Share

Bab 13

"Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.

Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?"

"Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini."

"Fall?"

"Yah, omega yang bekerja di sini."

Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.

Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkataannya pada siang hari tadi.

"Aralt, kau ingin ke mana? Aku ikut juga, boleh?"

"Tidak sayang, aku ada urusan dengan pasukanku, yah ... biasa, aku akan memberi tambahan keahlian," jawab Aralt, Emely pun mengangguk kemudian berjalan pulang bersama para omega.

Sementara Aralt, dengan cepat menuju kamp warriornya dan membuat mereka terkejut di sana.

"Alpha."

"Kalian ingat apa yang kukatakan tadi siang bukan?"

Para warrior mengangguk, mereka pun menantikan kedatangan alphanya yang sungguh mengejutkan ini, padahal mereka pikir, jika sang pemimpin pack akan datang esok hari karena hari sudah gelap.

"Maafkan kami yang begitu teledor membiarkan Luna Emely memegang senjata, kami siap dihukum untuk itu, Alpha." Semuanya mengikuti Aralt ketika pria itu langsung keluar tanpa membalas perkataan mereka. Kembali di lapangan, sebuah hal yang tidak mereka sangka, membuat para pria itu meneguk ludah agak kasar karena mendengar permintaan alphanya. "Pasang kuda-kuda, dan bertarunglah denganku, kuharap kalian semua mengerahkan kemampuan karena kekuatanku sudah kalian ketahui betapa besar dahsyatnya."

"Me-mengerti, Alpha."

Sesuai perintah alpha mereka, para warrior itu memasang kuda-kuda dan menunjukkan keseriusan mereka serta memanfaatkan moment ini agar mengukur seberapa meningkatnya perkembangan mereka setelah latihan.

"Tiga ... dua ... satu ... , serang diriku dan tunjukkan kemampuan kalian," ucap Aralt.

Tak ada yang namanya satu per satu, ratusan warrior kelas S menyerangnya begitu semangat. Kobaran dalam diri Aralt pun membara ketika salah satu warrior mengenainya di bagian perut, dan ia terkesan.

"Bagus, teruslah menyerang!"

Pertempuran terus berlangsung hingga orang-orang berjatuhan secara pelan-pelan dan bergantian, sementara sang pemimpin tertinggi tetap kokoh dalam tumpuan kakinya ketika berdiri, walau luka di sekujur tubuh sudah nampak berdarah-darah. Aralt puas, puas bertarung dengan pasukannya yang kian hari semakin membuatnya takjub dengan kemampuan mereka dalam bertarung dari segi tangan kosong, ia belum melihat seberapa kuatnya mereka dalam mode serigala.

"Berdiri, dan berganti shift-lah."

Apa ini? Kira-kira, inilah pertanyaan dari mereka semua ketika mendengar ucapan Aralt, mereka sudah lelah dan mati-matian untuk melumpuhkan alpha mereka dalam mode manusia, tapi dia tetap kuat walau terdapat banyak luka di tubuhnya, bagaimana denyan mode serigala? Apakah mereka akan tercabik-cabik ketika Jason-serigala Aralt-membabi buta menyerang mereka? Apalagi serigala pria tersebut, berkali-kali lipat lebih besar di banding mereka dalam mode serigala.

"Matilah kita."

Geraman kini terdengar, kilauan berwarna hijau, begitu terang menatap mereka satu per satu, dan para warrior itu merasa takut dan tertekan dengan aura alpha mereka yang kini menyeruak. Tubuh Aralt dikendalikan oleh Jason sekarang ini, dan suaranya pun telah berubah menjadi agak berat.

"Lawan aku, dan tunjukkan kekuatan serigala kalian, sebelum aku tak dapat mengontrol diri lagi."

Satu kata, merinding, itulah yang dirasakan oleh semuanya. Para warrior saling memandang dan masing-masing dari mereka mengangguk-angguk sebagai tanda, bahwa mereka harus lebih serius sekarang.

"Aralt!" teriakan kecil itu, menyadarkan Jason dan mereka yang ingin berganti shift. Otomatis, pertarungan tidak dilanjutkan karena Luna Canavaro Pack sedang berlari menghampiri mate-nya.

"Kecurigaanku ternyata benar, bahwa kau ingin menghukum mereka padahal ini adalah kesalahanku sendiri. Berhenti melakukan ini, bahkan .... ." Emely melototkan mata, tubuh mate-nya berdarah-darah, bukan hanya Aralt, tetapi, ia pun melihat bahwa para warrior keadaannya lebih parah lagi.

"Astaga, kau dan para warrior kenapa menjadi seperti ini?"

