Share

Chapter 5

"Bumi, syilla aku merindukan kalian,"gumamku dalam hati.

Tiba-tiba aku teringat dengan lelaki dan gadis kecil yang sangat aku rindukan itu.

Tak lama pintu kamar itu terbuka, terlihat wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Disha menyuruhku untuk keluar dan makan siang bersama sama.

"Disha ayo makan dulu, dari pulang tadi kamu belum makan apapun, ibu takut nanti kamu malah sakit, malam ini kan kamu masih harus dinas lagi," ucap wanita itu.

Sesaat aku sedikit terkejut saat mendengar perkataan wanita itu.

"Astaga aku belum tahu sama sekali tentang jadwal dinasku  ditempat Disha bekerja saat ini, kenapa aku tidak terpikir sama sekali?" gumamku dalam hati.

"Iya Bu," ucapku.

Sesampainya di Rumah Sakit aku bertemu dengan Alika yang kebetulan malam ini kami satu shift di ruang yang sama.

"Ka aku lupa untuk jadwalku besok, kamu menyimpan jadwal shift dokter di Rumah Sakit ini tidak?" tanyaku.

"Owh, sepertinya aku masih menyimpannya, sebentar ya aku cari dulu," ia pun mencari di lokernya yang memang sudah disediakan untuk para dokter di Rumah Sakit ini.

"Ini sha, aku masih menyimpan cadangannya, bawa saja punyaku,"ucap wanita itu.

"Terimakasih ka," ucapku.

"Iya sama-sama sha," ucap wanita itu sambil tersenyum kepadaku.

Tak lama kami pun berpisah dan melakukan kegiatan kami masing-masing.

Aku berjalan dan segera menaruh jadwal dinas Rumah Sakit ini di dalam lokerku. Sesaat aku berjalan ke ruangan dimana biasanya aku dan para dokter menulis dan memeriksa rekam medis para pasien yang dirawat di lantai ini.

Setelah memeriksa pasien di tiap ruangan akupun kembali berjalan di lorong Rumah Sakit ini. Setelah melihat lebih seksama Rumah Sakit ini, aku merasa tempat ini sangat familiar dan tidak asing dimataku.

Seperti yang kurasakan saat aku baru berpindah ke diri Disha di saat ini, rumah sakit ini sepertinya adalah Rumah Sakitku sebelum aku berpindah ke masa ini.

Mengingat Rumah Sakit tempat ku bekerja sebelumnya adalah Rumah Sakit tertua di kota itu. Akupun seperti merasa Dejavu ketika berada dirumah sakit ini.

Tak lama pagipun menjelang hingga aku tidak menyadari jika malam diluar sudah berganti menjadi pagi. Setelah berganti shift aku mulai berjalan ke ruang ganti dan setelah itu aku mengambil tasku yang berada di dalam loker.

Saat berjalan untuk pulang aku melewati koridor yang menuju ke ruang icu. Melewati koridor ini aku kembali teringat saat aku dan wanita itu berpapasan dan menghilang ke tempat dimana yang seharusnya bukan tempat kami berada.

Semakin memikirkan hal itu semakin besar pula rasa ingin tahuku tentang hal apa yang membuat kami bisa bertukar posisi seperti saat ini.

Pasti ada cara untuk kami bisa kembali ke tempat dimana seharusnya kami berada. Aku sangat merindukan lelaki itu dan gadis kecilku saat ini.

- Di lain tempat 2020.. -

Pagi itu Disha masih berada di kamarnya.

"Aku harus menemukan cara agar aku bisa kembali ke tempatku yang dulu. Pasti ada jalan keluar untuk bisa kembali ke tempatku,"

"Aku sangat asing disini walaupun Lara memiliki suami dan anak yang sangat hangat tetapi tetap saja aku adalah Disha, bukan Lara istri dari Bumi dan juga ibu dari Syilla.Aku merasa seorang diri disini,"

Aku sangat merindukan kedua orang tuaku, dan juga lelaki itu," gumam wanita itu.

Kembali ia teringat dengan lelaki yang sangat ia cintai itu.

Terakhir kali ia bertemu, lelaki itu ingin memastikan jawaban dari pertanyaannya apakah ia bersedia untuk menikah dengannya.

Jika saja wanita itu tahu jika ia akan mengalami hal seperti ini mungkin ia akan menjawab pertanyaan dari lelaki itu bahwa ia bersedia menikah dengannya.

Namun saat itu ia sangat khawatir mengenai keselamatan lelaki itu di negara N, sehingga yang terlintas di benaknya adalah ia ingin melihat lelaki itu dalam keadaan selamat sekembalinya dari tugasnya, dengan menunda jawaban atas pertanyaannya.

Sesaat wanita itu beralih ke tas Lara yang berada tak jauh darinya. Segera ia mengeluarkan barang-barang dari tas itu.Wanita itu ingin lebih mengetahui segala hal mengenai Lara.

