Tinggal di Denver tidak seburuk yang Mia pikirkan sebelumnya, malah sebaliknya. Dia mendapatkan teman baru dalam waktu singkat. Semua pegawai di De La Crush memperlakukannya dengan sangat bersahabat.
Biasanya di Blueberry Hill dia selalu menghabiskan waktu kosong dengan mengurung diri di apartemen studionya, tetapi di Denver hampir setiap malam setelah shiftnya berakhir dia diajak keluar. Terkadang teman-teman barunya mengajaknya ke klub atau hanya sekedar nongkrong di cafe terdekat, dan dia merasa senang hari-hari yang dilaluinya tidak lagi sendiri.
Hari-harinya memakan roti lapis juga berakhir seiring datangnya kiriman makan siang dari pria misterius yang meni
Suara-suara percakapan membangunkan Mia. Kepalanya bergerak sedikit saat dia mendengar Jaxon mengatakan sesuatu pada seseorang.“Mual,” keluh Mia. Dia meraba-raba sekitar, dan meraih baju kemeja yang Jaxon pakai untuk menarik perhatian pria itu.“Shhh … sebentar lagi, Mia.” Jaxon mengeratkan pelukannya yang membuat Mia sadar bagaimana posisi keduanya di bangku belakang mobil SUV pribadi Jaxon.Tadinya Jaxon terburu-buru keluar dari Sugar Trap tanpa pamit kepada teman-temannya, dan dia tahu keenam sahabatnya pasti menyaksikan adegan tadi dari meja bar, dan Jaxon dapat mendengar tawa mereka saat dirinya kesakitan menahan pukula
Suara langkah kaki yang terdengar dari arah lorong kamar membangunkan Mia. Gadis itu tiba-tiba bangkit dari kasur dan berjalan perlahan menuju pintu untuk mengintip siapa yang berada di balik sana. Jantungnya berdegup kencang saat dia kembali mendengar suara langkah samar-samar mondar-mandir di sepanjang lorong. Mia melirik jam di atas nakas masih menunjukkan pukul satu pagi.Pelan dia membuka pintu dan seketika tertegun saat mendapati Jaxon berdiri di sana.“Apa yang kau lakukan?” tanya Mia tiba-tiba hingga membuat Jaxon yang tidak fokus dengan sekitar nyaris melompat dari kulitnya, namun Mia tidak merasa bersalah sama sekali, bahkan gadis itu mendelik tajam pada Jaxon. Rambut yang biasanya klimis dan rapi terlihat berantak
Mia melihat Jaxon yang berjalan menjauhi mobil mereka. Saat itulah dia menyadari wanita bimbo tersebut berdiri di parkiran depan De La Crush sembari melempar senyum lebar pada Jaxon yang mendekatinya. Mia tidak bisa melihat ekspresi wajah Jaxon yang memunggunginya tapi hatinya dibalut kecemburuan begitu langkah Jaxon semakin dekat dengan wanita tersebut. Tidak sekedip pun Mia mengalihkan pandangan pada sosok keduanya, walau SUV yang Mia tumpangi berjalan begitu saja tanpa menunggu Jaxon yang kini berdiri berhadapan dengan wanita tersebut.“Tu
Ruang bawah tanah Red Cage penuh sesak dengan pengunjung. Orang-orang sangat antusias mengeliling arena pertarungan. Kabar diadakannya hiburan khusus yang jarang terjadi di Arena Sangkar ruang bawah tanah Red Cage tersiar sangat cepat.Para pria berjas hitam pendiri Red Cage berkumpul menyaksikan keramaian di Arena dari lantai dua, terlihat Jaxon yang duduk tenang di kursi kebesarannya. Wajahnya menunjukkan kebosanan, walau matanya tertuju ke Arena tetapi pandangannya seakan kosong.Seorang wanita terlihat berdiri di tengah arena ring berbentuk sangkar tertutup yang dikelilingi jeruji besi bercat merah darah. Tubuh wanita itu tampak lemas dalam posisi tangan dan kaki terikat ke tiang di tengah sangkar. Hanya balutan bra dan G-string yang menutupi tubuh wanita itu dari pandangan menyeringai ribuan pria yang mengelilingi sangkar tersebut.Terdengar siulan dan panggilan merendahkan dari p
Mia baru saja tiba di apartemennya saat Joe mendapat panggilan dari Jaxon yang menyuruhnya untuk segera menemui pria itu di klub pribadi mereka.“Kau mau ke mana?” tanya Mia yang sejak tadi mencuri dengar.“Mr. Bradwood memanggilku, Miss,” jawab Joe yang sibuk memberi instruksi pada dua pria di lobby.“Tapi aku mau keluar, ke supermarket.”“Alex yang akan menemanimu.” Joe hendak menginstruksikan pada pria di lobby saat Mia membantah dengan tegas.“Tidak, aku bisa sendiri. Lebih baik mereka berjaga di sini, supermarket h
Memasuki apartemen Mia meletakkan pelastik belanjaan dan menyusunnya ke dalam kulkas. Dia menatap pintu pendingin itu lamat-lamat sebelum akhirnya menghela napas dan meninggalkan dapur. Baru saja dia berbalik badan hendak menuju kamar saat dilihatnya Jaxon memasuki ruangan. Keduanya saling pandang dan terdiam. Mia memperhatikan pria di hadapannya dengan pandangan baru. Kali ini dia meyakini ada banyak hal yang pria itu sembunyikan, betapa naifnya dia selama ini menganggap Jaxon tidak seburuk reputasinya di luar sana.“Kau baru pulang?” tanya
Mia tahu datang ke Red Cage bukanlah ide bagus. Beberapa kali dia menjadikan dada Gavin sebagai tempat bersembunyi saat melihat dua pria saling memukul di depan matanya. Bahkan telinganya sakit mendengar pekikan dari para penonton yang terlalu bersemangat meneriakkan kata ‘bunuh’ layaknya para pemuja malaikat kematian.Gavin bilang menonton pertunjukan seperti ini lebih seru dilihat dari bangku yang berada langsung di depan arena pertarungan, walau Mia terganggu dengan keramaian penonton yang tepat berada di belakang mereka. Tetapi banyaknya pengawal di sekitar bangku Mia, membuat dia lega.
Jaxon menyeret Mia memasuki apartemen dan mengabaikan tatapan penasaran bawahannya saat melewati lobby. Gadis itu berusaha melepas genggamannya namun gagal karena dia tidak akan melepasnya kali ini. Sudah cukup dia bersabar sejak di arena tadi.Sesampainya di ruang tengah, Jaxon melepas genggamannya dan melihat Mia dengan pandangan menahan marah.Rasanya dia ingin memukul Gavin berkali-kali, tetapi beruntungnya pria itu lari keluar sebelum Jaxon sempat memberinya pelajaran.“Apa yang kau pikirkan mendatangi Red Cage tanpa memberi tahuku lebih dulu!” bentaknya pada Mia yang duduk diam di sofa.“Kau bilang aku bebas melakukan apa pun di Denver. Lagi pula aku tidak pergi sendiri, ada Gavin bersamaku,” jawab Mia sembari meringis mendengar nada Jaxon.“Gavin tidak bisa melindungimu bila terjadi sesuatu. Dia bahkan tid