Share

Chapter - 3

Terkadang bahkan seringkali apa yang kita pikirkan tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan. Bukankah ini wajar? – Jung Tae Seo

Setelah menemukan kesadaran dalam rongga-rongga otaknya, Tae Seo dengan cepat mendorong tubuh Yeon Ra untuk membuat jarak. Dia tidak habis fikir apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Sedangkan sekarang dia melihat Yeon Ra dengan tampilan yang sama berantakan dengan dirinya terlihat sedikit, errrrr sexy?

Dengan bibir merah merona dan sedikit sisa saliva yang menempel disudut lekukan bibirnya cukup membuatnya ingin melanjutkan hal yang begitu intens tadi. Dan lihatnya pipi yang mengeluarkan semburat merah ituuu!!!  Sial... cepat sadarlah Jung Tae Seo ingat kau sudah punya kekasih. Untuk meminimalisir degupan jantung dan sebuah hasrat yang tidak ingin dia perlihatkan dengan sikap bodoh.

"Sudah kukatakan bukan ? kau murahan" jawab Tae Seo datar dengan menaikkan salah satu sudut bibirnya

Mendengar ucapan Tae Seo tentusaja membuat Yeon Ra mematung

Bodoh Jung Tae Seo apa yang telah kau katakan? batinnya

Menyadari Yeon Ra terkejut dengan perkataannya. Dan matanya memancarkan sedikit kesedihan. Tae Seo segera pergi meninggalkan Yeon Ra yang masih terdiam ditempatnya.

Yeon Ra terus menatap Tae Seo tanpa kedip sampai dia memastikan bahwa sosok yang jadi pusat pikirannya saat ini sudah berbelok dalam simpangan gedung antar fakultas.

"Aku ? Murahan? Hahaha. Mari kita lihat oppa. Apa kau akan tetap tergoda dengan wanita yang kau sebut murahan ini? " kekeh Yeon Ra pelan.

Tak berapa lama ada notifikasi yang masuk ke ponsel pintar miliknya 

From : My B

"Babe, my work will be over next week. I will fly to Korea. I miss you so bad, you know ? And i think, you miss me more. Right? Can't wait to see you in the next week my baby girl. Laffyu "

Yeon Ra tersenyum melihat pesan yang dikirimkan padanya, dengan cepat dia membalas pesan seseorang itu

Setelah membalas pesan mengelikan itu, Yeon Ra segera menonaktifkan ponselnya. Karena dia yakin ponselnya akan menerima notifikasi yang lebih banyak hanya dari orang yang sama karena emoticon balasannya tersebut

****

Yeon Ra sampai di sebuah rumah mewah bergaya eropa klasik. Dari pintu gerbang menuju ke halaman rumah harus melewati beberapa taman bunga yang indah. Sesampainya di depan rumah dia disambut oleh seorang paman yang langsung membungkukkan badannya ketika melihat Yeon Ra keluar dari mobil.

"Selamat sore Nona Yeon Ra" sapa paman itu

"Selamat sore pelayan Tan, tolong parkirkan mobil kesayanganku. Ya?" balas Yeon Ra dengan tersenyum sopan

Seperti inilah Yeon Ra ketika dirumah, dia tidak searogan yang teman-teman kampusnya pikirkan. Teman? Ah bahkan Yeon Ra tidak yakin apakah dia memiliki teman atau tidak.

Yeon Ra langsung masuk ke dalam rumah setelah memberikan kunci mobilnya kepada pak Tan. Baru saja dia menutup pintu, dia langsung menerima sebuah pelukan yang sangat erat.

"Heyyy, baby kecilku yang manis. Ahhh, oppa sangat merindukanmu" ucap Myung Jaewon yang merupakan kakak laki-laki Myung Yeon Ra.

"Aku juga sangat merindukanmu Oppa, apa New York lebih menarik daripada bertemu dan menemani adikmu yang cantik ini eoh?" tanya Yeon Ra sambil sedikit merajuk menggembungkan pipinya lucu

"Mian baby girl, oppa tak bermaksud meninggalkanmu terlalu lama. Hanya saja cabang perusahaan disana memang benar-benar membutuhkanku" ucap Jaewon sambil melepas pelukannya pada Yeon Ra

"Bagaimana tentang tawaranku kemarin baby? Apa kau mau?" dengan to the point Jaewon langsung mengutarakan maksud dari tujuan ia menemui Yeon Ra. Selain, merindukan adik kecilnya ini dia ingin memastikan sesuatu

"Sudah ku bilangkan Oppa, nafasku berada disini. Dan aku tidak bisa sedikit saja berada jauh dari jarak pandangnya. Aku bisa mati denga perlahan karena terlalu merindukannya" kekeh Yeon Ra

"Apa dia begitu spesial untukmu?"

