Share

Pergi Ke Makam Bersama Keenan

Tiga puluh menit kemudian Keenan dan Killa sampai di sebuah pemakaman yang tak asing untuk keduanya.

“Kenapa kamu ajak aku ke Makam, Ken?” tanya Killa sambil memberikan helmnya kepada Keenan.

“Sudah kamu ikut saja dan jangan banyak tanya.” Jawab Keenan sambil menarik tangan Killa namun tubuh gadis itu mematung hingga Keenan menoleh ke arahnya.

“Heem aku boleh ke makam Mama dan Papa aku dulu enggak? Aku janji habis itu susul kamu ke makam ayah kamu.” Pinta Killa dengan penuh harap. Di pemakaman ini kedua orang tua Killa di makamkan di sisi yang berbeda dengan makam Ayah Keenan.

“Ya sudah sana, Nanti kita ketemu lagi di sini.” Ucap Keenan sambil melepaskan tangan Killa. Pemuda itu pun langsung meninggalkan Killa. Killa merasa senang akhirnya ia bisa mengunjungi makam kedua orang tuanya. Killa pun berjalan menuju pusaran kedua orang tuanya. Di sana Killa membersihkan beberapa daun yang berserakan memenuhi makam kedua orang tuanya. Ia juga menyirami air mawar dan menabur bunga di atasnya. Setelah itu dia berdoa untuk keduanya.

“Ma, Pa, apa kabar?” tanya Killa sambil mengelus- elus nisan keduanya sambil tersenyum. Sebenarnya Killa sangat merindukan keduanya dan ingin menangis diatas pusaran mereka namun Killa menahannya ia tidak ingin kedua orang tuanya bersedih.

“Ma, Pa, mulai beberapa hari lalu Killa sudah tinggal di rumah Tante Manda loh. Killa janji enggak akan merepotkan keluarga Tante Manda kok tapi Killa janji akan sering mengunjungi kalian.” Tambah Killa. Gadis itu kini merogoh ponselnya, ia mengambil foto bersama kedua nisan orang tuanya. Lalu ia mengirimkan foto itu ke Revan, Kakaknya.

“Ma, Pa, Killa enggak bisa lama- lama hari ini karena aku kesini bareng Keenan takut dia nunggu aku. Kapan- kapan aku pasti bakalan mampir lagi kalau senggang kok. Daa Mama.. Daa Papa..” pamit Killa sambil melambaikan tangannya ke arah kedua nisan tersebut, seolah kedua orang tuanya sedang berada di sana dan melakukan hal yang sama seperti dirinya.

Sesampainya Killa di depan motor Keenan, gadis itu tak melihat keberadaan Keenan. Killa pun memutuskan untuk menyusul Keenan sekaligus mengunjungi makam ayah Keenan.

Sesampainya di dekat makam Keenan terlihat sedang menangis sambil memeluk nisan Ayahnya. Namun yang membuat suasana semakin pilu adalah ketika Keenan mengatakan ingin menyusul sang ayah. Killa memberanikan diri menghampiri Keenan.

“Ken..” lirih Killa. Keenan yang melihat Killa langsung memeluk Killa. Lelaki itu menumpahkan kesedihannya di pelukan Killa.

“La, Gue mau ikut Papa aja. Gue enggak mau di sini sendirian.” Seru Keenan masih dalam tangisnya. Killa mengelus punggung Keenan, air matanya jatuh begitu saja. Gadis itu seakan mengerti kesedihan Keenan saat ini.

“Kamu boleh sedih, kamu boleh marah tapi kamu jangan berkata seperti ini, Ken. Kasihan Om di sana akan merasakan sedih yang sama seperti kamu. Inget kamu enggak sendirian, kamu masih punya Tante Manda, Kak Rian.” Seru Killa.

“Mereka udah enggak peduli dengan aku.” Jawab Keenan yang semakin histeris.

“Kamu masih punya aku, Ken. Aku janji akan selalu ada buat kamu, kapan pun itu.” Ucapan Killa kali ini terdengar sangat menenangkan untuk Keenan. Killa membiarkan Keenan tetap memeluknya sampai lelaki benar- benar tenang.

