Share

Bab 5

Aralt Canavaro, pria yang telah kesepian ketika ia masih kecil-berumur tiga tahun-Fasha, wanita itu dipercaya oleh orang tua Aralt untuk menjaganya karena mereka harus pergi suatu tempat. Seiring tumbuh kembangnya anak tersebut, Fashalah yang memberinya kasih sayang dan terus menunggu kepulangan alpha dan lunanya. Namun, sampai sekarang, tak ada kabar baik maupun buruk yang diterima, bahkan orang-orang telah menganggap orang tua Aralt telah meninggal, sementara Fasha, terus mengatakan tidak dan memberitahu pria itu bahwa mereka akan kembali.

Sewaktu Aralt berumur 17 tahun, pria itu dinobatkan sebagai alpha, bukan apanya ... walau terbilang begitu muda, Canavaro jelas membutuhkan alpha, maka terpaksalah Aralt menjadi pemimpin di pack tersebut. Dia tahu diri bahwa di umurnya seperti ini, ia belum cukup kuat ketika terjadi peperangan, tetapi Aralt terus bersyukur jika pack-nya sampai saat ini sudah tenang dan menjadi salah satu pack terkuat. Di umurnya yang 24 tahun, jelas kemampuan bertarung baik dari jarak dekat dan jarak jauh, Aralt tidak diragukan lagi, karena keahliannya dalam membusur benar-benar akurat dan tidak pernah meleset walau ia sedang fokus ketika berlari sekalipun.

Kini, ia menjadi kuat dan sulit terkalahkan dan hanya satu kekurangan yang ia miliki, yaitu seorang pendamping yang merupakan belahan jiwa untuk menyempurnakan kekuatannya. Aralt yakin, bahwa orang itu telah ia temukan. Namun, dia tidak akan terburu-buru karena Emely tak merasakan apa pun dalam dirinya, yang membuat pria itu sedikit ragu untuk meng-klaim wanita tersebut.

Sama halnya dengan Aralt, Emely merupakan wanita yang telah kesepian sejak kecil, orang tuanya merupakan omega dan seorang warrior yang memiliki darah campuran, dikarenakan ibunya seorang penyihir setengah peri, sementara ayahnya werewolf setengah manusia. Sampai saat ini, Emely tak tahu, dirinya seorang apa karena ia tak memiliki kemampuan yang spesial, selain berteriak, menangis, dan berlari, serta meminta pertolongan.

"Emely, jangan ke sini, nanti alpha memarahi kami," tegur seorang omega, takut jika alpha atau petinggi lainnya sedang datang memeriksa di tempatnya bekerja, yaitu gudang.

Emely tersenyum, menghela napas kemudian menepuk bahu omega itu. "Jika ini atas kemauanku sendiri, mereka tak ada hak untuk melarangku," ujar Emely, omega di depannya tertegun sejenak, walau di hatinya merasa gugup sekali dan sedikit takut jika seseorang melihat mereka.

"Tapi, saya tetap takut jika seseorang melihat kita."

"Jangan takut, aku berada di barisan terdepan untuk melindungimu, percaya padaku," balasnya begitu tulus dan melayangkan tatapan dalam yang begitu sulit untuk omega tersebut tolak, hingga akhirnya, embusan napas pasrah terdengar lalu disambut oleh anggukannya.

Sebelum ke tempat ini, tentunya Emely izin terlebih dahulu ke Aralt dan meminta tolong agar ditunjukkan jalannya kemudian menyuruh laki-laki itu untuk pergi. Sempat mereka berdebat kecil dan Emelylah pemenangnya karena dia mengatakan, "Aku tak ingin diganggu ketika membaca." Aralt angkat tangan sembari tersenyum, kemudian melangkah meninggalkannya, tapi dengan satu syarat, yaitu ... mengecup pipi Emely sebelum itu. Emely ingin menolak, tapi sayang, kecupan tersebut telah mendarat lalu sang pelaku melesat dengan cepat, diiringi senyum menawannya.

Mengenai perpustakaan, banyak sekali buku yang tersusun berantakan, melihat hanya terdapat beberapa omega saja, membuatnya sedikit iba dan turut membantu mereka sekaligus membersihkan tempat ini.

Cukup lama, untuk menyapu seluruh ruangan dan beralih ke penyusunan buku di rak yang sedikit tinggi. Ketika Emely ingin meletakkan buku di rak yang keempat, dirinya tidak sampai dan ia segera mencari solusi dengan mengambil sebuah pijakan tambahan yaitu kursi, lalu naik ke atasnya kemudian meletakkan buku itu dengan amat rapih.

"Baiklah, tinggal beberapa buku lainnya lagi," ucap Emely, saat dia ingin turun dari kursi, beberapa tikus melewatinya, membuat perempuan itu terkejut dan hampir terjatuh, untungnya ... si Emely dapat menjaga keseimbangan.

"Heuft, nakal sekali tikus itu. Kenapa mereka ada di sini? Kemungkinan kebersihannya kurang, jadi hewan itu masuk ke tempat ini," gumam Emely, lalu mengambil kursi dan menyimpannya di tempat semula.