"Ya tentu saja" jawab Yeon Ra cepat

"Ahhh, aku ingin bertemu dengannya. Siapa yang membuat baby kecilku ini sampai tergila-gila. Namanya Jung Tae Seo bukan ?" ucap Jaewon dengan pura- pura memastikan

"Darimana Oppa tahu namanya ? Aku bahkan belum bercerita sama sekali tentang dirinya?" ucap Yeon Ra dengan memicingkan matanya

Jaewon pun hanya terkekeh pelan

"Jangan macam-macam Oppa, atau aku akan membencimu" Yeon Ra memberikan pernyataan dengan raut wajah yang teramat datar

"Eitss, tenang baby kecilku. Aku tidak akan macam-macam kepada siapapun selama tidak ada yang melukai dan menyakitimu. Kau tenang saja" jawab Jaewon dengan yakin

Yeon Ra hanya mengangguk pelan. Kemudian dia berpamitan menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Setelah dirasa Yeon Ra telah masuk ke dalam kamar. Jaewon segera mengambil ponsel pintar yang ada disakunya dan mendial nomor seseorang

"Carikan aku informasi tentang Jung Tae Seo"

****

Disisi lain Tae Seo sedang merutuki perlakukan yang dilakukan dengan Yeon Ra siang tadi. Dia hanya berguling kesana kemari karena bayangan Yeon Ra yang menarik tengkuknya, mendekat dan kemudian...dan..dan....

"Arrggggh sialan, apa yang sebenarnya dia lakukan padaku ? Hentikan pemikiran kotormu ini Tae Seo" Tae Seo menjambak rambutnya frustasi. Kemudian dia mengambil ponselnya dan bermain game sampai lelah dan akhirnya dia dapat tertidur

****

Pagi ini Tae Seo bangun kesiangan karena dia tidur waktu hari sudah berganti.

"Bagaimana bisa aku ketiduran seperti ini" keluh Tae Seo dengan kesal

Tae Seo segera berlari menuju ke dalam kelas. Beruntung saat dia masuk, dosen pengampu mata kuliah yang akan dia pelajari masih belum terlihat. Dan sialnya semua bangku sudah penuh. Dan hanya satu bangku yang terlihat kosong, yaitu disamping bangku seorang wanita yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman. Double shit.

Mau tidak mau Tae Seo berjalan mendekat dan duduk di sebelah Yeon Ra.

"Tumben kau datang sedikit terlambat, Tae oppa? Kenapa?  Kau tidak bisa tidur karena memikirkanku ?" tanya Yeon Ra dengan wajah sedikit menggoda

Skak match !! Sialan ! bagaimana wanita ini tahu tentang apa yang dialaminya semalam. Apa dia punya mata-mata? Atau dia keturunan seorang peramal?

"Dan satu lagi Oppa, kau terlihat sexy dang menggairahkan dengan rambut acak-acakan seperti ini" ucap Yeon Ra memuji penampilan Tae Seo yang selalu luar biasa dimatanya

"Berhentilah mengoceh omong kosong Raya, ini masih pagi jangan membuat moodku hancur" jawab Tae Seo sedikit memekik

"Ra.. Raya? Kau memanggilku dengan Raya?" Yeon Ra tak mampu menyembunyikan senyum bahagianya kala itu. Seperti orang gila yang tersenyum sambil mengguling- guling kan kepalanya di meja

"Lupakan dan berhentilah. Kau membuatku malu" jawab Tae Seo cepat

"Malu? Tak perlu malu Oppa, itu terdengar manis ditelingaku" masih sama Yeon Ra masih saja tersenyum menggelikan sendiri

Beruntung dosen pengampu mata kuliah pagi ini sudah tiba, jadi dapat menghilangkan rasa canggung Tae Seo karena panggilan dirinya pada Yeon Ra. Tae Seo juga tidak tahu kenapa dia memanggil Yeon Ra seperti itu. Dia hanya sembarang mengucapkan ataukah dia merasa nyaman apabila memanggil Yeon Ra dengan panggilan itu. Entalahlah hanya Tae Seo yang tahu.

****

Karena sudah berjanji pada Dosen Choi bahwa Tae Seo akan menjadi tutor untuk Yeon Ra dalam memperbaiki praktiknya, dan disinilah ia dan Yeon Ra berada, di laboratorium khusus Fakultas Kedokteran  untuk melaksanakan kegiatannya yaitu membimbing Yeon Ra.

