Share

MEMBAWA KARENINA PULANG

Hari ini Pak Bahri memutuskan membawa Karenina pulang ke rumah pribadinya, Pak Bahri juga berjanji akan menikahi Karenina secara resmi. Ia mulai capek bermain-main seperti ini. 

"Kamu siapkan semua keperluan ya. "Perintah Pak Bahri pada Karenina istri mudanya. 

"Kakak yakin akan membawaku ke rumah itu? "

"Aku yakin sayang. "

"Lalu bagaimana dengan Abah dan mamah, apakah mereka tidak akan marah? "

"Itu urusanku. Aku yang akan menceritakan semuanya pada beliau berdua. "

"Kakak yakin? " Tanya Karenina lagi. Ia merasa tidak punya nyali untuk datang ke rumah itu, rumah seorang pengusaha sukses dan ternama. Terlebih saat ia ingat betapa hari itu Rosdiana istri sah Pak Bahri pernah mendatanginya bersama ibunda Pak Bahri. Dengan geram mereka menanyai Karenina, mempertanyakan hubungannya dengan Pak Bahri. 

Dengan kasar mereka menghardik Karenina terutama saat tahu bahwa Karenina telah menikah dengan Pak. Bahri. 

"Menantuku hanya Diana jadi kamu jangan bermimpi untuk jadi menantuku, ingat itu! "

Wanita kaya itu mengarahkan telunjuknya pada mata Karenina. Meski usia beliau sekitar enam puluh ke atas tapi kuku beliau lancip dan rata. Khas wanita kaya raya.

Saat itu Karenina hanya diam, menunduk dan tidak menjawab apapun. Ketakutan menyelimuti dirinya. Ia tak kuasa berkata apapun. Itulah sebabnya ia memilih diam. 

Sampai hari ini Karenina tidak pernah ingin menceritakan hal tersebut pada Pak Bahri suaminya. Di samping sifat dasarnya yang memang tidak suka mengadu, Karenina memang tidak ingin menambah beban di hati suaminya. 

Ia tahu selama ini suaminya tertekan dengan pernikahan pertamanya. Seperti juga ia merasa tertekan menjadi istri simpanan. 

Pak Bahri telah menceritakan semua jalan hidupnya juga kisahnya hingga bertemu Rosdiana dan menikahinya. 

Jujur Karenina merasa iba pada suaminya. 

Cinta dan perlakuan baik yang dilakukan Pak Bahri padanya sungguh membuat Karenina terpana. 

Dan bila kini Pak Bahri ingin membawanya ke rumah itu, Karenina sungguh merasa bergidik. 

Disatu sisi ia tidak mungkin menolak perintah suaminya dan disisi lain ia juga tidak ingin membuat kekacauan dalam kehidupan suaminya.

"Sayang, kok melamun. Apakah kamu sudah siap? " Tanya Pak Bahri yang tiba-tiba berdiri di samping Karenina. 

"Iya, sebentar. " Jawab Karenina pendek. 

"Sebenarnya ada apa denganmu? "Tanya Pak Bahri pada Karenina. Pak Bahri seolah menangkap kegelisahan yang bergelanyut di wajah wanita ayu yang ia pilih menjadi istri.

"Nggak, aku hanya sedih akan meninggalkan rumah ini. " Jawab Karenina pendek tanpa melihat pada suaminya. Ia takut suaminya akan melihat kebohongan di matanya bila ia menatap wajah suaminya itu. 

Pak Bahri sangat tahu isi hatinya, sangat tahu kegundahan istrinya. 

Dengan sigap Pak Bahri meraih lengan Karenina, menarik tubuh itu kepangkuannya. Karenina sangat terkejut. 

"Kamu pasti sedang menutupi sesuatu. Ceritakan ada apa. "

Karenina diam, hening sesaat tanpa suara. 

"Sayang, kalau kamu tidak cerita aku akan mengajakmu bercinta sampai subuh... "

Katenina tersenyum, Pak Bahripun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi istri tercintanya itu. 

"Sebentar aku akan siap-siap. "

Karenina sigap menjawab. Ia segera bangkit menuju almari pakaian namun Pak Bahri menghalanginya. 

"Jangan bohongi aku ya. "

Ucap Pak Bahri pada istrinya. 

"Iya. "

Hanya itu yang Karenina ucapkan tanpa ada tambahan kalimat apapun.

Karenina  segera merapikan pakaian yang akan dibawanya. 

Tak ingin ia berdebat dengan suaminya karena semua percuma. 

Keinginan Pak Bahri untuk membawanya pulang ke rumahnya demikian besar. Dan tidak ada seorang pun yang bisa menggagalkan hal itu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status