Share

My Crazy Teacher
My Crazy Teacher
Penulis: Bunnynayen

Chapter.1

Naya berlari menyusuri koridor sekolah menuju kelas nya, hari ini dia terlambat bangun dan sialnya dia juga tertinggal bus sehingga membuatnya terlambat. Sepanjang Perjalanan dia terus berdoa agar guru gilanya itu belum masuk ke kelasnya. Hingga saat sudah sampai didepan kelas nya, gadis itu langsung membuka pintu yang ternyata sudah tertutup rapat. Matanya membulat sempurna tat kala melihat guru gilanya sudah berdiri tepat didepan pintu seolah sedang menyambut dirinya.

"P-pak arka? Hosh hosh," lirih Naya sambil berusaha mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan akibat berlari tadi.

"Kamu terlambat 1 menit 3 detik, Nayena Lim," ucapan seseorang yang biasa di panggil pak Arka itu mampu membuat Naya melongo. 

Astaga, hanya 1 menit tapi sudah dibilang terlambat. Memang gila gurunya ini.

"Maaf pak tadi saya tertinggal bus."

"Kamu tahu bukan kalau aku tidak suka orang yang tidak ontime? Keluar dari kelas, lari keliling lapangan 5x setelah itu temui aku di ruangan ku."

"Lapangan basket ?"

"Lapangan utama."

"Apa ?!!"

,,,,,,,,,,,

Naya sudah hampir pingsan setelah mengelilingi lapangan utama sebanyak 5x, gila saja lapangan ini benar-benar besar dan guru gila itu dengan seenaknya menyuruhnya mengelilingi lapangan sebanyak 5x.

Belum sempat menarik napas, ada salah satu murid yang datang menghampirinya. Murid itu menyuruhnya untuk datang ke ruangan pak Arka sekarang juga. Tidak ingin mendapat hukuman lagi, Nayapun langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan guru gilanya.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali, akhirnya terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya untuk masuk. Dengan ragu Naya pun membuka pelan pintu itu sebelum melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan bak neraka itu. Jangan heran kenapa Naya menyebut ruangan guru gila nya itu ruangan neraka, itu karena setiap kali dia masuk ke ruangan itu, pasti akan terjadi hal yang menyeramkan bagi nya.

"Bapak memanggil saya ?"

"Hmm duduk lah."

Naya mendudukan dirinya didepan guru gila nya itu, sedangkan gurunya itu masih sibuk dengan menandatangani buku entah apa.

"Kamu sudah..." ucapan pak Arka terhenti begitu saja saat melihat penampilan Naya sekarang, keringat yang membanjiri pelipis hingga leher gadis itu mampu membuat pria itu diam seketika.

"Sial kenapa dia begitu sexy dengan keringatnya."

"Astaga sadar Arka sadar. Kamu tidak boleh menerkamnya disini." batin pria itu.

"Pak, ada apa?" tanya Naya berhasil membuat gurunya itu sadar dari pikiran kotornya itu.

"Ekhem. Kamu tahu bukan jika kamu sudah melanggar peraturan?"

"Iya pak, saya tahu."

"Kamu harus menerima hukuman," ucap pak Arka dengan seringainya, membuat Naya langsung terkejut bukan main.

"H-hukuman? Bukankah saya sudah menjalani hukuman lari keliling lapangan?"

"Tidak, bukan itu hukumannya."

"Apa? J-jadi ada hukuman lain? Pak, saya hanya terlambat 1 menit dan sudah mendapat hukuman seberat itu. Sekarang bapak masih mau menghukum saya?"

"Itulah akibatnya jika kamu terlambat. Jadi kamu jangan pernah melanggar aturan sekolah lagi Nayena Lim, apalagi jika itu berurusan denganku."

,,,,,,,,,,

"Naya! Ya ampun aku dengar tadi kamu telat di jam pelajaran pak Arka?" tanya Jihan menghampiri Naya di kantin bersSina dan Dahya.

"Diamlah dulu aku masih lelah."

"Ckk ini minum dulu. Kamu habis dihukum apasih sampai secapek itu," tanya Dahya sambil menyerahkan sebotol minuman dingin padanya.

Naya meneguk minumannya secara brutal, gadis itu terlihat seperti tidak minum selama berhari-hari. "Dia benar-benar guru gila. Bagaimana bisa aku sudah dihukum lari keliling lapangan utama ditambah hukuman harus membantunya mengoreksi lembaran ulangan kelas 1."

"Apa? Kamu serius?  Memangnya kamu telat berapa jam?"

"Hanya 1 menit."

Sontak ketiga teman Naya itu langsung berteriak kaget. Yang benar saja, hanya telat 1 menit tapi sudah di hukum seberat itu.

"Gila kan? Ckk, dia pantas mendapat julukan guru gila."

