"Aku berharap semoga kita bisa membuktikan ini semua." Wanita itu mengangguk, ya sudah sangat geram. Mau bertahan berapa lama lagi agar iblis itu berhenti menganggu?
"Kau punya rencana?"
"Sebenarnya tidak ada. Satu-satunya yang kupikirkan adalah mematahkan lehernya." Wanita itu menggeleng, Seolah berkata 'bukan begitu cara mainnya'!
"Jadi, harus menunggu berapa lama lagi untuk kita berpura-pura dengan semua ini?"
"Hari ini eksekusinya!" Dia berujar mantap. Wanita itu menggosok tangannya, sudah tidak sabar dan sangat menanti apa yang terjadi.
Sedikit cookies dan minuman bersoda untuk membakar semangat.
Dia menyesap minumannya dan melihat ke jalanan ke luar yang ramai jika sore hari seperti ini, banyak orang berjalan kaki dan berlalu lalang, akhiri semua penderitaan ini dan mari menyambut hari baru!
Keduanya terdiam walau terus berpikir bagaimana caranya. Agar eksekusi ini benar-benar meyakinkan dan s
Dalam hidup, kamu tidak bisa mengontrol dengan siapa kamu bertemu, dalam hidup, kamu bisa memilih dengan siapa kamu berteman, dalam hidup, kamu wajib memiliki rasa curiga pada orang lain. Karena, apa yang ditampilkan terkadang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya mereka rasakan.Dengan tangan gemetar, Skye mencoba untuk membuka matanya, dan mencari di mana sumber sakit dan juga darah berceceran yang sempat ia lihat tadi."Skye!" Skye takut, tapi, akhirnya dia beranikan untuk membuka mata dan melihat keadaan sekeliling.Tapi, kenapa kalau berdarah dia tidak merasakan apa-apa? Harusnya perutnya terasa sakit karena dia baru saja ditusuk."Kamu tidak apa-apa, karena yang tertusuk sebenarnya adalah Bryce." bisik Kelsea, membuat Skye langsung membuka matanya lebar. Tidak! Apa yang sebenarnya terjadi?"M-mana, Bryce?""Dia langsung ditemani Lissie ke rumah sakit. Skye, nggak papa?" Entah kenapa, seluruh rasa b
Skye sedikit berdamai dengan keadaan. Dia ketakutan, tapi kata-kata Bryce membuat dia sedikit lega.Skye menoleh ke arah Bryce."Skye, Paula mencintaiku!" Skye berbalik dan memasang wajah biasa saja, walau dia shock setengah mati sekarang."Kenapa?" Bukanya bertanya hal lain, malah pertanyaan itu yang keluar."Kenapa? Aku tidak tahu jawaban pasti, tapi, sejujurnya dia sudah suka saat masih sekolah dulu.""Oh." Napas Skye tercekat. Belum tahu kabar Paula apa motifnya dan sekarang pengakuan itu membuatnya makin tak karuan."Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan dia mencelakaimu." Bryce memangkas jarak di antara mereka. Skye mendongak melihat mantan suaminya. Dia tidak pernah punya jawaban pasti Bryce mencampakkan dirinya dan sekarang laki-laki ini mengakui jika musuhnya menyukai mantan suaminya. Rumit tentu saja.Saat Bryce mengelus-elus kepalanya Skye terdiam merasakan ketulusan itu menyen
"Skye! Mommy mencintai kamu, belajar yang rajin." Skye tersenyum dan mengangguk. Memeluk ibunya dan masuk ke halaman sekolah."Belajar yang rajin, Skye jelek!" teriak Verena, menyembulkan kepalanya dari dalam mobil. Skye memutar bola matanya, saudarinya yang super unik itu.Dia berjalan pelan, merindukan saudarinya Kelsea yang pindah sekolah jauh. Skye merindukan Kelsea, andai Kelsea ada, dia tidak akan merasa kesepian."Aku lihat, kau disayang keluargamu." Skye menatap Paula, dan kembali terdiam. Skye, Paula, Lissie, Bryce, berada di tingkatan yang sama. Gymnasium, andai Kelsea tidak pindah ke Indonesia, Kelsea akan sekolah yang sama.Mereka melangkah bersama, dan melihat keadaan yang belum begitu ramai."Itu Bryce." Skye hanya terdiam, sebagai seorang remaja yang telah menyukai lawan jenis, tentu melihat crush rasanya seperti berada di taman bunga yang banyak, dan jantung yang bertalu-talu saat melihat sosoknya. Tidu
WARNING!!! ADA ADEGAN BERBAHAYA, KEKERASAN YANG MENJIJIKAN! TIDAK UNTUK DITIRU! BIJAKLAH!________________Ala bisa karena terbiasa, atau terbiasa karena bisa.Layaknya kita belajar naik sepeda pada awalnya, tentu kita tidak langsung menyeimbangkan tubuh dengan dua roda, dipakai empat roda, tiga, dan akhirnya dua roda, dan menjadi atlit bulu tangkis.Sama seperti kesakitan, terkadang terlalu sering mendapatkan rasa sakit, membuat kita tak bisa lagi mentolerir rasa sakit, atau bahkan mati rasa.Paula mengira, orang-orang jahat itu hanya ada dalam film, atau novel karangan manusia, tapi sekarang dia sadar, apa yang ditampilkan di layar kaca tersebut merupakan refleksi kehidupan manusia di dunia nyata.Gadis itu hidup dalam kesakitan, ketakutan, hidup dalam keadaan hidup yang mengambang. Dia tidak tahu kenapa nasib hidupnya seperti ini, hingga detik ini Paula belum bisa ikhlas dengan hidupnya. Akhir-akhir ini dia kem
