Share

WOLF (Indonesia)
WOLF (Indonesia)
Penulis: Rosianaq

PROLOG

"Aku hanya mengambil miliknya yang berharga."

-Wolf-

••••

“JANGAN LARI! BERHENTI LO!” pekik Always kencang, bersamaan dengan langkah yang kian cepat, untuk terus mengejar orang berjaket hitam di depannya.

Orang yang mengenakan masker, dengan bersembunyi di balik hoodie itu mendengkus kesal, ketika melihat sekilas ke belakang dan mengetahui jika jaraknya dengan Always sudah cukup dekat.

“Sial!” Orang berjaket hitam itu langsung menambah kecepatan pada larinya, sehingga membuat deru napasnya kian memburu. Harapannya saat ini, ialah agar rapat orang tua murid segera selesai. Namun sialnya, rapat tersebut masih akan berakhir sekitar 15 menit lagi.

Always mengepalkan kedua tangannya, ketika melihat orang itu menuruni anak-anak tangga. Segera, ia menambah kecepatan pada larinya, dan turut menuruni anak-anak tangga dengan cepat, hingga tak sadar jika telah melangkahi gundakan dua anak tangga sekaligus.

Orang itu merasa kebingungan saat menemukan persimpangan jalan di koridor depannya. Ke manakah arah yang harus ia tempuh sekarang? Ia celingukan. Namun, detik setelahnya, segera berbelok ke arah kiri, setelah sampai di lantai dasar. Ia kembali menoleh sekilas ke belakang, dan mengumpat kesal saat tahu Always masih mengejarnya.

Namun, tak lama kemudian, orang dengan iris mata berwarna merah itu menyeringai lebar. Dewi fortuna masih berpihak kepadanya. Kini, kedua netranya mendapati kerumunan para orang tua murid yang baru saja keluar dari ruang OSIS. Tanpa buang waktu, ia mempercepat larinya dan langsung masuk ke dalam kerumunan para ibu-ibu di hadapannya.

“Kalau jalan pakai mata, dong!”

Orang itu tak mengindahkan suara makian dari seorang Ibu yang tak sengaja ditabraknya. Fokusnya, kini hanya satu, yaitu menuju ke arah kantin, dan mencari tempat untuk bersembunyi. Hingga tak sadar, dirinya telah menjatuhkan secarik kertas dari dalam saku jaket, ketika mengeluarkan tangan untuk membenarkan letak posisi hoodie.

Always terpegun, ketika tubuhnya langsung masuk ke dalam kerumunan para ibu-ibu saat baru sampai di lantai dasar. Ia langsung berbelok ke arah kiri dan terus berlari. Sayangnya, bahu tingginya tak sengaja menyenggol konde palsu seorang ibu, hingga membuat benda tersebut jatuh ke atas lantai. Sudah pasti, membuat si empu pemilik benda tersebut marah dan menarik kerah tengkuk seragam Always.

Always tergemap. Seketika, ia terlonjak ke belakang saat seorang Ibu menarik tengkuk seragamnya. Ia pun memilih untuk menghentikan larinya dan menoleh ke belakang.

"Kalau jalan hati-hati dong, Dek! Konde saya, kan, jadi jatuh," tutur si Ibu geram.

Always terbelakak. Tanpa disangka si Ibu malah memukul bahunya bertubu-tubi. "Aduuuh ...!Ampun, Bu! Ampun! Saya nggak sengaja." Dengan cepat, ia mengangkat kedua tangannya ke samping untuk melindungi tubuh dari pukulan si Ibu.

"Ta-tapi, maaf, Bu. Saya buru-buru." Tanpa buang waktu lagi, Always kembali memutar tubuhnya, dan berlari. Ia tak ingin kehilangan jejak orang berjaket hitam itu. Walau sejujurnya, ada rasa tak enak hati ketika menoleh ke belakang, dan mendapati si Ibu yang masih terus mengumpati dirinya, bahkan memungut kondenya sendiri. Ya Tuhan, semoga saja ia tak tercatat sebagai anak yang durhaka.

Pada akhirnya, Always berhasil terlepas dari para kerumunan ibu-ibu. Ia pun menundukkan tubuh, menopang lutut dengan kedua tangan, untuk mengatur deru napas yang memburu. “Sial! Gue kehilangan jejak!” ucapnya geram saat orang berjaket hitam itu sudah tak terlihat di hadapannya.

Always bangkit. Dan, memilih untuk kembali berlari menuju ke kantin. Namun, tak sengaja netranya menemukan secarik kertas yang terkapar di atas lantai. Seketika, larinya terhenti. Lalu, membungkuk untuk memungut kertas tersebut.

Always penasaran. Ia buka kertas itu, untuk melihat isinya. Detik berikutnya, netranya membeliak ketika membaca sebuah tulisan.

MY PETS

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
kosa kata dan tanda bacanya enak banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status