2 minggu kemudian,akan diadakan pemilihan ketua osis. Aku kaget,melihat daftar calon ketua osis. Ferdi adalah salah satu calon ketua osis. Bukan aku saja yang kaget,teman sekelasku juga kaget. Karena selama ini tidak ada yang tahu kalau Ferdi mencalonkan diri jadi ketua osis.
Hari ini,seluruh calon ketua osis berorasi mencari dukungan agar dipilih. Mereka satu persatu bergantian berpidato menyampaikan visi misi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan beberapa siswa-siswi.
Aku kagum melihat cara berbicara Ferdi di depan umum. Sepertinya banyak yang suka juga dengan cara pembawaan Ferdi yang berwibawa. Kalau dibandingkan dengan calon yang lain Ferdi jauh lebih bagus cara berbicaranya di depan umum.
Pertanyaan yang diajukan kepada Ferdi,langsung dijawab dengan tegas,jelas,dan tepat sasaran tanpa bertele-tele. Berbeda dengan calon yang lainnya terlalu bertele-tele dalam menjawab pertanyaan.
***
Pemilihan ketua osispun dilaksanakan. Hari ini tidak ada pembelajaran di sekolah. Semua siswa dan siswi bergantian menuju bilik suara yang sudah di siapakan.
Aku juga mengantri untuk menuju bilik suara. Setelah namaku dipanggil,aku segera mengambil kertas yang sudah disiapakan lalu menuju bilik suara. Ada sedikit perdebatan hati,mau pilih Ferdi atau yang lainnya. Kalau aku pilih Ferdi,nanti dia kepedean lagi. Tapi,kalau dilihat dari kualitasnya Ferdi memang lebih unggul dari yang lainnya. Akhirnya dengan obyektif aku memilih Ferdi.
Teman-teman sekelaspun mendukung dan memilih Ferdi. Karena mereka bangga dengan Ferdi yang berani mencalonkan ketua osis.
Setelah pemilihan selesai,siang harinya langsung menghitung suara. Ramai sekali di lapangan,semua calon ketua osis memiliki banyak pendukung.
Aku tidak menyangka,hasil perhitungan suara terbanyak diraih oleh Ferdi. Wow! Ferdi berhasil mengalahkan calon lainnya yang mereka semua adalah kakak kelas. Hanya Ferdi sendiri calon ketua osis dari kelas 10. Semuanya berteriak,"Ferdi! Ferdi! Ferdi!" Aku juga ikut senang sih.
Guru-guru berdiskusi untuk mengambil keputusan akhir. Karena seharusnya yang menjadi ketua osis adalah kelas 11. Meskipun hasil suara Ferdi paling banyak,keputusan guru-guru menjadikan Ferdi sebagai wakil ketua osis. Dan yang menjadi ketua osis adalah suara terbanyak kedua. Ada yang sedih karena bukan Ferdi ketua osisnya dan juga yang senang. Namun,keputusan guru-guru sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.
Pada hari senin,ketua osis yang beserta jajarannya dilantik setelah upacara. Akupun mengikuti pelantikan itu,karena aku anggota osis. Ada rasa bangga bisa menjadi bagian dari osis tapi ada rasa malu juga karena didepan umum.
Saat di kelas,teman-teman banyak yang mengucapkan selamat kepada Ferdi. Bahkan dari kelas lain juga datang untuk memberi selamat kepada Ferdi. Sebenarnya,aku juga ingin memberikan selamat. Tapi,sekarang Ferdi dikelilingi banyak orang. Nanti saja kalau sudah tidak ada yang memberikan selamat,aku ke tempat Ferdi dan memberi selamat.
Aku sudah menunggu,tapi yang datang memberikan selamat kepada Ferdi datang silih berganti. Akhirnya,meskipun Ferdi masih dikelilingi banyak orang aku ke tempat Ferdi. Karena semua teman di kelas ini sudah mengucapkan semua hanya aku saja yang belum. Dari kelas lain saja sampai rela datang ke kelas ini,masa aku yang satu kelas malah terlambat ngucapinnya.
"Selamat ya Ferdi!" Aku memberikan uluran tangan kepada Ferdi.
"Iya,terima kasih. Selamat juga buat kamu!"kata Ferdi sambil membalas uluran tanganku.
Udah gitu doang,enggak ada 5 menit. Kenapa enggak dari tadi aja,kalau cuma sebentar. Akunya aja yang malu-malu. Dasar Hani! Hani!
Hari ini juga,akan diadakan rapat perdana formasi osis yang baru.
"Cie! Ada yang mau rapat,"canda Sasya.
