Share

Chapter 3

"Sha, Disha?"panggil seseorang di sampingku.

"Ohh iya, kenapa?"ujarku.

"Kamu kenapa sha, kamu sakit?" ujar perempuan disampingku yang tampaknya seumuran dengan diriku saat ini.

Kulihat nama di name tag nya tertulis "dr.Alika."

"Owh aku gak apa-apa kok, cuma sedikit mengantuk saja tadi,"ucapku sambil tersenyum pada gadis itu.

"Owh kukira kamu sakit sha, kamu kelihatan pucat soalnya,"ucap gadis itu.

"Ah masa si? aku gak apa-apa kok,"ucapku sambil tersenyum pada gadis itu. 

"Ini sudah lewat dari jam dinas malam sha, sebaiknya kamu istirahat, dokter yang lain juga sudah pada pulang,"

"Ohh iya kalau gitu aku mau ganti pakaian dinasku dulu, kamu bisa anterin aku ke ruang ganti gak? kepalaku sepertinya sedikit pusing saat ini,"ucapku.

"Kamu gak apa-apa? ayo aku bantu kesana,"ujar gadis itu.

Sesaat aku merasa lega karena gadis itu sepertinya tidak menyadari jika aku sedang bersandiwara saat ini.

- di  "Tahun"  yang lain -

"Sayang kau belum pulang?" ucap seseorang yang tiba-tiba berlari kecil menghampiriku.

Kulihat sekilas name tag di jas putihnya itu tertulis "dr. Barra Razka Bumi," melihat namanya akupun teringat dengan lelaki yang memiliki nama yang sama di tahunku sebelumnya.

Tiba-tiba akupun tersadar jika aku belum menjawab pertanyaan dari lelaki yang ada di depanku saat ini.

Akupun mulai berpikir siapa nama panggilan lelaki ini? dan mengapa ia memanggilku sayang. Pikirku masih dalam keadaan bingung.

"Pagi dokter Bumi,"sapa salah satu petugas yang lewat.

Owh jadi nama panggilan lelaki itu adalah Bumi? batinku.

Tampak lelaki didepanku saat ini menatapku dengan bingung dan tak lama ia mendekatiku, "Lara apa kau sakit? wajahmu pucat sekali?"ucap lelaki itu.

Kembali dia memanggilku dengan nama yang sangat asing bagiku. Kenapa dia dan perawat tadi memanggilku Lara. Aku pun semakin bingung atas apa yang terjadi pada diriku saat ini.

"Ayo kita pulang, aku dengar dari perawat ruangan jika kau tampak pucat dan kelelahan, kebetulan aku juga sudah selesai dinas," ujarnya sembari menggenggam tanganku dan membawaku menuju ke ruang ganti karyawan di Rumah Sakit ini.

Setelah berganti pakaian ia pun membawaku ke parkiran dan menuju ke salah satu mobil yang terparkir di sana.

"Mobil ini sangat berbeda sekali dengan yang ada di tahunku sebelumnya, ada di tahun berapa sebenarnya aku sekarang?" gumamku dalam hati.

"Bagaimana kalau kita makan dulu sebelum menjemput syilla disekolahnya?" ujar lelaki disebelahku.

"Syilla? siapa lagi ini?"gumamku.

Sesaat aku merasa bingung atas apa yang terjadi pada diriku saat ini dan tak lama aku menjawab pertanyaan dari lelaki itu sesaat yang lalu.

"Baiklah," ujarku. Lebih baik aku menjawabnya seperti itu agar dia tidak curiga terhadapku.

"Baiklah, aku tidak sabar untuk bertemu dengannya," ujarnya sembari tersenyum dan mengemudikan mobilnya.

Setelah selesai makan ia pun membawaku ke suatu tempat dan menurutku itu adalah sekolah dari anak yang bernama Syilla seperti yang diceritakan lelaki itu sebelumnya.

"Halo cantiknya ayah," ujar lelaki itu sembari tersenyum kecil dan menghampiri gadis kecil itu. Terlihat gadis kecil itu tersenyum riang saat menatap lelaki itu dan segera berlari memeluknya.

"Ayaah Cilla kangen ayah,"ujar anak kecil itu dengan wajahnya yang menggemaskan.

"Ayah mana bunda?" tanyanya kepada ayahnya.

"Iya sayang ayah juga kangen sama syilla, itu bunda di belakang," ujar sang ayah sambil menunjuk ke belakang.

Disha yang saat ini terlihat dari luar sebagai Lara tampak sangat bingung dengan keadaannya saat ini.

Ia baru sadar ketika melihat bayangannya sendiri di kaca mobil sesaat sebelum ia berjalan menghampiri lelaki dan gadis kecil yang sedang melihat kearahnya saat ini.

Ia baru menyadari jika ia sangat berbeda dari dirinya yg sebelumnya. Dia menyadari jika ia tampak seperti wanita yang ia lihat sebelumnya saat berpapasan di koridor rumah sakit dengan rambut cokelat panjang yang terurai dan kulit putih yang sama seperti dirinya.

Hal yang paling membedakan antara ia dan Lara adalah Lara tampak anggun dan cantik dengan pakaian dan riasan make up di wajahnya saat ini.

Apa saat ini aku telah bertukar posisi dengan wanita itu dan telah masuk ke zaman wanita itu ??

Tiba-tiba pikirinnya tersadar oleh panggilan seorang gadis kecil yang lucu dan menggemaskan dihadapannya.

"Bundaa, bunda kenapa? kok dari tadi gak jawab panggilan Cilla?" Ujar gadis kecil tersebut.

Disha yang tersadar langsung menjawab panggilan syilla. "Iya sayang, bunda denger kok,"ucap Disha.

Ternyata gadis kecil ini adalah anak dari Lara, wanita yang wajahnya sama seperti dirinya dan lelaki itu pasti adalah suami dari Lara.

Perlahan-lahan aku mulai menyadari posisi diriku ditahun dimana diriku berada saat ini.

"Bunda lagi gak enak badan sayang, ayo kita pulang,ayah sudah beliin cokelat kesukaannya syilla tadi dijalan," ujar Bumi kepada gadis kecilnya itu.

"Yey Cilla gk sabar pingin makan cokelatnya yah,"ujar syilla dengan wajah gemasnya.

"Iya sayang, di rumah nanti yah makannya," ujar Bumi.

"Iya yah," ucap Syilla tersenyum menuruti kata lelaki itu.

Lelaki itu tampak mengelus sesaat puncak kepala gadis kecil itu dan tersenyum padanya, tampak gadis kecil itu tertawa riang sambil terus berbicara pada lelaki dan wanita yang sedang berjalan disamping dirinya.

Sesaat mereka berjalan meninggalkan tempat itu dan tampak sepasang manusia itu sesekali tertawa saat mendengar celotehan lucu dari gadis kecil tersebut.

Tak lama mereka masuk kesebuah kendaraan dan meninggalkan tempat itu hingga kendaraan mereka tampak tidak terlihat dan perlahan menghilang diujung jalan itu.

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status