Kepanikan Emely semakin menjadi ketika ia menyentuh cairan yang memekat dan berbau anyir, dirinya mengusap lembut tubuh Aralt karena takut membuat pria itu kesakitan. Jason, dia tersenyum kecil karena mate-nya masih mengira bahwa yang di hadapannya adalah Aralt.

"Aralt, hentikan semua ini dan kembali di istana bersamaku, karena aku harus mengobatimu," lirihnya. Tak lama kemudian, luka yang dimiliki oleh pria tersebut perlahan menghilang, begitupun para warrior lainnya karena para kaum serigala terkenal akan kemampuan regenerasi mereka yang cepat sehingga luka mereka pun akan sembuh segera.

"Bagaimana bisa?" tanya Emely terkejut.

"Bisa, karena Aralt merupakan setengah serigala, kami akan sembuh sendiri secepatnya. Jadi, jangan terlalu khawatir mate, aku mencintaimu," jawab Jason, membelai pipi wanitanya dengan pelan kemudian mengecup air mata yang menitik.

"Ja-jason?"

"Tentu."

Emely menggeleng pelan lalu memeluk pria itu dengan erat, kemudian mengatakan, "Kumohon, jangan menghukum mereka atas kesalahanku sendiri. Aku akan semakin bersalah jika kau meneruskannya, maaf, lain kali takkan kuulangi," ucapnya begitu meminta, dan Jason menghela napas karena ia benci jika mate-nya seperti ini, memohon karena untuk orang lain.

"Baiklah, dengan syarat tepati janjimu, mate, karena aku takkan segan jika mereka hampir membuatmu terluka, paham?"

Emely mengangguk, tak mau membalas lagi walau ia ingin menyanggah perkataan Jason bahwa para warriorlah yang hampir membuatnya terluka, padahal tidak, ia sendiri yang murni melakukan itu, atas keinginannya.

"Kembali ke kamp kalian."

"Baik, Alpha." Serentak, mereka kembali ke kamp tersebut dan membatin berpuluh-puluh kali mengucapkan terima kasih kepada Luna Emely.

Di perjalanan, Emely tak henti-hentinya tersenyum karena bersama Jason sekarang ini. Sampai di istana dan berada di kamar, Emely memeluk tubuh Jason dengan erat dan tidur di sampingnya, sedangkan pria yang dipeluk, tentu merasa senang menerima pelukan tersebut, ia mengusap-usap rambut mate-nya, dan menghirup aroma yang menjadi candu, yaitu sweet alyssum.

"Jason, kenapa kau jarang muncul? Padahal aku sering mengharapkan kehadiranmu dan ini membuatku sangat senang, tapi ... bukan berarti aku tak mengharapkan kehadiran Aralt, andai saja kalian bisa berpisah menjadi dua manusia dan memelukku di sini, hm ... aku tak dapat membayangkannya, betapa bahagianya diriku," ujar Emely, Jason tertawa kecil, ia pun ingin sering muncul. Namun, tidak bisa karena takdirnya sudah menjadi wolf untuk Aralt. Dan, apa yang dikatakan oleh Emely takkan pernah terjadi, kecuali Dewi Bulan memberikan sebuah keajaiban untuk mengabulkan permintaan kecil mate-nya.

Aralt, dia hanya dapat mendengar percakapan mereka dan ia langsung tertawa geli mendengar ucapan Emely yang begitu unik, seandainya bisa, ia akan cemburu karena Jason akan mengganggu waktu berduanya dengan sang mate.

"Aku pun mengharapkan hal itu mate, tapi maaf, aku tidak bisa melakukan itu, jadi ... bersabarlah, aku akan datang sewaktu-waktu jika Aralt ingin istirahat," balas Jason dan Emely menghela napas berat.

"Ish, aku akan merindukanmu kalau begitu."

Jason langsung menggeram, ia pun amat merindukan mate-nya yang menggemaskan, rasa-rasanya, ia ingin turut membawa Emely dalam dunianya yang sepi dan gelap, agar dia tak kesepian di sana ketika Aralt telah kembali.

Tiba-tiba, Emely mengecup bibir Jason, terus menerus hingga Jason membalas kecupan tersebut dan akhirnya mereka saling mencumbu. Sementara Aralt, dia mengembuskan napas karena hal yang terjadi selanjutnya adalah .... .

"Eum, Jason."

"Hm?"

"Eungh, yah ... a-"

"Apa sayang?"

Emely tak dapat mengungkapkan apa-apa, karena Jason benar-benar membuatnya melayang sekarang ini.

Ke esokan hari, yang terbangun adalah Aralt, pria itu sudah menebak bahwa dirinya akan bangun dalam keadaan telanjang bersama sang pasangan yang sedang memeluknya sekarang ini. Ia tersenyum, membelai lembut rambut Emely kemudian beranjak ke wc karena ia harus membersihkan diri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status