Share

Bab 3

          Ashlyn merasakan bahwa Bekca mengeram dalam pikirannya saat merasakan kuatnya aura werewolf di tempat yang mereka datangi. Ashlyn mengikuti penjaga gerbang yang mengantarkannya ke pintu bangunan utama, selama menuju kediaman Mr. O’Padrick  Ashlyn dan Bekca memasang sikap waspada namun tidak bisa menutupi kakaguman terhadap bangunan manor tersebut.

            Penjaga yang mengantar Ashlyn berhenti lalu berbicara dengan seseorang yang berada di depan pintu istana setelah lima menit perjalanan. Ashlyn merasa sangat sedikit takut dengan lingkungan ini yang ternyata bukanlah lingkungan manusia. Kekeaguman ashlyn terhadap manor ini tidak bisa menutupi hatinya yang juga takut dengan apa yang ada dibalik pintu megah itu. Ashlyn tidak menyangka bahwa orang yang sangat dermawan dan kaya raya di lingkungan manusia adalah kelompok pack werewolf.

            “Selamat datang miss Ashlyn, saya Rendofl kepala pelayan  di manor ini.” Ujar lelaki yang tadi berbicara kepada penjaga yang mengantar Ashlyn. “Saya sudah menunggu kedatangan anda,silahkan masuk miss Ashlyn!” ujar Rendolf.

            “Terimakasih. Barang-barang saya...” ucap Ashlyn.

          “barang-barang anda akan di antarkan ke ruangan anda miss.” Potong Rendolf menjelaskan kepada Ashlyn.

            “Terimakasih!” ujar Ashlyn.

           Rendolf hanya tersenyum dan mengeser tubuhnya kesamping agar Ashlyn bisa masuk, lelaki itu  mempersilahkan Ashlyn masuk dengan gestur tubuhnya.

       “Silahkan nona Ashlyn, saya akan mengantar keruangan anda untuk beristirahat.” Ujar Rendolf.  Ashlyn berjalan memasuki manor mewah tersebut dengan gugup karena berpenghuni werewolf dan akan segera bertemu dengan pemilik manor.

            Ashlyn melangkahkan kakinya untuk mengikuti Rendolf yang membawanya melewati runagan yang sangat besar seperti aula dan kemudian menaiki tangga yang tinggi mungkin sekitar tujuh meter dan dipenuhi ukiran yang membuat terkesan mewah.

          Setelah melewati tangga yang tinggi tersebut Rendolf membawanya untuk berbelok ke kanan dan melewati jalan seperti ruangan, yang luasnya tidak lebih dari dua meter dan di kanan kiri lorong tersebut di pasang berbagai lukisan kuno. Di bagian atas di pasang lampu-lampu kristal kecil untuk penerangan, seperti rumah-rumah bergaya klasik khas Eropa lainnya.

            Ashlyn dan Bekca mengamati setiap jalan yang mereka lewati, namun tidak menemukan sesuatu yang terlihat aneh di manor tersebut. Rasa penasaran dan keinginan tahuan yang muncul terhadap Ashlyn  mengusik pikirannya, apakah ini adalah sebuah pack atau hanya rumah seorang rogue yang kaya raya, itulah yang Ashlyn rasakan.

            “Maaf sir, apakah ini sebuah pack?” tanya Ashlyn pelan takut jika pertanyaannya akan menyinggung.

            “Ya tentu nona, ini adalah sebuah pack. Namun miss Ashlyn tenag saja pack wildmoon adalah pack yang damai, anda akan aman selama di sini. Anda hanya akan berkerja dan membantu di klinik yang sekarang kekurangan tenaga medis.” Ujar Rendolf.

            “Lalu apakah kalian tahu jika aku adalah seorang werewolf untuk itu aku di bawa ke sini?” tanya Ashlyn curiga.

            “Yes miss, pimpinan pack mengetahuinya dan oleh sebab itu anda di bawa kesini dari rumah sakit. Karena semakin sedikit manusia yang tahu tentang kita akan lebih baik.” Jelas Rendolf.

            Ashlyn tidak bertanya lebih lanjut tentang pack yang Ashlyn baru tahu bernama Wildmoon ini. Ashlyn seperti merasa bahwa ia baru saja memasuki sarang harimau setelah menghindari sarang buaya. Sangat menyedihkan, batin Ashlyn.

