Share

Chapter.2

Sejak tadi pak Arka tidak bisa fokus mengajar karena melihat Naya dan Juna. apalagi setelah kejadian tadi pagi. Ada perasaan tak suka di hati nya melihat mereka berdua dekat.

"Maaf pak jadi hari ini kita belajar apa ya?" tanya salah satu murid karena sedari tadi pak Arka belum memberi mereka soal ataupun menjelaskan pelajaran.

"Tidak ada." jawab nya dingin.

"Maksud bapak? Free class?"

"Hari ini terserah kalian mau ngapain asal jangan ada yang berisik atau keluar kelas."

Seketika semua murid bersorak Senang. Biasanya setiap pelajaran pak Arka pasti akan terasa mencekam tapi kali ini berbeda.

"Maaf pak, menurut saya itu akan membuang waktu jika tidak melanjutkan pelajaran." sahut Juna. Sebagai ketua kelas Juna merasa kurang setuju dengan ide gurunya itu.

"Tidak ada yang meminta pendapatmu." balas Arka sambil menatap Juna tak suka.

"Maaf pak bukannya saya lancang, tapi..."

"Kamu bisa belajar di perpustakaan jika tidak ingin merasakan free class kali ini." Sahut pak Arka sebelum Juna menyelesaikan ucapannya.

Juna menyerah, dia tidak akan membantah perintah gurunya itu lagi. Apalagi saat ini tatapan guru nya itu seakan sangat tidak menyukainya. "Kalau begitu saya izin ke perpustakaan pak," izin nya yang hanya dibalas deheman oleh pak Arka.

"Saya juga." sahut Naya beranjak berdiri mengikuti Juna.

BRAK!!

Juna, Naya dan murid lainnya terkejut bukan main saat tiba-tiba pak Arka menggebrak meja dengan sangat keras. "Siapa yang menyuruhmu keluar kelas, Nayena Lim?" tanya nya dengan tatapan tajam nya.

"Kembali ke bangkumu."

"Tapi pak bukankah tadi bapak bilang boleh ke pergi ke..."

"Aku bilang kembali ke bangkumu Nayena Lim!" bentak pak Arka membuat Naya ketakutan dan langsung kembali ke bangku nya.

Semua murid masih diam sambil saling melirik takut.

"keluarkan buku ulangan kalian. Kita ulangan dadakan." 

,,,,,,,

"Kalian lihat sikap pak Arka tadi tidak? Benar benar aneh."

"Iya benar. Kenapa dia tiba-tiba marah saat Naya ingin ikut dengan Juna?"

"Jangan-jangan pak Arka menyukai Naya?"

"Hah? Serius? Tapi aku rasa begitu. Kalian lihat tidak tatapan pak Arka ke Naya? benar-benar berbeda."

Dahya berlari menuju meja teman-temannya setelah mendengar beberapa gibahan teman sekelas Naya. Gadis itu menggebrak meja membuat teman-temannya berteriak kesal.

"Astaga Dahya!!" 

"Kalian harus tahu apa yang baru saja aku dengar."

"Apa? Kamu mendengar apa? BTS akan ke sekolah kita?" tanya Sina acuh.

"Bukan."

"Kang Daniel dan group nya akan manggung di sekolah kita?" tanya Jihan.

"Bukan."

"Lalu apa ?"

"Pak Arka menyukai Naya."

CRAT!

Naya yang tadinya sibuk minum itu tidak sengaja menyemburkan minumannya hingga mengenai teman-temannya setelah mendengar apa yang baru saja Dahya katakan. "Kamu gila ya? Apa yang barusan kamu katakan?"

"Aku mendengar itu dari teman-teman sekelasmu,Nay. Katanya tadi pak Arka tiba-tiba memarahimu karena ingin ikut dengan Juna."

"Teman mu bilang tatapan pak Arka saat menatapmu itu berbeda."

"Wah kalau ini nyata kamu benar-benar hebat,Nay. Kamu bisa disukai pak Arka yang tampan. Cucu pemilik sekolah terus sexy lagi, Aku jadi iri." sahut Sina.

"Benar itu Nay? Aku juga merasa begitu sih karena dia sering sekali menghukummu."

"Apa yang kalian katakan? jangan berbicara aneh-aneh! Sudahlah aku mau ke toilet saja," ucap Naya sebelum akhirnya pergi ke toilet.

"Yah marah deh Naya. Kamu sih pakai gosip segala."

