Alice menatap salju yang turun mengenai kepalanya, nafas nya terasa hangat dan berasap. Ia tidak kepikiran bahwa ini sudah memasuki akhir tahun dan itu berarti akan ada natal, akan ada banyak kue-kue di natal. Dan seperti biasa, akan ada banyak baju-baju natal dan hiasan yang dipajang di rumah masing-masing orang. Alice menghembuskan nafas nya dan segera terlihat bahwa uap dari mulut Alice berusaha untuk menghangatkan badanya. Ia membalikkan badan nya, menatap rumah nya.
Tidak, Alice bukan nya mengeluh mengenai rumah nya. Rumah nya cukup luas dan mewah. Namun, jika di pikir lagi, rumah Alice terletak di ujung jalan dan tidak memiliki tetangga. Gerbang tinggi yang membatasi setiap sisi, tidak pernah ada hiasan dan tidak ada pernak-pernik natal setiap tahun nya.
Huhhhhhh
Alice menghela nafas nya dengan kasar, ia merasa bosan dengan natal kali ini. Ia ingin sedikit yang berbeda, namun? Apakah ibunya akan mengijinkannya menggunakan perubahan itu?
"Alice!"
Gadis yang sedang menggosok kedua tangan nya mengalihkan perhatiannya dari rumah nya dan menatap Logan yang berjalan menuju ke arah nya dan, sosok lelaki yang berjalan sedikit jauh di belakang Logan. Wajah dingin Alice sontak sedikit memerah, ia masih mengingat percakapan mereka tadi malam. Alice menggelengkan kelapa nya dan mengembangkan senyum nya. Sepertinya mereka harus berjalan ke sekolah.
"Logan? Xander? Selamat Pagi!" ujar Alice saat kedua lelaki itu sudah berada di depan nya
"Pagi!" Ujar Logan antusias, seperti biasanya.
"Hmm!" Ujar Xander sambil menilai pakaian Alice. Ia mengalihkan tatapannya saat Alice menyadari tatapan menilai dari Xander.
"Ada yang aneh dengan pakaian ku kali ini? Mengapa kau menatap ku dengan tatapan mencemooh seperti itu!" Kesal Alice
"Tidak ada!Hanya saja, sudah lah, lupakan saja dan mari berangkat!" ujar Xander dan segera berjalan mendahului Logan dan Alice
"Sudah lah Alice, mari berangkat. Ini sangat dingin!" seru Logan sambil menarik tangan Alice dan segera menyusul Xander yang sudah beberapa langkah di depan mereka.
Mereka mulai menyusuri jalanan menuju sekolah, semua siswa juga sama seperti mereka. Berjalan dan memakai pakaian yang begitu tebal. Salju pertama memang rasanya begitu berbeda dengan salju berikutnya. Alice dan Logan masih asik saling berbagi cerita, sementara Xander hanya berjalan di sebelah Alice dan sesekali melirik gadis itu.
"Aku mendengar bahwa ada seseorang yang ditemukan tewas lagi di dalam sekolah!"
"Benarkah? Apa itu seperti kasus beberapa hari yang lalu itu?"
"Ya, aku sangat yakin. Ada salah-satu siswa dari kelas kita yang memposting nya tadi pagi, kau bisa melihat ini!"
Alice, Logan dan Xander saling melirik saat mendengar pembicaraan kedua lelaki di depan mereka. Logan dengan segera membuka handpone nya dan mata nya kali ini benar-benar membulat, "Ada apa? Apa itu benar?" seru Alice sambil menatap layar ponsel dari Logan, dan begitu juga dengan Xander. Karena perasaan Alice memang sedikit tidak tenang semenjak tadi pagi. Ia juga sedikit merasakan sakit di bagian ulu hatinya.
"Ini, sama seperti luka sayatan pada sosok itu!" seru Xander setelah menatap bagaimana posisi mayat dari sosok yang sepertinya adalah seorang gadis. Aneh, rasanya ini aneh. Korban pertama juga adalah sosok gadis, dan korban kedua juga lah sosok seorang gadis. Dan, lagi-lagi Xander melihat lambang yang sama dengan lambang yang ada pada korban sebelumnya. Xander sedikit melihat Alice yang tiba-tiba sedikit pucat.
"Tunggu!"
Alice dan Xander yang masih sibuk dengan ponsel nya masing-masing segera mengalihkan perhatian nya dan menatap Logan. Mereka berdua tidak bergerak, menunggu aba-aba dari Logan.