"Ayo kamu ikut! Kamu kan yang mau ikut osis bukan aku. Kenapa jadi aku sih yang diterima,"kataku sedikit kesal.
"Udah sana rapat!"usir Sasya.
"Kamu temenin aku sih. Aku enggak ada teman,"rengekku pada Sasya.
"Itu ada Ferdi. Bareng aja!"kata Sasya.
"Apaan sih,Sya? Ya enggak enaklah kalau jalan bareng sama cowok,"kataku yang risih mendengar jawaban Sasya.
"Ya sudah kalau enggak mau bareng Ferdi,kamu berangkat sendiri,"
"Aku berangkat sendiri saja,"kataku langsung pergi meninggalkan Sasya.
***
Di ruangan osis,baru sedikit yang datang. Inilah yang aku tidak suka yaitu ngaret. Jam kumpul harusnya jam 14.00 tapi baru pada datang jam 14.30 dan mulai jam 15.00. Kalau seperti ini kasian yang datang tepat waktu.
Kesimpulan dari rapat tadi adalah membagi tugas anggota dan mencatat acara-acara yang akan dilakasankan dalam satu periode osis.
Ferdi terlihat tidak banyak bicara,karena dia menghormati ketua osis yang seharusnya banyak bicara. Ketita dipersilahkan bicarapun Ferdi enggan untuk bicara.
Aku juga berkenalan dengan teman-teman osis yang lainnya. Ada yang pendiem juga seperti aku ada juga yang sok ngartis. Tapi,mereka baik semua kok hanya saja aku belum kenal lebih dekat.
***
Beberapa minggu yang lalu,aku mendapatkan informasi bahwa aku diterima sebagai member paduan suara. Aku senang sekali,bisa terpilih dari sekian banyak orang. Ya meskipun suara aku enggak bagus-bagus amat. Tapi,ini akan menjadi pengalaman buat aku.
Sore hari setelah pulang sekolah,aku berlatih paduan suara bersama member yang lainnya. Kami berlatih menyanyikan lagu indonesia raya dan mengheningkan cipta. Banyak tekhnik bernyanyi yang diberikan oleh bu Rini sebagai pelatih.
Latihan paduan suara selesai,suaraku serak seperti kodok. Padahal tadi udah pemanasan,tapi serak juga. Mungkin,karena tadi nyanyi berkali-kali jadi aku belum terbiasa.
Mamah membuatkan minuman hangat buat aku. Lumayan enak di tenggorokan dan suaraku sedikit pulih.
***
Di kelas,aku melihat Santi dan Ferdi sedang asyik mengobrol. Tapi,kok aku merasa kesal ya melihat mereka bedua tertawa-tawa bersama. Dengan memberanikan diri,aku mencoba bergabung bersama mereka.
"Aku boleh gabung?"tanyaku pada mereka.
"Boleh,"jawab Santi.
Mereka melanjutkan obrolan mereka yang aku tidak mengerti. Mereka tidak menghiraukan aku yang ada di depannya. Ku lihat mata Ferdi seperti ada pelangi buat Santi. Kayaknya Ferdi suka sama Santi,tapi kok aku kayak enggak rela ya. Padahal aku enggak punya rasa apa-apa sama Ferdi. Akupun memutuskan untuk tidak mengganggu dan pergi meninggalkan mereka.
Aku pergi ke lapangan bersama Sasya,karena hari ini ada pameran seni kelas 11. Setelah bosan menonton,aku dan Sasya balik ke kelas. Santi dan Ferdi masih mengobrol seperti 2 jam yang lalu. Mereka nyaman banget kelihatannya.
"Kalian enggak selesai-selesai ngobrol dari tadi,"ucapku pada Ferdi dan Santi yang masih asyik mengobrol dan tertawa-tawa.
"Tolong jangan ganggu ya!"kata Santi lalu melanjutkan obrolannya lagi.
"Iya,jangan ganggu! Lagi seru,"kali ini Ferdi yang berkata seperti itu.
"Oh! Oke." Aku kesal melihat mereka berdua seperti itu.
Lebih baik aku mencorat-coret buku daripada harus ganggu mereka berdua. Sasya mengajakku untuk kembali melihat pameran seni. Tapi,aku menolaknya karena lagi badmood. Sasya pergi bersama teman kelasku yang lainnya.
Tiba-tiba Sasya berlari dan berteriak memanggil-manggil namaku. "Han! Hani! Ayo ikut aku!"
