Share

DJ 2 Ujung-ujungnya Salah

‘Degg’

Mendadak jantung Nisa berdegup kencang, matanya melotot dengan mulut menganga. Reaksi serupa juga ditunjukkan oleh Aldy yang menganga dengan mulut penuh makanan. Mike yang tahu ucapannya barusan bukanlah kalimat biasa tentu memasang raut wajah yang sulit diartikan.

“Ma-maksud Kak Mike apa? Ju-jual keperawanan?” ucap Nisa terbatah dengan mata tak lepas menatap Mike yang tengah salah tingkah.

“Iya, Dek. Dia jual keperawanannya,” sahut Mike pelan dan takut-takut.

“Lo yakin, Mike? Gue gak salah dengarkan?” timpal Aldy dengan mulut penuh makanan yang ditelannya cepat agar bisa berbicara.

“Enggak, dia memang jual ...,” sahut Mike yang tanpa diduga langsung dipotong oleh Nisa.

“Bisa-bisanya Kakak manfaatin orang yang lagi kesusahan, huh!” omel Nisa gelap mata dan tanpa ragu bangun mengambil raket nyamuk milik Lissa yang menggantung di dinding.

‘Bugh bugh bugh’

“Aw, ampun, Dek. Sakit, Dek. Ampun … ampun, Dek!” keluh Mike yang langsung dihajar oleh Nisa membabi buta.

“Siapa yang ajari Kak Mike begitu. Dia lagi kesusahan, tapi malah dimanfaatin. Apa bedanya Kak Mike dengan Kak Al kalau sama-sama lakukan hal itu, huh?” oceh Nisa masih terus melayangkan pukulan pada Mike.

“Loh, kok aku dibawa-bawa sih, Sayang. Kak Al gak icip itu cewek kok. Cuma kamu satu-satunya cewek yang Kak Al icip-icip!” bela Aldy tak terima dilibatkan pada kasus Mike yang membuatnya murka untuk pertama kali.

“Kak Al juga sama. Kalian berdua sama. Suka perkosa cewek juga. Dasar kalian pria jahat, punya burung gak bisa diam. Mana golok? Icha mau tebas saja burung kalian biar gak kurang ajar!” oceh Nisa ikut memukul Aldy yang kesakitan di sebelah Mike dan tengah tertawa.

“Ini lagi malah ketawa bukannya mikir sudah aki-aki pun!” lanjut Nisa karena melihat Mike terkekeh.

“Kak Mike beli berapa keperawanan gadis itu, huh? Jawab!” bentak Nisa yang sudah berapi-api.

“100 juta, Dek!” sahut Mike cepat.

“Astaghfirullah. Itu duit semua, Kak?” tanya Nisa karena terkejut.

“Iya. Sebenarnya dia minta 50 juta, tapi berhubung Kak Mike baik hati, tambahi 50 biar genap 100 juta supaya cukup untuk bayar biaya operasi,” terang Mike jujur.

“Astaghfirullah!” keluh Nisa lagi dan mondar-mandi tak jelas di depan kedua pria yang duduk di lantai dengan wajah mengenaskan.

“Siapa nama cewek itu? Di mana rumahnya? Jangan bilang gak tahu!” tanya Nisa kencang menatap tajam Mike.

Tampak Aldy menatap kesal pada Mike yang sedang garuk-garuk kepala di sampingnya. Mike menoleh pada Aldy yang justru melotot penuh ancaman ketika bertemu pandang padanya.

“Jawab, anjir. Biar cepat udahan digebukinya. Buruan, kamvret!” geram Aldy menatap Mike agar segera mengaku. Dengan berat hati, Mike akhirnya membuka suara.

“Namanya Pupe Mayang Sari. Rumahnya di Bogor!” sahut Mike dengan suara pelan, tapi jelas.

“Puuuupe?” ucap Nisa mengulang kata itu.

“Kok namanya aneh, sih! Empup gitu!” timpal Aldy sambil cekikikan. Mike yang mendengarnya ikut mengulas senyum, tapi berbeda dengan Nisa yang sedang tersulut emosi.

“Jaga bicaramu, Kak. Mau aku tebas burungmu sekarang?” ancam Nisa dengan suara keras.

“Ish, jangan dong, Sayang. Kalau ditebas nanti aku gak bisa ngebor dan kamu juga yang rugi!” sahut Aldy sekedar meredam emosi Nisa yang masih berkobar.

“Besok antar Icha ketemu sama Kak Pupe jam 10 pagi dan gak boleh telat. Meeting selesai!” tutur Nisa menutup perbincangan saat itu.

“Mau ngapain ke sana, Dek?” sahut Mike yang tentu bingung maksud dari ucapan Nisa.

“Minta maaf dan melamar Kak Pupe. Memang mau apa lagi?” jawab Nisa tajam.