Paula memperhatikan tersangka yang membuatnya makin iri, Paula terobsesi ingin menjadi Skye, atau hidup seperti Skye.Wajah pagi Skye terlihat ceria, dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya. Hal pertama yang Paula lakukan setiap pagi adalah menunggu Skye, dan mereka masuk ke kelas bersama. Saat Paula melihat tersangka utama, ada tersangka yang lain, Bryce berdiri di sana, dan seperti menyambut Skye. Skye hanya memalingkan wajahnya, pura-pura malu, saat dia melihat sosok Bryce. Verena tidak bohong, mereka sudah melakukan ciuman pertama."Skye, kau berpikiran tentang ciuman? Maksudku apa kau berkhayal tentang berciuman?" Paula pura-pura bertanya, Skye yang ditanya seperti itu langsung menganga, seperti tertangkapnya basah sedang berciuman, setelah sadar dia langsung menutupi mulutnya, dan berdehem sambil menggeleng."Ya, ya. Semua remaja mengimpikan ciuman pertama mereka." Skye menjawab dengan tergugup, dengan wajah seperti tomat busuk.&nbs
Bagi orang-orang, masa remaja adalah masa penuh keindahan. Ada senang, sedih, ternyata crush tidak menyimpan perasaan kembali. Masa remaja adalah masa coba-coba, rasa penasaran yang tinggi.Masa remaja akan indah, jika perasaan yang kamu rasakan terbalas, atau hidupmu penuh dengan kejutan.Memasuki masa terakhir sekolah, setelah ini, semua akan memiliki hidup masing-masing bekerja, melanjutkan pendidikan, atau mungkin memutuskan untuk berkeliling dunia.Paula melewatkan masa-masa sekolahnya monoton, tidak ada yang spesial, jika sampai hari ini crush yang dia suka, tidak menyimpan perasaan balik, hanya dijadikan batu loncatan, dan pendekatan Bryce pada Skye.Hubungan Skye dan Bryce semakin lengket, mungkin juga mereka sudah jadian. Terkadang ada rasa penasaran, tapi ada saat Paula menahan dirinya, tak ingin menambah luka hati yang kian dalam.Setelah mereka berpisah, mungkin dia tidak akan lagi mengalami masalah percint
Pernah terbayang tentang sebuah kencan yang romantis? Semua orang mengimpikan punya pasangan yang manis, selalu mengerti, mengalah, saling percaya, komunikasi yang lancar. Sebuah hubungan tanpa komunikasi yang baik, ibarat minum teh tanpa gula. Hambar.Skye tersenyum di depan cermin, dengan striped dress vertikal berwarna baby blue, terlihat manis. Dengan mengurai rambutnya yang pirang panjang, Skye masih betah menatap dirinya di cermin. Berputar-putar, sebentar lagi dia akan pergi kencan dengan sang pujaan hati.Setelah memastikan berkali-kali semuanya sudah terlihat sempurna, dengan menyemprotkan parfum hampir satu botol, yang membuat siapa saja yang menciumnya, hidungnya bisa bolong.Gadis itu keluar malu-malu, karena hari ini dia terang-terangan akan berkencan."Jangan lupa makan permen rasa mint, agar ciumannya menyenangkan." Orang pertama yang menyambut Skye adalah Verena, saudari cerewet yang selalu mengomentari apa s
"No!"Gerald menggeleng keras. Skye baru saja berbicara dengan orang tuanya, dia akan menikah dengan laki-laki pujaan hatinya. Tapi, Gerald tak setuju. Dia merasa, Skye masih terlalu muda untuk menikah. Laki-laki itu tahu, bagaimana pusingnya menikah muda, karena mental yang belum siap, ditambah banyak sekali tuntutan.Skye hanya menatap orang tuanya bergantian, menatap ibunya memohon, karena tahu ayahnya tidak akan menolak jika ibunya sudah bersuara.Rara hanya tersenyum, mengelus-elus lengan suaminya. Dia tahu, apa yang Gerald takutkan. Mereka dulu menikah tanpa persiapan, dengan usia yang masih labil yang membuat mereka terus bertengkar, dan lagi-lagi pihak perempuan yang terlihat menderita di sini. Padahal, sama-sama mengambil peran di sini.Ditambah ibunya yang suka ikut campur membuat rumah tangga itu makin berantakan. Puncaknya, saat hadirnya Skye dia hampir gila waktu itu. Kamu hamil, dan tiba-tiba mendapati suami menghamil