Lara POV
Aku baru saja menyelesaikan dinas pagiku hari ini, kemudian kuberjalan menyusuri halaman depan Rumah Sakit dimana tampak beberapa orang berlalu lalang disini.
Sebagian besar adalah pasien yang mayoritas penduduk lokal di kota ini. Tidak lama akupun melihat sosok lelaki yang sangat aku rindukan selama ini.
Ya, dia adalah Barra Razka Bumi, suami yang sangat aku cintai. Tanpa sadar aku berjalan perlahan ke arahnya. Tak lama dia menyadari kehadiranku dan menatapku dengan tatapannya yang penuh dengan kerinduan.
Aku melihat dia seperti mengucapkan sesuatu kepadaku, namun aku tidak dapat mendengar apa yang ia katakan. Akupun tersenyum dan berjalan mendekat ke arahnya.
"Lara? apakah kau adalah Lara?" tanya lelaki itu. Sudah lama sekali aku tidak mendengar suara itu. Suara dari lelaki yang selama ini sangat kurindukan.
"Iya ini aku, aku sangat merindukanmu dan Syilla, aku
Bumi masih berbaring di tempat tidurnya, ia masih merasa lelah setelah pulang dari dinas malamnya, apalagi setelah ia bertemu dengan sosok Lara yang tiba-tiba menghilang, memikirkannya semakin membuat dirinya merasa lelah.Namun saat ini ia bukan berbaring di kamar dimana ia dan Lara dulu tidur bersama, melainkan ia berbaring di kamar tamu di lantai atas tak jauh dari kamar dirinya dan Lara dulu.Karena kamar yang dulu ia tempati bersama Lara sementara ini Disha yang menempatinya. Sampai saat ini Bi Darmi tidak mengetahui jika ia tidur di kamar tamu itu.Bi Darmi masih mengira jika ia tidur bersama Disha di kamar ia dan Lara. Semenjak ia mengetahui bahwa Lara yang saat ini bersamanya adalah bukan istrinya, ia segera memutuskan untuk tidak tidur dalam kamar yang sama dengan wanita itu.Tiba-tiba ia teringat dengan kertas yang diberikan Disha pagi tadi saat di Rumah Sakit. Ia pun mengambil kertas itu
Lara POV"Disha?""Apa surat ini benar-benar dari dirinya?""Bagaimana bisa?"Segala pertanyaan itu masih berputar dipikiranku.Tak lama aku segera membalas surat dari wanita itu yang kemudian kutempelkan surat itu di dalam pintu lokerku, dan kuharap ia segera membaca surat itu."Semoga ini semua segera berakhir,"gumamku dalam hati.Setibanya di Rumah, aku segera mandi dan membersihkan diriku, setelahnya aku segera merebahkan diriku di kamar. Sesaat aku memikirkan surat yang kuterima dari Disha sore tadi."Bagaimana kertas yang kutulis waktu itu bisa sampai ke Disha? apakah surat yang kutulis tadi akan sampai lagi kepadanya?"gumamku.- Bumi POV -Bumi tampak baru saja terbangun dari tidurnya, ia pun langsung teringat dengan memo yang tadi pagi ia tulis untuk Lara."Apakah suda
Disebuah kota di negara NTerlihat seorang lelaki yang sangat lelah sedang bersandar di sebuah bangunan yang terlihat sudah sangat usang dibelakangnya. Tampak di sekeliling lelaki itu puing-puing bangunan yang telah hancur. Lelaki itu tampak memandang ke arah langit dengan tatapan yang sendu."Disha, sedang apa kau saat ini? aku ingin segera pulang dan mendengar jawaban darimu, tunggu aku,aku akan segera pulang dan menemuimu," ucap lelaki itu.November 2020Disha POVHari ini entah mengapa aku sangat bersemangat sekali. Ramainya pasien pada hari ini sama sekali tidak membuatku merasa letih.Sejak aku menerima surat dari Lara pada pagi hari ini timbul sebuah harapan baru di diriku. Aku yakin aku dapat kembali ke tempatku semula.Aku sangat merindukan kedua orangtuaku dan juga Lelaki itu.Lelaki itu, bagaimana keadaannya s
