiliki wajah yang mirip seperti istrimu, namun aku bukan berasal dari tahun ini, melainkan aku berasal dari 24 tahun yang lalu," ucap wanita itu.Bumi POVApaa?? bagaimana aku b
Lara POVAku harus segera memikirkan cara untuk dapat kembali ke tempatku semula, pasti ada alasan kenapa aku dan Disha bisa bertukar masa seperti sekarang ini.Ia pun berjalan keluar dari Rumah Sakit menuju gerbang luar Rumah Sakit. Sesaat dia menoleh kebelakang untuk melihat Rumah Sakit ini secara lebih jelas, dan benar saja apa yang dipikirkan oleh Lara.Bentuk dari Bangunan Rumah Sakit ini sama persis dengan Rumah Sakit dimana dia dan suaminya bekerja. Hanya nama dan sedikit perubahan dari gedungnya saja yang berubah antara saat ini dan di masa tahunnya ia bekerja dulu.Karena memang seiring berjalannya waktu pasti ada sedikit perubahan dan renovasi dari gedung Rumah Sakitnya yang dulu. Di masa ini Rumah Sakit ini belum menjadi Rumah Sakit Pendidikan seperti di masa yang akan datang.Wajar saja karena dimana ia berada saat ini adalah 24 tahun kebelakang, jauh dengan
Lara POVTidak terasa sudah seminggu aku berada di tempat ini. Dan selama itu pula aku belum menemukan cara untuk dapat kembali ke tempatku semula, bertemu dengan orang-orang yang kucintai."Sedang apa kalian disana? aku sangat merindukan kalian," gumamku dalam hati.- Rumah Sakit November 2020 -Hari itu tampak seorang wanita sedang sibuk menjalani dinas siangnya. Terlalu sibuknya sampai ia lupa untuk mengisi perut dan dahaganya.Disela-sela waktu luangnya ia mencoba untuk mengisi perutnya dengan makanan yang ada di pantry ruangan dinasnya.Sembari ia mengunyah makanan untuk mengisi kekosongan perutnya ia teringat sepertinya ada barangnya yang tertinggal di dalam lokernya.Selesai ia menghabiskan makanannya ia pun bergegas menuju ke lokernya. Sesampainya di loker tampak barang yang ia cari masih berada disana."Syukurlah, kupikir sudah h
- Pertemuan -Dari kejauhan tampak seorang laki-laki sedang duduk di sebuah taman yang luas di suatu Rumah Sakit. Lelaki itu tampak sedang memikirkan sesuatu.Dari wajah tampannya tampak menunjukkan bahwa ia sangat sedih sekaligus terlihat rapuh karena terus memikirkan wanita yang dicintainya."Bagaimana mereka bisa saling berpapasan di koridor itu? sedangkan mereka jelas-jelas berada di masa yang berbeda," gumam lelaki itu.Tiba-tiba lelaki itu teringat kembali saat ia dan Disha datang ke Rumah Sakit pada waktu itu, ia dengan langkah yang terburu-buru segera menuju ke jalan koridor rumah sakit yang menuju ke ruang icu.Namun ia tidak melihat adanya sesuatu yang terlihat aneh disana. Tak lama Disha pun menyusul dibelakangnya."Kau yakin disini tempatnya?" tanya Bumi kepada Disha."Iya aku sangat yakin disini tempat aku berpapasan dengan Lara sebelum cahay
Lara POVAku baru saja menyelesaikan dinas pagiku hari ini, kemudian kuberjalan menyusuri halaman depan Rumah Sakit dimana tampak beberapa orang berlalu lalang disini.Sebagian besar adalah pasien yang mayoritas penduduk lokal di kota ini. Tidak lama akupun melihat sosok lelaki yang sangat aku rindukan selama ini.Ya, dia adalah Barra Razka Bumi, suami yang sangat aku cintai. Tanpa sadar aku berjalan perlahan ke arahnya. Tak lama dia menyadari kehadiranku dan menatapku dengan tatapannya yang penuh dengan kerinduan.Aku melihat dia seperti mengucapkan sesuatu kepadaku, namun aku tidak dapat mendengar apa yang ia katakan. Akupun tersenyum dan berjalan mendekat ke arahnya."Lara? apakah kau adalah Lara?" tanya lelaki itu. Sudah lama sekali aku tidak mendengar suara itu. Suara dari lelaki yang selama ini sangat kurindukan."Iya ini aku, aku sangat merindukanmu dan Syilla, aku