Share

Bab 3

Gue melirik ke seluruh penjuru ruangan dengan desain royalnya.Rata-rata rumah ini punya warna gold di sekitar dindingnya.

Perlu dicatat Koo Jungmo yang 2 jam lalu udah resmi jadi suami gue adalah Anak tunggal keluarga Koo.

Yang otomatis semua kekayaan ini miliknya seorang,Tapi kenapa banyak yang menolak si tampan kursi roda itu?

"Jihan." Gue menoleh mendapati Nyonya Koo yang sekarang tersenyum dan menghampiri gue.

"Selamat datang di keluarga kami nak."

Deg!

Pelukan itu...

Pelukan yang sama sekali gak pernah gue rasain.Pelukan hangat yang gue pikir gak akan bisa gue temuin.

"Saya yakin kamu anak yang baik Jihan..."

"Tapi nyo--"

"Jangan panggil saya nyonya sekarang saya adalah ibu kamu."

"Ibu?"

"Mama..."

Gue terharu banget dan akhirnya reflek meluk erat mama Koo yang merupakan nyonya konglomerat itu.

"Kamu seseneng ini manggil saya mama??" Mama terkekeh menatap ke arah gue yang tanpa sadar nangis.

Gue ngangguk sebagai jawaban.

"Mulai sekarang kamu udah gak ada hubungannya sama keluarga Park."

Ah iya! gue lupa,sesuai kesepakatan gue gak boleh lagi ketemu sama keluarga Park.Itu kesepakatan yang dibuat sama Kedua keluarga itu.

Entah apa yang merasuki mama pas dia bilang kalau setelah gue menikah dengan Tuan muda Jungmo gue gak boleh lagi bertemu mereka.

"Oh iya...Sebelum itu kamu harus tau kebiasaan Jungmo sebelum kecelakaan." Lirihnya.

Gue bertanya-tanya...maksud dari mama apa? kebiasaan Jungmo sebelum kecelakaan.

"Jungmo itu gak bisu dari lahir." Ucapan mama sukses bikin jantung gue marathon.

Kaget aja gitu dengernya,Berati dulu sebelum itu dia bisa ngomong dong? Duh kok gue deg-degan ya?

"Ma..." Panggil Tuan Koo yang sekarang bawa Tuan muda jungmo masuk.

Gue bangun dan membungkuk memberi salam pada Tuan Koo.Tuan koo sendiri cuman ngasi senyum tipis.

"Jaga anak saya." Tukasnya kemudian memberikan kendali kursi roda itu pada gue.

"Ma ada yang papa ingin bicarakan."

Mama bangkit kemudian menepuk bahu gue pelan sebelum akhirnya pergi mengikuti suaminya.

"Enaknya aku panggil Tuan muda,Apa gimana ya?? Oh aku panggil Kakak aja." Yang pastinya gue ngomong sendiri.

"Tuan muda boleh aku panggil kakak?"

Gak ada jawaban sama sekali dari gerakan kepalanya.Dia cuman diem memandang lurus kedepan.

Semoga gak kerasukan aja...

Daripada diem disini mending gue ajak aja ke kamar.Heh bukan mau yang iya-iya tapi gue mau ganti baju yakali gue ngurus dia masih pake gaun pengantin yang panjangnya luar biasa.

Dia kaya terkejut gitu pas gue dorong kursi rodanya masuk kedalam kamar.

....

"Kak udah makan?"

"..."

"Kakak makan dulu ya,Oh iya mau lauk apa ni?"

"..."

Diem lagi...

Iya seenggaknya dia nunjukin pake tangan lauk apa yang dia mau daripada diem gini kaya orang kesurupan.

"Kenapa nak?" Tanya mama yang baru aja dateng bareng tuan koo.

"Gak ada ma,jihan cuman nanya sama kak jungmo dia mau makan lauk apa."

"Kamu ngejek dia apa gimana? udah tau anak saya gak bisa bicara." Tatapan dingin milik tuan koo bikin gue merinding.

"Ta-tapi bisa diwakilkan dengan tangannya tuan,tinggal tunjuk aja mau yang mana." Aduh keceplosan bar-bar lagi nanti kalau tuan koo mecat gue jadi menantu gimana?

"Bener pa kata mantu kita udah sih jangan sinis gitu kan kalau di sinetron biasanya mama mertua yang sinis." Gue tersenyum kecil mendengarnya.

Tanpa sadar tangan Kak jungmo terangkat dan menunjuk beberapa lauk.

"Yes berhasil!" Ucag gue senang.

Baru aja bilang gitu tangannya Kak jungmo langsung jatoh dan dia gak nunjuk lagi mau yang mana.


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status