Share

Chapter 2 - Tes Milik Skandar

Rumah bercat putih dan biru di kawasan perumahan mewah di Northbourne Avenue itu terlihat lebih sibuk dari biasanya, banyak pelayan rumah tersebut yang berlalu lalang membawa banyak sekali hidangan untuk disuguhkan diatas meja panjang di ruang makan. Satu pelayan membawa piring dan menatanya, maka piring yang lain akan datang dan di tata disampingnya, begitulah seterusnya, padahal mereka sudah menyiapkannya mulai dari dua jam yang lalu, namun belum juga selesai.

Seorang pria hanya menatap pemandangan itu dengan tatapan malas dari arah balkon lantai satu yang menghadap kolam renang rumahnya. Kedua tangannya sengaja ia masukkan ke dalam saku celana kain-nya yang bewarna hitam. Kemeja bewarna merah miliknya terlihat serasi dengan kulitnya yang putih itu. Ia sudah berharap ada satu saja dari anggota keluarganya yang bersikap waras, namun harapannya malah terlihat nihil tak berbuah sama sekali. Semua keluarganya seakan sudah bekerja sama untuk berkomplot menyiksanya malam ini.

Skandar Alexander Hemingway, pria itu tengah menunggu mommynya sendiri, tetapi mommynya itu seakan bisa membaca pikirannya dan sengaja menghindarinya, dan berlama – lama mengobrol dengan neneknya. Kelewatan sekali nyonya Hemingway satu itu, Skandar mengerang kesal kepada wanita yang telah sudi melahirkannya ke dunia. Skandar semakin memasang wajah yang jauh dari ramah sekarang, membuat adik perempuannya terpaksa mendekatinya.

“Sudah tidak sabar bertemu dengan calon istrimu, kak?” Goda adiknya, Nancy Hemingway.

“Tidak sabar untuk mengakhiri drama konyolnya mommy!” Desis Skandar pada adiknya itu.

Nancy terkekeh mendengar jawaban kakaknya itu, tidak mengagetkan jika kakaknya yang judes itu akan berbicara kelewat panas seperti itu. Skandar sudah mirip sekali dengan mommynya versi laki – laki, frontal dan blak – blakan. Adik dari Skandar itu memain – mainkan ponselnya, ia seperti sedang mencari sesuatu di dalam ponselnya.

“Sudah tahu wajah calon istrimu? Mommy bilang dia sangat muda.” Ucap Nancy pada kakaknya, ia mengingat ingat ucapan momnya siang ini.

“Kamu tahu siapa dia?” Sambar Skandar sangat cepat.

“Tentu, dia bahkan lebih muda dariku.” Jawab Nancy dengan jujur.

Skandar mengerjapkan matanya bingung, tunggu... Jika adiknya saja baru berumur dua puluh satu tahun, calon istrinya ini umur berapa memangnya. Tidak mungkin kan dia menikah dengan gadis yang lebih muda dari pada umur adiknya. Skandar menghembuskan nafasnya yang seperti tercekat.

“Memangnya dia umur berapa?” Tanya Skandar hati – hati pada adiknya itu.

“Tujuh belas kurasa.”

“APAAA!!!” Rahang Skandar serasa sudah jatuh ke lantai mendengarkan cuitan adiknya itu. “Tidak sekalian mom menjodohkanku dengan anak SMP!”

“Kata mommy, gadis muda itu lebih mudah diatur... dan-“ Nancy tidak melanjutkan ucapannya, gadis itu hanya meringis kemudian tertawa.

“Dan apa?” Tanya Skandar tak sabar.

“Masih belum banyak pengalaman, masih polos luar dalam dan yang penting kakak bisa mengajarinya dari awal.” Kata adiknya itu dengan pipi merah merona, tetapi tetap saja meneruskan tawanya kembali melihat wajah kakaknya yang sudah semerah kepiting rebus.

“Mommyku sudah sinting rupanya!!” Desis Skandar.

