" Hm Alan,, apa kau mencintaiku hmm?" Desah seorang wanita berparas cantik menatap pujaan hatinya dengan lembut
" Ahh,, ya,aku sangat mencintaimu sayang" ujarnya dengan nafas yang tertahan, rasa nikmat menjalar di seluruh tubuhnya, ia dengan cepat bergerak keatas dan kebawah hingga akhirnya ia melepaskan sesuatu yang begitu menyulitkan untuk ditahan.
" Hmm terimakasih sayang "
" Alan?!! " ucap Aira dengan suara lantang, tubuhnya bergetar hebat menahan gejolak di dalam hati aira, tak menyangka bahwa kekasihnya Alan malah bersama dengan zua, temannya Aira sendiri. Alan yang mendapati Aira berada di depan pintu segera menghampirinya
Plakk...
Suara tamparan berasal dari tangan mulus aira yang begitu keras sampai terdengar menggema di seluruh ruangan berukuran cukup luas itu, dengan nuansa dinding berwarna monokrom namun nyaris tak terlihat keindahanya karna pencahayaan di ruangan itu sedikit redup, membuat siapapun yang berada di dalamnya dapat merasa sedikit gelisah dan mampu dengan mudah terbuai oleh situasi yangmencekam.
" Aku., aa,,kuu... Bisa jelasin raa,,! Ini tidak seperti yang kamu pikirkan " Sontak Alan membela diri, ia menghampiri aira mencoba menggenggam tangan Aira dan mencoba menjelaskan
" Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri Alan, teganya kamu bermesraan dengan temanku sendiri! " Ujar Aira penuh dengan emosi, menepis tangan Alan ke sembarang arah,aira mencoba menahan air mata yang semakin sulit untuk di bendung.
" Aku mohon percaya sama aku ra,! " ucap alan sedang Zua mendekati Alan yang kini tengah bergelayut manja memeluknya dari arah samping, menatap Aira dengan tatapan mengejek.
" Sayang,, bukankah kamu hanya mencintaiku saja selama ini, biarkan Aira tau, agar kita bisa terus sama-sama tanpa perlu bersembunyi lagi, toh Aira sekarang sudah tidak punya apa-apa, dia miskin, kamu masih mau menjalin hubungan dengan seorang perempuan miskin? " Jelas zua dengan tatapan mengejek membuat aira geli dan jiji, layaknya lajang yang tak tahu malu, sedangkan alan terus menatap aira dengan sorot penyesalan.
" Aku gak nyangka sama kamu zua, sekarang aku sudah paham. Maka dari itu berbahagialah! " Ujar Aira tersenyum tipis menahan luka, ia berlali meninggalkan mereka berdua di sebuah kamar, yah dikamar itulah saksi bisu atas pengkhianatan yang mereka lakukan di belakang Aira, betapa terkejutnya aira saat mengetahui semua itu.
______________________________________________________________________________________
Malam itu Aira mendapat pesan dari zua untuk menemuinya yang tengah berada di sebuah hotel Maxime bintang lima dengan gaya arsitektur eropa, bahkan nampak seperti sebuah kerajaan bagi siapapun yang melihatnya pasti terkejut untuk sebuah hotel yang begitu mewah, Aira terpukau di buat kagum dengan nuansa hotel tersebut, Aira tak banyak berfikir ataupun curiga kenapa zua yang berada di hotel mewah malam-malam begini. ia langsung bergegas menuju lantai dan kamar yang telat zua beritahu sebelumnya.
Namun setibanya Aira di depan kamar hotel yang di dalamnya adalah zua dan terdengar suara seorang laki-laki yang tak asing terdengar di telinga Aira, Aira mencoba mengalihkan pikirannya yang aneh, tidak mungkin kalo itu suara Alan, tapi hati Aira tak bisa memungkiri bahwa itu memang suara Alan.
Terdengar suara desahan dari kedua pasangan di sebuah ranjang besar yang tengah bermadu kasih. Dengan ragu Aira membuka pintu dan sontak membuat Aira teriak dengan lantang, gemuruh di hatinya seolah membakar dirinya. Sakit dan kecewa semua bercampur menjadi satu.
Teman baiknya dan kekasihnya lah yang tengah bermadu kasih diatas ranjang itu, mereka berdua menghianati Aira, saat Aira membuka pintu, tiba-tiba Alan menoleh ke arah pintu dan mendapati Aira sedang menyaksikan mereka berdua tanpa busana. Alan mendekati Aira, mencoba menjelaskan bahwa yang Aira lihat hanyalah kesalahpahaman belaka.
Namun sialnya, aira tidak percaya. Aira bukan gadis bodoh yang bisa di tipu dengan penjelasan receh seperti itu.
Aira melangkahkan kakinya keluar dari kamar tersebut, berlali sekencang mungkin, ia masih tidak percaya mengapa kedua orang yang dia percaya malah mengkhianatinya, apa salahnya sampai mereka sejahat itu, disaat keadaan Aira terpuruk, Alan sebagai kekasihnya bukanya membantu meringankan beban namun malah membuat Aira semakin terluka dengan hebat.
