Share

Bab 3 Kamu Kalah Lagi

Ketika Nell melihat penampilan Celine yang lemah dan tak berdaya, dia hanya merasa sangat jijik.

Dia mendorong bahu Celine dengan dingin. “Jangan sentuh aku!”

Nell mendorongnya pelan, tapi Celine tiba-tiba tersandung dan jatuh ke lantai sambil berteriak.

“Celine!”

Jason melesat seperti anak panah untuk membantunya berdiri. Dia menggeram pada Nell dengan marah. “Nell! Apa yang kamu lakukan?"

“Aku tidak—”

Ekspresi Nell berubah saat dia tanpa sadar mencoba menjelaskan, tetapi Celine menyela.

“Jason, jangan salahkan Nell. Akulah yang menggodamu. Tidak apa-apa mendorongku, bahkan jika dia ingin meneriaki aku atau pun memukuliku, dia berada di pihak yang benar.”

Pupil Nell membesar. Wajahnya dipenuhi dengan keterkejutan.

Dia mendongakkan kepalanya dan melihat mata Jason yang kecewa.

“Aku tidak menyangka kamu bisa seperti itu. Ini salahku, jadi kamu harusnya melampiaskan amarahmu padaku! Mengapa kamu menyakiti Celine?”

Nell membuka mulutnya, tetapi penjelasannya tiba-tiba tersedak di tenggorokannya, seolah-olah itu adalah duri yang menusuknya.

“Kamu pikir... aku mendorongnya?”

“Apa menurutmu aku salah mengira apa yang aku lihat dengan mataku sendiri? Aku selalu merasa kamu memang agak berhati dingin, tetapi kamu tetap orang baik. Baru hari ini aku menyadari bahwa kamu kejam dan pendendam. Aku salah menilaimu selama ini!"

Nell berdiri diam, tidak percaya apa yang dia dengar.

Dia berbalik untuk melihat Celine, yang matanya bersinar dengan kebencian dan kebanggaan.

Hatinya perlahan menjadi dingin.

Lalu, Nell tertawa. Senyumnya penuh ironi.

“Jason Morton, baru hari ini aku menyadari betapa bodohnya kamu!”

"Apa katamu?"

"Tidak apa-apa. Bukankah kalian berdua sedang jatuh cinta? Baiklah! Aku restui kalian. Bukankah tidak ada orang yang mau makan dari mangkuk yang telah diisi dengan kotoran sebelumnya, walaupun mangkuknya sudah dibersihkan, iya kan?”

Ekspresi Jason berubah. Dia tidak menyangka wanita yang cuek dan menyenangkan ini akan menggunakan kata-kata kasar seperti itu.

Wajahnya menjadi merah padam. “Nell! Jangan berlebihan!”

Nell mencibir padanya. Senyumannya dingin.

Nell mengeluarkan saputangan dan menyeka tempat yang disentuh Celine, dan ia berkata dengan nada riang.

"Baiklah! Waktuku sangat berharga untuk disia-siakan di sini bersamamu. Mulai sekarang, tolong jaga pengkhianat di sampingmu itu dan enyahlah dari pandanganku! Aku mengharapkan yang terbaik untuk kalian berdua...”

Matanya mengembara saat ejekan dingin melintas di dalamnya, dan dia tertawa. “... Semoga anjing dan kekasihnya hidup bahagia selamanya!”

Kemudian, Nell berbalik dan pergi tanpa memberi mereka kesempatan untuk berbicara.

Jason sangat marah. "Apa katamu? Berhenti kau..."

“Jason..."

Pada saat itu, sebuah tangan tiba-tiba meraih lengannya. Dengan wajah pucat, Celine memegangi perutnya. "Jason, perutku sakit."

Ekspresi Jason berubah. “Celine, ada apa?”

“Aku tidak tahu..."

Garis merah darah mengalir di kaki Celine.

Mata Jason membelalak dan dia gemetar dengan keras.

“Jangan khawatir, aku akan membawamu ke Rumah Sakit segera.”

Jason membawa Celine ke Rumah Sakit.

Nell duduk di mobilnya dan memperhatikan saat mobil mereka pergi. Dia tersenyum sinis.

Bukannya pulang, dia justru pergi ke Hotel Lindsey.

Di lantai pertama hotel ada bar besar. Aulanya dipenuhi dengan orang-orang yang memanjakan diri dalam kemewahan.

Dia bersandar di meja bar dan minum bir bergelas-gelas.

Dia bukanlah orang yang suka menenggelamkan kesedihannya dengan alkohol, tapi kali ini, sepertinya tidak ada apa pun selain alkohol yang bisa menghilangkan rasa sakit yang dia rasakan di dalam hatinya.

