Share

Bab 8

Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri.

"Kenapa kalian bisa bertarung?"

"Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.

Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut.

"Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aralt terbuka dan menatap wanitanya dengan lekat. "Benarkah?"

"Benar, kalau kau tidak mau, ya sudahlah, aku kembali ke kamarku," jawab Emely dan dirinya langsung ditahan oleh pria tersebut dan didekap erat agar ia tidak berpindah kamar.

"Tidurlah di kamarku, aku mengharapkan ini, semenjak dirimu kubawa ke pack."

Emely mengangguk, kemudian terbenam dalam dekapan Aralt yang begitu nyaman dan menghangatkan.

Ke esokan harinya, Emely terbangun lebih dahulu, ia membangunkan Aralt dengan mengguncangkan sedikit lengan pria tersebut.

"Sebentar saja, mataku terasa berat, Bibi, lagipula masih pagi sekali," ucapnya, kemudian menguap sebentar lalu melanjutkan tidur. Emely hanya menggelengkan diri saja, dia menuju kamar mandi dan membersihkan badannya lalu menuju kamar untuk mengganti pakaian, yang telah diberikan oleh Fasha.

Aralt, ia membuka matanya dan tak mendapatkan Emely yang berada di sampingnya, segera ia beranjak dari ranjang lalu membasuh muka kemudian mencari keberadaan mate-nya, tanpa peduli dengan dia yang tidak memakai baju.

"Emely?" Aralt membuka pintu kamarnya, tanpa mengetuk terlebih dahulu, sehingga ia melihat Emely yang sedang berganti pakaian.

Sial, Jason bangunlah! Kau tidak lihat, apa yang aku lihat sekarang?

Jason pun terbangun, melihat apa yang Aralt lihat. Kemudian, serigala itu mengumpati Aralt.

Brengsek kau, dia Emely bukan? Jangan pancing diriku untuk mengambil alih tubuhmu Aralt!

Ck, aku langsung menyesal memberitahumu.

Emely, merasa ada yang aneh di belakangnya, tetap dengan pakaian atasnya yang terbuka, ia langsung berbalik dan ... "Aralt, keluar!" pekik Emely dengan kencang, membuat Aralt terdiam di tempat dengan sesuatu yang bangkit di bawah sana, dan Emely begitu malu karena melihat benda itu yang sedang tegak di balik celana.

"Aralt, kalau kau tidak keluar, aku akan menendangmu dan takkan mau tidur denganmu lagi!"

"Ma-maaf, aku segera keluar sayang."

Pikiran Aralt liar sekarang, terutama Jason yang memaki-maki pria itu karena tidak sengaja melihat gundukan kembar yang begitu menggoda mereka, walau Emely sempat menutupnya tadi.

"Sabar Aralt, belum waktunya. Tenangkan dirimu, dan buat ia kembali ke wujud semulanya, dengan lemasan secara perlahan."

Jantung Emely hampir copot, wanita tersebut benar-benar kaget ketika Aralt berada di belakangnya, yang menatap kemolekan tubuh Emely. Ia pun merasa lega karena kedua gundukan miliknya tak dilihat oleh pria itu.

Emely cepat-cepat berpakaian, lalu keluar dari kamar dan mencari Aralt. Saat ia menemukan pria tersebut, ia memicingkan mata dan menatap Aralt dengan garang. "Aralt, kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu?"

"Maafkan aku, aku lupa," balas Aralt santai.

"Lain kali, jika kau mengulanginya, takkan kumaafkan!"

Alpha tersebut mengangguk pelan, sementara omega yang sedang bekerja di ruang tamu, agak terpukau melihat alpha mereka sedang tertunduk tidak berdaya di hadapan Emely yang notabennya seorang wanita baru di pack ini.

Selanjutnya, Aralt langsung bertanya ke Emely. "Berapa umurmu?"

"Eum, 22 tahun, memangnya kenapa?"

"Aku 24 tahun, yang artinya, kita berbeda dua tahun saja," jawab Aralt, dan Emely mengangguk saja, kemudian menatap para omega yang sedang bekerja.

Memandang aktifitas mereka, mengundang keinginan Emely untuk turut membantu.

"Hei, boleh aku membantu?" tanya Emely pada salah satu omega yang bekerja, omega itu langsung menolak keinginannya, membuat Emely sedikit kecewa. Namun, tak lama kemudian, sebuah perintah melayang dari bibir Aralt agar omega itu tak menolak bantuan mate-nya.

"Aku tak suka jika kau menolak bantuannya."

"Ma-maaf alpha, saya tidak ingin membuat Nona Emely repot dan harus mengerjakan tugas omega, karena ka-"

"Turuti saja!"