Pengkhianatan yang telah Alan lakukan sudah tidak bisa di maafkan, bagaimana bisa alan membuat Aira terluka padahal selama ini aira dan keluarga Aira lah yang membuat Alan sampai bisa di titik sekarang, kalo bukan berkat aira mungkin Alan tak akan pernah mendapatkan jabatannya yang sekarang.
Aira terus berlari di lorong hotel hingga tanpa aira sadari dia telah menabrak seorang laki-laki, entah nasib apa lagi yang sedang menunggu Aira, seketika kepala Aira terasa berputar dia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya sendiri hingga akhirnya tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan tubuh aira, beruntungnya laki-laki tersebut menangkap tubuh aira dengan cepat tepat di pangkuannya, sehingga aira tak merasakan sakit pada tubuhnya, ya Aira tidak sadarkan diri.
"Ck.. Merepotkan saja " Ujar lelaki itu dingin dan ketus, dengan muka yang datar.
Lelaki itu membawa Aira kedalam sebuah kamar yang berada di hotel tersebut, meletakkannya diatas ranjang lalu lelaki itu sekilas menatap wajah aira yang polos dan manis
" lumayan juga " Ujarnya tersenyum jail, tanganya mengelus pipi Aira yang lembut. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh lekaki tersebut,hanya dirinya saja yang tahu.
Jangan lupa komennya😘
Semoga kalian suka ceritaku di bab pertama ini, mohon dukungannya dengan komen dan jangan lupa kasih aku bintang 5 yah guys, terimakasih sudah mampir 🥰😘
Kepada senja yang membawamu pergi 🍁🍁🍁 Pada malam temaram, sepasang kekasih saling bertemu di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari rumah aira, meski hanya sebentar, mengingat bahwa hubungan mereka tak di restui oleh kedua orangtua Aira, sang gadis yang sangat cantik yang memiliki mata teduh dan sangat pandai, membuat lelaki manapun bisa jatuh cinta seketika pandangan pertama, tak terkecuali Alan. Seorang lelaki yang terlahir dari keluarga sederhana namun berkat aira sekarang Alan telah menjadi orang yang serba ada, keadaannya semakin jauh lebih baik daripada aira sendiri. berbeda dengan Aira yang terlahir sebagai anak dari perusahaan ternama di kotanya, meski begitu Alan adalah sosok laki-laki yang sangat di cintaiAira, tak peduli orang tuanya melarangnya, tak peduli seberapa banyak perbedaan diantara mereka, gadis itu tetap menjalin hubungan secara diam-diam dengannya. " Aira,, aku benar-benar mencintaimu" Ujar lelaki it
" lumayan juga " Ujarnya tersenyum jail, tanganya mengelus pipi Aira yang lembut. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh lekaki tersebut. Lelaki itupun pergi melangkahkan kakinya yang jenjang menuju kamar mandi yang berada tepat di sebelah ranjang yang sedang Aira tiduri, gemericik air mengalir dengan deras sehingga membangunkan Aira dari tidurnya, kepala Aira terasa berat dan sedikit sakit, aira kebingungan dengan keberadaannya yang sangat asing, sebuah kamar dengan warna putih gading membuat siapapun yang berada di sana dapat merasakan kenyamanan dalam sekejap. " Ah, kenapa kepalaku sakit sekali, dan ini aku dimana? " Aira memandangi seluruh isi kamar lamat-lamat, tanpa sadar matanya menuju sebuah pintu kamar mandi dilihatnya sosok laki-laki keluar dari kamar mandi itu, sesosok laki-laki dengan setengah badan yang terbuka dan hanya bagian bawahnya saja yang tertutupi dengan sehelai handuk, sontak membuat
Jangan lupa commentnya😘 "Akh,, sakit " Lirih Aira ketika merasakan bagian bawah pada tubuhnya terasa sangat pedih, Aira sadar ternyata semalam dia tidak bermimpi melainkan nyata adanya. Namun begitu ia terbangun tepatnya pukul tujuh lebih lima menit, sudah sangat siang bagi seorang Aira, ternyata laki-laki itu sudah pergi di pagi buta. " Sebaiknya aku mandi terlebih dahulu, baguslah kalo lelaki itu sudah pergi" Ujar Aira lega, setidaknya pagi ini dia tak harus melihat lelaki itu lagi. Setelah beberapa menit kemudian, Aira telah meninggalkan hotel tersebut, ya, kamar dimana ia kehilangan segalanya pada malam tadi. Persetan dengan pria brengsek. Aira meninggalkan hotel yang bernama Maxime bintang lima, yang bernuansa megah bak istana kerajaan, belum pernah ia masuk ke dalamnya, karena dari kejauhan saja sudah bisa ditebak hotel ini hanya untuk orang kaya yang bisa memasukinya, apalagi restora
