Share

TK 8

Di bangsa iblis, ada sebuah pasukan terkenal, para petarung handal dan mempunyai kekuatan besar. 

Mereka memiliki peran yang besar, kehebatannya terkenal dikalangan semua bangsa iblis. Dan mereka jugalah yang nanti akan menjadi bom bagi immortal.

Pasukan itu dipimpin oleh seorang iblis yang kuat, tangguh dan sangat ditakuti oleh kaum iblis. Zalan namanya, dia adalah anak dari jendral perang bangsa iblis, sekaligus teman pangeran Lucifer.

Kehebatan Zalan di dukung pasukannya yang sama kuat, pertama Kanika, iblis perempuan yang sangat pendiam namun mematikan. Serangannya tak bisa terlihat musuh.

Kedua adalah Awar, iblis berbadan tinggi dan besar. Gerakannya sangat agresif dan mempunyai serangan kutukan. Siapa saja yang terkena olehnya akan mati dalam beberapa jam.

Kemudian Ladia, dia adalah iblis yang terkenal dengan lumpur dan kemampuan hisapnya. Tak ada yang bisa tahan ketika Ladia membuka lubang masa ditangannya.

Yang keempat adalah si bungsu klan gagak, kekuatannya adalah berteleportasi, dia banyak membunuh musuh hanya dengan gerakan hunusan pedangnya yang tiba-tiba. Clara namanya.

Kelima dan keenam adalah pasangan saudara kembar, Nikol dan Nakol. Keduanya memiliki kekuatan kecepatan yang kuat. Mereka pandai membuat tornado besar yang terdiri dari elemen tanah, api dan petir.

Zalan memimpin keenam orang itu dengan sangat baik, dan pasukannya kali ini akan menyerang immortal.

"Apa kata Lucifer?" tanya Kanika kepada Zalan.

"Kita akan menyerang immotal tiba-tiba" jawab Zalan.

"Apa itu efektif? Maksud ku, kita tidak benar-benar tahu tentang immortal sekarang ini" timpal Awar.

Memang benar, mereka semua tidak pernah datang langsung mengunjungi Immortal. Pasalnya raja mereka sangat ketat dalam menjaga daerah kekuasaannya.

"Karena itulah kita menunggu Lucifer datang" ujar Ladia.

Memang benar, sekarang ini mereka sedang menunggu Lucifer, katanya pangeran iblis itu akan datang membawakan informasi mengenai immortal.

Clara si ahli teleportasi mendesign kesal, pasalnya nanti kekuatannya lah yang akan digunakan pertamakali untuk datang ke immortal, tapi perempuan itu sudah terlanjur bosan. 

Tahu seperti ini dia akan pergi ke club dulu saja, menikmati minuman pemuas bihari itu sampai puas.

Sret!

Karena kesal Clara terus melempar batu, yang mana benda itu langsung menghilang karena diteleportasi. 

Plak!

Namun salah satu batu yang dia lempar ternyata mengenai temannya. 

Brak!

Nikol mengaduh ketika kepala bagian belakangnya terkena lemparan batu, sampai membuatnya tersungkur.

"Clara!" pekik Nikol.

"Hahaha" sebaliknya Clara tertawa melihat itu.

Nikol tak menyukai tawa itu, tangannya hendak mengibaskan kekuatan untuk membalas Clara. Namun sebelum itu terjadi suara Zalan menginterupsi keduanya.

"Itu Lucifer" ujar Zalan menunjuk seorang iblis tengah terbang dengan sayap hitamnya.

Wush!

Wush!

Sret!

Lucifer mendarat tepat di depan Zalan, dia terlihat sangat senang sekali. 

"Pangeran" sapa semua orang kecuali Zalan.

"Zalan kamu tak menyapa ku" ujar Lucifer bergurau.

"Hai Cici" timpal Zalan.

Mendengar kata Cici, sontak semua orang tertawa. Sampai Lucifer mendesih malu karenanya.

"Hanya kamu yang berani menjatuhkan martabat seorang pangeran iblis, Zalan" ujar Lucifer.

"Benarkah? Apa hadiah nya?" tanya Zalan.

"Harusnya kamu meminta maaf, aku akan menghukum mu" timpal Lucifer kesal.

"Akan aku lakukan jika memang kamu sanggup menghukum ku" ujar Zalan.

"Siapa tak akan melakukan itu pada pasukan ku bukan, siapa kami? Dan siapa diri mu? Kita sudah tak perlu membicarakannya lagi" imbuhnya sombong.

"Ketika aku jadi raja aku harus mengangkat mu jadi menteri apa? Sombong yang menjengkelkan" desis Lucifer.

Pangeran itu sampai lupa apa tujuannya datang kemari. Tapi sudahlah, dia tak mempunyai waktu banyak untuk berkeliaran.