         “Ini adalah ruangan anda nona, anda dapat beristirahat sekarang karena besok saya akan menunjukan tempat anda berkerja.” Rendolf membuka kan sebuah kamar yang terlihat cukup luas dari tempat Ashlyn berdiri.

        “Makan malam anda, dan barag-barang anda akan di antarkan sebentar lagi, anda dapat menunggunya di ruangan anda miss.” Ujar Rendolf sopan.

            “Baiklah, terimaksih!” ujar Ashlyn.

        “jika membutuhkan sesuatu anda dapat mencari saya miss. permisi” ucap Rendolf lalu meninggalkan Ashlyn sendiri.

                                                                              ***

            Ashlyn berjalan ke arah dapur untuk mengambil air karena merasakan haus, Ashlyn memang terbiasa terjaga tengah malam untuk minum namun karena baru tiba dan sedikit lelah Ashlyn lupa meminta maid yang mengantarkannya makanan tadi untuk meminta minum.

Ashlyn melewati ruang tengah yang begitu besar dan terdapat sofa-sofa besar yang besar di ruang tersebut. Saat melewati ruangan tersebut Ashlyn mulai mencium wangi yang sangat mengodannya dan sudah ia kenal.

semakin dekat Ashlyn tidak hanya mencium bau yang semakin kuat namun juga mulai terlihat di kedua bola matanya seorang lelaki yang memakai kemeja putih

yang di lipat sampai siku, yang memperlihatkan kedua tangannya yang berotot.

            Mata Ashlyn terbelalak saat melihat wajah lelaki itu, lelaki yang ingin Ashlyn hindari nyatanya berada di sini satu pack di tempat sekarang. Sebenarnya apa yang direncanakan Moon Godness kepadanya hingga harus bertemu kembali dengan lelaki itu.

           Ashlyn yang tersadar dari lamunannya melangkah mundur lalu berbalik untuk menghindar lelaki itu, yang ada dipikiran Ashlyn sekarang hanya memasuki kamarnya kembali dan bersembunyi dari lelaki itu.

           Ashlyn berlari secepat yang dia bisa untuk menuju kamarnya, pintu kamar Ashlyn semakin terlihat dan tampa menunggu Ashlyn bergegas untuk memasuki kamarnya, namun belum sempat Ashlyn menutup pintu kamarnya ia merasakan sentakan yang kuat di tangannya sehingga saat Ashlyn menyadari semuanya lelaki itu sudah ada di hadapannya menghimpitnya di antara pintu kamar dan tubuh lelaki itu. 

            “Hallo...sweety! merindukan ku,hm...?" Ujar Luke menatap Ashlyn dengan mata tajamnya dan sebuah seringai muncul di bibirnya melihat Ashlyn yang masih terkejut dengan apa yang ia lakukan.

           Ashlyn mengerjabkan matanya beberapa kali dan mulai berusaha untuk melepaskan diri dari lelaki yang ia hindari. “Lepashh...” ujar Ashlyn mencoba mendorong lelaki yang menghimpitnya.

Luke menyeringai mendengar suara Ashlyn yang terus berusaha untuk melepaskan diri, namun Luke bukanlah orang yang akan melepaskan dengan mudah apa yang dia inginkan. Dengan mudahnya Luke mengangkat dan menahan kedua tangan Ashlyn di atas kepala wanita itu lalu menyusupkan lututnya di antara kedua kaki Ashlyn agar mempersempit gerakan Ashlyn.

Ashlyn yang semakin terdesak, semakin bergerak dengan brutal untuk melepaskan diri, namun bagi Luke itu hanya gerakan kecil yang tidak menganggunya sama sekali.

“Khe khe khe kau masih saja lemah Sweety.” Ujar Luke  lalu semakin merapatkan tubuhnya kepada Ashlyn.

“Brengsek! Lepaskan aku.”Ashlyn benar-benar membenci pria yang ada di depan sekarang.

“Ha ha ha, Kau kira aku akan melepaskan mu setelah semua ini, he? Apa kau berpikir kau datang ke sini adalah sebuah kebetulan. Sadar lah sweety akulah yang mengatur semuanya.” Ujar Luke menyeringai atas fakta yang ia berikan kepada Ashlyn.