Setelah merasa sangat tenang, Killa membersihkan makam tersebut, lalu menabur air mawar dan beberapa bunga. Killa pun mengajak Keenan untuk berdoa di atas pusaran sang ayah. Killa merasa lega dan sangat bahagia ketika ia melihat Keenan sudah membaik seperti dahulu.

Selesai mengunjungi makam, Keenan mengaja Killa ke sebuah bukit yang tak jauh dari pemakaman. Keenan berencana ingin duduk sejenak di sana untuk sekedar menghirup udara bebas bersama Killa. Keenan senang keberadaan Killa mengisi satu ruang di hatinya. Entah apakah laki- laki itu mulai jatuh cinta dengan Killa.

“Soal kejadian tadi tolong jangan kasih tahu Mama atau pun Kak Rian ya.” Pinta Keenan yang duduk di samping Killa.

“Heem gimana ya?”

“Kalau Lo nekat kasih tahu, Gue bakalan buat diri Lo nggak tenang nanti!” ancam Keenan dengan kembali ketus dan jutek kepada Killa.

“Loh kok ngancem?” tanya Killa yang kini terlihat mulai berani. Sebenarnya Keenan tak akan benar- benar mengganggu Killa. Ia hanya ingin selalu berada di samping gadis itu dengan cara mengganggu Killa.

“Ya lagian Lo ngeselin.” Seru Keenan sambil membuat tatapannya kepada Killa.

“Oke aku janji enggak akan ngomong sama Kak Rian atau pun Tante Manda tapi ada syaratnya.” Ucap Killa yang teringat satu ide yang akan sama-sama menguntungkan.

“Apa?” tanya Keenan.

“Nanti saja di rumah biar kejutan.” Jawab Killa yang sengaja membuatnya penasaran. Keenan yang merasa kesal namun senang di dalam hatinya mulai menggelitik tubuh Killa.

“Sekarang masih mau jawab enggak?” kata Keenan sambil menggelitik tubuh Killa yang terasa geli.

“Geli, Ken. Ampun.” Lirih Killa saat tubuhnya menggeliat karena geli.

“Bodo Amat, cepet kasih tahu syaratnya apa?” Killa masih tetap bungkam namun gadis itu tak kehabisan ide untuk menggelitik tubuh laki- laki itu hingga akhirnya mereka berdua jatuh di atas rumput. Kedua mata keduanya kini saling bertemu, detak jantung keduanya saling terpacu sangat cepat dari biasanya.

“Maaf..” ucap Keenan saat beberapa detik ia tersadar. Keenan pun bangkit dan membantu Killa untuk segera bangun dari atas rumput.

“Ayo pulang...” ajak Keenan sambil memalingkan wajahnya cepat. Keenan sadar kalau wajahnya jini sedang memerah.

“Iyaa..” jawab Killa sambil tersenyum malu. Apakah mungkin keduanya sedang jatuh cinta? Tapi mengapa Keenan tak ingin mengutarakannya?

Keenan dan Killa pun akhirnya pulang ke rumah. Selama perjalanan pulang Killa tak ragu untuk memeluk Keenan dari belakang. Killa malah takut kalau Keenan mendengar detak jantungnya. Sedangkan Keenan juga merasakan hal yang sama seperti Killa.

“Kalian habis dari mana?” tanya Revan yang menunggu di kursi depan rumah mereka.

“Bukan urusan Lo!!” jawab Keenan sinis sambil melewati Kakaknya yang baru berdiri.

“La..”

“Kita habis ke makam Mama, Papa dan Om Delon, Kak.” Jawab Killa. Rian pun membuat nafas lega.

“Ya sudah kalau begitu, kamu segera masuk dan turun lagi ke bawah ya buat makan malam.” Suruh Rian.

“Iya, Kak.” Jawab Killa dan langsung masuk ke dalam rumah untuk menuju kamarnya. Ia mengganti pakaiannya dan mencuci wajah serta tangan dan kakinya. Di depan cermin setelah membasuh wajahnya Killa kembali teringat saat mereka sempat jatuh ke rumput. Jantungnya kembali berdetak kencang saat ia mulai teringat hal itu. Garis senyumnya kini terpampang jelas di wajah gadis itu.

Jangan lupa ya tinggalkan jejak kalian dengan kasih komentar dan bintang lima buat aku. Kamsamida ^_^

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status