Share

Chapter 2

- sehari sebelumnya.. Senja November 1996 -

"Sha, gimana? Sudah memikirkan jawaban atas apa yang kutanyakan kemarin?"ucap Lelaki itu.

"Maaf tolong beri aku waktu beberapa hari lagi, aku butuh waktu untuk berpikir," jawabku dengan bimbang.

Lelaki itupun menatapku dengan raut wajah yang sendu.

"Besok aku akan kembali untuk bertugas di daerah konflik di negara N, kuharap kau memberikan jawabanmu setelah aku kembali kesini," ucapnya.

Kulihat ada segurat sedih dan harapan dari wajahnya. Aku pun tak tega saat menatap wajahnya.

"Jika kau ingin mendengar jawabanku kau harus berjanji satu hal kepadaku,"

Lelaki itu tampak bingung saat mendengar perkataanku.

"Kau harus berjanji untuk kembali dengan selamat dan bertemu denganku lagi ditempat ini," ucapku sambil menatap lekat wajah lelaki itu.

Lelaki itu menatapku dengan tersenyum, ada segurat kebahagiaan yang tersirat di wajahnya.

"Pasti aku akan berusaha kembali dengan selamat untuk menemuimu, doa darimu adalah pelindung terbesarku,"

Ia pun menggenggam tanganku dan mengecup sekilas keningku.

Lelaki itu adalah Bara Airlangga teman sekolahku di sekolah menengah umum, kami dipertemukan kembali pada saat kami bersama-sama ditugaskan di negara N setahun yang lalu, dimana negara itu merupakan negara yang saat ini akan ia datangi kembali untuk bertugas di negara itu.

Pertemuan pertama kami adalah pada saat ia mengalami luka yang cukup parah karena dampak dari konflik tersebut, dimana kebetulan aku ditempatkan untuk bertugas disalah satu camp kesehatan yang berada di sana, dan dari saat itu kamipun mulai dekat sampai saat ini.

"Dokter lara? dok?" panggil salah satu perawat di RS ini yang tiba-tiba membuatku tersadar.

"Lara?" aku merasa bingung dengan sapaan perawat tersebut, tanpa sadar aku menjatuhkan sesuatu dari genggamanku.

Perawat itupun mengambil benda yang tadi terjatuh dari genggamanku.

"Dokter belum pulang?" sekarang sudah jam 9 pagi, dokter terlihat kelelahan dan pucat sepertinya selepas dinas malam tadi, oiya maaf dok, ini handphonenya," ucap perawat itu sambil menyerahkan sesuatu yang belum pernah kulihat dan sangat asing bagiku. Tak lama dia berjalan berlalu menuju ke ruangan lain Rumah Sakit ini.

Kulihat sekilas benda di tanganku saat ini, "Benda apa ini?" gumamku.

-  Sementara di tempat yang lain -

Aku melihat ke sekelilingku, tampak lingkungan disini sangat asing sekali bagiku, rumah sakit ini sekilas mirip dengan rumah sakit dimana tempatku bekerja, namun saat ini tampak lebih tua dan tidak sebesar rumah sakitku yang sebelumnya.

Orang-orang di sekitarku juga berpakaian sangat "oldies" seperti orang-orang di tahun 90an.

"Ada dimana sebenarnya aku sekarang??"

- Rumah Sakit 2020 -

"Pagi dokter Disha," sapa seorang perawat di Rumah Sakit ini yang membuatku bertambah bingung atas apa yang terjadi kepadaku.

"Disha?" akupun bingung dengan sapaan perawat tersebut.

"Siapa Disha?" pikirku.

Akupun berjalan disepanjang lorong Rumah Sakit ini, aku sangat asing dengan keadaan disini. Sesaat aku menoleh kesamping, dan aku tampak terkejut saat melihat bayangan diriku dikaca itu.

"I, itu? diriku??" aku memperhatikannya sekali lagi, wajahnya memang sama denganku, tapi gaya rambutnya berbeda sekali dengan diriku, diriku yang sebelumnya berambut cokelat panjang terurai, sedangkan diriku yang sekarang berambut bob hitam lurus dengan panjang rambut yang tidak jauh dari daun telingaku saat ini.

Hal yang sama dari aku dan Disha adalah kami sama-sama memiliki kulit yang putih, warna yang terlihat sangat kontras dengan warna rambutku saat ini. Terlihat sebuah name tag di jas putih yang kukenakan saat ini, nama di name tag itu tertulis "Nadisha".

"Nadisha? siapa Nadisha? kenapa aku bisa berubah menjadi Nadisha??"aku masih tampak bingung dan berpikir atas apa yang terjadi pada diriku saat ini.

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status