Share

Episode 1 - Abang Idaman

Babak baru yang sesungguhnya akan segera tiba. Mari lanjutkan untuk memulainya dengan pasti.

-Abyakta Mahendra Faiz-

Na na na na na ... Syalala ...Syalala ... Huhuhu 

Senandung indah terdengar sempurna oleh rungu yang mendengarnya. Sepertinya gadis berpipi gembul ini sedang dalam keadaan baik hari ini, entah apa yang mampu membuatnya demikian, seolah ada rasa desak bahagia dalam dirinya yang sudah tak dapat dikontrol olehnya. Mungkin bersenandung serta memainkan pena dan kertas yang berada dihadapannya dengan asal adalah hal yang mampu membuatnya bahagia, seperti apa yang ia lakukan sekarang. Rencana Anna hari ini adalah mengerjakan tugas laporannya yang sudah menumpuk seperti tumpukan hutang orang – orang yang enggan membayar. Namun nyatanya aksi Anna untuk mengerjakan saja tidak ada, boro – boro aksi niat saja baru ia kumpulkan.

“Na, kamu kenapa? Lagi error?” tanya Iza teman satu jawatnya.

Karena pertanyaannya diabaikan Iza langsung beraksi dengan melempari Anna bantal yang berada didepannya. “Aduuh, sakit Za” adu Anna atas tindakan Iza. 

“Lagian sih kamu ditanya malam nggak nyahut, budeg apa gimana? Hah?” geramnya.

“Ya maaf, aku nggak dengar. Namanya juga manusia biasa.”

Iza teman sejawatnya sekaligus teman satu kelasnya itu menghembuskan napas pasrah akibat tingkah laku absurd dari Anna. Terkadang ia heran dengan kelakuan temannya tersebut, karena Anna tidak pernah merasa ada beban dalam hidupnya, mengeluh saja seperti hal langka untuknya. Seperti halnya saat ini, tugas laporan sedang menumpuk dan minggu depan harus dikumpulkan, tapi Anna tak pernah merasa itu beban, pernah sih Anna mengeluh tapi bisa dihitung tidak seperti Iza yang disetiap hembusan napasnya isinya mengeluh semua.  “Laporan kamu udah selesai emang?” tanya Iza memastikan.

“Ohh jelas belum, baru juga mau nulis judul” Anna menjawabnya santai tanpa dosa, sambil menunjukan kertas folio bergaris miliknya yang masih kosong mlompong dan hanya tertera judul praktikum dikertas miliknya.

“Kirain udah selesai, hidupmu terlalu santai Na.” Iza menjawab sambil menggelengkan kepalanya heran dengan kelakuan sang kawan. Selanjutnya, Iza lebih memilih melanjutkan mengerjakan tugasnya dan mengabaikan Anna yang sibuk kembali dengan dunianya. 

Anna barada ditahun keduanya menjadi mahasiswa di salah satu Politeknik di daerah Yogyakarta. Bisa dikatakan dia sudah menjadi mahasiswa semester setengah tua karena Anna mengambil kuliah vokasi yang hanya memerlukan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan kuliahnya.

“Laporan yang dikumpulin apa aja Za?” setelah sekian purnama akhirnya Anna tersadar akan tugasnya yang sudah meraung – raung untuk diselesaikan.

“Empat deh, kayaknya. Pratikumnya kan ada tiga ditambah sama besok, berarti totalnya ada empat, deadline minggu depan semua itu” Iza menjawab dengan menopang dagunya sembari mengingat apa benar laporan yang harus dikumpulkan sebanyak itu.

”Masa sih? Bukannya cuma dua Za. Jangan ngadi – ngadi kamu. Kemarin yang ekstrasi aja belum selesai loh, terus yang besok kan cuma menimbang material kompon. Masa iya nimbang ada laporannya? Rajin sekali anda.” Ujar Anna dengan nada mencibir.

“Oiya ya lupa aku, iya sih cuma dua ya. Yaudah sih namanya juga manusia tempatnya lupa. Jadi harap dimaklumi.”Iza melontarkan pembelaan dirinya.