1 minggu kemudian di tahun yang berbeda..Diruangan yang sangat tampak sibuk itu terlihat seorang dokter dengan cekatannya mengobati beberapa pasien yang terluka karena kecelakaan lalu lintas di bangsal itu. Ya, dia adalah Lara. Dengan cekatan dan hati-hatinya ia mengobati pasien-pasien tersebut.Dari kejauhan disudut ruangan itu tampak seorang Lelaki yang diam-diam memandangnya dengan tatapannya yang lembut dan penuh dengan kerinduan."Disha aku datang," ucap lelaki itu dalam hati.Selesai wanita itu mengobati pasien-pasien tersebut, ia pun melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.30, dan ternyata sudah saatnya ia untuk pulang dan melepaskan rasa lapar dan dahaganya, ramainya pasien pada hari ini benar-benar tidak seperti di hariari sebelumnya, membuat ia sedikit merasa letih dan ingin melepaskan dahaganya karena saat ini ia merasa sangat haus sekali.Sesampain
Disha POVAkupun hendak turun kebawah setelah selesai bersiap-siap untuk berangkat bersama Bumi ke Rumah Sakit. Kebetulan hari ini dan besok kami memiliki jadwal shift yang sama.Sesampainya dibawah aku melihat Bumi sedang menungguku dimeja makan sambil memakan kue yang disiapkan bi Darmi, tak lama ia pun melihatku."Sudah siap? ayo berangkat," ujarnya."Syilla mana?" tanyaku. Terakhir kali aku bermain dengannya ia masih berada di ruang tengah tadi."Syilla baru aja tidur, sekarang ada di kamarnya sama bi Darmi,"ucap Bumi."Owh padahal aku ingin menciumnya sebelum pergi,Baiklah ayo berangkat,"ucapku.Bumi pun tersenyum mendengar ucapanku."Sejak kapan kalian menjadi sedekat itu?" ucap Bumi sedikit meledek Disha."Hmm, tentu saja kami dekat, kau saja yang jarang melihatnya," ucapku sambil mendengus kesal pada lelaki itu.
Bumi POVHari ini aku menyelesaikan dinas pagiku dengan sedikit terlambat. Kulirik jam ditanganku yang saat ini sudah menunjukkan pukul 15.20.Akupun menuju ke ruangan dimana Disha berada setelah menerima balasan pesan darinya bahwa hari ini ia juga sedikit terlambat menyelesaikan dinasnya.Aku berniat untuk mengajaknya pulang bersamaku sore ini. Selesai menjemput wanita itu kamipun berjalan pulang.Akupun memintanya untuk menunggu di bangku taman Rumah Sakit ini sembari aku mengambil mobil di tempat parkir."Sha tunggu di bangku taman itu dulu, nanti aku menyusulmu kesini," ucapku.Namun tak lama aku mendengar wanita itu seperti menggumamkan sesuatu."Bara?" ucap wanita itu dengan sedikit terkejut.Sesaat aku menoleh ke arah wanita itu."Bara? siapa itu?" gumamku.Aku melihat wanita itu seperti sedang me
- Aku merindukan kalian -Rumah Sakit 1996 pukul 19.00Hari ini Lara diminta untuk bertugas di igd karena kurangnya tenaga medis di malam itu dan banyaknya jumlah pasien dikarenakan adanya sebuah kecelakaan antara mobil dan bis di suatu daerah.Ia pun tampak sibuk mengobati beberapa pasien kecelakaan yang berasal dari beberapa penumpang bis tersebut.Tak lama ia melihat sepasang lelaki dan perempuan dalam keadaan tidak sadar dibawa menuju ke ruang operasi Rumah Sakit. Tak terasa air matanyapun jatuh ke pelupuk matanya."Ayah? ibu?" ucap Lara.Ia pun teringat kembali dimana kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan di tahun 1996, iapun tiba-tiba tersentak kaget."Bukankah aku sekarang berada di tahun 1996?" ucap Lara dalam hati.Lara POVSaat aku sedang mengobati beberapa pasien kecelakaan di igd, tiba-tibaAku m
- Satu minggu setelahnya di tahun yang berbeda, Rumah Sakit November 2020 -Disha POVHari ini seperti biasa aku menjalani rutinitasku di Rumah Sakit. Hari ini adalah jadwal dinas pagi pertamaku.Tidak lama seorang perawat datang dengan membawa beberapa list pasien dan menyerahkannya kepadaku."Ini list pasien hari ini dok," ucapnya."Apa ada pasien yang baru masuk lagi semalam?" tanyaku."Ada dok,ini list pasien baru tersebut," jawabnya."Baiklah, sebentar lagi kita visite ke masing-masing ruangan," ucapku."Baik dok,"ucapnya.Akupun segera membuka satu persatu list pasien itu, ketika aku membuka list pasien yang terakhir, aku pun membaca riwayat medis pasien ini sebelumnya.Ketika aku membuka lembaran selanjutnya terlihat data wali dari pasien tersebut, dan disitu tertulis nama yang benar-benar membuatk