Mobil yang kami kendarai pun sampai di sebuah restoran Italia lalu kami mencari tempat duduk yang sudah disediakan oleh Mr.Dimitri bahkan dia sudah di sana,datang lebih awal dengan ditemani oleh dua wanita yang tentunya cantik.
"Duduklah,pesan apapun yang kalian inginkan."ucapnya santai lalu dia terlihat menikmati ciuman hangat yang jatuh di pipi kirinya dari salah satu wanitanya.
Dasar tidak tahu malu!
Aku dan lainnya duduk di meja panjang,aku duduk di dekat Evan di samping kiri sebelah wanita Mr.Dimitri lalu di depan kami ada Olivia yang duduk di samping Mr.Alex,kami duduk saling berhadapan.
Tak lama wanita Mr.Dimitri pun pergi dan mereka terlihat seperti pelayan restoran ini tapi apa mungkin mereka merelakan saja tubuh mereka dipermainkan seperti itu?
Entahlah aku tidak tahu dan sekarang jadi aku yang duduk di sebelah Mr.Dimitri karena dia pindah posisi menjadi di dekatku.
Perasaanku saat duduk di dekatnya jujur saja biasa saja tidak ada rasa gugup ataupun salah tingkah dan aku justru memikirkan makanan apa yang bisa masuk ke dalam perutku,karena sebenarnya aku tidak terlalu menyukai masakan Italia.
Tapi aku beruntung memiliki Evan dan Evan sangat tahu bahwa aku tidak begitu menyukai masakan Italia jadi dia memesankanku spageti sama seperti dirinya yang mungkin bisa sedikit diterima oleh perutku.
Sambil menunggu makanan datang sesekali Mr.Alex dan Mr.Dimitri berbicara mengenai bisnis dan saham yang aku tidak begitu mengerti.
"Hai Olivia!"sapanya dengan nada menggodanya.
'Pria ini memang pintar menjerat wanita dan Olivia jangan terjebak Mr.Alex menyukaimu seperti kamu menyukainya.'batinku mulai berteriak.
Dan satu fakta lagi,aku memang mengetahui bahwa Olivia menyukai Mr.Alex meski dia tidak langsung mengatakannya tapi aku bisa melihat dari tatapan mata dan perhatiannya yang berbeda jika sudah bersama Mr.Alex.
"Hai juga Mr.Dimitri."sapanya balik dengan raut datarnya meski dibalas dengan tatapan datar dari Olivia,Mr.Dimitri terlihat masih memasang senyum menjeratnya.
Tak lama pesanan kami datang dan aku sungguh sangat tidak ingin memakannya,oh perut tolong bisa menerimanya hanya sebentar saja.
"Kenapa mukamu seperti ingin muntah Alina?"tanya Mr.Alex dan seketika semua mata menatap ke arahku tak kecuali Mr.Dimitri yang sedari tadi terlihat enggan menatapku dan aku tidak peduli akan hal itu.
"Tidak apa Mr.Alex."jawabku pelan dengan tersenyum kikuk.
"Oh ya,sudah berapa lama kau bekerja dengan Alex?"tanya Mr.Dimitri dengan menatapku.
"Mr.Dimitri bertanya padaku?" tanyaku balik dengan sopan dan menatap Mr.Alex untuk meminta persetujuan bolehkah aku menjawab pertanyaannya dan dia terlihat menganggukan kepalanya.
"Tentu saja kau siapa lagi,apa kau melihat orang lain? Karena disini aku sudah tahu Evan dan Olivia."jawabnya dengan nada dinginnya.
Dia terlihat menakutkan,oke aku tarik kembali ucapanku yang mengaguminya karena sungguh dia terlihat tidak suka padaku padahal aku tidak melakukan apapun yang mengganggunya,dasar aneh!
"Delapan bulan."jawabku singkat lalu menatap spagetiku."Bolehkan aku makan makananku?"tanyaku dan menatap Mr.Alex dan dia terlihat menganggukan kepalanya lagi.
Bahkan Mr.Alex,Evan dan Olivia sudah makan terlebih dulu mengabaikan Mr.Dimitri yang kuyakini masih menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
Aku pun memakannya dengan pelan lalu Mr.Dimitri tidak bertanya lagi dan mulai memakan makananya.
Tak lama kami sudah menghabiskan makanan kami dan aku benar-benar sangat tersiksa,aku ingin makan nasi!
"Alex,aku ikut mobilmu boleh?"tanya Mr.Dimitri dan itu mengundang kerutan di dahi Mr.Alex
"Kenapa kau ingin ikut mobilku,memangnya kau akan kemana dan dimana mobilmu?"tanya Mr.Alex beruntun dan terlihat tidak suka.
"Hanya ingin,aku ingin ke kantormu dan mobilku sedang dibawa Kenzo pergi untuk mengambilkan barangku yang tertinggal di apartemen."jawabnya cepat.