“Dih jadi orang pelupa kok bangga, heran aku tuh.” jawab Anna mengejek.

“Ya harus gitu dong, namanya juga anak baik binti solehah” Iza membela diri dengan kata selengekan bijaknya.

“Ya udah sih terserah Ndoro Ayu saja, aku mah manut anaknya asal kau bahagia saja.” Sahut Anna pasrah dengan kelakuan kawannya.

“Kayak judul lagu aja Na, asal kau bahagia” Iza menimpalinya dengan kekehannya.

“Ya kan bener to, udah ahh aku mau serius mengerjakan. Jadi jangan diganggu.” Ujarnya merasa ia yang menjadi korban, padahal yang ngajak ribut kan Anna, dasar manusia.

“Lah kok jadi rajin kamu, tumben.” Tanya Iza dengan perubahan Anna yang tiba – tiba.

“Harus rajin dong, kan seperti biasa aku ada kencan nanti diakhir pekan.” Anna berujar dengan senang.

“Kencan terus!!” ucap Iza mencibir.

“Ya suka – suka dong, sama kesayangan aku ini. Dimohon jangan iri kalau iri silakan undur diri.”

“Idih, siapa yang iri. Kencan itu sama pacar Na. Bukan sama Abang!”

“Yang penting laki – laki kan? Kencan romantis sama Abang tuh lebih yahut daripada sama pacar. Mau peluk – cium juga nggak haram.” 

“Nggak gitu bambang konsepnya, dahlah susah kalau ngomong sama jomblowati budiman mah. Belum pernah kena serangan bucin pacar.” Pembelaan diri Iza sekaligus cibiran tersampaikan dengan apik darinya untuk Anna.

“Yeu kenapa jadi sewot anda? Kalau nggak percaya ayo buktikan, kita buat challenge uwu with Abang sama uwu with pacar. Pasti yang tranding uwu with Abang!. Kenapa? Karena nggak semua kakak laki – laki itu bisa sweet kek Abang aku.” Anna yang tidak terima dengan pernyataan Iza juga ikut menyuarakan pendapatnya. Karena bagi Anna uwu sama kakaknya lebih menyenangkan dari pada sama pacar. Meskipun Anna belum pernah uwu sama pacar sih, karena memang dia anti begituan sama laki – laki yang statusnya belum hahal untuknya. Kalau sama kakak sendiri kan bebas, mau ngapa – ngapain juga aman. Asal nggak keblablasan aja.

“Capek Na kalau ngomong sama kamu.”

****

Abyakta : Woi mbul... Sayangku, abang nanti jadi main ya. Abang samper ke kosan 

Annandya : Kebiasan panggilnya mbul. Sweet dikit napa? Iya datang aja, aku mandi 

                  dulu tapi.

Abyakta : Nggak ada!! Itu udah panggilan termanis dari abang buat kamu (emoji  

                  menjulurkan lidah). 

Annandya : Dih najis banget!!

Abyakta : nggak apa – apa, penting aku sayang kamu.

Annandya : nggak nyambung Abang!! (emoji marah).

Abyakta : tapi benarkan? Aku sayang kamu kok (emoji love).

Annandya : (emoji pasrah) iya sayang Abang juga.

Abyakta : Gitu dong!! Abang otw loh ini.

Annandya : Hmm, ku tunggu kedatanganmu Abang (emoji berkaca – kaca).

Sepercik isi pesan antar saudara sebelum saling bersua. Pasti akan adu mulut via tulisan disana. No debat no life adalah kalimat yang tepat untuk pasangan saudara ini.

Setiap akhir pekan seperti ini, tepatnya hari jumat malam pasti Akta akan ngapel ke kosan kesayangan. Entah itu hanya main dan sekadar ngobrol melepas rindu atau menyalurkan hobi mereka untuk berburu kuliner di alun – alun kidul atau yang terkenal dengan julukan Alkid tersebut. Alkid adalah salah satu destinasi kuliner favorit si kembar. Selain itu, area nongkrong kesukaan mereka adalah Malioboro yaitu dengan duduk di kursi yang telah disediakan diarea sana, serta menyaksikan orang – orang yang sedang berlalu lalang menikmati ketenangan dalam keramaian. Itulah perasaaan yang timbul bila di Maliobro, meskipun tampak ramai dan penuh dengan orang – orang, entah itu para pelancong atau orang lokal tapi suasana ketenangan dan kedamaian itu terasa nyata. 

