Adam memamerkan jaring ikan yang dia dapat dari bibir pantai. Walau sudah rusak menurutnya itu masih bisa digunakan untuk menangkap ikan karena dia tidak mau di suruh makan kerang dan siput laut lagi.
"Sepertinya menangkap ikan juga tidak semudah melempar jala ke laut," ragu Jemy yang memang pesimis jika pria macam Adam tahu cara menangkap ikan.
"Jangan meremehkanku!" Adam segera pergi membawa jaring yang tadi sudah sempat sedikit dia benahi itu untuk menangkap ikan atau sekedar keras kepala ingin membuktikan jika dia bisa.
Sudah hampir setengah hari Jemy ikut meringis silau menyaksikan hamparan pasir putih dan tubuh Adam dari kejauhan yang pastinya sudah terpanggang matahari. Kulit pria itu terlihat semakin coklat kemerahan karena semakin jarang mau memakai pakaian lagi di siang ha
Jemy masih berjemur sambil menyaksikan gumpalan awan tipis di langit yang sedang cerah. Seperti biasa kicauan burung camar terdengar ribut berlalu lalang terbang di atasnya. Adam sudah pergi ke pantai untuk coba menombak ikan hiu. Jemy hanya sesekali mendengar pria itu mengumpat kesal, dan malah ingin tertawa jika melirik beberapa ranting kering yang sudah Adam jemur untuk membuat api jika dirinya berhasil mendapatkan tangkapan.Mereka berdua sama-sama belum makan dari pagi. Jemy hanya minum air kelapa dan memakan sekalian daging kelapa mudanya. Gadis itu pikir mereka memang tidak akan makan sepanjang hari ini. Sampai tiba-tiba Adam berteriak jika dirinya berhasil menangkap ikan dan segera membawanya lari untuk di pamerkan.Bukan hiu tapi semacam ikan karang dengan sirip hampir seperti monster dan gigi meringis mengerikan. Adam ju
Saat kembali dari laguna Adam melihat gadis itu sudah mengepang rambutnya dan sepertinya juga sudah mengenakan pakaian dalam karena benda itu sudah tidak terlihat berkibar-kibar lagi di dahan pohon kelapa."Tambahkan kayu kering dan semak di atas api agar tidak padam selama kita pergi."Jemy segera mengikuti semua saran Adam dan jadi kembali bersemangat dengan rencana mereka hari ni. Mereka hanya membawa satu botol air untuk pergi menyusuri sisis pulau yang lain dan berencana kembali sebelum petang. Ini belum lewat tengah hari dam masih cukup banyak waktu untuk berkeliling."Kita ke Timur atau ke Barat." Adam melihat arah kompas di jam tangannya."Ke sisi timur saja, karena matahari akan semakin condong ke barat."
"Tunggu di sini," kata Adam dan Jemy mendongak pada Adam yang sudah berdiri dan melepas kemejanya. "Akan coba kucari sesuatu untuk mengobati kakimu." Adam ingat seharusnya masih ada kotak P3K yang biasanya disimpan di dalam laci kabin jika belum larut terbawa air. Untuk itu dia harus kembali menyelam. "Hati-hati," pesan Jemy. "Jangan khawatir aku pasti kembali." Bagaimanapun Jemy tetap cemas sementara dirinya sendiri masih lemas dan hanya bisa terduduk di atas pasir sambil bersandar di sisi karang, merasakan sensasi perih di kakinya yang mulai menjalar dan berdenyut-denyut. Dia melihat Adam sudah menyelam dari sisi lambung kapal yang agak miring terganjal karang. Adam haru
Adam benar-benar masih duduk bersandar di batang kayu tiang gubuk mereka ketika Jemy terbangun lebih dulu di pagi hari. Bohong sekali jika Jemy tidak mulai terharu dengan semua yang sudah dilakukan pria itu untuknya. Adam benar-benar merawatnya dengan baik meski masih sulit dibayangkan seorang Adam Harris bisa menjadi pria yang bisa memanjat kelapa dan menangkap ikan dengan tombak. Jemy bergerak pelan-pelan dari pangkuannya agar Adam tidak terbangun.Jemy merasa tenggorokannya sudah tidak terlalu sakit lagi meski kakinya masih terpincang-pincang saat harus berjalan. Dia berniat untuk membersihkan semua benda yang mereka bawa kemarin dan menjemur yang masih basah setelah menyisihkan beberapa botol obat luka.Jemy baru sadar jika sekarang mereka memiliki gunting, benda yang dulu kelihatanya sangat sepele tapi sekarang bisa jadi barang yang sangat luar biasa berharga. Gadis itu coba memotong sedikit ujung rambutnya yang semakin susah untuk disisir dengan jari karena terlalu
