Di penghujung tahun, semua nuansa natal dan salju begitu akrab bagi semua orang. Hadiah, pohon natal, baju baru dan rumah yang akan di hias sebisa mungkin untuk menambah suasana natal yang akan tiba. Namun, itu tidak ada pada kediaman Alice. Rumah besar itu tetap seperti tahun-tahun sebelumnya.
Tidak ada hiasan natal, tidak ada pohon natal, dan tidak ada natal dan masih seperti tahun sebelumnya, Alice masih dilarang untuk naik ke lantai dua rumah nya. Ruangan yang selalu membunyikan suara-suara yang tidak ia mengerti. Suara-suara yang selalu menghantui nya setiap malam.
Hingga, ketika sosok sahabatnya yang juga memiliki kekuatan aneh di dalam tubuh mereka masing-masing mulai di serang dengan teror di sekolah mereka. Awal nya hanya satu gadis yang mati terbunuh dengan keadaan mengenaskan, namun, semakin hari, semakin banyak korban yang berjatuhan. Dan yang menjadi tersangka adalah sosok gadis yang tidak pernah menampilkan matanya, dikenal dengan si gadis setan. Pasalnya, setiap kematian di sekolah mereka, gadis itu pasti akan ada di sekeliling sekolah.
Teror itu terus berlanjut, hingga Alice, sosok gadis itu juga mulai mendapatkan serangan teror yang membuat Xander dan Logan harus bekerja sama untuk menyelamatkan gadis itu.
Lalu, apakah di saat asmara yang sedang menggebu, akan ada pengorbanan??
Gadis dengan netra coklat itu menatap kesal ke arah parkiran mobil nya, mobil baru nya kini sudah penuh dengan coretan 'lagi'.Dengan kesal, Alice mengambil tas ransel nya, mengeluarkan sepeda nya dari bagasi dan "Aku berangkat !" teriak nya dari pagar yang menjadi pemisah dari jarak nya dengan rumah nya."Iya, jangan pulang larut lagi Alice, ingat untuk selalu menjaga diri!" seru Bertha, sang mama yang bergegas menilik dari balik pintu saat mendengar suara itu dengan raut wajah khawatir yang selalu tercetak di wajah nya.
Menghela nafas nya, berganti posisi duduk dan tidak mendengarkan apa yang di ajarkan oleh guru yang sedang berada di depan mereka. Begitu lah keadaan Xander dari sudut pandang Alice. Gadis itu menyenggol lengan Logan yang sedang fokus menyimak angka-angka yang sedang di jabarkan di depan sana. Lelaki itu, tepatnyaLoganyang memang menjadi teman semeja dari Alice mengalihkan tatapan nya dengan raut wajah bertanya."Ada apa?" seru Logan dengan suara sedikit pelan&nb
Mobil Logan berhenti di depan pintu gerbang rumah Alice. Sebenarnya rumah Alice mirip dengan rumah tua jaman dulu, mulai dari gerbang yang sudah mulai lumutan, di depan gerbang ada sebuah pohon aneh yang tidak pernah tumbuh besar sejak Logan pertama kali melihatnya. Lalu, ada beberapa patung kuno yang sudah pudar dan tidak pernah di cat ulang. Rumah Alice bertingkat, namun untuk tingkat dua tidak pernah dihuni sama sekali. Dan percayalah, bahwa jika Alice berniat untuk membersihkan gerbang atau jika dia ada niat untuk naik ke lantai atas, maka akan ada selalu yang terjadi pada gadis itu. Dan itu lah alasannya mengapa Bertha selalu melarang Alice untuk berkeliaran di rumah nya. Aneh, dan sulit untuk di percaya.
"Kalian sudah datang?"Alice, Logan dan Xander yang tadinya duduk di atas sofa segera beranjak berdiri begitu mendengar suara itu. Sosok lelaki paruh bayah dengan pakaian merah marron, serta jubah hitam nya yang membuat sosok paruh baya itu sedikit terasa berbeda. Alice seketika merasakan bahwa bulu kuduknya naik saat maniknya bersitatap dengan lelaki itu.
MobilHammerKeluaran terbaru itu terparkir di depan pintu rumah Alice. Logan menatap Alice yang kelihatan masih belum sadar bahwa mereka sudah sampai. Logan balik menatap Xander yang memberinya kode lewat tatapan matanya."Alice? Kita sudah sampai!" seru Logan sambil menyenggol bahu Alice
Alice menatap salju yang turun mengenai kepalanya, nafas nya terasa hangat dan berasap. Ia tidak kepikiran bahwa ini sudah memasuki akhir tahun dan itu berarti akan ada natal, akan ada banyak kue-kue di natal. Dan seperti biasa, akan ada banyak baju-baju natal dan hiasan yang dipajang di rumah masing-masing orang. Alice menghembuskan nafas nya dan segera terlihat bahwa uap dari mulut Alice berusaha untuk menghangatkan badanya. Ia membalikkan badan nya, menatap rumah nya.Tidak, Alice bukan nya mengeluh mengenai rumah nya. Rumah nya cukup luas dan mewah. Namun, jika di pikir lagi, rumah Alice terletak di ujung jalan dan tidak memiliki tetangga. Gerbang tinggi yang membatasi setiap sisi, tidak pernah ada hiasan dan ti
"Dia tidak apa-apa, hanya saja sepertinya dia sedang syok!""Baik Dok, terimakasih!" seru Logan, namun lain hal nya dengan Xander yang hanya menyandarkan badan nya di tembok yang berada tidak jauh dari ranjang Alice berada."Baik, saya akan pergi dulu. Masih ada yang perlu saya urus,
Info:Haloo gaisss, Sya menyapa dulu untuk hari ini yaaaaa. Apa kabar nya?? Ehhh, btw, kalian bisa panggil aku 'Sia, Sya!' Yup. Anything You like!!!HohohohohohohHolaaa, selamat membacaaaa!!!!!