"Kenapa jadi aku? Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku dengar saja," sahut Dahya saat kedua temannya menyalahkannya.

"Pak Arka menyukaiku? Ah tidak-tidak ! Jangan sampai itu terjadi! Aku bisa gila jika itu beneran terjadi," gumam Naya didalam kamar mandi.

,,,,,,,,,,,,

"Jelaskan semuanya. Kakek dengar kamu membentak salah satu muridmu?" 

Sekarang pak Arka sedang berhadapan dengan kakeknya diruang kepala sekolah.

"Maaf kek. Aku hanya sedang tidak bisa mengendalikan emosiku."

"Astaga Arkana! Kamu itu seorang guru, seharusnya kamu bisa profesional. Kakek tidak mau kejadian ini terulang lagi dan kakek juga mau kamu meminta maaf dengan murid yang kamu bentak serta ketua kelas nya."

"Baik kek. Kalau begitu aku permisi."

Saat keluar dari ruangan kakeknya, pak Arka melihat Naya yang berjalan kearah nya namun saat gadis itu menyadari keberadaan dirinya, dia langsung berputar arah.

"Naya tunggu!"

"Aish kenapa dia liat sih. Aku harus gimana," gumam Naya.

"Kenapa kamu berputar arah ? Kamu menghindariku?" tanya pak Arka setelah sampai tepat dibelakang Naya.

Naya memutar tubuhnya perlahan menghadap guru gila nya yang beberapa puluh menit lalu hampir membuatnya menangis "p-pak Arka?"

"Ada yang ingin aku katakan denganmu. Ikut aku."

"Tapi pak, saya harus pergi."

"Pergi kemana ? Kamu mencoba menghindari ku?"

"Tidak pak."

"Lalu apa? Cepat ikut denganku."

"Naya ada janji dengan saya pak," sahut Juna berhasil membuat tangan Naya yang berada digenggaman pak Arka terlepas.

Dengan santai nya Juna berjalan menghampiri mereka berdua "Maaf pak tapi Naya ada janji dengan saya. Kita akan ada rapat untuk membahas acara pensi bulan depan."

"Masih bulan depan acaranya kenapa kalian mengadakan rapat sekarang?"

"Lebih cepat lebih baik pak karena masih banyak yang harus kita persiapkan. Nay, ayo."

Naya mengangguk dan langsung mengikuti Juna.

"Sial!  Awas kamu Naya, kamu sudah membuat hariku rusak 2x untuk hari ini," geram pak Arka menatap kepergian Naya bersama Juna.

,,,,,,,,,

"Juna, memang nya kita ada rapat? Aku tidak tahu kalau ada rapat." tanya Naya.

"Tidak, Nay. Aku hanya berbohong."

"Bohong? Untuk apa?"

"Menyelamatkan mu dari pak Arka. Aku rasa kamu tidak suka dia mendekatimu jadi aku membantumu agar lepas dari nya."

"Juna, bagaimana kalau pak Arka tahu kamu berbohong? Dia akan menghukum mu."

"Tidak masalah yang penting kamu selamat," jawab Juna sambil tersenyum ramah.

"Juna, kamu benar-benar baik. Salahkah aku jika aku semakin menyukaimu," batin Naya.

"Nay, kok malah bengong? Udah yuk."

"Kemana ?"

"Hmm bagaimana kalau ke perpustakaan? Kita belajar bersama. Kamu mau?"

Naya mengangguk sebagai jawabannya. jangankan ke perpustakaam, mau dibawa ke KUA saja Naya pasti mau.

Keduanya berjalan beriringan menuju perpustakaan. Tidak sedikit yang melirik kearah mereka, membuat Naya tampak sedikit risih. Tatapan mereka terlihat seperti mengintimidasinya jika ia pergi bersama pacar orang lain.

"Kenapa, Nay?" tanya Juna sadar dengan tingkah Naya.

"Sejak tadi mereka melirikku dengan lirikan aneh. Jangan-jangan mereka seperti itu karena aku jalan denganmu? Mereka pikir aku perebut pacar orang kali ya," balas Naya dengan nada jutek nya.

Juna terlihat terkekeh beberapa saat sebelum kemudian membalas tatapan murid lainnya. Hingga membuat orang-orang yang tadinya menatap Naya langsung mengalihkan pandangan mereka kearah lain.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
halalin adek bwanggg
goodnovel comment avatar
Nayeon jungkook
😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status