Baiklah, Mommynya sudah hilang kendali. Hilang kendali kewarasannya! Jika adiknya itu terus saja tertawa seperti itu meledeknya, Skandar pasti sudah mencabut rambutnya dengan gemas. Please, Nancy kapan – kapan harus merasakan bagaimana dijodohkan dengan orang yang terpaut umur terlalu jauh dengannya. Perjodohan saja sudah membuatmu gila, dan menikah dengan gadis labil jelas semakin membuatmu berubah menjadi gila dan tak warasnya.

Pewaris keluarga Hemingway itu langsung pergi dari balkon dan hendak menuju ruang tamu letak mom, daddy, dan neneknya sedang serius menunggu tamu ‘kehormatannya’. Saat ia sudah sampai di ruang tamu rumahnya, betapa terkejutnya dia, tamu yang ditunggu – tunggu oleh mommynya itu sudah datang dan berbincang dengan nenek dan dad-nya. Mommynya yang melihat kedatangannya langsung tersenyum sumringah, pintar sekali mommynya itu membungkus rasa bersalahnya kepada anak laki – laki satunya itu.

“Ahh kemari nak.... Calon istrimu sudah datang.” Kata mommynya, dan langsung menarik lengan anak laki – lakinya.

“Perkenalkan ini putra sulungku Skandar Alexander Hemingway, dan son, ini Mr. Noah Davis dan istrinya, dan gadis yang cantik ini adalah Charisa Zwetta Davis, calon istrimu, dear.” Sahut daddynya.

Skandar hampir mengeluarkan air matanya, mimpi terburuknya seakan sedang berubah menjadi logika. Pria Hemingway itu nampak ngeri melihat seorang gadis muda yang diajak oleh mommynya untuk mendekat kepadanya. Skandar memberi tatapan keberatan pada nenek dan mommynya, tetapi kedua perempuan Hemingway itu seakan tidak menemukan guratan rasa keberatan milik Skandar.

“Kakak, Charisa tak mau....” Bisik gadis muda itu mencicit pada perempuan yang lebih tua darinya, Skandar menaikkan alisnya saat mendengarnya.

“Sudah, tidak apa – apa.” Jawab perempuan satunya menenangkannya, dan mendorong adik iparnya itu maju sedikit beberapa langkah.

Skandar Hemingway pada akhirnya memberi salam kepada sepasang istri Davis itu, kemudian matanya beralih kepada gadis muda yang mengenakan gaun biru panjang. Tidak usah menyodorkan KTP-nya sekalipun untuk mengetes apakah gadis itu masih muda atau sudah berumur, karena Skandar bahkan sangsi jika gadis itu sudah memiliki KTP. Skandar melemparkan tatapan dingin pada gadis yang jauh lebih pendek darinya itu, gadis itu membuang muka dan menjauhi tatapannya.

Ckk, Belum – belum, kami sudah terlibat perang dingin seperti ini!

“Ahh... Mereka pasti masih malu... Mari kita mengobrol sambil menikmati camilan saja kalau begitu.” Kekeh mommynya masa bodoh dengan nasib putranya.

Mommynya itu mengajak mereka semua untuk berjalan memasuki ruang makan. Skandar berjalan di sisi kanan neneknya, dan membantu neneknya itu untuk berjalan dengan sabarnya. Neneknya yang sudah lanjut usia itu dengan senang hati menerima perlakuan cucu kesayangannya. Sekesal apapun seorang Skandar Alexander Hemingway, dia tidak akan bisa tidak mengacuhkan keluarganya. Diam – diam Noah Davis memperhatikan sikap dari calon adik iparnya. Pria itu menyikut lengan istrinya yang sejak tadi memperhatikan adik perempuannya. Amanda mengikuti arah pandang suaminya, dan ia tahu maksud suaminya itu, setidaknya mereka sekarang tidak teramat salah dalam langkah sekarang.

“Mari menikmati hidangan kami yang biasa ini, anggap saja rumah sendiri, Mr. Davis.” George Hemingway, kepala keluarga Hemingway itu membuka sesi makan malam mereka.

“Terima kasih atas sambutannya, Mr. Hemingway.” Ucap Noah Davis dengan sopan.

“Sudah sepatutnya, kami senang menyambut kalian. Mulai sekarang anggap saja kita semua keluarga.”