"Ikut kemana?" Aku bertanya kepada Sasya saat Sasya menarik-narik tanganku."Udah pokoknya ikut dulu! Nanti kamu lihat sendiri!"jawab Sasya yang terus menarik tanganku menuju lapangan."Apaan sih,Sya? Kamu narik-narik tangan aku. Sakit tahu!!"kataku kesal."Itu lihat!" Sasya menyuruhku untuk melihat pameran seni yang sedang berlangsung."Lihat apa?"tanyaku yang tidak dijawab oleh Sasya. Setelah itu aku menyadari,ternyata yang sedang tampil adalah kakak kelas yang aku kagumi."Sya! Itu serius dia? Ya ampun,keren banget!" Aku melongo melihat penampilan kakak kelas yang aku kagumi itu.Sebenarnya bukan aku saja sih yang mengagumi,Sasya juga. Bahkan,hampir seluruh siswi di sekolah ini.Beruntung sekali Sasya mengajak aku ke lapangan daripada melihat Ferdi dan Santi yang bikin kesal.***Hari selanjutnya,aku diberi kabar oleh ketua osis bahwa setelah pulang sekolah akan ada rapat untuk lomba kebersihan dan kerapihan kelas.Siang
Lalu ada suara laki-laki mengentuk pintu kamarku. Itu pasti laki-laki yang tadi di kamar mamah. Aku tidak berniat membuka,tapi setelah itu mamah yang mengetuk pintu aku langsung membukanya.Aku kaget melihat mamah dan laki-laki itu berdiri di pintu kamarku. Mataku mengamati dari ujung kepala sampai kaki laki-laki itu. Setelah aku amati,sepertinya aku mengenal laki-laki itu."Papah?"tanyaku penasaran."Iya.""Papaahh!" Aku langsung memeluknya sangat erat. Ternyata laki-laki itu adalah papahku."Papah aku kangen banget,kenapa Papah lama sekali pulangnya?"tanyaku kecewa karena papah selalu jarang pulang. Tapi sekarang aku senang papah udah pulang."Yang penting sekarang Papah udah pulang. Kamu cepat ganti baju,kita akan jalan-jalan,"kata papah."Beneran?"tanyaku penuh harap dan dijawab anggukan oleh papah."Yeayyy!" Aku bersorak gembira sekali.Aku segera mengganti baju dan bersiap pergi jalan-jalan bersama keluargaku. Aku tidak men
Mataku sembab dan hitam habis nangis semalaman. Kali ini aku tidak memikirkan duduk bersama Ferdi. Tapi yang tersisa hanya kursi yang di sebelah Ferdi dan kursi paling depan dekat meja guru."Aku boleh duduk di sini lagi enggak?"tanyaku tidak tersenyum padahal biasa aku selalu murah senyum."Mau banget ya duduk di sini? Tuh di depan masih ada yang kosong,"kata Ferdi yang malah tersenyum kepadaku."Di depan dekat sekali dengan meja guru. Tapi,kalau kamu enggak ngizinin aku duduk di sini enggak papa kok. Lebih baik aku duduk di depan saja,"kataku yang sedang malas untuk berdebat masalah tempat duduk."Eh!" Ferdi menarik tanganku dan berkata lagi,"cuma becanda,serius amat. Sini duduk!"kata Ferdi menarik tanganku untuk duduk.Ternyata Ferdi membalas becancaan aku yang kemarin. Tapi,aku sedang tidak mood becanda. Alhasil Ferdi tidak berhasil becandain aku.Aku tidak berkata apapun pada Ferdi setelah itu. Aku masih sedih papah berangkat berlayar lagi. T
Bagi raport semester 1 tiba. Pihak sekolah meminta agar orangtua yang mengambil raport. Aku dan mamahku pergi ke sekolah bersama-sama. Tidak banyak temanku yang ikut orangtuanya mengambil raport,bahkan aku tidak melihat Ferdi sampai aku pulang.Liburan telah tiba,aku dan mamah berencana untuk pergi ke rumah kakek dan nenekku yang ada di Yogyakarta. Kami menyiapkan pakaian dan beberapa oleh-oleh yang akan dibawa ke Yogyakarta.Kami berangkat menggunakan kereta api. Kereta api adalah transportasi yang aku sukai dibandingkan dengan yang lainnya. Selain cepat dan murah,aku bisa melihat pemandangan sawah dan pegunungan.Saat sudah sampai di stasiun,aku dan mamahku dijemput oleh pamanku menggunkan mobil. Dari stasiun menuju rumah membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Aku tertidur di mobil beberapa saat. Lalu mamahku membangunkanku saat sudah sampai.Kakek dan nenekku menunggu kami di depan pintu. Mereka menyambut kami dengan suka cita. Setelah masuk ke dalam rumah,kami