Terlihat senyum tipis menghiasi wajah yang selama ini nampak begitu datar tanpa ekspresi, entah apa yang sedang ada dalam pikirannya, semenjak pertemuannya dengan Aira pada malam itu, gadis yang manis yang pernah ia cicipi, bahkan parasnya tak terkalahkan dengan kebanyakan wanita cantik yang pernah ia temui, baginya Aira adalah yang paling mempesona. Setelah mengetahui bahwa keluarganya sempat berhutang kepada perusahaan miliknya, namun belum juga dapat membayarnya mereka malah sudah tiada, ya hingga Aira yang harus menanggung semua itu. Senyum licik terpampang di wajahnya, memikirkan sesuatu yang menyenangkan bila menjadi nyata. Yah sebuah permainan yang akan ia lakukan untuk gadis kecilnya itu. Tanpa perlu ia bersusah payah mencari tahu keberadaan Aira, karna tanpa disadari olehnya, Ternyata Aira sendirilah yang menghampirinya langsung, meski Aira belum mengetahui bahwa lelaki yang semalam mengambil hal
|21+| Nampak seorang pria sedang menghadap ke arah luar jendela, membelakangi tubuh Aira, memakai setelan jas hitam dengan surai keemasan. terlihat dari belakang saja sosok pria itu sudah begitu memukau, Aira yang sudah berada tak jauh dari tempat keberadaan pria itu , akhirnya memberanikan diri untuk membuka suaranya " Selamat malam tuan, saya Aira " Ujarnya terbata-bataHening, tak ada jawaban dari pria itu, sedetik kemudian pria itu membalikkan badanya, kini sosok yang selalu Aira hindari dan menyumpahi untuk tidak lagi bertemu dengannya, hari ini ia malah salah menduganya. Terlihat jelas wajah datar yang penuh dengan teka teki, Aira semakin terkejut dengan kenyataan yang ia hadapi saat ini. " Kamu! " Ujar Aira mengernyitkan halisnya" Akhirnya kita bertemu lagi manis " Ujarnya menyunggingkan bibir tipisnya, Mike berjalan mendekati Aira dengan langkah yang perlahan namun pasti, h
Cahaya matahari menyelinap masuk melalui celah-celah dari bilik jendela, membangunkan sang empu yang sedang terlelap tidur dengan pulas setelah kejadian malam tadi yang membuat keduanya masih terjaga dalam mimpinya. Tepat pukul tujuh lebih lima menit tiga puluh detik, Aira mengerjapkan matanya perlahan, hal yang pertama Aira pikirkan tentunya mengapa bisa ia berada ditempat yang sama? Merasakan ada sesuatu yang melingkar di tubuhnya, ternyata Mike memeluk Aira dengan mesra. Matanya masih terpejam wajah yang selama ini nampak dingin dan datar seakan sirna begitu saja di pagi ini, wajah yang sangat garang itu kini terlihat teduh membuat nyaman untuk di pandang. Aira mengerjapkan kembali matanya, ia harus segera bergegas untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan barunya. Di alihkannya tangan mike secara perlahan dari tubuhnya lalu segera masuk ke kamar mandi . Ia mengguyur seluruh tubuhnya dibawah shower
Bab 08 Jam tangan yang bertengger indah pada pergelangan tangan aira kini tengah menunjukan pukul setengah empat, tanda waktu pulang telah tiba, aira segera membereskan pekerjaanya sebelum pulang. Aira mengingat perintah dari mike, mengenai hal yang belum aira tau membuat ia sedikit penasaran yang akan dibawa kemana aira sebenarnya. Bukannya merasa takut aira malah merasakan sedikit senang, heran.ada apa dengan otak aira sekarang apa karna setumpuk berkas yang baru saaja ia kerjakan telah membuat ia sedikit hilang kewarasannya? “ ih lama sekali, dimana dia di jam sekarang “ gerutu aira kesal menungu mike yang hampir setengah jam belum terlihat juga, hingga tidak lama setelah aira merutukinya, mike tiba di dekat aira mengagetkannya “ haiis kau membuatku terkejut, datang seperti setan saja huh “ ujar aira sembari mengelus dadanya, mencoaba menetralisir jantungnya yang hampir mencuat keluar “ ayo “ ujarnya dat
Sebuah pernikahan disinilah aira berada, dengan wajah yang telah dirias sedemikian rupa begitu cantik di tambah dengan balutan gaun berwarna putih menambah aksen keanggunan yang nampak luar biasa. di lihatnya pada pantulan cermin di depannya, senyum aira merekah indah, sangat manis bagaikan madu. " anda sangat cantik nyonya " ucap maya sang perias menatap bangga ke arah aira, dengan polesan yang terhias di wajahnya membuat wanita muda didepan aira menatapnya kagum. " ah tidak, anda bisa saja " aira tersipu, dilihatnya terus tampilan dirinya di depan cermin itu. ceklek tiba-tiba pintu kamar terbuka, menampilkan seorang lelaki yang tak lain adalah rey sekertaris mike " apa anda sudah siap nyonya? tuan mike sudah menunggu anda di bawah!" ujarnya sembari melihat ke arah aira dengan pandangan yang sama,meski datar namun terlihat jelas kekaguman tersirat disana&nb