"Sudah? Apa yang kau lihat?" seru Xander saat Logan sudah mengalihkan perhatiannya dari arah depan dan menatap Xander dan Alice bergantian
"Aku menatap gadis itu lagi, dia berjalan menuju ke gerbang luar!" seru Logan
"Apa yang dia bawa?"
"Dia membawa sesuatu di dalam jaket nya,haruskah kita mengejarnya?" seru Logan yang sudah mengembalikan penglihatannya ke dalam keadaan semula.
"Tunggu, aku saja. Jaga Alice, jika ada sesuatu segera panggil aku!" seru Xander segera berlari menuju gerbang samping. Namun belum ada 5 langkah lelaki itu berlari, Xander kembali lagi dan menatap Alice.
"Ini, pakai lah ini. Aku tau kau sedang kedinginan!" seru Xander sambil membuka syal abu-abu nya dan memasangkan nya pada Alice. Alice membeku di tempat nya, ia menatap punggung Xander yang sudah menjauh.
"Ada sesuatu di antara kalian?"
Alice mengalihkan perhatiannya dan menatap Logan yang menatapnya dengan penuh intimidasi dan percayalah bahwa tatapan Logan membuat Alice sedikit gelagapan. Aneh, biasanya ia tidak pernah merasa ter-intimidasi dengan tatapan Logan.
"T-tidak, kami tidak ada hubungan apa-apa!" seru Alice
"Kau serius? Tapi, mengapa sikap Xander pada mu akhir-akhir ini sedikit berubah? Apa jangan-jangan...!"
Plakkk
Logan mengelus puncak kepala nya dan menatap ALice garang," Mengapa kau memukul kepala ku Alice? Kau tau kan aku sudah bodoh, apa kau senang aku bertambah bodoh lagi? Kau memang benar-benar keterlaluan dan tidak berperasaan, dimana sifat gadis mu itu?"
"Jangan melebih-lebih kan Logan,cepatlah. Ada sesuatu yang juga ingin aku periksa!" seru Alice
"Apa kau mau ke lokasi kejadian itu?" tebak Logan sembari mengejar langkah nya yang ketinggalan beberapa langkah dari Alice yang sepertinya benar-benar kesal pada nya kali ini.
"Retoris sekali!"
"Baiklah-baiklah, aku juga ikut!"
Alice mengangguk sambil mengeratkan syal yang berada di leher nya. Aroma mint yang begitu maskulin, ciri khas dari Xander sekali. Alice kembali menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin Logan kembali menginterogasinya seolah-olah dia adalah seorang pencuri. Alice lalu mempercepat langkah nya menuju lokasi kejadian dan ternyata sudah cukup banyak kerumunan.
"Ini, benar-benar sama dengan korban pertama!" ujar Logan saat ia dan Alice sudah berada di lokasi kejadian.
"Tidak, ada yang berbeda!" seru Alice pelan, sangat pelan, namun Logan masih bisa mendengar nya dengan pendengarannya yang cukup bagus dan memang peka.
"Berbeda? Apa yang berbeda? Kau bisa melihat nya?" seru Logan
"Aku, tidak, aku melihat sebuah bayangan!" seru Alice yang langsung pucat dan hampir jatuh. Beruntung Logan segera menangkap tangan Alice. Logan segera membawa Alice menjauh
"Alice? Alice? Apa yang sedang terjadi? Apa yang kau lihat?" seru Logan saat mereka sudah sampai di ruang kelas mereka yang benar-benar sepi, hanya ada mereka berdua.
"Bayangan itu, i-itu ada di sini Logan, Logan, dia menatap ku, tidak-tidak, jangan mendekat! Logannnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!" teriak Alice berusaha menjauh dari sosok bayangan yang seolah terus menatap nya dan tertawa padanya dengan mata nya yang melotot, serta tubuh yang tidak sempurna. Bola mata nya keluar bersamaan dengan ulat yang keluar dari tubuh nya. Alice semakin pucat dan
"Alice? Kau- Alice, kau mendengar ku? Astagahhh, dia pingsan!" Ujar Logan Khawatir. Logan hendak mengangkat Alice, Siall, Ia bahkan tidak mampu untuk membawa Alice ke dalam ruang kesehatan.
Brakkk
Leon terkejut saat pintu di depan nya tiba-tiba d buka dengan keras, ia lalu menatap Xander dengan keringat di dahi nya dan tatapan nya yang hanya tertuju pada Alice.
"Aku akan membawa nya!" ujar Xander segera mengangkat Alice. Namun perhatian Xander masih tertuju pada kalung Alice yang masih mengeluarkan sinar. Xander berhenti sambil memperhatikan cahaya itu semakin berkedip saat mereka mendekati pintu.
"Xander? Apa apa?"