Selesai membersihkan semuanya, para omega yang dibantu langsung berterima kasih ke Emely, Emely mengangguk dengan jempol yang dinaikkan pula, lalu membalas, "Kita berteman, jika kalian membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk memanggilku. Aku pergi dulu, yah."

"Hati-hati."

"Tentu."

Setelah kepergian Emely. Para omega bergosip ria kemudian. "Dia baik sekali, sebenarnya ... siapa wanita itu? Aku sangat bersyukur mengenalnya, dan kalian harus ingat, bahwa dia pulalah yang menyebabkan kita dapat bergabung dengan petinggi pack untuk makan bersama. Ini tak pernah terbayangkan bukan?"

"Benar sekali, saat makan bersama alpha dan beta, hatiku sangat senang dan aku hampir menangis bahagia di detik itu juga, aku rasa ... mungkin dirinya calon luna di pack ini, dan aku amat mendukungnya, karena dia wanita yang baik."

"Aku pun, mana ada yang tidak ingin memiliki luna seperti Emely? Dia baik hati dan tidak memandang kasta seseorang, bahkan dia mengatakan bahwa dirinya seorang mantan luna, bukan? Tapi sangat disayangkan, dia tak menyebutkan di mana pack itu, jika dia menyebutkannya, aku kurang beruntung tidak bekerja di tempat itu."

"Jangankan kalian, aku juga sangat senang! Beruntung bagi mereka yang telah dipimpin oleh Emely, pasti rakyatnya benar-benar sejahtera, tidak dapat dibayangkan, aku bekerja dengannya."

Pembicaraan itu terus berlanjut hingga seseorang masuk dalam perpustakaan yang tak lain adalah beta the red moon pack. Reinard memandang ruangan ini yang menjadi bersih, berbanding terbalik pada hari-hari sebelumnya yang sangat kotor dan menjijikkan-dikarenakan tikus yang meraja lela di tempat ini-akan tetapi, apakah hewan itu ikut menghilang juga bersama hamparan debu?

"Kalian yang membersihkan tempat ini?" tanya Reinard, setelah menghampiri omega yang nampak sibuk berbincang. Para omega tersebut mengangguk dan salah satunya langsung menyahut, "Juga dibantu oleh Nona Emely, Beta."

Reinard mengerutkan kening, sejak kapan wanita itu datang ke sini? Ia tidak melihat tanda-tandanya. "Lalu, ke mana wanita itu?"

"Dia telah pulang, Beta."

Reinard mengangguk-angguk, pertama kali melihat Emely, ia sudah menebak bahwa wanita itu memang baik dari segi penampilan. Namun, sifatnya juga turut sama dengan penampilannya, dan itu menarik di mata Reinard yang notabennya begitu jarang memikirkan wanita atau pun menilainya langsung.

"Ada fungsinya juga dia berada di sini, bagus ... salamkan terima kasihku kepadanya, aku malas menemuinya," ujar Reinard kemudian pergi dari perpustakaan. Para omega hanya dapat menurut, Beta Reinard sangat susah didekati, apalagi berbicara panjang lebar, kecuali ada hal yang penting.

Emely sendiri kembali ke kamarnya, ia berkeringat setelah membersihkan perpustakaan yang sangat luas, setelah ia membuka lemari pakaian, cadangan pakaiannya semuanya kotor, dan ia tidak ada pakaian pengganti lagi, karena belum mencuci.

Emely pun keluar, mencari keberadaan Fasha yang entah di mana, ia mengelilingi rumah megah tersebut dan menemuinya di ruang tamu yang sedang menjahit sesuatu di sana.

"Bibi, maaf mengganggumu."

Fasha menghentikan aktifitasnya, menengok kemudian bertanya Emely. "Tidak apa-apa, Nak. Ada apa?"

"Eum, maaf, Bi. Apakah Bibi ada pakaian? Hm, aku tak punya pakaian pengganti lagi, bolehkah aku meminjam pakaianmu, Bi?"

"Pakaian Bibi seperti ini, Nak. Tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, Bi. Sepertinya nyaman."

Sampai di kamar Fasha, dengan senangnya Emely berkaca dengan pakaian yang melekat di tubuhnya terasa nyaman karena begitu longgar, sehingga ia dapat merasakan angin-angin kecil merasuk kulit di balik pakaian. "Bi, aku sangat suka baju ini, hm ... nyaman sekali dan longgar, sehingga aku dapat bergerak sesuka hati tanpa khawatir jika pakaian ini akan mudah robek."

Fasha tersenyum mendengarnya, baru kali ini ia mendapatkan pujian, dan dia senang sekali. "Kalau kamu suka, kamu boleh mengambilnya, Nak. Kalau merasa kurang, ambil saja di lemari, pakaian Bibi sangat banyak di sana, dan memang begitu pas di badanmu yang kecil itu," balas Fasha. Jika dikatakan kecil, Emely tak akan marah, dia menerima dan juga selalu tersenyum, mengapa? Emely mencintai diri sendiri dan juga memotivasi diri jika orang yang kecil rata-rata imut dan nyaman dipeluk atau pun didekap.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status