Share

Bab 3

Rangga menghampiri Karra di kelas, saat memasuki kelas ia melihat Pak Seno yang baru keluar dari kelasnya yang hanya ada Karra. Apalagi tidak biasa Karra hanya di kelas saat jam istirahat. "Sayang, ngapain Pak Seno ke kelas jam istirahat?" Tanya Rangga pada Karra membuat wanita itu gugup.

"Iitu--" Terbata Karra.

"Itu apa, Karra. Hmm..." Ucap Rangga sambil meneguk minumannya.

"Pak Seno... Ada barangnya ketinggalan. Ya.. barang Pak Seno ketinggalan jadi dia mau ambilnya tadi."

"Benaran?"

"Ih.. kamu kok nggak percaya gitu sama aku. Aku 'kan pacar kamu." Ucap Karra manja membuat Rangga mengacak rambut Karra.

"Percayalah. Pulang sekolah bareng aku 'kan."

"Iya dong!"

Karra tak sadar jika Seno memperhatikannya bersama Rangga di sela pintu. Seno memang tidak langsung pergi saat ia melihat Rangga masuk kelas yang tinggal berdua dengan istrinya, ia tadinya hanya ingin memastikan Karra baik-baik saja. Tapi, dia malah melihat Karra bersama Rangga. Tidak! Rangga tidak cemburu. Ia hanya merasa Karra sudah menjadi tanggung jawabnya. "Pak Seno ngapain disini?" Seno terkejut melihat Mega dan Runi mempergoki di depan kelas.

"Enggak papa! Saya tadi ada urusan. Saya permisi." Ucap datar Seno lalu pergi, membuat keduanya saling menatap heran sambil mengedikkan bahunya.

Runi dan Mega memasuki kelas melihat Karra yang duduk berdua dengan Rangga. Menghampiri keduanya, Mega langsung duduk dihadapan bangku mereka. Sedangkan Runi berdiri disamping Karra. "Pantas aja lo nggak mau ke kantin, ternyata lo lagi berduaan sama pacar kesayangan lo?" Ejek Mega membuat Karra terkekeh.

"Emangnya ada pacar gak kesayangan?" Celetuk Runi dengan matanya melirik Rangga membuat Rangga tersenyum.

"Ada kalau cowoknya selingkuh, tapi pacar gue nggak kayak gitu 'kan." Gumam polos Karra sambil menopang dagunya di pundak Rangga. Rangga langsung tersenyum memberi elusan hangat di pipi Karra.

"Ya nggak lah, sayang. Aku akan selalu setia sama kamu, karena kamu spesial." Karra tersenyum.

"Gombal kamu ya!"

"Eh.. tadi ada Pak Seno depan kelas, jangan-jangan dia ngintip lo berdua." Seru Mega membuat Karra melotot takut.

'Mati gue.' batin Karra.

Astaga Karra berpikir pasti Seno melihatnya dengan Rangga. Bisa bahaya untuk dirinya setelah ini, pasti Seno akan memberitahu tentang Rangga pada orang tuanya. "Kar, lo kenapa? Kok muka lo kayak lihat setan." Tegur Mega menepuk pundaknya. Membuat Karra sadar dari kegusarannya sendiri.

"Gue... Mega, lo yakin Pak Seno lihat gue dan Rangga." Tanya Karra panik sendiri. Karra bangkit, rasanya ia ingin memastikan pada Seno.

"Lo pikir gue hobby bohong. Tanya aja Runi kalau nggak percaya." Kata Mega.

Sebelum Karra bertanya, Runi sudah melontarkana suaranya lebih dulu. "Iya.. tadi ada Pak Seno. Kenapa sih? Lo khawatir gitu, kayak kepergok selingkuh aja."

"Gue ada urusan sebentar!" Karra berburu mencari Seno.

"Karra bentar lagi bell bunyi." Teriak Mega, namun Karra mengacukannya. Gadis itu jadi khawatir dengan sahabatnya, Karra sebelumnya tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. "Ngga, lo gak khawatir sama Karra?" Ucap Mega pada Rangga.

"Mega, dengarin gue Karra itu udah gede. Ya.. mungkin ada urusan mendadak, gue percaya sama Karra. Dan gue bebasi Karra." Ucap enteng Rangga seolah memang tidak perduli dengan Karra membuat Mega sangat kesal.

"Bukan karena lo juga ingin bebas ngelakuin apapun tanpa sepengahuan Karra?" Sungut Mega mendadap tatapan jengkel dari Runi.