"Kau tidak bisa menerawang apa yang sedang menghalangi kita di depan pintu itu?" seru Xander menatap Logan
"Aku akan mencoba!". Mata Logan langsung berubah warna, netra putih itu mulai menerawang apa yang kiranya ada di depan nya. Namun Logan sama-sekali tidak melihat apa-apa, "Aku tidak bisa melihat nya, pandangan ku ada yang menghalangi. Tapi, aku bisa merasakan ada aura hitam di depan kita. Dan, sekarang sudah menghilang!"
"Apa aura itu masih terlihat?"
"Tidak, aura itu sudah tidak ada lagi!"
Xander menatap kalung Alice yang juga sudah tidak menyala lagi, Xander segera berlari melewati lorong yang berbeda. Ia memang sengaja mengambil jalur yang berbeda, agar setidak nya mereka bisa sampai ke ruang uks.
"Dia tidak apa-apa, hanya saja sepertinya dia sedang syok!""Baik Dok, terimakasih!" seru Logan, namun lain hal nya dengan Xander yang hanya menyandarkan badan nya di tembok yang berada tidak jauh dari ranjang Alice berada."Baik, saya akan pergi dulu. Masih ada yang perlu saya urus,
Info:Haloo gaisss, Sya menyapa dulu untuk hari ini yaaaaa. Apa kabar nya?? Ehhh, btw, kalian bisa panggil aku 'Sia, Sya!' Yup. Anything You like!!!HohohohohohohHolaaa, selamat membacaaaa!!!!!
Alice menggelengkan kepalanya, berusaha untuk keluar dari ruangan gelap yang terus membelenggunya. Sejauh apa-pun Alice berlari, sejauh itu juga bayangan itu mengejarnya. Hingga, pada akhirnya. Alice berhenti dan menatap sosok itu sambil menaik turunkan dadanya, dengan nafas yang tersegal-segal."Tidak, a-apa yang kau ingin kan dari ku? Mengapa kau terus mengikutiku hah?" bentak Alice sakin tidak tahan nya terus di kuntit oleh sosok di depan nya.
Hoss....hoss...hoss...Nafas gadis itu memburu, ia berhenti berlari dan berdiri di depan ruangan kelas mereka. Lyra, gadis itu menatap nuansa kelas mereka yang terasa begitu horor. Menimang, apakah dia harus masuk atau tidak. Tapi, jika ia tidak masuk maka handpone nya akan tetap berada di ruangan kelas mereka.
***Mobil Logan terhenti di depan rumah yang sudah tidak berpenghuni. Nuansa nya terasa begitu menyeramkan ketika tidak ada penerangan sama-sekali. Alice menatap sekeliling rumah itu, lalu menghela nafas. Baru saja menatap area luar rumah itu, sudah membuat bulu kuduk nya berdiri. Ia juga tidak tau mengapa ia ikut dengan rencana gila kali ini.
*****Mereka bertiga mulai memasuki ruangan itu, rasanya benar-benar menyeramkan. Ini sungguhan, baru saja memasuki ruangan itu. Sepasang tangan sudah merayap dari atas tangga dan kali ini mengenai Xander. Wajah lelaki itu langsung pucat saat melihat banyaknya darah yang mengalir dari arah datang nya tangan itu."enyalah, dasar sialan!" seru Alice berusaha untuk menyingkir dari lab
Alice dan Logan memasuki ruangan itu, di depan mereka Xander sudah berdiri dengan tatapan nya yang tidak biasa. Logan sedikit melirik Alice yang memegang nya erat. Gadis itu terlihat sedikit katakutan saat menatap ke ruangan yang menjadi ruangan yang sekarang mereka tempati.Logan lalu kembali menatap Xander yang masih diam di tempat nya. "Jika kalian tidak segera masuk, setan di belakang kalian akan segera memakan kalian berdua!" seru XanderShutt...Pisau Xander tepat mengen
Xander, Alice dan Logan duduk di ruang tamu sementara mr.Robert masih sibuk di dalam ruangan nya. Hanya ada mereka bertiga dan suasananya kali ini benar-benar canggung. Alice menghela nafas nya, tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Sementara Logan masih dalam pikirannya sendiri, ia sendiri bingung harus berkata seperti apa saat ini. Jika apa yang ia alami beberapa menit yang lalu hanya lah sebuah mimpi, tapi, mengapa rasanya itu benar-benar nyata sekali? Dan, ia juga mendapatkan sebuah luka di lengannya. Luka ketika pisau Alice menggores tangan nya ketika membunuh Jikininki yang hendak membunuh nya, pertanyaannya untuk sekarang.Adakah mimpi yang senyata ini??