Tak lama kemudian makan malam keluarga itu sudah cair dengan tawa Mr. Hemingway, istrinya, nyonya besar Hemingway, dan juga Noah Davis. Beberapa kali seorang gadis muda yang dikenalkan sebagai adik dari Skandar ikut menimpali makan malam dua keluarga itu. Skandar lain lagi, pria muda itu hanya menjawabnya dengan gumaman khas miliknya.

Ruang makan rumah keluarga Hemingway memang besar, disana bahkan masih tersedia ruang yang cukup luas untuk meletakkan beberapa lemari besar berisi koleksi porselen dan keramik mahal milik dari nyonya besar Hemingway, padahal meja makan mereka juga sudah sangat panjang. Hidangan utama sudah tersaji, Aamnda mengambilkan adik iparnya itu mangkok porselen putih yang halus, kemudian menuangkan beberapa sendok pumpkin soup. Tetapi gadis cantik di sampingnya itu malah membisikinya dengan suaranya yang pelan.

“Kakak... Charisa takut dengan paman itu” Bisik Charisa dengan polos, tetapi itu tertangkap oleh mata tajam Skandar.

Pria tinggi itu memang sudah berniat akan mengawasi gadis ini, jika ia tidak bisa mundur lagi, maka ia harus mulai tahu seperti apa gadis yang sudah disanjung – sanjung oleh mommynya itu, benar baik atau malah hanya tipu muslihat.

“Paman yang mana?” Tanya Amanda sedikit berbisik juga, ia tak mau dianggap kurang sopan andai yang dimaksud Charisa adalah kepala keluarga Hemingway tersebut.

“Paman di depan Charisa, dia sepertinya punya taring. Jangan – jangan dia vampir...”

Amanda tersenyum kaku mendengarnya. Apa gadis itu belum sadar jika paman dan vampir yang punya taring yang ia maksud adalah calon suaminya sendiri. Mereka memang sudah memberi tahu Charisa terkait perjodohan gadis itu dengan seorang pria karena wasiat dari ayahnya sebelum meninggal dengan kakek dari pria itu. Amanda tidak akan menyalahkan adik iparnya itu yang langsung menangis tak mau berangkat, gadis mana yang jadi penurut jika tahu dia dijodohkan.

Charisa Davis bahkan langsung merajuk pada kakaknya, gadis itu juga bertanya apakah ayahnya punya hutang pada keluarga Hemingway dan menjadikan Charisa sandera. Mereka berdua bahkan harus berbicara dari hati ke hati hingga dua jam lamanya untuk membujuk Charisa, tentu alasan wasiat ayahnya dan dipindah tugaskannya Noah ke New Zealand seminggu lagi adalah salah satunya. Charisa tidak bisa pindah sekolah secepat itu jika dia ingin lulus sekolah tahun ini, ia juga tidak akan dibiarkan tinggal seorang diri di Canberra. Menjadikan perjodohan ini adalah jalan satu – satunya.

“Apakah ini mango sticky rice pudding?” Celetuk Charisa cukup keras. Gadis itu kemudian terlihat lahap memakan puddingnya.

“Ya, itu mango sticky rice pudding, dessert khas dari Thailand, sayang! Apa Charisa menyukainya?” Sambung Narcissa Hemingway dengan tatapan sayang.

Mommy dari Skandar itu bahkan meminta salah satu pelayan rumahnya untuk mengambilkan satu porsi lagi untuk Charisa. Saat melihat satu porsi mango sticky rice pudding utuh di depan matanya lagi, mata gadis itu semakin melebar. Perlu diketahui jika Charisa Zwetta Davis tidak pernah gagal untuk disogok dengan makanan yang manis dan enak.

“Masih seperti anak kecil.” Skandar mendecih dari kursinya. Nancy yang mendengar decihan kakaknya itu semakin terkekeh dari kursinya, menganggap semua hal mengenai keluarganya nanti terasa lucu.

“Anda menyukai masakan Thailand juga nyonya Hemingway?” Tanya Amanda sedikit ingin tahu.

