"Besok, kalian harus menggunakan pita merah putih yang jumlahnya sesuai dengan tanggal lahir kalian,"kata kakak kelas panitia MOS.
"Apa?! Tanggal lahir aku kan tanggal 30. Berarti, besok kepalaku penuh dengan pita merah putih." Gumamku dalam hati,kaget mendengar ucapan kakak kelas tadi
Ini adalah hari pertama aku MOS di SMAN 1 Jakarta. Hari ini juga, kakak kelas panitia MOS memberitahu apa saja yang harus di bawa oleh perserta MOS selama 1 minggu. Perlengkapan yang harus di bawa namanya aneh-aneh, mulai dari singkong i love you, minuman bengkel,snack monyet-monyet gila,triplek berlapis,ratu perak, sampai minuman ngeres.
Sepulang dari sekolah, aku langsung menyiapkan perlengkapan yang harus di bawa besok. Untuk mengartikan istilah-istilah perlengkapan yang aku bawa, aku harus bertanya ke keluargaku bahkan sampai tetanggaku.
"Mah! Besok aku di suruh bawa minuman bengkel kata kakak kelas. Mamah tahu tidak, minuman bengkel itu apa?" Aku bertanya pada mamahku yang sedang memasak di dapur.
"Minuman bengkel?"kata mamahku bingung mendengar kata minuman bengkel.
"Oli bukan?"ucap mamah yang bikin aku tertawa.
"Haha! Masa oli? Aduh! Aku bingung apa ya minuman bengkel,Mah?"kataku sambil tertawa.
"Coba! Kamu tanya sama Mba Susi," suruh mamahku.
Mba Susi adalah tetangga sebelah rumahku. Dia adalah tetangga yang baik dan paling dekat dengan keluargaku. Bukan hanya Mba Susi saja, tapi tetangga yang lainnya juga baik sama keluargaku. Aku tidak tinggal di perumahan yang terkadang tetangganya sibuk masing-masing. Tapi, aku tinggal di perkampungan yang tetangganya sudah seperti keluarga sendiri.
Karena hari sudah mulai sore, aku segera ke rumah Mba Susi.
"Assalamu'alaikum... Mba Susi...." Aku mengetuk pintu rumah Mba Susi.
"Wa'alaikumsalam... Ada apa,Ni?"kata Mba Susi setelah membukakan pintu.
"Mba, Mba tahu minuman bengkel tidak?"tanyaku, berharap Mba Susi tahu jawabannya.
"Oohh, buat MOS ya.."
"Iya Mba. Bantuin dong!"
"Minuman bengkel tuh, minuman yang mereknya 2 tang,"kata Mba Susi memberikan jawabannya.
"Beneran, Mba? Belinya di mana?"tanyaku serius,karena ingin segera membelinya.
"Noh di warung madura juga ada,"kata Mba Susi memberitahu aku.
"Ya sudah, terima kasih ya, Mba. Aku mau beli dulu. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Ternyata minuman bengkel itu minuman yang mereknya 2 tang. Ya ampun! Aku enggak kepikiran sama sekali.
Setelah tahu itu, aku langsung membelinya di warung madura. Eh, by the way warung madura biasanya ada di setiap daerah. Warung itu menjual sembako dan jajanan komplit. Kok bisa ya? Ada di mana-mana. Tapi, aku tidak tahu tentang itu, yang harus aku tahu adalah minuman bengkel.
***
Besok paginya, aku ribet dengan pita merah putih yang harus di tempel di kerudung sebanyak 30. Kepala aku isinya pita semua,bikin malu saja. Mau mencoba membohongi panitia MOS agar pitanya tidak terlalu banyak, tapi aku harus memakai papan dada yang isinya biodata aku, termasuk tanggal lahir juga. Aku takut nanti ketahuan malah di hukum. Ya sudah deh, aku pasang saja pita 30 biji.
Aku itu tipe anak yang pendiam dari kecil. Meskipun kalau di rumah enggak pendiam sih, tapi kalau di sekolah pemalu. Mamah aku meminta agar aku bisa berbaur dengan teman-teman lainnya.
# Flashback on
Pernah waktu itu, aku sedang di toko buku. Tiba-tiba ada orang yang memanggil aku, dan aku tidak kenal dengan orang itu.
"Hey! Hey! Kamu yang sekolah di SMAN 1 kan?"katanya.
"Iya." Sudah, jawabku cuma gitu doang.
Lalu, mamah berbisik di telingaku.
"Kalau ada teman yang menyapa, kamu harus sapa balik dan nanya balik. Jangan iya iya aja."kata mamahku.
"Ya tapi, aku enggak kenal sama orang itu,Mah,"ucapku kesal.
"Tapi, teman kamu buktinya nyapa. Berarti dia kenal sama kamu. Masa kamunya enggak kenal?"
