Share

Dihukum

Buat yang nggak sengaja mampir semoga suka ya dan jangan lupa tinggalkan jejak ^_^

No black Reader !!

Pagi ini keadaan Keenan terlihat sudah tampak membaik. Walau semalam demamya sangat tinggi namun Killa dengan telaten merawat pemuda itu. Semalam rupanya setelah kembali membawakan minum ke kamar Keenan iya juga tak lupa mengopres kepala pemuda itu. Namun tanpa sadar saat ingin kembali ke kamarnya, Tangan Killa ditarik dan digenggam erat oleh Keenan hingga membuatnya duduk dilantai dengan tangan tergeletak di tepi tempat tidur. Entah kenapa iya tak tega menarik tangannya dari Keenan takut emuda itu terbangun hingga akhirnya ia tertidur dengan posisi yang tak nyaman.

“ Eh hari ini lo berangkat  sama gue..” Keenan yang sudah berada disampingnya saat berada didepan teras.

“ Tapi dia udah sama gue Nan.” Tambah kak Rian. Killa terlihat kebingunan berada di kondisi seperti ini.

“ Biar Killa milih hari ini dia berangkat sama siapa.” Ketus Keenan dengan tatapan yang tajam kearah Killa seakan iya ingin memakan gadis itu.

“ Eeemm.. kak aku sama Keenan aja ya hari ini.” Jawab Killa.

“ Oke kalau gitu tapi hati- hati Nan jangan ngebut.”Jawab kak Rian pasrah.

“ Siap Bos..” Kata Keenan sambil menarik senyum lebar dan bersiap untuk segera pergi.

“ Kill, pegangan yang kuat.” Suruh Keenan.

“ Nggak mau aku pegangan di belakang aja.”

“ La mending nurut sama Keenan.” Pinta kak Rian yang mulai khawatir karena notabennya kak Rian tahu bagaimana Keenan membawa motor itu. Apalagi kak rian juga tahu kalau diam – diam Keenan suka ikut balapan Liar.

“ Dibilangin tuh jangan bandel.” Kata Keenan lagi sambil menarik tangan Killa untuk melingkarkannya di perutnya. Gadis itu pun menurutinya hingga terlihat seperti berpelukkan. Dan benar saja saat Keenan mulai menarik gas motornya hampir saja Killa terjatuh namun gadis itu langsung memeluknya sangat erat.

# # #

“ Kita udah sampe cepet turun atau jangan – jangan lo masih mau peluk-peluk gue?” Kata Keenan saat mereka berdua sudah sampai parkiran sekolah.

“ Ih pede kamu, lagian aku peluk kamu juga karena terpaksa kok.” Kata Killa sambil melepaskan peluknya dan turun dari atas motor Keenan.

“ Tapi nyamankan ?” Ledek Keenan dengan senyuman jahilnya yang seketika membuat wajah gadis itu memerah layaknya tomat yang sudah matang.

“Tuh kan wajah lo makin merah.” Ledek Keenan lagi.

“E.. Ennggak kok!” Dustanya kali ini namun jantungnya kini kembali berdebar kencang.

“ Udah ah, Aku ke Kelas duluan.”

“ Eh tunggu..”

“Apalagi sih?” Tanyanya kesal karena ia ingin benar-benar pergi meninggalkan pemuda itu. Bukan karena marah ataupun benci tapi ia bisa pingsan karena lemas mendapatkan debaran jantung yang semakin tak beraturan ini.

“Bawain tas gue! Gue mau kekantin dulu.” Suruhnya. Heem dia pikir Killa pembantunya apa? Yang menyuruhnya seenaknya. Baru saja sikapnya agak sedikit baik sudah mengantar gadis itu ke sekolah pagi ini. Namun dalam hitungan detik sudah berubah kembali menjadi monster.

“Yaudah mana?”

“Nih..”

“Yaudah jangan kelamaan di kantin bentar lagi bel masuk bunyi.” Kata Killa lagi mengingatkan.

“Iya bawel..”Kata Keenan lagi sambil mencubit pipi Killa hingga terasa sakit.

“Aauu.. Sakit Ken!!!” Lirihnya dan berlalu pergi.

Baru Killa duduk di mejanya Sindy sudah meneriaki namanya dari ambang pintu hingga setiap mata yang berada di kelasnya menatap mereka secara bergantian. Sindy pun akhirnya berlari menuju dirinya.

“Kamu tuh kebiasaan teriak-teriakan kayak di hutan deh Sin!” Tegur Killa yang malu dengan tingkah laku temannya.

“Tahu nih Toa masjid!!” Tambah Evan.

“ Apaan sih tiang listrik!!”Balas Sindy sambil duduk di sebelah kursi Killa.

“ Ini kenapa kalian ribut sih? Lagian ada apa kamu teriak gitu manggil nama aku Sin?”

“ Hot News antara Keenan sama lo !!”

