Share

Aroma Manis
Aroma Manis
Penulis: Mhammadtaufiq

Bab 1

Emely, dengan tubuh kecilnya, ia mendongak ketika menatap wajah sang beta yang sedang berpikir keras. "Luna, pack dilanda kehancuran sekarang, aku meminta pendapatmu akan hal yang menimpa pack kita."

Emely menghirup napas begitu dalam, dan mengembuskan secara perlahan, lalu menjawab, "Maaf, pikiranku kosong, tak ada yang bisa kukatakan selain ini beta, kamu pasti tahu jika diriku hanyalah luna yang lemah, apalagi tanpa seorang mate di sisinya, jadi ... aku telah memutuskan untuk pergi dari Red Moon Pack, dan menyerahkan status alpha di kerajaan ini."

"Luna, jangan bercanda! Kita dalam kondisi yang tidak baik-baik saja."

"Siapa yang bercanda beta? Keputusanku sudah bulat, dan jangan mencegahku! Aku akan pergi dari pack ini, untuk mencari kehidupan baru di tempat lain, karena semakin lama aku berada di sini, aku semakin terluka ketika mengingat mate-ku yang mengembuskan napas tanpa aku di sisinya," balas Emely menaikkan nadanya, sang beta menundukkan pandangan kemudian mengucapkan maaf, karena merasa lancang telah membentak luna di pack ini.

"Lu-luna, kami membutuhk-"

"Tidak, kehadiranku terus membuat kalian khawatir dan cemas memikirkan keselamatanku, maka dari itu ... aku menurunkan tahta itu kepadamu, tolong sampaikan ke rakyat ketika kau telah pulang setelah mengantarku ke perbatasan, mengerti?"

"Ta-"

"Ini perintah!"

Sang beta tak dapat berbuat apa-apa, ia mengangguk pasrah kemudian mengantar lunanya ke perbatasan. Sampai di sana, Emely tersenyum, ia akan bebas dari rasa sakit yang telah ditanggung begitu lama, bayangan-bayangan itu akan jarang menghantuinya lagi.

"Aku percayakan pack kepadamu, beta. Jika aku kembali, kuharap kehadiranku diterima," ucap Emely sebagai salam perpisahan. Beta the red moon pack mengangguk, kemudian menundukkan badannya sebagai hormat dan rasa terima kasih karena telah mengabdi kepada wanita malang tersebut.

Beta pun berbalik, ketika ia melangkah, samar-samar dirinya mendengar ucapan yang keluar dari bibir lunanya, yaitu, "Terima kasih, pack baik-baik saja ketika berada dalam arahanmu."

Emely mulai menjauhi area red moon pack, dirinya berjalan menyusuri lebatnya pohon yang minim pencahayaan, dirinya terus melangkah dan mencari sebuah tempat yang dapat dijadikan kehidupan baru untuk memulai kebahagiaan di sana.

THE ARROGANT MATE

"Aralt Canavaro, berhati-hatilah Nak, di luar sangat berbahaya," tegur sang bibi yang telah merawat Aralt sedari kecil hingga pria tersebut kini menjadi alpha yang kuat dan gagah.

"Bibi, aku sudah besar, jangan khawatirkan diriku lagi. Tentu para monster jelek akan ketakutan ketika menghadapiku, aku berharap ... di luar sana aku menemukan gadis cantik agar dapat menenangkan sisi nakalku," balasnya dengan gurauan yang jahil.

Fasha tertawa kecil, melambaikan tangan ketika sang alpha menuju hutan untuk berburu, dia pun merasakan bahwa anak yang ia gendong bertahun-tahun lalu, kini menjadi seseorang yang kuat dan berkharisma tajam.

Aralt memiliki cara berburu yang unik, berbeda dari kalangan serigala lainnya yang mengandalkan cakar dan gigitan luar biasa mereka untuk menerkam mangsa. Namun, Aralt memiliki cara tersendiri, dirinya berburu dengan menggunakan busur panah untuk membunuh mangsanya secara diam-diam, dan menurutnya, itu lebih keren karena terlihat fokus tapi tidak menguras energi yang banyak.

Di pertengahan hutan, ia mendengar gesekan dedaunan dari arah barat, dia segera bersembunyi, berharap bahwa langkah tersebut mengarah padanya sehingga dia dengan mudah mengetahui, siapa yang lewat dan akankah makhluk itu menjadi sasarannya atau tidak.

Di sisi lain, Emely sedikit lelah karena telah berjalan begitu jauh, saking capeknya, ia menjatuhkan diri begitu saja dengan kaki dan tangan yang direntangkan. "Heuft, gelap dan menyeramkan, apalagi suara jangkrik dan burung hantu yang amat mengganggu malamku, sehingga aku sedikit takut sekarang," gumamnya, lalu bangkit untuk duduk, kemudian membuka kain yang ia jadikan sebagai wadah untuk makanan dan tempat minuman, karena sekarang ini, Emely merasa lapar.

Ketika menyantap makanan, sesuatu melesat begitu cepatnya, menggores lengan Emely dan membuatnya terluka dan terdengarlah ringisan dan tetesan darah yang semakin merembes keluar.

"Aw!" Emely semakin meringis kala ia menyentuh luka dan menyium sesuatu yang anyir.

"Berdarah?" Ia langsung panik dan berteriak kencang, sementara di seberang sana ... Aralt terkesiap mendengar suara tersebut.