"Kita cuma pernah ketemu, belum sempat kenalan. Aku bingung mau ngomong apa," jawabku kesal soalnya mamah sok tahu. Padahalkan aku belum kenal sama orang itu.
"Kamu tanya, eh kamu mulutnya bau enggak?"ucap mamahku yang bikin aku tertawa geli.
"Aneh! Masa nanyanya gitu sih?"kataku sambil tertawa.
"Kamu yang aneh! Ya harusnya kamu nanya, rumahnya dimana atau namanya siapa. Kan kamu belum kenal sama orang itu, tanya aja namanya," kata mamahku memperagakan cara bertanya.
"Enggak mau. Pokoknya aku malu!"kataku yang bikin mamah cemberut.
"Yah... Kalau malu terus, kapan berubahnya. Katanya kalau sudah SMA mau berubah," ucah mamah kecewa.
"Ya sudah, nanti aku coba di sekolah,"kataku mengakhiri percakapan.
# Flashback off
Mamahku ingin sekali aku menjadi anak yang aktif di sekolah, pemberani, dan tentunya baik juga.
Di kelas, aku mencoba untuk bertanya kepada teman yang di sebelahku. Tapi, bukan tanya mulutnya bau enggak. Aku bertanya namanya,asal sekolahnya dan alamat rumahnya. Itu pertama kalinya aku mengawali perkenalan, sempat deg-degan gitu awalnya,tapi lama kelamaan menjadi candu buat aku berkenalan dengan teman yang lainnya. Ternyata asyik juga mengawali perkenalan, tidak seburuk yang di bayangkan.
Jujur saja, di sekolah ini, tidak ada teman sekelasku waktu SMP, semuanya benar-benar teman baru. Terkadang aku sedih melihat teman yang di sebelahku, awalnya bersamaku tapi pas ketemu teman SMPnya aku di tinggal. Hiks hiks hiks.Mau tidak mau, aku harus berjuang sendiri untuk diri sendiri.
***
Kakak kelas panitia memberi tugas kepada peserta MOS untuk mencari tanda tangan panitia. Kalau tanda tanganya sih mudah, tapi nyari informasi jabatan panitia dan tantangan yang di berikan panitia itu yang sedikit tidak mudah. Terkadang ada salah nama sedikit, panitia tidak mau tanda tangan. Apalagi salah jabatan, aku pernah menulis jabatan ketua osis. Harusnya aku tulis ketua osis tapi nulisnya anggota osis. Sudah pasti dia tidak mau tanda tangan.
Setiap panitia memberikan tantangan yang berbeda-beda. Ada yang di suruh joget,nyanyi,tebak-tebakan,hafalan surat Al-qur'an, dan lain-lainnya. Ada yang kakak kelasnya pelit banget ngasih tanda-tangan ada juga yang mudah banget ngasih tanda tangan. Sekalinya ada yang sudah berhasil mendapatkan tanda tangan,semuanya pada menyerbu kakak kelas tersebut dan berteriak 'kak namanya siapa? Jabatannya? Minta tanda tangannya dong'.
Aku mencari tanda tangan kakak kelas sendirian,sedangkan teman-teman yang lain memilih bersama-sama mencari tanda tangan. Tapi,anehnya aku tidak merasa sedih yang berlebihan melainkan semangat yang membara. Karena, perjuangan ini bisa aku ceritakan nanti setelah masa-masa ini.
***
Kegiatan di sekolah mencapai sore, sepulang sekolah aku harus menyiapkan lagi perlengkapan yang harus di bawa besoknya.
Kali ini ada yang aneh lagi, kira-kira snack monyet-monyet gila sama minuman ngeres itu apa ya? Aku sudah coba tanya Mba susi dan beberapa tetanggaku yang lain, tapi semuanya tidak tahu.
Aku bingung harus bertanya pada siapa lagi. Aku capek seharian di sekolah dan sekarang harus mencari yang aneh-aneh di tambah aku laper karena dari siang belum makan. Aku memutuskan untuk pulang dan makan dulu.
"Mah! Snack monyet-monyet gila sama minuman ngeres apa? Semuanya enggak pada tahu. Ayo sih,Mah!" rengekku pada mamah karena capek enggak ketemu-temu jawabannya.
"Sudah! Makan dulu! Nanti coba kamu tanya-tanya lagi," jawab mamah yang memerintahkan aku untuk menyelesaikan makananku.
"Tapi, aku sudah nanya sama semuanya. Mereka enggak tahu semua. Ayo dong,Mah!"rengekku lagi yang hampir nangis.
"Ayo apa? Mamah enggak tahu apa itu snack orang gila sama minuman ngeres mungkin minumannya di kasih pasir," ucap mamah yang juga bingung dengan teka-teki itu.