"Baiklah tapi kau duduk di belakang."Mr.Alex menyetujuhinya meski aku tahu dia tidak ikhlas dan aku merasa Mr.Dimitri memiliki maksud tersendiri ikut dalam perjalanan kami.
Kami pun segera menuju mobil dan sekarang posisiku duduk di tengah-tengah dua orang tampan di sebelah kiri Mr.Dimitri dan di sebelah kananku,Evan.
Wow...aku merasa tersanjung tapi aku juga merasa sebal kenapa Mr.Alex menyuruhku duduk di tengah,kenapa tidak duduk di bagian kanan?...Entahlah aku tidak tahu.
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang,Mr Dimitri terlihat mulai menggoda Olivia dan itu berhasil membuat Mr.Alex kesal lagi.
"Jadi ini rencanamu ikut dalam mobilku.Jika kau hanya ingin menggoda seketarisku,aku akan dengan senang hati menurunkanmu di sini."Mr.Alex terlihat serius dengan ancamannya.
"Aku hanya bercanda dasar tukang protektif aku tidak akan mengganggu wanitamu."ucapnya dengan tertawa dan menyindir sebal.
Aku menduga sepertinya dia senang jika membuat Mr.Alex kesal ataupun marah.
Tak lama suara dering ponselku meleyapkan tawanya serta suasana tegang karena bosku yang masih terlihat kesal dan dia beralih menatapku sedangkan aku terlihat mengembangkan senyumku karena mendapat telephon dari orang yang paling aku cinta di dunia ini tapi bukan kekasihku melainkan adikku keluarga yang aku punya satu-satunya di dunia ini.
"Hallo Bunny."sapaku riang dan tak lama terdengar gerutuannya disana,adiku Revanno sangat membenci diriku jika aku memanggilnya Bunny dan aku suka menggodanya.
"...."
"Iya sudah,apakah kamu sudah makan siang juga?"tanyaku dengan nada lembut.
"...."
"Baiklah tapi harus ingat waktu dan belajar yang benar jangan bermain-main saja."ucapku memberi nasehat saat dia ijin untuk pulang terlambat.
"...."
"Kembalikan saja hadiah mereka jangan terlalu direspon beri penolakan yang baik jika kau memang tidak suka jangan berniat menjadi playboy ataupun ingin mempermainkan perasaan seorang gadis.Lebih baik bicara jujur menyakitkan daripada bohong membawa luka mendalam."ucapku panjang memberi nasehat lagi saat dia bercerita mendapatkan banyak hadiah dan surat cinta dan dia bingung harus bagaimana memberi respon.
Adikku di sekolah memang terkenal tampan,pintar,baik hati dan ramah meski dia bukanlah anak dari orang kaya,kharisma adikku sanggup membuat banyak para gadis di sekolahnya menyukainya tapi sayangnya dia belum menemukan gadis yang tepat untuk hatinya walaupun dia dibanjiri oleh hadiah dan surat cinta dari para penggemarnya.
Bahkan pernah suatu hari dia membawa pulang banyak coklat dan berakhir aku membantunya menghabiskannya,itu sangat menyenangkan dan mengenyangkan.
"...."
"Oke sama-sama."putus sambungan telephon menghentikan pembicaraanku dengan adikku dan suasana di dalam mobil terlihat hening.
"Adikmu masih tidak berubah ya? Tetap menjadi idola."tanya Evan menatapku dan Evan memang tahu adikku dari ceritaku.
"Iya dan semakin menjadi saat dia berhasil membawa piala kemenangan untuk tim basket sekolahnya dan dia beberapa waktu ini sering mengeluh padaku karena lokernya penuh dengan surat cinta dan cokelat."jawabku dengan sedikit tertawa saat mengingat dirinya yang terus bercerita dan mengeluh ini,itu padaku.
Dan sebenarnya adikku itu bukanlah adik kandungku melainkan dia adalah adik angkatku dia dulu hanyalah anak tetanggaku yang hidup sebatang kara karena orang tuanya meninggal karena kecelakaan.Lalu ayah dan ibuku mengangkatnya menjadi anak mereka saat usianya masih kecil,mungkin sekitar empat tahun dan dia menjadi adikku yang pada saat itu aku menjadi anak tunggal jadi wajar saja ciri fisikku dan adikku sungguh berbeda.
"Kenapa adikmu mengeluh bukankah seharusnya dia senang karena dia terkenal?"tanya Mr.Alex dengan tertawa kecil karena terkadang aku juga bercerita tentang adikku pada Mr.Alex serta Olivia dan karena membicarakan adikku suasana tegang menghilang.