“Hah?” gumam Mike kaget.

“Dan buat Kak Al, malam ini tidur di luar!” ujar Nisa ketus sambil melenggang meninggalkan mereka yang melongo kebingungan. Mike memegang lengannya yang sakit karena serangan Icha dan hal serupa juga dilakukan Aldy serta terlihat cemberut.

“Gara-gara lo, gue jadi kebawa-bawa, deh!” seru Aldy melirik Mike malas.

“Tapi lucu juga lihat Icha marah. Serem juga ternyata!” kata Mike tersenyum geli.

“Iya juga, sih! Gak nyangka dibalik wajah imutnya ada Mak Lampir bersemedi. Kekuatan pukulannya juga ajip,” tambah Aldy yang ikut terkekeh.

Keduanya tertawa bersama setelah melewati apa yang terjadi barusan. Bukannya mencari obat penghilang sakit di kulit mereka yang kemerahan, justru keduanya tampak asik memakan apa yang dibawa Mike sambil menyalakan tv dan menanyangkan pertandingan bola.

“Gimana rasanya jebol perawan, Mike? Serukan?” cetus Aldy menoleh pada Mike yang bersandar pada bantal besar di karpet.

“Gak usah tanya karena lo sudah ngerasain duluan, kamvret!” jawab Mike diikuti kekehannya.

“Sial lo. Ya gue mau tahu testimoni lo gimana dodol. Enak gak jebol gawang?” timpal Aldy yang penasaran akan komentar Mike.

“Gue suka bibirnya. Manis kayak sirup marjan!” jawab Mike tersenyum.

“Si goblok. Bibir orang disamain sama sirup. Emang gak ada istilah lain apa buat kasih gambaran. Gak romantis lo!” sewot Aldy mendengar jawaban asal Mike yang tak memenuhi ekspektasinya.

“Gue bukan lo, Al. Gue gak pandai memuji macam lo. Pokoknya pas gue cium bibirnya yang , ya, semanis sirup!” terang Mike yang lagi-lagi membuat Aldy menghela nafas.

“Serah lo, ah! Gue gak ngerti jalan pikiran lo. Malu-maluin klan pria ganteng lo!” oceh Aldy malas mendengar alasan Mike yang menyebalkan.

“Tahu gak, sih, Al. Pas gue cium bibirnya, semvak gue mendadak ketat macam lontong. Ah, gila langsung spaneng otak gue dan nafas mendadak dangdutan. Gue gemas banget sama bibirnya, tipis, lembut, dan …,” kata Mike dengan raut wajah membayangkan serta bibir yang terus dia basahi dengan lidahnya.

“Stop, Mike. Gue tegang, nih, jadi kepengin serang Icha gara-gara cocot lo!” kesal Aldy yang langsung memukul bahu Mike.

“Ya sudah sana serang. Gue gak larang juga toh!” timpal Mike melirik usil.

“Sialan lo. Emang gak dengar gue disuruh tidur di luar gara-gara lo!” kata Aldy kecewa.

“Ya sudah, serang gue saja, Al. Gue rela, deh, digrepe-grepe lo malam ini!” ledek Mike yang langsung memiringkan tubuhnya menatap Aldy yang memasang ekspresi jijik.

“Najeeeess!”

****

Di rumah sakit, terlihat seorang gadis sedang duduk di sebuah kursi yang ada di depan ruang operasi. Wajahnya terlihat sangat cemas sambil menautkan jari-jarinya dan sesekali menutup wajah karena tekanan yang menyambangi hatinya kini. Tak ada sanak keluarga yang menemani dan hanya dia seorang.

“Ya Allah, selamatkan Ibu!” gumamnya sejak tadi.

Di adalah Pupe Mayang Sari. Gadis berusia 28 tahun yang bekerja di sebuah toko pakaian. Dia hanya lulusan SMA di Bogor. Sejak lulus sekolah, dia bekerja di pusat perbelanjaan yang ada di Tanah Abang, Jakarta. Setiap dua minggu sekali, dia akan pulang ke Bogor untuk bertemu ibunya yang dia tinggalkan sendiri. Namun, dua minggu ini dia terpaksa kena pecat karena toko tempatnya bekerja pindah ke daerah lain dan dia tak bisa ikut karena lokasi yang terlalu jauh. Ibunya hanya bekerja sebagai penjahit rumahan dan pekerjaannya itu tak mampu mencukupi biaya pengobatan yang bernilai puluhan juta, walaupun sudah dibantu dengan Pupe yang bekerja di Jakarta. Maka, jalan pintas terpaksa Pupe lakukan demi keselamatan ibunya dan di sinilah dia berada, menunggu dengan cemas proses operasi ibunya yang memiliki penyakit jantung koroner.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status