Emely menepuk pundak omega itu, kemudian mengatakan, "Maaf, karena aku, kau dimarahi oleh pria itu. Aku hanya ingin membantu dan tak merasakan repot sama sekali, karena aku senang melakukan banyak pekerjaan," ujarnya dan omega itu mengangguk tersenyum.

"Tidak perlu meminta maaf, Nona. Terima kasih."

"Sama-sama." Sebelum melakukan pekerjaan, Emely menatap Aralt yang juga menatapnya, pria yang ditatap menaikkan alis sebelah kemudian bertanya, "Ada apa mate?"

"Kau terlalu kasar kepada mereka, walau dalam bentuk perkataan, aku pun akan takut jika diriku berada di posisi mereka, tidakkah kau memikirkan perasaannya? Bukan berarti dia seorang omega, dia wajar mendapatkan perlakuan itu, Aralt," tegurnya.

"Aku tidak kasar sayang, tapi tegas. Ada kalanya diriku harus tegas karena pernah suatu hari, mereka bermalas-malasan dan itu membuatku langsung marah, agar tidak terjadi hal yang kedua kalinya, aku menerapkan ketegasan ini, seharunya kau bisa lihat, betapa baiknya aku ini," balas Aralt dan Emely mendengus sebal ketika dirinya dipeluk oleh pria yang kini mengecup lehernya dengan lembut.

"Aralt, hentikan, aku harus bekerja."

"Baiklah. Tapi, Mate, aku akan bekerja setelah ini, jadi ... jangan mencariku seperti kemarin, karena aku akan sangat khawatir, mengerti?"

"Memangnya, pekerjaanmu itu seperti apa?" tanyanya.

"Canavaro Pack, bekerja sama dengan Blue Moon Pack, bukan hanya itu, sebagian besar makhluk immortal seperti vampire juga turut bekerja sama dengan kami, jadi ... kami sepakat hari ini untuk mengadakan pertemuan besar-besaran di Blue Moon Pack."

"Berhati-hatilah, sekuat apa pun dirimu, jika kau lengah sedikit pun, akan tembus juga pertahananmu, Aralt."

"Aku mengerti, sayang. Sampai jumpa, aku selalu merindukanmu."

"Aku pun."

Omega yang melihat itu, sangat iri dengan Emely yang merupakan mate alpha mereka ternyata.

"Hei, kenapa melamun? Mari aku bantu, sepertinya pekerjaan di istana sedikit berat karena ruangan ini saja begitu luas, apalagi banyak benda yang harus dibersihkan," ujar Emely, menegur omega tersebut yang sedang berpikir.

"Tentu Nona, dan inilah yang kami kerjakan setiap hari."

Sedikit rasa kasihan terdapat di hati Emely ketika mendengar balasan tersebut. Namun apa yang bisa mereka lakukan? Menuntut? Tidak mungkin, mereka telah ditakdirkan menjadi seorang omega, bahkan ... banyak yang mengatakan, jika omega memiliki mate, dia sangat beruntung, karena hal itu terjadi berada pada kisaran 10% yang sangat mengandalkan keberuntungan.

Aralt ditemani oleh beta dan beberapa warrior lainnya, sudah siap berangkat ke Blue Moon Pack. Ketika mereka sampai di sana, sambutan begitu meriah, terutama para rakyat yang bersorak gembira atas kedatangan orang-orang Canavaro Pack.

"Alpha Aralt, selamat datang di Blue Moon Pack, kami senang Anda tiba di sini, silakan masuk dan nikmati jamuan dari kami," ucap Hadley, yang merupakan alpha di pack itu. Sementara Aralt menyambut uluran tangan pria itu kemudian mengikuti langkahnya masuk ke istananya.

Ketika dirinya masuk di sana, ternyata kaum berdarah dingin itu telah datang terlebih dahulu sebelum mereka. Sang raja vampire pun tersenyum hangat dan itu merupakan kejadian langka karena kaum vampire rata-rata sulit tersenyum. Namun, pria yang bernama Sean sangat berbeda, mungkin hal inilah yang membuat para kaum serigala menerimanya menjalin suatu hubungan, yaitu teman kerja sama, sekaligus sekutu dalam peperangan.

"Halo Alpha Canavaro, aku begitu penasaran denganmu, mari berkenalan. Sean Octopetra."

"Aralt Canavaro."

"Menarik sekali, berarti, nama pack-mu berasal dari namamu sendiri, alpha?"

"Tentu King, sebenarnya Canavaro merupakan marga keluarga saya, dan nama ini merupakan kiblat dari pack yang saya pimpin," jawab Aralt ramah.

Tangan mereka saling bertautan, nampak jelas keduanya merasakan perbedaan yang menyolok, Aralt merasakan dingin membeku, sementara Sean merasakan hangat menenangkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status