Tak lama wanita itu terpaku dengan benda yang dianggapnya sangat asing itu. Teringat perawat di Rumah Sakit kemarin menyebut benda itu dengan sebutan "henpon" atau apapun itu, dan ia masih tampak terlihat bingung saat melihat benda itu.

Tak lama wanita itu melihat dompet Lara, ia kemudian membuka dompet itu, terlihat foto Lara Bumi dan Syilla disebuah taman, dan juga sebuah foto keluarga lain didalamnya.

Difoto itu terdapat sepasang suami istri dan seorang gadis kecil yang sedang tersenyum bahagia. Sepertinya mereka berfoto di sebuah rumah yang memiliki halaman yang sangat luas. Tampak senyum yang sangat bahagia tersirat di wajah mereka.

"Apakah ini Lara dan kedua orang tuanya?"gumam Disha.

Tak lama pintu kamar pun terbuka, terlihat wajah lelah Bumi yang baru saja pulang dari dinasnya. Ia melihat istrinya seperti sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Kau sedang apa? apa ada yang dicari?" Tanya Bumi.

Disha pun terlihat panik. "Ohh kupikir barangku ada yang tertinggal di Rumah Sakit kemarin, tapi ternyata barang yang kucari ada didalam tas ini," ujar wanita itu.

"Semoga dia tidak bisa membaca wajahku yang sedang berbohong ini," gumam wanita itu dalam hati.

Bumi pun melihat wajah wanita itu dengan jeli, "Aku tahu jika kau sedang berbohong saat ini," gumam lelaki itu dalam hati.

Bumi pun mengalihkan perhatian wanita itu dengan bertanya kepadanya, "Memang apa yang sedang kau cari?" sembari mendekat kepada wanita itu dan mulai bersikap manja kepadanya.

Wanita itu tampak sedikit terkejut dengan sikap lelaki itu. Tak lama ia mengatakan sesuatu.

"Ini, benda ini yang kucari," ujar Disha sambil menunjuk secara asal benda yang tergeletak di atas meja, dan benda yang ditunjuknya adalah salah satu benda yang berwarna silver, dengan bentuknya yang pipih dan memanjang.

Tampak lelaki itu melihat sekilas benda yang ditunjuk wanita itu. "Ohh handphone, sepertinya handphonemu lowbat, sini biar kucas dulu handphone mu, siapa tau ada telpon penting dari Rumah Sakit yang memanggilmu kemarin," ujar lelaki itu.

Sesaat wanita itu memberikan handphonenya kepada lelaki itu. Sambil mengecas handphone itu tak lama lelaki itu menghidupkan ponsel itu, ia ingin melihat jika ada telpon penting dari Rumah Sakit yang menghubungi istrinya kemarin.

Tak lama handphone itu hidup dan sesaat kemudian ada pesan masuk dari teman dekat Lara di Rumah Sakit yang menanyakan keadaannya karena dia mengambil cuti kemarin.

Lelaki itu memberitahukan kepada wanita itu mengenai pesan dari temannya itu.

"Sayang ada pesan dari Nadine, sebaiknya kau balas dulu pesan darinya, kemarin dia terlihat sangat mengkwatirkanmu," ujar lelaki itu.

"Owh i iya," ucap wanita itu. Dengan canggung wanita itu mengambil handphone yang diberikan oleh lelaki itu.

Tak lama ia terlihat bingung dan tidak tahu bagaimana menggunakan benda itu.

Lelaki yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku wanita itu merasa semakin ada yang janggal dengan wanita itu.

"Dari luar memang dia tampak seperti Lara tapi sikap dan perbuatannya menunjukkan jika dia bukanlah Lara," ucap lelaki itu dalam hati.

"Kenapa? kau terlihat bingung seperti kau belum pernah menggunakannya," ujar lelaki itu.

"Ini harus bagaimana membukanya?" gumam wanita itu.

"Bagaimana ini? sepertinya ia mulai curiga terhadapku, terlihat dari cara dia melihatku," ucap wanita itu dalam hati.

"Kau lupa cara menggunakannya? padahal kau sendiri yang mengatur sandimu, dan hanya dirimu dan aku yang tahu sandi handphonemu itu," ucap lelaki itu yang semakin curiga pada wanita itu.

"Kau tidak tahu sandi handphonemu?" tanya lelaki itu.

Wanita itu hanya bisa terdiam.

"Kau tahu kapan tanggal pernikahan kita?" tanya lelaki itu kembali.

"Mengapa baru sekarang aku mencari info tentang Lara, sudah terlambat sekali," rutukku dalam hati.

"Sepertinya aku akan ketahuan hari ini?" gumam wanita itu yang tanpa disadarinya lelaki yang berada didekatnya saat itu tidak sengaja mendengar perkataannya sesaat yang lalu.

Tampak lelaki itu sedikit terkejut saat mendengar ucapan wanita itu dan tak lama ia mengatakan sesuatu.

"Siapa dirimu sebenarnya??"

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status