“Ahh iya, ini gara – gara suamiku juga mempunyai bisnis resort disana.” Ucap ibu dari sepasang putra – putri Hemingway itu.

“Thailand negara yang indah, terutama pantainya.” Sambung Noah.

“Benar sekali Mr. Davis, itulah mengapa aku menginvestasikan banyak sekali asetku disana tahun ini.” Kini giliran Daddy dari Skandar yang berbicara.

Makan malam yang ‘tak biasa’ itu tidak terasa sudah selesai juga. Dari sini, Skandar tahu jika baik dad, mom, atau neneknya sepertinya cocok – cocok saja dengan keluarga Davis itu. Terutama mom-nya yang terlihat sekali sudah tidak sabar ingin menjadikan gadis itu ‘menantu’!

“Charisa, boleh kita berbicara hanya berdua?” Ucap Skandar tiba – tiba saat mereka semua sudah selesai makan malam dan akan beranjak kembali ke ruang tamu.

Charisa yang masih loading mencerna ucapan pria yang sempat ia sebut paman vampir tadi hanya terdiam mematung, membuat Skandar langsung menarik lengannya dan membawa gadis itu ke taman belakang rumahnya. Kedua keluarga itu hanya terbengong – bengong melihat tingkah heroik Skandar Hemingway yang sekali bicara langsung menculik calon istrinya itu. Kebekuan keluarga itu langsung dicairkan oleh tingkah konyol siapa lagi jika bukan dari mom Skandar sendiri.

“Ahh putraku benar – benar cerdik.” Puji mom Skandar refleks dan tersenyum lebar.

“Mom...” Tegur Nancy.

“Kita bisa langsung ke ruang tamu saja kalau begitu. Nancy sayang, bisa antar nenek?” Pinta nenek Hemingway kepada cucu perempuannya.

Sementara itu di taman belakang, Skandar sudah mengusir semua pelayannya untuk menjauhi area itu. Skandar sudah menutup pintu belakang rumahnya dan sudah memastikan pula jika tidak ada siapa – siapa di sana kecuali dirinya dan gadis Davis itu.

Pria yang memiliki nama keluarga Hemingway itu kemudian kembali ke tempat dimana calon istrinya itu berdiri menunggunya dengan sorot mata ingin tahu. Gadis itu sedang berdiri di dekat kolam ikan koi yang cukup luas milik daddynya. Gaun birunya beberapa kali tertiup angin malam. Dengan cahaya lampu yang jauh dari keremangan, Skandar dapat mengamati gadis itu lebih leluasa, mau tak mau Skandar mengakui jika gadis itu memang cantik alami.

“Langsung saja, kau sudah tahu aku kan, aku Hemingway Skandar.” Ucap Skandar dengan nada dinginnya yang seperti biasa.

“Aa... Paman adalah calon suam-“ Charisa, yang masih pelajar SMA itu tak mengira ia harus menghadapi situasi seperti ini. Gadis itu menjadi tergagap karenanya.

“Ya, calon suamimu.” Sambung Skandar, garis rahang laki – laki itu sedikit mengeras saat mengatakannya. Ia masih belum bisa percaya jika pada akhirnya ia harus dijodohkan. “Aku ingin tahu, apa motifmu menerima perjodohan ini!?”

“Aku tidak punya motif apa – apa, aku juga korban disini, paman!!” Pekik Charisa tak terima, dia dapat merasa jika laki – laki itu sedang berburuk sangka padanya dan keluarganya. Air mata mulai menggenang di kelopaknya, bagaimanapun juga ia memang korban di situasi ini, masa mudanya bahkan tidak dibolehkan untuk kuncup dan berkembang.

“Aku juga tahu kau korban juga di perjodohan ini, aku hanya ingin tahu apa alasanmu menyetujui wasiat perjodohan ini!” Seru Skandar dengan suara yang semakin meninggi.

“Karena itu permintaan ayahku, almarhum ayahku yang bahkan aku tak bisa menemuinya saat beliau meninggal. Hiks...” Gadis itu mulai menangis sekarang.

“Ya... Jangan menangis, aku tidak sedang memarahimu!” Kata Skandar cepat – cepat.