Dia bisa berpura-pura menjadi kejam dan percaya diri di depan Jason dan Celine.

Namun, hanya dia yang tahu betapa hancur hatinya sebenarnya.

Enam tahun hubungan mereka terhapus karena satu kebohongan. Sementara dia bertekad ingin menua bersama Jason, tapi Jason berguling-guling di tempat tidur dengan wanita lain.

Memikirkannya sungguh ironis!

Nell menuangkan segelas bir lagi untuk dirinya.

Dia peminum yang hebat, tetapi saat ini dia sedikit mabuk.

Ponsel di tasnya tiba-tiba bergetar.

Dia mengeluarkan ponselnya dengan pandangan kabur dan menjawab panggilan itu.

"Siapa ini?"

“Kakak, kamu kalah lagi!”

Itu adalah Celine Jennings.

Bibir Nell mencibir.

"Apakah kau meneleponku hanya untuk memberitahuku betapa bangganya kau?"

Celine tertawa puas.

“Kakak, tahu nggak kalau aku sedang hamil?”

Ekspresi Nell murung.

Dia menatap ke orang-orang di lantai dansa dan berkata dengan dingin, “Buat apa kau menceritakan itu padaku? Aku bukan orang yang menidurimu."

“Ini anaknya Jason. Dia baru saja memberitahuku bahwa dia akan segera menikahiku. Kamu sudah bersamanya selama enam tahun, tetapi dia belum pernah menyentuhmu. Bisa dibilang bahwa dia hanya mencintaimu secara platonis, tetapi terus terang, itu karena dia tidak tertarik padamu secara seksual. Melihatmu membuatku mual."

Tangan Nell mengepal.

"Tahu, nggak? Saat kami berduaan, kami melakukan itu setiap hari. Dia bilang, dia tidak pernah merasa begitu santai dan bahagia dengan siapa pun seperti yang dia lakukan denganku. Dia bilang kamu sedingin mayat, tidak menarik sama sekali.”

“Wanita lain tahu bagaimana caranya melayani pria, tetapi kamu itu seperti pria! Bukankah tidak ada bedanya bersama denganmu seperti menjadi gay?”

Kepalan tangan Nell menegang.

Seolah-olah jantungnya ditarik. Sakitnya sangat menyiksa.

Dia menarik napas dalam-dalam dan mengejek.

“Celine Jennings, aku pikir kau tiba-tiba merasa memiliki posisi yang tinggi. Hanya itu yang ingin kau katakan?”

“Kakak, bilang saja kalau kamu marah. Aku tidak akan menertawakanmu."

“Kenapa harus marah? Lagi pula, kaulah yang memperlakukan sampah yang kubuang seperti harta karun. Kain yang kau gunakan untuk membersihkan pant*tmu akan tetap berbau busuk meskipun sudah dicuci. Apa kamu nggak merasa jijik menyeka wajah dengan kain itu?”

"Kau!"

"Lagi pula! Aku tidak ada waktu untuk bicara omong kosong denganmu. Aku peringatkan kau. Jangan coba-coba menggangguku lagi. Kau tidak akan sanggup menanggung konsekuensinya!"

Kemudian, Nell menutup telepon.

Nell bukannya tidak sakit hati.

Meskipun dia tidak mengakuinya secara lisan, kata-kata Celine tidak diragukan lagi menyakiti hatinya.

Nell masih ingat apa yang dikatakan Jason saat merayunya.

Jason bilang bahwa dia menyukai kepolosan dan ketegasannya. Jason menyukai sikap dingin dan cueknya, yang seperti bunga gunung bersalju yang hanya bisa dilihat dari jauh dan tidak tercemar. Itu membuat orang lain ingin melindunginya.

Cinta terbaik harusnya bersifat platonis. Terlepas dari hawa nafsu, itu adalah jenis cinta yang paling murni.

Namun, kenyataannya Jason meniduri Celine, dan sekarang mereka bahkan telah memiliki seorang anak.

Perasaan ironis yang luar biasa muncul dari lubuk hatinya. Dia mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya saat matanya mulai perih.

Saat itu, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Yo! Kamu bukannya putri tertua dari keluarga Jennings? Kenapa di sini sendirian pada jam selarut ini? Apakah kamu sedang mengirim pesanan lagi?”

Nell berbalik, dilihatnya sejumlah gadis muda berpakaian yang menarik perhatian. Mereka bersama Hayley Morton—adik perempuan Jason Morton.
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Inna
Lari kesini lebih baik dari pada tarik urat nunggu biarkan aq pergi selesai
goodnovel comment avatar
Johanes Admingrup
kuntul tul
goodnovel comment avatar
Princess Ren
novel yg KEREN😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status