Jemy tetap tidak mau bicara ketika Adam berpamitan untuk pergi menangkap ikan. Sepertinya Jemy benar-benar tidak terima sudah di perlakukan semena-mena seperti itu. Dia marah dan rasanya hanya ingin balas menghukum Adam. Andai dia bisa berkelahi Jemy pasti sudah mengajaknya berkelahi dari tadi. Tapi Jemy tahu jika dirinya tidak akan menang dari Adam, jika dengan menjadi bisu bisa menjadi hukuman maka dia akan diam sampai hatinya puas. Walau Jemy sendiri sebenarnya juga tidak tahu berapa lama bisa sanggup diam sementara tidak ada lagi temannya di tempat ini. Bahkan baru beberapa jam berdiam di dalam gubuk saja sudah membuatnya jenuh dan bosan luar biasa.Jemy keluar setelah mengganti pakaian rajutnya dengan kemeja Adam karena bagian samping baju rajutnya ternyata sobek cukup lebar dan sadar bertapa mengenaskan hidupnya kali ini. Terlantar dan di lecehka
Karena Adam melakukanya dalam kegelapan dan di tengah derasnya hujan Jemy jadi tidak dapat mengingat dengan jelas apa saja yang telah dilakukan pria itu selain rasa nyeri yang masih tertinggal di antara kedua pangkal pahanya. Jemy benci karena kali pertamanya harus jadi sangat tidak menyenangkan tapi dia tahu jika menggerutu atau menangisi seharian pun akan percuma.Jemy mulai menghitung-hitung goresannya di kayu, menunggu cemas saatnya untuk datang bulan. Seharusnya minggu-minggu ini dirinya sedang tidak memasuki masa subur, semoga saja Adam tidak membuatnya hamil. Pria memang sangat bodoh dan sembrono.Karena sangat takut memikirkan hal itu Jemy sampai kehilangan nafsu makannya beberapa hari ini. Berbagai jenis ikan yang di bawa Adam sama sekali tidak mau di sentuhnya."Makanlah, jan
Beberapa hari ini suhu di malam hari semakin dingin mungkin karena sudah mulai memasuki akhir tahun. pemandangan hutan juga agak lain ada beberapa jenis bungan yang sedang bermekaran di puncak-puncak pohon yang tinggi. Tepian hutan juga terlihat lebih indah dengan beraneka warna. Dulu mereka tidak pernah menyangka akan melihat hal menakjubkan seperti ini. Jemy sedang berjalan- jalan di tepian pantai ketika mendapati bunga yang berguguran di atas pasir. Dia memungut bunga pink tersebut dan mencium baunya yang ternyata juga sangat harum. Jemy langsung berpikir mungkin nyamuk tidak suka dengan aroma harum, karena semakin sering hujan jumlah populasi nyamuk juga semakin banyak dan mengganggu tidur malam mereka. Jemy kembali mendongak ke atas ranting-ranting pohon yang seperti dipenuhi bunga. Karena tidak terlalu tinggi sepertinya dia bisa memanjat untuk memetiknya. Pohon rendah berbunga rimbun tersebut memiliki banyak dahan cukup mudah untuk dipa
Adam sedang meruncingkan kembali ketiga mata tombaknya dengan pisau kecil, dia sengaja membiarkan Jemy yang dari tadi cumadiam. Sebenarnya Adam tidak tahu wanita itu sedang marah karena perbuatanya semalam atau hanya sedang berpikir. Sedari tadi Jemy memang tidak ada bicara sama sekali. Wanita itu hanya duduk diam di atas batang kayu seperti biasa sambil memperhatikan gulungan ombak yang menepi di pantai dan hilang menjadi buih."Adam apa kau pernah berpikir mungkin lama-lama semua orang yang dulu pernah kita kenal akan melupakan kita, dan menganggap kita tidak pernah ada?"Adam langsung berhenti dari kegiatannya untuk berpaling menatap Jemy yang bertanya tanpa perduli untuk menolehnya karena dia masih memandang jauh ke lautan.Setelah hampir dua bulan sebenarnya wajar jika gadis itu mulai berpikir mungkin mereka juga akan hilang terlupakan seperti buih yang tak berjejak di atas hamparan pasir yang luas."Kenapa kau berpikir sepert