Skandar menjadi bersimpati saat mendengar jawaban gadis itu, satu pertanyaan berikutnya yang ingin ia sampaikan sepertinya menyangkut di tenggorokannya. Tanpa bertanya sekalipun, ia tahu jika gadis cengeng di depannya adalah gadis baik – baik. Dari awal pria muda itu memang tak mau jika ia salah dalam memilih, oleh karena itu sebisa mungkin sebelum menikah bahkan meski ia terpaksa sekalipun, ia akan memastikan jika calon istrinya bukan wanita murahan atau jalang seperti gadis di luar sana.

“Pertanyaanku yang kedua, apa kau keberatan jika menikah denganku nanti? Apakah kau tahu tugas dari seorang istri putra sulung keluarga Hemingway?”

“Apa paman sedang menanyaiku?” Charisa menanyai Skandar dengan polosnya.

“Tidak, aku sedang menanyai ikan koi di belakangmu! Bodoh, ya pasti aku sedang bertanya kepadamu, siapa lagi?”

“Yakk Aku tidak bodoh!!!” Teriak gadis itu, membuat telinga Skandar sakit luar biasa. Laki – laki Hemingway itu lantas menggosok – gosokkan telinganya yang berdenging.

“Jika kita menikah, akan aku pastikan kalau pernikahan kita tidak main – main, aku bukanlah orang yang akan mempermainkan sesuatu hal yang sakral. Sebagai seorang putra sulung keluarga Hemingway, aku harus memiliki keturunan. Itu artinya aku harus membuat anak denganmu selama pernikahan kita.”

“Membuat anak? Seperti bacaan di buku biologi?” Tanya Charisa lupa – lupa ingat mengenai isi buku pelajaran yang membuatnya remidi untuk kedua kali itu.

“Buku biologi apa maksudmu?” Tanya Skandar dengan alisnya yang naik ke atas sebelah, tanda jika ia heran. Tetapi gadis itu hanya balik menatapnya dengan dua bola mata bulatnya, gadis itu tidak memperpanjang ucapannya kembali.

“Aku anggap kau tak keberatan. Dan satu lagi, aku ingin tahu responmu terhadapku!”

“Apa!!?”

Charisa tak pernah mengerti dengan pertanyaan laki – laki di hadapannya ini sebenarnya, mulai dari punya keturunan terkait keluarga Hemingway, membuat anak, hingga respon apa yang dimaksud pria tidak beres itu. Paman bodoh itu malah semakin mendekat ke arahnya, membuatnya semakin berjalan mundur ke belakang. Bisa – bisa ia masuk ke kolam jika laki – laki itu terus mendekat kepadanya.

“Hei, apa yang sedang kau lakukan? Mundur!!? Maju terus atau kau kupukul?” Teriak Charisa yang sudah panik duluan, sebenarnya perkataan gadis itu lebih seperti sebatas hardikan saja bagi Skandar. Karena ia sama sekali bukan tandingan Skandar yang terus saja berjalan mendekatinya. Skandar Hemingway hanya tersenyum miring meremehkan.

“PAMAN!!!” Pekik gadis muda itu yang sudah hampir jatuh ke dalam kolam andaikan Skandar tidak menariknya sedetik berikutnya.

Iya, menariknya hingga membentur dan masuk ke dalam pelukan milik seorang Skandar Hemingway. Charisa, gadis itu masih merapatkan kedua matanya. Putri bungsu keluarga Davis itu menggigil gemetar, ia jelas sekali menyangka jika dirinya akan tercebur ke dalam kolam ikan. Melihat gadis muda yang tengah ketakutan itu Skandar tersenyum geli, ia tak menyangka jika calon istrinya itu sepolos ini. Pria itu melepaskan pelukannya.

“Buka matamu! Kau lolos, kau lolos dari air dan dari tesku!”

“Hah? Aku kering, paman?” Gadis itu membuka matanya yang bulat dan meraba seluruh gaunnya.

“Jangan panggil aku paman, aku bukan pamanmu! Aku sudah akan menjadi suamimu minggu depan!”

“HAHH!!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status