Jangan heran kenapa pak Arka memberi hukuman tambahan untuk Naya, itu karena pria itu ingin lebih lama berada didekat Naya apalagi ditambah melihat penampilan gadis itu tadi. Ckk dia memang guru mesum, tapi jangan berfikir jika dia mesum pada semua orang. Itu hanya berlaku untuk 1 murid kesayangannya saja, Yaitu Nayena Lim.

,,,,,,,,,,

"Ayo Arka, fokuslah! Kamu harus fokus."

"Kamu pasti bisa fokus. Oke mari kita mengerjakan ini."

"Arghhh kamu benar-benar membuatku gila Nayena Lim!" teriak Arka frustasi. Bahkan sampai apartment nya pun pria itu masih terbayang dengan penampilan Naya tadi. Memang benar-benar gila, sepertinya dia sudah sangat menyukai murid kesayangannya itu.

Jangan berfikiran Arka seorang pedofil, Naya berumur hampir 18 tahun sedangkan dirinya 23 tahun jadi tidak terlalu jauh perbedaan umur mereka. Dan jika kalian bertanya kenapa diumur 23 tahun Arka sudah menjadi guru? Alasannya karena dia terlalu pandai ditambah sekolah ini adalah milik kakeknya.

,,,,,,,,,,,,

"Apa? Pindah sekolah? Astaga Naya, Apa kamu gila?"

"Aku masih waras, bu."

"Lalu kenapa kamu tiba-tiba minta pindah sekolah? Kamu pikir ibumu ini konglomerat? Kita makan saja susah. Kamu bisa sekolah itu sudah bagus. Kamu juga sudah kelas 3 sebentar lagi lulus dan jika kamu pindah sekolah bagaimana dengan biayanya?"

"Itu bisa pakai tabunganku."

"Tidak! Tabungan itu untuk kuliahmu nanti. Sudahlah jangan bicara yang tidak-tidak. Sekarang cepat bantu ibu menyiapkan jualan kita," ucap sang ibu Naya sebelum pergi meninggalkan anaknya itu ke dapur untuk menyiapkan jualannya.

"Ckk, ibu tidak tahu saja anaknya ini selalu terancam disekolah karena guru gila itu."

,,,,,,,,,,,

Keesokan harinya Naya sengaja bangun lebih pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Cukup sekali saja dia berurusan dengan guru gila nya karena terlambat .

"Huff bus nya mana sih kenapa ga datang datang," gadis itu melirik jam tangannya. masih ada setidak nya 30 menit sebelum masuk sekolah tapi tetap saja dia panik karena bus yang biasa dia tumpangi tidak kunjung datang.

Hingga tak lama kemudian ada sebuah motor sport yang berhenti didepannya. Betapa terkejutnya gadis itu saat melihat siapa orang dibalik helm itu tadi.

"Naya? Kamu ga berangkat kesekolah?"

"J-juna?"

Juna prawira, ketua kelas sekaligus orang yang sejak dulu Naya sukai. Suka dalam diam lebih tepat nya karena Juna sudah memiliki kekasih.

"Kamu kenapa masih disini? Nggak berangkat ke sekolah?"

"Hmm a-aku. Aku sedang menunggu bus."

"Menunggu bus? Kamu tidak melihat berita pagi tadi?"

"Berita? Berita apa?"

Tentu saja Naya tidak sempat melihat berita tv, dia bangun terlalu pagi untuk membantu ibu nya setelah itu bersiap ke sekolah agar tidak terlambat.

"Semua supir bus mogok bekerja karena sedang demo."

"Apa? J-jadi bus nya tidak akan lewat?"

Juna hanya mengangguk.

"Astaga, aku bisa telat lagi nanti. Masa iya aku berlari ke sekolah," gumam Naya meratapi nasibnya yang sudah pasti akan mendapat hukuman seperti kemarin.

"Bareng aku saja."

Hampir saja Naya berteriak karena mendengar apa yang baru saja Juna katakan. Berangkat bareng Juna? Juna ngajak bareng? Apa ini mimpi? Pikirnya.

"Ayo bareng aja gausah banyak mikir daripada nanti kamu telat."

"T-tapi aku nggak bawa helm."

"Tenang aja, aku tahu jalan tikus. sudah cepat naik."

Naya mengangguk, belum sempat naik ke atas motor, Juna sudah menahannya dan membuat gadis itu kebingungan.

"Kamu pakai jaketku buat mutupin pahamu. Hehe aku akan sedikit ngebut jadi takut keliatan."

"Jangan salah paham,Nay. Aku beneran cuman gamau..."

"Iya iya aku ngerti kok. Thanks ya."

"Pegangan ya aku bakal ngebut."

Tanpa sadar sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dari dalam mobilnya. Arkana Bimantara, yang tadinya tak sengaja melihat Naya ingin menawari tumpangan namun sudah keduluan dengan Juna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status