Luke mengamati wanita yang memandang ke arahnya tajam, wanita itu terus diam dan tidak merespon apa yang baru saja dikatankannya. Apakah Ashlyn terlalu terkejut hingga tidak bisa mengeluarkan suara. Namun luke tidak terlalu memikirkannya dan mengambil kesempatan itu untuk menganggkat Ashlyn dan meletakkannya di atas tempat tidur wanita itu.

Luke yang memanggul Ashlyn di bahunya bergerak dengan cepat untuk meletakkan Ashlyn lalu menindihnya agar Ashlyn tidak melarikan diri. Ashlyn yang telah berbaring terlentang diranjang dengan kedua tangan yang sudah di tahan di sisi kiri dan kanan kepalanya semakin sulit bergerak, karena Luke yang langsung menindihnya. Dan lelaki itu juga menahan kaki Ashlyn dengan kakinya kembali. Luke benar-benar sudah memperhitungkan semua gerakan perlawanan yang akan Ashlyn lakukan kepadanya.

Mata Ashlyn dan Luke saling menatap, Aslyn yang memandang Luke penuh kebencian dan kemarahan dan Luke yang memandang Ashlyn dengan tatapan meremehkan seperti dulu. Dan jangan lupakan seringaian yang lelaki itu berikan kepada Ashlyn sehingga membuat Ashlyn semakin terhina.

Mungkin bagi wanita-wanita diluar atau wanita yang ada di sekolah mereka dulu akan berteriak histeris melihat Luke yang menyeringai ke arah mereka. Namun sekarang situasi sangat berbeda Ashlyn merasa sedang dalam bahaya jika di dekat lelaki itu.

“Apa mau mu brengsek? Lepaskan aku!” ujar Ashlyn kembali berusaha melepaskan diri dari kukungan lelaki di atasnya.

Luke menyeringai semakin lebar mendengar perkataan Ashlyn kepadanya. “Ssstt...kenapa kau kasar sekali sekarang sweety? Pergi selama sepuluh tahun ternyata sedikit merubah cara bicaramu hingga tidak bisa bicara sopan kepada pasanganmu sendiri.” Ujar Luke lalu menunduk kan kepala untuk mengecup leher Ashlyn yang sedari tadi mengodanya.

Tampa sadar Luke yang tadi hanya ingin mengecup leher Ashlyn berubah menjadi hisapan dan gigitan hingga meninggalkan bekas di leher Ashlyn.

Mata Ashlyn terbelalak saat meraskan bibir Luke yang berada di lehernya. Wangi Citrus dan lemon yang menguar dari tubuh Luke membuatnya melemah dan sedikit tenag dari emosinya yang meluap karena ulah lelaki itu.

Ashlyn menutup matanya dan kecupan-kecupan kecil yang ada di lehernya terasa semakin menggodanya sehingga memunculkan memetik api gairah di dadanya. Saat Ashlyn merasakan hisapan dan gigitan yang kuat dilehernya barulah Ashlyn tersadar kembali dari rayuan yang diberikan Luke kepada tubuhnya.

“Akh apa yang kau lakukan!? Lepaskan aku!” Bentak Ashlyn marah kepada dirinya sendiri yang lemah dan kepada lelaki yang menindihnya sekarang.

Luke yang sudah mulai kehilangan kontrol tersadar saat mendengar teriakan Ashlyn, hingga menghentikan tindakannya.

“Shit!” umpat Luke kesal menghentikan tindakannya dan menarik nafas di leher Ashlyn, meghirup wangi yang keluar dari tubuh Ashlyn untuk menenagkan gairahnya yang mulai bangkit karena berada di dekat wanita itu.

Luke mengangkat wajahnya lalu menatap Ashlyn dengan tatapan tajam dan menahan bergairah.

“Apa mau mu?” tanya Ashlyn menatap Luke dengan tatapan serius dan juga berusaha menahan gairahnya karena terus berada di dekat Luke.

“Bukankah sudah jelas sweety, Aku menginginkanmu.” Ujar Luke menyeringai.

“Apakah kau gila? Aku tidak mau denganmu!” Ashlyn begitu marah saat mendengar ucapan lelaki itu kepadanya.

“Ssst, tenanglah sweety, tentu saja aku tidak gila dan aku serius dengan apa yang ku katakan. Bukankah kita pasangan yang telah di takdirkan Moon Godness dan memang sudah seharusnya kita bersama.” Jawab Luke percaya diri.