"Apa yang akan kita lakukan hari ini oppa, apa kita akan langsung berlatih dengan alat peraga?" ucap Yeon Ra yang begitu polos

"Tentu tidak bodoh, kau harus mempelajari teorinya kemudian mempraktikkannya" jawab Tae Seo sambil meletakkan buku-buku tebal dihadapan Yeon Ra

Yeon Ra membelalakan matanya melihat tumpukan buku-buku tebal tersebut. Apa ? Apakah dia harus membaca buku setebal kamus ini? Arrgghhh Jaewon Oppa aku ingin pulang saja, batin Yeon Ra.

"Jangan hanya melotot seperti itu Raya, cepat baca !! Bacalah per sub-bab lalu praktikkan. Cepatlah jangan membuang-buang waktu" ucap Tae Seo yang masih saja dengan raut wajah datarnya

"Kenapa kau terlihat terburu-buru Oppa, apa setelah ini kau akan berkencan dengan Ayaka?” ucap Yeon Ra dengan tidak suka

Tae Seo tersenyum miring

"Tentu saja, dia adalah kekasihku. Sedangkan kau? Kau hanya benalu yang membuatku kesusahan" Tae Seo menjawab pertanyaan Yeon Ra dengan nada yang sangat kesal

Tentu saja Yeon Ra juga kesal setengah mati, bagaimana laki-laki yang sangat disukainya ini memilih dengan wanita lain. Apa kurangnya dirinya. Aku akan membuatmu berpaling darinya Oppa, suara hati Yeon Ra mengutarakan keinginannya meskipun bagian dada terasa sesak. 

Kurang lebih selama 1 jam Yeon Ra mempelajari dan sekaligus mempraktikkan apa yang disuruh Tae Seo. Dan sekarang dirinya merasa letih, bagaimana tidak. Dia harus mempelajari ulang materi yang dulu disampaikan oleh dosennya. Bersabarlah Myung Yeon Ra usahamu tidak akan sia-sia. 

Yeon Ra melihat Tae Seo sedang membaca buku modul yang akan di jelaskan pada Yeon Ra setelah ini. Yeon Ra meletakkan kepalanya diatas meja dan mengamati Tae Seo tanpa kedip, menikmati ciptaan Tuhan yang luar biasa. Tak ada cacat sedikitpun, mulai dari ujung rambut lalu menuju mata yang tajam yang ketika menatapnya membuat kaki Yeon Ra lemas seketika, kemudian hidung dengan pahatan yang sempurna, rahang tegas dan terakhir adalah bibir yang membuatnya berpikir kotor hanya karena bibir itu sedikit terbuka. 

Lama kelamaan dalam posisi ini Yeon Ra merasakan dirinya mengantuk dan mulai memejamkan matanya dan tertidur

"Baikah, Raya setelah ini. Pelajari bab..... " pernyataan Tae Seo terpotong karena objek yang ingin dia beri tahu telah memejamkan mata begitu nyaman. Ck, bisa-bisanya wanita ini tertidur saat dirinya bersusah payah memberikan materi untuk kebaikannya.

Ingin Tae Seo membangunkan Yeon Ra, tangan kanannya sudah terangkat untuk menyentuh pundak Yeon Ra. Namun, Tae Seo mengurungkan niatnya untuk melakukan itu. Dia sadar bahwa Yeon Ra pasti lelah karena harus mempelajari ulang materi yang sangat banyak

Tae Seo masih menatap Yeon Ra dalam diamnya, menikmati setiap detik yang berlalu untuk memandangi wajah yang seringkali membuat dia naik darah.

Namun sekarang, dia merasakan hal aneh pada dirinya. Ingin rasanya dia berlama-lama seperti ini, menatap anak manusia yang terlihat seperti malaikat ketika dia sedang terlelap saat ini. Tae Seo masih diam dan mulai berkelana dalam pemikirannya.

Disaat dia mengamati wajah Yeon Ra, matanya terkunci pada benda lunak yang membuatnya merasakan debaran tak tertentu, membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari detakan normal.

Bolehkah? Bolehkah dia merasakan benda itu sekali lagi? Otak dan batinnya berperang keras untuk masalah yang satu ini. Namun apa yang terjadi, ketika otaknya mengatakan jangan tapi pergerakan tubuhnya mengkhianatinya. Kepala Tae Seo sudah mulai mendekat pada wajah Yeon Ra dan akhirnya dia bisa merasakan benda merah tak bertulang dibawah hidung Yeon Ra. Ini manis, batinnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN, JUNG TAE SEO !!!" pekik seseorang dari arah pintu ruangan

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status