"Mengenai informasi itu, kalian tak akan menyangkanya" ujar Lucifer serius.

"Apa?" tanya Zalan tak sabar.

"Ternyata selama ini raja immortal tertidur, sejak ribuan tahun lalu" ujar Lucifer disambut keterkejutan semua orang.

"Hah? Lalu kenapa kita tak pernah mencoba kesana sebelumnya, sialan. Mereka cukup pandai menggunakan topengnya" timpal Awar.

"Darimana pangeran mengetahui itu semua?" tanya Nikol saudara Nakol.

"Penjahat. Kemarin aku mengunjungi kawasannya, dan ternyata memang benar. Karena aku sudah menyelinap masuk kesana. Penyamaran ku tidak disadari siapapun" ujar Lucifer.

"Apa, jadi kamu sudah lebih dulu pergi?" tanya Zalan.

Lucifer mengangguk.

"Kenapa kembali? Harusnya kamu mati disana" ujar Zalan polos.

Bugh!

Brak!

Lucifer mengangetkan semua orang dengan gerakannya yang tiba-tiba dan tak terlihat. Zalan tersungkur memegangi perutnya, namun iblis itu tersenyum disela-sela sakitnya.

"Sialan. Mulut mu itu terkadang ingin aku robek" desis Lucifer kesal.

"Ah. Ini cukup sakit untuk sebuah pukulan, baiklah sepertinya pangeran berkembang sangat cepat" ujar Zalan bangkit.

Lucifer mendelik.

"Untuk sekarang yang menjadi fokus kita adalah para petinggi kerajaan dan jendralnya. Mereka mungkin sedang menyiapkan pasukan, tapi akan cukup sulit karena rakyat immortal tak tertarik banyak" ujar Lucifer.

"Jika kalian bisa, menyusuplah ke istana. Dan lihat ada apa saja di sana" imbuhnya.

"Permintaan pangeran sangat membuat kami tersanjung" ujar Ladia.

Lucifer mengedikkan bahunya acuh.

"Aku pergi, pulanglah dengan emas. Aku menolak tangan kosong" ujar Lucifer mengembangkan sayapnya.

Wush!

Pangeran itu langsung melesat pergi dengan cepat, Zalan dan pasukannya sebentar bersiap-siap lebih dulu.

"Apa tujuan kita?" tanya Kanika.

"Bukankah pangeran meminta kerajaan?" tanya Awar.

"Kita bagi-bagi saja" usul Ladia.

Zalan mengangguk setuju, lagipula dengan kemampuan teleportasi Clara semuanya akan mudah dan mereka akan saling terhubung.

"Aku ingin pergi ke kerajaan. Ada banyak jendral yang harus aku temui" ujar Zalan.

"Baiklah biar aku tentukan. Zalan, Nikol, Nakol, Clara. Kalian ke kerajaan. Sisanya ikut aku mengacaukan kota" seru Kanika.

Mereka semua mengangguk. Tak membuang waktu, Clara dengan kekuatannya membuka portal untuk berteleportasi ke immortal.

Clara bisa memperbanyak diri. Kali ini dia membuat bayangan sebanyak teman-temannya. Dia menempel didalam tubuh, jadi itulah rahasia yang membuat pasukan Zalan bisa berpindah tempat seenaknya.

"Ayo!" seru Zalan.

Wush!

Dalam singkat semua pasukan Zalan menghilang.

Ditempat lain, Evan masih bergulat dengan perasaannya. Hari sudah menjelang siang. Lelaki itu sudah melewatkan sarapan pagi, dan membuat kedua orangtuanya khawatir.

Orangtua? Ah dia lupa, Mikaila dan Austin bukan ayah dan ibunya. 

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu menyadarkan Evan sejenak. Namun sesaat, lelaki itu kembali bersikap tak peduli.

"Evan, mari makan nak" suara Austin terdengar.

"Jangan seperti ini terus. Ayah jadi tidak bisa menceritakan bagaimana kami menemukan kamu" timpal Mikaila sedikit membuat Evan tertarik.

"Jangan berpikir menyalahkan orangtua kandung mu sayang, dan kami mohon jangan membenci kami. Karena ayah dan ibu tetap orangtua kamu yang sangat sayang anaknya" ujar Mikaila semakin membuat Evan bimbang.

Benar juga kata sang ayah. Meski tak lahir dari darah keduanya, tapi selama ini mereka sangat menyayangi dirinya. Begitupun Evan, dia sangat sayang Mikaila dan Austin. 

Tap!

Tap!

Tap!

Evan berjalan mendekati pintu. Ya, selama ini dirinya telah salah. Dia juga sudah egois, jadi mari perbaiki itu semua mulai dengan meluruskan permasalahannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status