"Siapa itu? Apakah anak panahku mengenainya?" Aral menggaruk kepala, padahal ia memanah asal-asalan karena merasa bosan ketika terus menunggu yang ternyata tidak pasti. Dia pun melangkah dan menuju asal suara itu dan ketika dirinya mendekati Emely, Emely langsung kabur begitu saja, membuat si alpha tersebut langsung mengejarnya.

"Hei, berhenti!"

"Pemburu?! Aku harus berlari cepat," panik Emely, walau dengan lengannya yang sakit, ia harus kuat untuk pergi sejauh mungkin sebelum ia tertangkap dan berakhir buruk nantinya. Namun sayang, ketika ia berhenti sejenak, Aralt sudah berada di depannya.

"Seorang wanita, kenapa kau berada di sini?"

"Hah?"

Emely mendorong Aralt dengan keras, alhasil ... ia langsung meringis ketika lukanya sedikit tersentak dan darahnya pun semakin berlomba untuk keluar.

"Dirimu berdarah." Aralt ingin menyentuhnya, tapi tangan Emely menyentak kasar tangannya, sehingga ia terkejut dan refleks mengatakan, "Aku tidak akan menyakitimu, kau bisa memercayaiku!"

"Tidak menjamin, aku takkan tenggelam dalam ucapanmu, pria asing!" tajamnya ke pria tersebut, membuatnya sedikit terkejut karena wanita di hadapannya begitu galak.

"Kau tidak malu? Seorang wanita, identik dengan kelembutan, tapi dirimu benar-benar berbeda, cantik ... tapi berduri," balas Aralt.

Emely bercih, memangnya dia bunga? Sekalian pria itu mengatakan bahwa dia menarik tapi busuk. Sejenak kemudian, Aralt bertanya kembali, "Dari mana asalmu? Kau bukan canavaro."

"Canavaro? Identik dengan seorang pria, maaf ... jaga mulutmu, walau kecil, tapi bisa saja menyinggung perasaan orang lain," sinis Emely.

"Terlalu terbawa perasaan, yang kumaksud adalah, dirimu bukan bagian dari Canavaro Pack, dan perkenalkan, aku Aralt Canavaro, seorang alpha yang kuat dan gagah," balasnya, membanggakan diri dengan nada yang terdengar agak berkharisma dan berat.

Emely tersenyum, mimpi apa dia? Bertemu dengan seorang alpha di tengah hutan dan pada larut malam, konyol sekali. Namun, ini sebuah kenyataan, tapi kebetulan.

"Hei, kenapa diam saja? Hargai orang yang mengajakmu berbicara, aku sudah mengajakmu untuk berkenalan dengan baik, tapi kau? Menatapku saja, sepertinya enggan sekali." Aralt membuat ekspresinya sesedih mungkin, walau sengaja, ia yakin bahwa wanita di depannya, tetap akan terpesona padanya.

"Emely Hazel, aku dari The Red Moon Pack, seorang luna yang kini jatuh tahta karena pergi dari tempat itu," balasnya, yang membuat Aralt terkejut berkali-kali lipat.

"Be-benarkah?"

"Hm, memangnya kenapa? Kau nampak terkejut." Emely menatapnya malas.

"Tentu, karena diriku pun kecewa, jika wanita cantik sepertimu telah memiliki mate, sehingga kecil kemungkinan aku dapat memilikimu."

Emely terkikik geli, kemudian berkata, "Tenang, aku janda."

Kilatan mata dari wujud serigalanya, menyilau begitu saja ketika mendengar balasan tersebut, dengan wajah yang nakal dan menggoda, Aralt langsung menyosor bibir Emely dengan kecupan yang lembut. "Aku sangat bahagia, diriku menghirup wangi sweet alyssum dan yakin jika dirimu adalah mate-ku. Namun, aku sempat kecewa ketika mendengar perkataanmu yang mengucapkan luna, tapi ternyata ... kau seorang janda," girangnya, dengan ujaran yang begitu panjang. Emely termenung, bagaimana mungkin Aralt merasakan itu, sementara ia tidak menemukan setitik tanda darinya?

"Ada yang salah, kenapa aku tak merasakan jika kau adalah mate-ku?"

Aralt menunjukkan peringaian sedih. "Benarkah? Aku merasa kecewa, walaupun engkau seorang janda dan beranak 12, aku tetap mencintaimu, Emely."

"Ma-maaf, candaanku tidak lucu sepertinya."

Aralt menghela napas lega, kemudian menggendong Emely tiba-tiba, tapi tetap berhati-hati agar tangannya dan mengenai luka di lengan wanita itu.

Sampai di Canavaro Pack. Aralt memanggil bibinya lalu berteriak, "Bibi, aku mendapatkan wanita cantik. Dia janda, tapi menggoda!" Sudah tak asing mendengar alpha mereka yang sering berteriak, Fasha yang melihat itu, langsung menghampiri pria yang ia anggap sebagai anaknya.

"Aralt, siapa yang kau culik, Nak?" tanya Fasha.

"Aku tidak menyulik dia, Bi, tapi aku menemukannya, dan dia harus diobati karena lukanya akan infeksi nanti," jawab Aralt.

"Bawa dia ke tabib secepatnya."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nietha
ceritanya seru, tpi kata2nya aga gimna gitu...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status