"Em...tidak Mr.Alex dia membenci hal itu dia sungguh merasa terganggu karena lokernya penuh dan dia kesulitan menaruh beberapa bukunya."jawabku dan menatap Mr.Alex meski tidak secara langsung karena dia sedang menyetir sedangkan Mr.Dimitri dia terlihat diam sedari tadi.
"Kenapa kau selalu melarang adikmu menjadi playboy bukankah itu bagus dia akan memiliki banyak pengalaman tentang cinta?"tanya Mr.Alex masih dengan tertawa kecilnya yang renyah.
"Tidak boleh karena aku tidak ingin adikku tersesat dalam cinta dan perasaannya dan aku ingin dia menjadi laki-laki yang bertanggung jawab,penuh kasih sayang dan memiliki pendirian yang teguh akan satu pilihannya."jawabku jujur.
"Tapi itu tidak mungkin karena adikmu sudah di kelilingi banyak para gadis suatu saat dia pasti akan lengah dan pada akhirnya dia juga akan terjebak dalam cinta dan menjadi playboy."ucap Mr.Dimitri membuka suara dan sok tahu.
"Aku tahu hal itu maka dari itu aku ada dan akan membawanya pada jalan yang benar agar tidak mempermainkan perasaan para gadis dan terjebak dalam perasaan cinta yang akan menyakiti banyak hati dan perasaan."jawabku serius membalas ucapannya dan menatap Mr.Dimitri yang terlihat...entahlah ekspresi wajahnya sulit untuk kubaca.
Setelah itu dia memutuskan kontak matanya dan mengangkat telephonnya yang berdering nyaring.
-TbC
Maafkan typo dan lainnya.
Setelah pertemuan dengan Mr.Dimitri kemarin,kami tidak ada pertemuan lagi. Hingga pada akhirnya hari ini kami bertemu kembali setelah seminggu tidak bertemu dan malam ini memaksa kami semua bertemu dengannya meski dari jauh dan tidak saling sapa karena kami menghadiri sebuah pesta ulang tahun dari rekan kerja Mr.Alex di sebuah hotel mewah dan terkenal. Ini adalah pesta ulang tahun dan pestanya sangatlah meriah,ramai serta penuh dengan lampu,music dan tentu saja banyak orang. Mr.Alex dengan ditemani Olivia segera memberi selamat kepada sang tuan rumah sedangkan aku dan Evan pergi mencari makanan karena kami memang tidak mengenal satupun orang di sini. "Em...kue coklat ini enak."komentarku dan memakan kue coklat atau mungkin bisa disebut lava cake. "Kalau aku pali
Setelah dua hari tidak bertemu dengan Alina sejak acara tendang menendang akhirnya hari ini Dimitri akan melakukan kerjasama pemoteretan dengan Alex dan mereka berdua pun bertemu. Kali ini Alex dan Dimitri masih melakukan pemoteretan di kolam renang seperti kemarin lalu dan mereka sedang mempromosikan produk celana dalam,tentu saja membuat suasana di tempat pemoteretan berubah riuh dan terlihat lapar menatap keduanya. Awalnya mereka berdua Alina dan Dimitri terlihat biasa saja dan tidak peduli tapi saat mata Alina melihat pinggang Dimitri yang terlihat sedikit membiru membuat Alina menghelah nafas karena sebenarnya Alina merasa bersalah karena telah berani menendang teman dari bosnya itu. Saat istirahat Alina menghembuskan nafasnya kasar dan memantapkan langkahnya menuju Dimitri yang terlihat memakai handuk di tubuhnya.
Hari ini Mr.Alex tidak ada pekerjaan pemoteretan tapi hari ini dia ada peninjauan proyek yang akan dia bangun sebagai mall besar di kota kami. Olivia dan Mr.Alex benar-benar terlihat serius mendengarkan perkembangan dari sang kontruksi,aku dan Evan juga ikut mendengarkan serta membawa banyak kertas dan buku di tangan kami. Matahari begitu terik melambung tinggi di angkasa dan dari jauh aku tanpa sengaja seperti melihat bayangan Mr.Dimitri yang berjalan kearah kami dengan memakai kacamata hitam,pakaian casual semi formalnya dengan menggunakan blazer abu-abu,kemeja berwarna nila,celana kain warna putih dan sepatu converse dengan warna senada. Dan ternyata memang benar Mr.Dimitri datang untuk melihat pembangunan karena dia adalah rekan kerjasama Mr.Alex di belakangnya berdiri seorang pria tampan yang menatap semuanya dengan datar.