"Lo apaan sih, Ga? Sensitif banget. Lagian benar kata Rangga, Karra itu udah gede. Lo mau sampai kapan masih anggap Karra nggak bisa lakuin apapun tanpa kita." Bela Runi membuat Mega sangat kesal lalu pergi hendak menyusul Karra.

***

Karra memasuki ruangan guru dengan senyum cengegesan pada para guru yang berada di dalam sana, ia celingak-celinguk mencari keberadaan Seno yang ternyata pria itu berdiri di belakangnya. "Kamu cari saya?" Ucap pelan Seno membuat Karra terjenggit kaget.

Karra berbalik menatap Seno berdiri di depannya, sekarang dia justru gugup menatap Seno. "Mas, maksud saya Pak Seno saya ingin bicara, bisa?" Gumam Karra.

Seno melihat situasi banyak para guru memperhatikan mereka berdua, tidak mungkin ia membawa Karra bisa curiga mereka semua. "Saya sedang sibuk lain kali saja bicara." Ucap tegas Seno membuat Karra mendelik kesal.

Karra hendak meninggalkan ruangan itu dengan raut wajah yang seakan ingin mencengkram Seno, tapi ada daya Seno lebih galak darinya. "Kalau begitu saya permisi, Pak."

"Tunggu saya di aula." Ucap pelan Seno saat Karra melewati. Karra langsung menatapnya sejenak, lalu pergi berburu ke aula.

Karra berjalan sambil berpikir, ia sulit menduga apa yang ada di otak Seno. Kadang ia merasa pria itu baik, tapi kadang menjengkelkan. Buktinya saat tadi Seni menolak tiba-tiba saja mengajak ia bertemu di aula. Memang sulit di tebak!

Perempuan itu sudah di aula sendiri, tidak ada siapa pun disini hanya Karra. Ia menunggu Seno yang tak lama datang dengan mukanya datar. 'Aku belum pernah melihatnya tersenyum.' batin Karra melihat Seno datang.

Seno mendekatinya, mata jelas menatap Karra tajam. "Apa?" Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Seno.

Karra mengeryit, suaminya ini memang sangat irit. "Apa tadi kamu lihat aku dan--"

"Jauhi Rangga! Kalau sekali lagi saya lihat kamu bersama Rangga. Saya akan patahkan tulangnya." Gertak Seno membuat Karra terdiam.

Padahal Karra belum mengatakan apapun pada Seno, tapi pria itu bisa menduga apa yang ingin Karrabicarakan, membuat Karra tergemap sesaat. "Tapi.."

"Tidak ada kata tapi! Kamu bukan anak kecil yang harus saya jelaskan! Pulang sama saya nanti, saya tunggu kamu di halte bus. Kalau kamu kabur, saya pastikan kamu akan menyesal berani membantah suami kamu." Cerca Seno membuat Karra terpelongo sebal pada Seno.

Karra menghentakkan kakinya berulang kali setelah kepergian Seno. Ia sangat kesal, karena Karra sudah janji pada Rangga. Tapi Karra takut Seno tidak main-main dengan perkataannya. Karra kebingungan sendiri, perasaannya jadi berantakan memikirkannya. "Dasar kaku!" Umpat Karra kesal.

Bell berbunyi membuat Karra mendengus bosan, ia harus kembali ke kelas. Untungnya bukan pelajaran Seno, kalau tidak sudah pasti moodnya bertambah hancur karena ulah Seno. Saat Karra keluar ia terkejut melihat Mega yang mematung di balik pintu. "Lo ngapain disini?" Celetuk Karra.

Mega ternyata melihat mendengar pembicaraan Karra dan Seno, ia tentu saja terkejut mengetahui Seno suami Karra. Bagaimana dan kapan mereka menikah?

"Kar, Pak Seno itu suami--- hmmmpptt.." belum sempat Mega menyelesaikan ucapannya, Karra lamgsung mendekap mulut Mega.

"Gue lepasin tapi lo jangan teriak, dan jangan katakan pada siapa pun apa yang lo lihat tadi. Nanti gue jelaskan semuanya tapi nggak disini." Mega mengangguk mengerti lalu Karra melepaskan dekapannya.

"Kar, lo benaran?" Lontar Mega yang masih sangat penasaran dengan yang ia lihat.

"Benar! Lo jangan bilang Runi dan Rangga ya tentang ini."

"Siap!" Untung saja hanya Mega yang melihatnya, kalau Runi bisa habis dia, tadinya Karra memang ingin cerita hal ini pada Rangga, tapi mengingat ancaman Seno tadi membuat Karra mengurungkan niatnya. Dia akan membereskan Seno lebih dulu.

*jangan lupa review ya guys. Terima kasih bagi yang membaca cerita tentang Karra dan Seno. Love you*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status