Hari sudah petang, aku belum juga mendapatkan informasi snack monyet-monyet gila dan minuman ngeres.Gawat kalau sampai aku bawa yang salah, bisa di hukum nanti
Seharian aku tidak memegang handphone,jadi aku enggak kepikiran buat tanya ke teman sekelas lewat chat. Beruntung, aku sempat minta nomor handphone temanku. Aku segera mengubunginya dan bertanya tentang scank monyet-monyet gila dan minuman ngeres.Alhamdulillah, temanku cepat membalas dan memberitahu kepadaku. Ternyata, snack monyet-monyet gila itu momogi dan minuman ngeres itu marimas. Ya ampun, otakku enggak kepikiran sampai situ. Akupun langsung membeli momogi dan marimas di warung madura. Sialnya, di warung madura tidak ada momogi,adanya nabati sip. Harus beli di mana lagi ini? Sekarang sudah malam. Warung-warung yang ada di sekitar rumahku tidak menyediakan momogi. Kata mamah,besok aku harus ke pasar pagi-pagi sebelum berangkat sekolah.***Setelah solat subuh dan mandi, aku dan mamahku pergi ke pasar mencari momogi. Alhamdulillah momoginya ada, tapi aku harus membelinya 1 pack. Enggak apa-apalah sisanya bisa buat nyemil.Sehabis pulang dari pasar, aku l
Oh my god! Semua bangku sudah terisi oleh 41 siswa. Begitu aku masuk semua mata tertuju padaku. Mereka semua seperti sedang mengheningkan cipta tidak ada yang berbicara satupun. Aku melihat ke kanan dan kiri tidak ada tempat yang kosong,kecuali kursi yang beda sendiri dan paling belakang. Tempatnya pun sempit banget,karena terpaksa tidak ada tempat lagi."Ini tempat, ada orangnya enggak?"tanyaku agar tidak malu kalau ternyata itu tempatnya orang."Kayaknya enggak ada, aku juga baru datang. Udah duduk aja di situ!" jawab temanku."Oke, aku duduk bareng kamu ya." Akhirnya aku dapat tempat duduk lalu menyimpan tas dan mencoba mengeringkan seragamku yang basah.Setelah berkenalan, aku jadi tahu temanku bernama Sasya. Baru berkenalan dia langsung bercerita,kalau dia datang persis sebelum aku datang. Jadi, intinya kita sama-sama malu datang terlambat ditambah baju yang basah.Baru kenal hari ini, ternyata Sasya orangnya asyik juga di ajak ngobrol. Mungkin kar
Aku tertidur,karena mata sudah ngantuk dan tidak ingat siapa nama temanku yang bijak di sekolah. Mungkin, besok aku akan mencoba mencari tahu namanya. Tapi, aku tidak bertanya langsung sama orangnya ya,karena malu kalau kenalan sama laki-laki. Nanti aku akan diam-diam mendengar orang lain memanggilnya.Bangun tidur ku terus mandi. Tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi ku pakai baju,lalu membersihkan tempat tidurku. Bantal guling aku tidak bau pesing ya,karena aku tidak ngompol.Sepiring sarapan sudah aku habiskan dengan lahap. Aku segera berangkat ke sekolah agar tidak terlambat lagi. Pagi ini tidak hujan seperti kemarin. Alhamdulillah aku bisa datang awal waktu di sekolah.Suasana di kelas sudah tidak mengheningkan cipta lagi. Beberapa orang ada yang mencoba berkenalan dengan teman-teman yang duduknya dekat dengan mereka. Begitu juga teman yang ada di depanku, mereka mengajak aku dan Sasya berkenalan."Hai! Nama kamu Hani kan?"tanya teman yang ada di depan
"Kalian sudah kenal sama Ibu kan? Jadi ibu tidak usah perkenalan lagi. Insyaallah selama 1 tahun Ibu akan mengajar pelajaran matematika di kelas ini." Bu Rini berbicara di depan kelas.Ternyata bu Rini datang ke kelas untuk mengajar matematika bukan untuk mencari aku dan Sasya. Mudah-mudahan bu Rini melupakan kejadian di kantin. Aamiin doakan ya teman-teman.Bu Rini menjelaskan tentang logaritma. Aku masih belum terlalu paham dengan yang di jelaskan bu Rini,tapi aku tidak berani bertanya.Aku melihat temanku yang bijak itu,antusias sekali belajar matematika. Dia sangat aktif bertanya dan menjawab. Sampai bu Rini memberikan apresiasi kepada temanku itu.Tiba saatnya bu Rini mengacak nama untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Aku berdoa,semoga bukan aku yang terpilih. Sudah 3 orang yang maju, 2 orang bisa menjawab benar dan 1 lainnya menjawab salah. Tinggal satu nama lagi yang akan di pilih. Aduh! Semoga bukan aku!"Satu nomor lagi yang belum di