Hari ini, tepatnya malam sabtu waktunya twins time dimana Akta akan berkunjung ke kosan saudari kembarnya untuk melepas rindunya. Rencana hari ini belum ditentukan, Akta belum bisa memutuskan karena semua keputusan ada ditangan si Anna sang pengendali agenda. Akta tengah bersiap dengan motor matic abu kesayangannya untuk melaju ke tempat tujuan.

Akhirnya Akta sudah tiba dikosan Anna, setelah menempuh perjalanan satu jam lamanya, harusnya dia tiba setengah jam yang lalu. Namun karena malam ini jalanan sedang tidak bersahabat dengannya, macet melanda setiap sudut jalan yang dia lalui. Mungkin karena musim liburan sehingga banyak pelancong yang sedang pelisiran di kota gudeg ini, bahkan jalan tikus yang biasanya lenggangpun jadi sasaran kemacetan karena padatnya para pengendara. 

Suasana kosan cukup ramai hari ini, maklum akhir pekan. Banyak penghuni kosan yang sedang menikmati waktu senggangnya, dengan bercengkrama bersama di ruang tengah yang terletak diantara kamar kosan yang sengaja di sediakan untuk berkumpul,  serta jika ada teman yang datang berkunjung. 

Bak seorang selebritas, bila Akta datang berkunjung pasti menjadi pusat perhatian para penghuni kos khusus putri itu. Jangan ditanya lagi, mereka kagum apa tidak dengan katampanan Akta, tentu saja jawabannya adalah Iya!! no penolakan. Fix!!, Akta ganteng banget! Tidak ada yang mengelak dengan dalil mutlak tersebut. Bahkan teman sekosan Anna, selalu bilang kalau pasangan Adik dan Abang kembar ini siblings goals  banget, kata mereka yang satu cantik, satunya lagi ganteng serasi banget, definisi yang paling tepat untuk mereka adalah SEMPURNA.

“Hallo semua, apa kabar kalian?” sapa Akta pada para penghuni kosan.

“Hallo Abang ganteng.”

“Baik Bang.”

Satu persatu penghuni kos menyahuti sapaan Akta untuk mereka.

“Anna nya ada?”

“Ada bang, masuk aja baru selesai mandi dia” ucap salah satu teman kosan Anna memberi tahu. Akta mengangguk dan berjalan melewati lorong kosan untuk menuju kamar adiknya.

Semua penghuni kosan tahu kalau Akta adalah kembaran Anna termasuk mami kos alias pemilik kosan. Jadi mereka sudah hafal betul apapun yang akan dilakukan oleh mereka. Setiap mereka bersama pasti kalau nggak ngemper di teras depan, ya pergi pelisiran nggak jelas. Sehafal itu mereka dengan kelakuan si kembar. 

“Dek, Abang datang.” sapa Akta dari balik pintu kamar Anna.

“Masuk aja bang.” Anna menjawab tapi tak menoleh kearah sumber suara.

“Lagi?” tanyanya.

Anna menganggukan kepala sebagai jawaban dan menggerakan bibirnya tanpa bersuara “sebentar lagi.”

Anna memang sedang asik dengan dunianya, apalagi jika bukan mendengarkan siaran radio kesayangannya. Dia tidak pernah absen satu kalipun. Anna sampai membuat alarm di ponselnya supaya tidak lupa. Anna sudah lama menjadi pemuja siaran radio tersebut, jadi dia tak akan sekalipun ketinggalan saat siaran radio sudah mengudara. Satu kali saja dia ketinggalan, dalam satu minggu kedepan dapat dipastikan Anna akan uring – uringan tidak karuan. 