“ Gosip apa sih?” Tanya Killa santai sambil Melemparkan pandanganya ke arah Evan.

“Soal lo ya berangkat bareng sama Keenan bikin heboh satu kelas dan kalo kak Nadia tahu dia nggak bakal tinggal diam.” Sindy berusaha memperingati.

“Sin..” Lirih Evan pelan.

“Apaan sih Van?” Tanya Sindy. Killa yang berada di hadapannya memberi isyarat dengan pandangan matanya.

“La kamu kenapa sih? Ini berita penting loh!” Tambah Sindy lagi.

“ Eheem Nadia bakalan ngapain kalo gue berangkat bareng Killa?” Tanya Keenan yang membuat Sindy menoleh ke sumber suara tersebut yang tak lain adalah Keenan yang sudah berdiri dibelakangnya.

“Eh Keenan mau duduk ya gue pindah deh.” Katanya dan buru-buru kembali ke tempat duduk ya.

“Tunggu lo belom jawab pertanyaan gue.” Keenan menarik tangan Sindy.

“Eemm..”

“ Pagi Bu ..” Celetuk salah seorang murid saat beliau memasuki kelas. Keenan pun melepaskan tangan Sindy dan kembali duduk.

“Pagi ini kalian buka halaman 133 kalian baca dan tandai pakai stabillo bagian terpentingnya nanti kita bahas.” Suruh beliau.

“Iyaa buu..” Jawab kompak seluruh siswa yang ada di kelas.

“ Dan untuk Keenan dan Killa silahkan ikut saya keruang guru sekarang.” Perintah bu Tiwi lagi. Sesaat Killa dan Keenan saling melemparkan pandangannya masing-masing lalu berlalu mengikuti bu Tiwi Menuju ruang guru.

Sesampainya mereka diruang guru Killa Rasa penasaran bercampur takut menghampirinya. Sedangkan Keenan terlihat santai.

“ Kalian tahu kenapa ibu memanggil kalian berdua?” Tanya beliau.

“ Nggak bu..”Jawab keduanya kompak.

“ Lihat ini kenapa tulisan tangan Killa ada di bu tugas Keenan. Siapa yang bertanggung jawab atas hal ini?” Tanya Bu Tiwi dengan nada sedikit meninggi.

“ Itu salah saya bu, yang nyuruh Killa kerjain Pr saya.” Jawab Keenan santai. Bu Tiwi yang melihat tingkah laku Keenan hanya menggeleng.

“Apa-Apaan ini?”

“ Maaf bu, itu salah saya karena saya yang mau kerjain Pr milik Keenan.” Kata Killa yang membuat Bu Tiwi dan Keenan menatapnya.

“ Bukan bu, Ini salah saya!!” kata Keenan lagi.

“ Cukup !! Kalian berdua saya hukum dengan berdiri di Lapangan sekarang sampai mata pelajaran saya habis !!” Suruh beliau.

“ Tapi bu..”

“ Keenan padahal 2 tahun lalu saya bangga sama kamu. Tapi sejak ayah kamu meninggal kamu jadi nggak jelas begini!” Tambah beliau yang membuat aliran darah Keenan perlahan mulai mendidih. Ya bagaimana tidak ia paling benci jika apa yang terjadi pada dirinya dikaitkan oleh kematian sang ayah.

“ Cukup bu, Jangan lewat dari batas ibu bawa-bawa nama ayah saya!” katanya yang berlalu pergi menuju lapangan.

“ Maaf bu, saya duluan.” Pamit Killa sambil mengikuti Keenan.

# # #

“ Ken..”

“ Apa?”

“ Kamu marah sama aku ?”

“ Marah nggak Cuma kesel kenapa lo ikut campur urusan gue dengan bilang lo sendiri yang mau ngerjain tugas gue!”

“ Emang iya kok, aku sendiri yang mau.”

“ Lo tuh!!”

“ Udah jangan marah-marah matahari udah panas nih, jangan bikin tambah panas.” Ledek Killa yang membuat Keenan sedikit tersenyum.

“ Kalo mau ketawa- Ketawa aja lagi jangan ditahan nanti kentut loh.”Tambah killa lagi.

“ Apaan sih garing banget. Udah jangan berisik!!”

Tak terasa satu jam mereka berdiri di tengah lapangan dengan matahari yang semakin terik. Namun masih ada waktu satu jam lagi, kaki mereka pun perlahan mulai pegal serta kesemutan.

“ Bruuuukkk..” tiba – tiba badan Keenan ambruk.

“ Ken .. Ken..” Panggilnya namun tak ia dapatin sautan dari pemuda itu yang ia dapatkan hanya wajah pucat dengan mata terpejam. Perlahan ia mengangkat tubuh pemuda itu untuk membawanya menuju ruang UKS sekolah ini.

Jangan lupa comment , rate bintang ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status