Ngobrol apaan? Aku cuma mau pinjam bolpoin saja di tegur. Nanti kalau aku enggak nulis malah di marahin lagi. Aku berucap dalam hati,kesal sama guru yang seperti itu. Bukan hanya aku saja yang kesal, Sasya juga kesal. Akhirnya teman-teman sekelas jadi melihat kita.Padahalkan, aku dan Sasya dari tadi memperhatikan dan mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru tersebut. Percakapan aku dan Sasya juga tidak banyak kok saat meminjam bolpoin. Entah kenapa,aku orangnya memang sensitif banget kalo di tegur seperti itu. Coba saja kalau guru itu tahu aku cuma ngomong mau pinjam bolpoin. Tapi tadi aku enggak bicara sama guru itu,palingan juga kalau aku bilang cuma mau pinjam bolpoin nanti di jawab 'alasan saja' tapi kalau tidak memberikan alasan,nanti di tanya 'apa alasan kamu mengobrol' guru seperti ini tidak bisa menghargai muridnya.***Sepulang sekolah,Sasya dan Santi mengajak aku untuk ikut menjadi anggota osis. Kemarin,saat upacara ada pengumuman pendaft
"Huhuhu! Kak aku mau pulang!,"ucap salah satu peserta yang menangis dan ingin pulang."Silakan! Silakan kamu pulang kalau kamu berani! Ini sudah tengah malam,tidak ada kendaraan umum. Silakan kamu pulang!"teriak kakak kelas kepada peserta yang menangis.Dalam hatiku berkata,"duh,sebenarnya aku juga mau nangis kalau diginiin,tapi aku tahan-tahan biar enggak malu dan malah dimarahin nantinya. Eh ada juga yang enggak kuat ternyata".Setelah diteriaki oleh kakak kelas dan diberi tahu bahwa ini sudah tengah malam,peserta yang tadi menangis tidak jadi pulang. Ini adalah pilihan yang sangat sulit. Mau pulang takut enggak pulang juga takut.Kami di suruh memasuki ruangan kelas yang di dalamnya ada kakak kelasnya. Gila! Ini horor banget! Dan kelompok aku adalah yang pertama jalan duluan. Ya Allah! Aku tuh orangnya penakut banget padahal,tapi melihat teman aku yang sama-sama takut,aku mencoba memberanikan diri. Alhamdulillahnya malam ini bulan purnama,jadi malamnya tid
2 minggu kemudian,akan diadakan pemilihan ketua osis. Aku kaget,melihat daftar calon ketua osis. Ferdi adalah salah satu calon ketua osis. Bukan aku saja yang kaget,teman sekelasku juga kaget. Karena selama ini tidak ada yang tahu kalau Ferdi mencalonkan diri jadi ketua osis.Hari ini,seluruh calon ketua osis berorasi mencari dukungan agar dipilih. Mereka satu persatu bergantian berpidato menyampaikan visi misi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan beberapa siswa-siswi.Aku kagum melihat cara berbicara Ferdi di depan umum. Sepertinya banyak yang suka juga dengan cara pembawaan Ferdi yang berwibawa. Kalau dibandingkan dengan calon yang lain Ferdi jauh lebih bagus cara berbicaranya di depan umum.Pertanyaan yang diajukan kepada Ferdi,langsung dijawab dengan tegas,jelas,dan tepat sasaran tanpa bertele-tele. Berbeda dengan calon yang lainnya terlalu bertele-tele dalam menjawab pertanyaan.***Pemilihan ketua osispun dilaksanakan. Hari ini tidak a
"Ikut kemana?" Aku bertanya kepada Sasya saat Sasya menarik-narik tanganku."Udah pokoknya ikut dulu! Nanti kamu lihat sendiri!"jawab Sasya yang terus menarik tanganku menuju lapangan."Apaan sih,Sya? Kamu narik-narik tangan aku. Sakit tahu!!"kataku kesal."Itu lihat!" Sasya menyuruhku untuk melihat pameran seni yang sedang berlangsung."Lihat apa?"tanyaku yang tidak dijawab oleh Sasya. Setelah itu aku menyadari,ternyata yang sedang tampil adalah kakak kelas yang aku kagumi."Sya! Itu serius dia? Ya ampun,keren banget!" Aku melongo melihat penampilan kakak kelas yang aku kagumi itu.Sebenarnya bukan aku saja sih yang mengagumi,Sasya juga. Bahkan,hampir seluruh siswi di sekolah ini.Beruntung sekali Sasya mengajak aku ke lapangan daripada melihat Ferdi dan Santi yang bikin kesal.***Hari selanjutnya,aku diberi kabar oleh ketua osis bahwa setelah pulang sekolah akan ada rapat untuk lomba kebersihan dan kerapihan kelas.Siang