Share

02. Hanya Teman

“Kalian saling kenal?" tanya Zayna, memandang Mbak Yara dan Mas Fatih secara bergantian

Yara tersenyum canggung. “T-tidak, Zay. Mbak baru melihatnya,” dustanya menatap bola mata Zayna. "Ya sudah, Zay. Mbak mau mencari Mama dan Papa dulu. Assalamualaikum," pamit Yara dengan dahinya dipenuhi peluh dingin.

Zayna menjawab salam dengan lirih. Kepergian Yara membuat Zayna bertanya-tanya, “Mas mengenal Mbak Yara?”

“Tidak,” jawab Fatih singkat.

Zayna tidak yakin. Apa memang benar mereka berdua saling kenal? Dilihat dari perubahan Mas Fatih sangat dirasakan oleh Zayna. Bahkan Fatih banyak diam setelah bertemu dengan Mbak Yara. Saat di dalam lift menaiki lantai 5, Zayna berulang kali melirik suaminya yang hanya diam dan wajahnya terlihat gelisah. Kebahagiaan yang tadinya terpancar dari wajahnya telah sirna.

Sebenarnya apa yang terjadi? Zayna benar-benar tidak tahu apa yang terjadi antara Mas Fatih dengan Mbak Yara. Mereka berdua sama-sama berubah saat bertemu. Sikap Mas Fatih kini dingin sekali, berulang kali Zayna mendengar Mas Fatih menghelai napas dan terlihat tidak tenang.

Zayna memberanikan diri untuk bertanya, menepuk bahunya, “Ada apa, Mas?”

“N-nggak ada apa-apa,” balas Fatih gugup.

Mas Fatih gugup? Jangan-jangan memang ada sesuatu antara Fatih dan Yara. Ya Allah. Ini membingungkan. Akhirnya Zayna berusaha 'tuk menepis pikiran negatifnya. Sampai di kamar hotel disambut oleh MUA yang akan membantu Zayna melepaskan mahkota, kerudung dan gaun pengantin.

Tiga puluh menit kemudian keduanya saling diam tanpa ada topik pembicaraan setelah MUA pergi. Entah mengapa suasana di kamar itu mendadak sangat dingin. Zayna dan Fatih sama sekali tidak tertarik dengan kamar pengantin yang telah dihias semenarik mungkin, bunga mawar di atas ranjang berbentuk love saja tidak menarik di mata Fatih

Zayna sibuk membersihkan make up di wajahnya yang amat tebal.

“Aku menggunakan kamar mandi lebih dulu.” Fatih melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan badan.

“Iya, Mas.”

Semua make up di wajahnya telah terhapus, sambil menunggu Fatih selesai mandi, Zayna membuka koper besar milik Fatih, menyiapkan segala keperluan Fatih termasuk baju ganti dan keperluan sholat magrib. Tak perlu menunggu waktu lama, Fatih selesai mandi dengan waktu kurang dari sepuluh menit. Zayna menoleh melihat Fatih mengenakan kimono handuk, dia pun menyodorkan pakaian pada Fatih.

“Mas Fatih berbohong, ya? Kalau sudah kenal Mbak Yara dari lama, ya?” tebak Zayna. Melontarkan kalimat itu dengan penuh keberanian saat Fatih menerima pakaiannya sendiri. “Aku perhatikan, kalian seperti saling kenal.”

Fatih terdiam cukup lama, tak menjawab. Hanya menerima pakaiannya.

Hal itu membuat nyali Zayna ciut dan menyesal telah berkata seperti itu. “Maaf kalau lancang, Mas.”

“Aku memang mengenalnya sejak masih sekolah menengah atas. Hanya sebatas teman.”

Mata Zayna melebar. Jadi Yara berbohong padanya? Rupanya mereka berdua saling kenal. “Hanya teman?” Zayna mengigit bibirnya, sedikit ragu dengan jawaban suaminya.

Alis Fatih naik satu. “Memangnya kamu mengharapkan hubunganku dengannya lebih dari teman?” ketus Fatih.

Zayna tertegun, tak bergerak sama sekali mendengar penuturan Fatih yang amat dingin sekali. Apa ini? Harusnya Zayna lega hubungan mereka dulu hanya sebatas teman. Tapi kenapa seakan Zayna tidak terima kalau suaminya mengenali Mbak Yara? Zayna tidak suka! Tanpa sadar telah cemburu dan firasat mengatakan bahwa tidak mungkin mereka dulu hanya sebatas teman. Pasti pernah dekat satu sama lain!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status