“Jangan bercanda brengsek! Apa kau lupa yang kau katakan dulu kepadaku, kau tidak menginginkanku sebagai mate mu. Dan sekarang kau mengingkanku, jangan bercanda!” jawab Ashlyn marah.

“Haa...ternyata kau masih mengingatnya! apa kau merindukanku selama ini Ashlyn?” seringai Luke seolah mengejek Ashlyn yang menatapnya tajam.

“Dalam mimpimu.” Jawab Ashlyn ketus.

“Mimpiku akan menjadi nyata Ashlyn dan kau akan menjadi milikku secepatnya.” ujar Luke yakin.

“Brengsek! Lepaskan aku!” ronta Ashlyn terhadap kukungan Luke di tubuhnya.

“Hahaha tenanglah sweety,

aku akan melepaskanmu sekarang. Namun jangan mencoba untuk lari dariku atau akan ada akibat dari tindakanmu.” Ujar Luke dingin.

Ashlyn merinding melihat perubahan sikap lelaki di atasnya, yang berubah dalam hitungan detik. “Brengsek! Apa yang kau lakukan ha!?”  tanya Ashlyn takut.

“Ssst sweety! Kau sudah terlalu banyak mengatakan kata-kata kasar itu kepadaku. Kau harus menjaga ucapanmu.” jawab Luke.

“Kau!” bentak Ashlyn Ashlyn menatap Luke dengan tajam, lelaki di atasnya ini benar-benar sudah mengetahui dan merencanakan dengan baik untuk menjebaknya.

“Berhentilah berpikir dengan otak cantikmu itu baby, menurutlah kepadaku maka semua yang kau miliki akan tetap aman seperti biasa.” Ujar Luke.

Ashlyn masih terdiam mendengar perkataan Luke kepadanya. Ashlyn tidak tahu seberapa jauh Luke telah mencampuri kehidupannya.

“Tak bisakah kau melepaskanku....” Ashlyn berusaha bernegosiasi dengan kepala dingin sekarang dan berharap ini akan berhasil walaupun terlihat mustahil.

“Tentu saja tidak sweety, aku tidak akan pernah melepaskanmu.” Ujar Luke.

“Kau benar-benar brengsek!” ucap Ashlyn

Baby, bukankan aku udah memperingatkanmu soal kata-kata kasarmu.” Jawab Luke menyeringai.

Ashlyn merinding melihat tatapan dan seringain Luke yang tampak licik di wajahnya yang seperti merencanakan sesuatu untuk Ashlyn.

Ashlyn baru saja bersiap untuk mendorong lelaki di atas nya, namun dengan cepat Luke menahan Ashlyn dan mencium bibir Ashlyn dengan ganas. Ashlyn yang terus berontak membuat Luke menahan kepala Ashlyn dengan tangan kanannya dan menahan kedua tangan Ashlyn dengan tangan kirinya.

Tidak kehabisan akal Ashlyn lalu mengigit bibir Luke hinga mengeluarkandarah, Luke mengangkat wajahnya karena gigitan Ashlyn terasa cukup sakit di bibirnya. Luke menghapus darah yang kelar dari bibirnya menggunakan tangan kanannya yang tidak menahan rahang Ashlyn.

“Shit!” umpat Luke menatap tajam Ashlyn dan melihat darah di tangannya.

Ashlyn masih berusaha mengatur nafasnya yang memburu terlihat dari dadanya yang turun naik dengan cepat. Tatapan tajam Luke kepadanya tidak membuat Ashlyn merasa takut kepada lelaki itu.

“Suatu hari kau sendiri yang akan memohon sentuhanku, Ashlyn.” Ujar Luke. Setelah mengatakan itu Luke pergi dari kamar Ashlyn tampa menunggu jawaban dari wanita itu. Ashlyn yang melihat kepergian lelaki itu setelah keluar langsung bangun, dan dengan berlari segera menutup pintu dan menguncinya.

Ashlyn terduduk dengan lesu setelah di tinggalkan Luke. Air mata Ashlyn mengalir di kedua pipinya. Ashlyn tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini lagi. Di hina dan diremehkan. Walaupun sudah sepuluh tahun  berlalu namun sakit yang telah di timbulkan oleh luka lama masih sangat membekas di ingatan Ashlyn.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status