“Dasar bucin radio” Akta bergumam.

“Aku bukan bucin Abang!! Aku tuh cuma mengisi waktu luang dengan yang bermanfaat saja.” jawabnya asal, meskipun telinganya ditutup dengan earphone. Anna masih mampu menangkap ucapan Akta dari gerakan bibirnya. 

Selang beberapa menit kemudian Anna melepas earphone yang dia gunakan karena siarannya telah usai. “Udah selesai?” Akta bertanya kemdian dijawab oleh Anna dengan anggukan.

 “Udah salat isya'  kamu?” Kali ini Anna menggelengkan kepalanya sambil cengengesan.

“Kebiasaan jeleknya adek nih, salat dulu harusnya” tegur Akta.

“Ihhh bukan gitu Bang, kan waktu isya' lama.”

“Banyak alasan kamu, udah salat dulu sana.”

“Okay bosque, tunggu sebentar ya Bang.”

“Hmm.”

Sembari menunggu adiknya salat dan bersiap, Akta bersantai dan memainkan ponsel miliknya. Akta akan mabar (main bareng) bersama teman seperjuangannya yang sedang menjoblo merana yang ia tinggal sendiri di hunian kosnya.

Usai berganti pakaian, Anna keluar dari kamar mandi namun dia tidak mendapati kakaknya di dalam kamar, lalu dengan segera Anna berjalan menuju teras depan untuk mencari keberadaan kakaknya. Ternyata dugaannya benar, Akta sedang menunggunya didepan sana, jiwa jahilnya seketika muncul ke permukaan hingga membuat Anna berinisiatif untuk mengejutkan Akta.

DORRRRR

Bukannya terkejut, Akta hanya memasang wajah datarnya dan itu membuat Anna kesal. Karena itu bukan yang dia mau, melainkan keterkejutan Akta yang ingin dia saksikan. 

“Loh kok Abang gak kaget sih?”

“Udah kebal”

“Abang gak seru ih, harusnya abang pura-pura kaget biar seru”

“Ogah banget”

Anna menghentakan sedikit kakinya karena kesal, namun setelahnya dia ikut duduk dan menyandarkan kepalanya dibahu sang kakak tanpa dosa. Sandaran paling nyaman bagi Anna ya, bahu kekar milik Akta.

“Mau keluar nggak? Udah makan belum? Udah minum obatkan?” pertanyaan bertubi di lontarkan Akta pada sang adik sambil mengelus kepala sang emppunya.

“Kalau tanya satu – satu atuh bang, jangan beruntut gitu woles aja” jawab Anna sedikit kesal. 

Meskpiun kesal, tapi tetap saja perntayaan kakaknya di jawab dengan sempurna olehnya. “Nggak deh disini aja kongko-kongko?, belum kan nunggu Abang, ya belum lah kan belum makan” jawabanya pada akhirnya

Akta mengangguk paham namun sedikit mengeryitkan dahinya tanda ada yang digagal pahami olehnya. “Kongko-kongko? Lah wong cuma berdua ini.”

“Sama aja bang, yang penting ada lawan bicaranya kan? Terus nongkrong deh.”

“Terserah kamu lah dek." Akta menimpalinya dengan pasrah.

Karena tak kunjung memesan makanan, Anna pun protes pada sang kakak. “Tadi nawarin makan si Abang, tapi kenapa malah debat gak jelas sih”

 “Kan kamu yang mulai.”

“Abang!!.”

“Iya sayanku,  kalau gitu kamu mau beli makan diluar apa yuukfood aja?.”

“Yuukfood aja, salad buah sama gado – gado bang” Akta mengacungkan jempolnya. 

Kini Akta berselancar di yuukfood miliknya untuk memenuhi pesanan dari sang putri. Setelah dirasa menemukan menu yang dimau Anna, Akta langsung memesannya dengan cepat, agar bayi besarnya tak berseloroh lapar terus menerus. 

***

Note: 

Selamat membaca, semoga suka

Tinggalkan komen ya supaya aku lebih semangat

Cintamu – nawujung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status