Kemarin aku memang kembali bekerja seperti biasanya meski perutku masih terasa sakit hingga tanpa aku sadari wajahku berubah pucat pasi bahkan blazer Mr.Dimitri sampai terbawa olehku karena aku yang terlanjur marah dan kesal membuatku lupa mengembalikannya. Saat itu juga Mr.Alex menyuruhku pulang untuk beristirahat,aku kali ini patuh dengannya dan pulang ke rumahku lebih awal meski aku merasa tidak enak pada semuanya.Tapi mereka semua sangat mengerti diriku dan menyuruhku pulang lebih awal. Dasar Mr.Dimitri gara-gara dia aku sakit dan besok paginya beruntung aku sehat seperti sedia kala,perutku juga tidak terasa sakit lagi. Aku datang pagi seperti biasa melakukan pekerjaanku dengan Evan seperti biasanya juga. Kali ini kami berada di tempat sebuah gedung tua,aku membawakan banyak baju yang diperlukan
Saat aku tiba di samping Mr.Alex,dia terlihat memperhatikan model wanita lain yang sekarang sedang difoto. Pemoteretan kali ini menggunakan dua model pria dan tiga model wanita. "Kau tidak jadi memberikan kopi pesananya?"tanya Mr.Alex menatap dua kopi cappucino yang masih aku bawa. "Nanti saja jika dia keluar dari dunianya aku tidak mau mengganggu acaranya yang memadu kasih."ucapku datar dan semakin kesal saat mengingatnya yang hanya menatapku biasa saja tanpa rasa malu dia justru terlihat begitu menikmatinya acara. "Maksudmu?"tanya Mr.Alex bingung. "Ya memadu kasih Mr.Alex pasti mengerti maksudku dan mengenal kebiasaan Mr.Dimitri."jelasku dan seketika itu juga dia tertawa kecil. "Di mana si Angel,habis ini dia harus melakukan pengambilan gambar terakhir?"tanya sang penata rias dengan kebingungan karena salah satu modelnya menghilang. &nbs
Di sore ini akhirnya pekerjaan kami akhirnya selesai, sedikit senang dan orang yang tadi sempat aku pikirkan muncul dihadapan kami semua. Dia membuka pintu dengan kasar dan menatap semuanya dengan tatapan datar dan dinginnya,sangat menakutkan. "Ada apa kau datang ke sini?"tanya Mr.Alex yang terlihat biasa saja dengan sikap Mr.Dimitri yang menakutkan dan aku menatap Mr.Dimitri memperhatikan tubuhnya yang sepertinya terlihat baik-baik saja. "Aku ada urusan dengan dia."Mr.Dimitri menatapku dan menghentikan kegiatanku yang memberikan kertas berkas pada Olivia. "Maksudmu Alina?"tanya Mr.Alex lagi. "Hn."gumannya dengan nada serius dan dingin menatapku,kali ini dia membuatku berpikir akan kesalahan apa yang aku perbuat padanya hingga dia terlihat marah padaku? "Em...kenapa Mr.Dimitri ingin bertemu denganku?"tanyaku penasaran dan menatapnya sedikit takut.
DIMITRI Namun dalam benakku aku mengakui semua ucapan kakak sepupuku Keylo dan benar aku tidak bisa berbohong darinya dia terlalu pintar untuk mengetahui perasaan seseorang walaupun disembunyikan begitu rapat. Bahwa aku khawatir dengan Alina aku juga tidak mengerti mengapa aku memiliki perasaan seperti ini bahkan disaat Alina menyelamatkanku waktu lalu dia dengan bodohnya justru menayakan keadaanku bukannya memperhatikan kondisinya sendiri dan hal itu membuatku kesal serta khawatir selama beberapa hari,apalagi aku tidak bisa bertemu dengan Alina. Membuat hari-hariku serta perasaaku berubah menjadi kalut dan marah-marah tidak jelas kepada semua orang hanya karena aku khawatir pada Alina dan karena aku tidak bisa menahan diri lagi aku langsung mendatangi kantor Alex dan membawa Alina ke rumah sakit. Dan sekarang setelah keluar dari rumah sakit dan saat kami berdua masuk ke dalam mobil yang tercipta hanya suas
Sekitar lima hari sejak Mr.Dimitri membawaku ke rumah sakit sejak saat itu dia sudah tidak terlihat lagi disekitar Mr.Alex ataupun mengganggu pekerjaanku,aku berpikir mungkin dia sedang sibuk dan aku juga sangat bersyukur akan hal itu. Hari ini kami semua berangkat menuju resort mewah yang dekat dengan pantai dan akan menjadi lokasi pemoteretan Mr.Alex. Butuh beberapa jam untuk sampai di tempat tujuan kami dan ketika sampai di sana terlihat sudah banyak mobil dari kru fotografer yang akan melakukan pemoteretan tak lupa beberapa mobil model lainnya. Sepertinya pemoteretan kali ini menggunakan banyak model karena ada beberapa model cantik dan tampan yang menyapa Mr.Alex mungkin sekitar enam orang atau lebih entahlah aku tidak tahu pasti. Perhatian para model wanita cantik segera beralih saat sebuah mobil hitam besar memasuki area resort,seseorang penumpang turun dengan penampilan casualnya.